Está en la página 1de 9

NAMA : JUITA LESTARI SIANTURI

NO. UKG : 201900741177

LK. 1.2. EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH

Masalah
Analisis eksplorasi penyebab
No. yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
masalah
diidentifikasi
1 Minat belajar Kajian literatur Setelah dianalisis, penyebab
Matematika 1. Berdasarkan hasil penelitian Cep Bambang Firdaus (2019) rendahnya minat peserta didik
peserta didik menyatakan bahwa penyebab minat belajar Matematika siswa terhadap pelajaran Matematika
rendah. rendah adalah karena siswa tidak memiliki perasaan senang atau adalah :
tidak suka terhadap pelajaran tersebut sehingga siswa akan 1) Faktor internal dari siswa
merasa terpaksa untuk belajar. Faktor lain adalah ketertarikan yaitu perasaan tidak senang
pada materi dan guru. Jika materinya dan pengajaran guru atau tidak suka terhadap
menarik dan melibatkan siswa maka siswa akan tertarik untuk pelajaran. Serta ketertarikan
belajar. siswa pada materi dan
Sumber kajian : https://doi.org/10.31004/joe.v2i1.298 pengajaran guru.
2) Apersepsi negatif siswa
2. Berdasarkan hasil penelitian Irna Daulatina Islamiah (2018) tentang pelajaran
menyatakan bahwa secara umum penyebab rendahnya minat matematika karena
siswa dalam belajar matematika adalah guru lebih banyak merupakan pelajaran yang
ceramah, media pembelajaran belum dimanfaatkan, pengolahan sulit.
pembelajaran cenderung klasikal dan kegiatan pembelajaran 3) Metode pengajaran guru
kurang bervariasi. yang masih konvensional
Sumber kajian : https://doi.org/10.31004/joe.v1i2.91 dan kurang bervariasi
4) Pemanfaatan media yang
3. Berdasarkan hasil penelitian Ahmad Fadillah (2016) menyatakan kurang maksimal
bahwa rendahnya minat siswa pada pelajaran matematika 5) Kurangnya pendampingan
disebabkan oleh persepsi siswa yang mengganggap matematika orang tua
adalah pelajaran yang sulit karena memiliki rumus-rumus yang 6) Siswa tidak menemukan
harus dipelajari dan soal-soal yang sulit dipahami. kebermaknaan mempelajari
Sumber kajian : https://doi.org/10.31943/mathline.v1i2.23 matematika

Wawancara
1. Berdasarkan hasil wawancara dengan pakar pendidikan Bapak
Roni Nursyamsu, M.Pd (Dosen Bahasa Inggris Universitas
Kuningan) pada Rabu, 9 November 2022 menyatakan bahwa
rendahnya minat belajar Matematika disebabkan oleh guru yang
belum menumbuhkan ketertarikan siswa pada pelajaran
Matematika. Dia juga menyatakan bahwa siswa tidak mengetahui
potensi dirinya sendiri. Problem atau masalah seperti soal cerita
dalam Matematika yang terkadang sulit dipahami membuat
siswa bingung untuk menyelesaikannya. Persepsi siswa tentang
guru Matematika yang identik dengan guru yang seram juga
mempengaruhi minat siswa dalam belajar. Alat atau media
pembelajaran yang masih minim atau tidak tersedia berperan
dalam rendahnya minat siswa. Hal lainnya adalah terbatasnya
kemampuan orang tua siswa untuk mendampingi atau
membantu siswa saat belajar.

2. Berdasarkan hasil wawancara dengan praktisi pendidikan dan


penulis buku, Bapak Ahmad Isnaini, M.Pd (Dosen Matematika
STMB Multi Smart) pada Rabu, 9 November 2022 menyatakan
bahwa penyebab rendahnya minat belajar siswa terhadap
Matematika adalah persepsi awal siswa yang menganggap
bahwa matematika itu sulit. Selain itu siswa juga tidak paham
mengenai kebermaknaan belajar Matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Berdasarkan hasil wawancara dengan teman sejawat, Tioni
Ekaristin Ompusunggu, S.Pd (Guru Matematika SMP Noble
Medan) pada Jumat, 11 November 2022 bahwa penyebab
rendahnya minat belajar siswa pada pelajaran Matematika adalah
cara mengajar guru yang masih monoton, dan anggapan siswa
terhadap pelajaran Matematika adalah pelajaran yang sulit dan
membosankan.
2 Kemampuan Kajian literatur Setelah dianalisis, penyebab
literasi dan 1. Berdasarkan hasil penelitian Nayla Ziva Salvia, dkk (2022) rendahnya kemampuan literasi
numerasi menyatakan bahwa penyebab rendahnya kemampuan literasi dan numerasi peserta didik
peserta didik dan numerasi peserta didik Indonesia dapat dipengaruhi oleh adalah :
rendah. beberapa faktor yang berbeda seperti kurangnya latihan soal- 1) Peserta didik jarang
soal literasi dan numerasi, guru yang masih belum mampu mengerjakan soal-soal
menyusun soal literasi dan numerasi terutama untuk guru-guru di literasi dan numerasi
tingkat sekolah dasar. Guru juga cenderung membuat soal rutin 2) Kemampuan guru dalam
yang tertutup dan dapat langsung diselesaikan dengan suatu menyusun soal literasi dan
rumus. numerasi masih kurang
Sumber kajian : 3) Guru kurang memfasilitasi
https://proceeding.unikal.ac.id/index.php/sandika/article/view/8 peserta didik agar berlatih
90 berpikir kritis
4) Representasi matematis
2. Berdasarkan hasil penelitian Dekriate Ate, dkk (2022) peserta didik masih rendah
menyatakan bahwa rendahnya kemampuan literasi dan numerasi 5) Peserta didik tidak terbiasa
siswa diakibatkan oleh siswa sangat jarang mengerjakan soal membaca
yang membutuhkan penalaran tinggi, siswa juga belum memiliki 6) Persepsi peserta didik
kemampuan berpikir kritis dan bernalar secara optimum. Hal lain terhadap soal yang panjang
terletak pada guru yaitu guru belum mampu dalam memilih, pasti sulit.
merancang mengembangkan, dan menfasilitasi siswa agar siswa 7)
berlatih untuk berpikir kritis.
Sumber kajian : https://doi.org/10.31004/cendekia.v6i1.1041

Wawancara
1. Berdasarkan hasil wawancara dengan pakar pendidikan Bapak
Roni Nursyamsu, M.Pd (Dosen Bahasa Inggris Universitas
Kuningan) pada Rabu, 9 November 2022 menyatakan bahwa
rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa adalah
karena siswa sulit memahami inti permasalahan soal. Dia juga
menambahkan bahwa siswa kesulitan menerjemahkan
permasalahan soal ke dalam bentuk model matematika.
2. Berdasarkan hasil wawancara dengan praktisi pendidikan dan
penulis buku, Bapak Ahmad Isnaini, M.Pd (Dosen Matematika
STMB Multi Smart) pada Rabu, 9 November 2022 menyatakan
bahwa rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
cerita adalah siswa tidak terbiasa membaca, sehingga
menganggap soal panjang itu soal yang sulit.

3. Berdasarkan hasil wawancara dengan teman sejawat, Ekaristin


Ompusunggu, S.Pd (Guru Matematika SMP Noble Medan) ) pada
Jumat, 11 November 2022 bahwa rendahnya kemampuan literasi
dan numerasi siswa adalah karena rendahnya minat siswa
terhadap pelajaran yang berkaitan dengan matematika,
kemampuan siswa dalam memahami masalah masih rendah,
sistem pembelajaran masih konvensional dan monoton, buku
yang digunakan kurang maksimal dan keterampilan guru dalam
mengembangkan materi pembelajaran belum maksimal.
3 Penerapan Kajian literatur Setelah dianalisis, penyebab
pembelajaran 1. Berdasarkan hasil penelitian Arif Aulia Rahman, dkk (2012) penerapan pembelajaran
inovatif menyatakan bahwa penyebab guru masih belum menerapkan inovatif kurang maksimal
pembelajaran inovatif adalah karena guru belum menemukan adalah :
kurang pembelajaran yang tepat untuk setiap materi yang akan 1) Kemampuan guru masih
maksimal. diajarkan. Guru juga kurang paham mengenai sintaks dan kurang dalam menerapkan
langkah-langkah dalam model pembelajaran inovatif. Hal yang pembelajaran inovatif, baik
juga mempengaruhi adalah fasilitas yang belum memadai di dalam memilih
setiap sekolah. pembelajaran yang tepat
Sumber kajian : untuk setiap materi tetapi
https://www.ejournal.stkipbbm.ac.id/index.php/mtk/article/view/ juga dalam hal menjalankan
197 sintaks atau langkah-
langkahnya.
2. Berdasarkan hasil penelitian Ni Wayan Ririn Trisnayanti (2017) 2) Fasilitas di sekolah yang
menyatakan bahwa penyebab guru belum menerapkan kurang memadai
pembelajaran inovatif adalah kurangnya motivasi guru untuk 3) Guru kurang termotivasi
melaksanakan pembelajaran bermakna. Guru masih untuk melaksanakan
berpandangan mengemas pembelajaran hanya dilihat pembelajaran bermakna
berdasarkan ketuntasan belajar yang dicapai siswa tanpa dan menggunakan
memperhatikan proses kognitif yang dicapai oleh siswa. teknologi
Sumber kajian : 4) Guru kurang memahami
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IJEE/article/download/ karakteristik peserta didik
10155/7583/13643 5) Guru memiliki beban
mengajar yang banyak
Wawancara
1. Berdasarkan hasil wawancara dengan pakar pendidikan Bapak
Roni Nursyamsu, M.Pd (Dosen Bahasa Inggris Universitas
Kuningan) pada Rabu, 9 November 2022 menyatakan bahwa
pembelajaran inovatif tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal
karena penguasaan atau pemahaman guru tentang
pembelajaran inovatif masih kurang. Faktor bahwa guru
mempunyai rangkap jabatan juga membuat guru tidak dapat
menerapkan pembelajaran inovatif dengan maksimal karena
tanggung jawab yang banyak.
2. Berdasarkan hasil wawancara dengan praktisi pendidikan dan
penulis buku, Bapak Ahmad Isnaini, M.Pd (Dosen Matematika
STMB Multi Smart) pada Rabu, 9 November 2022 menyatakan
bahwa penyebab guru belum maksimal dalam menggunakan
teknologi yang termasuk dalam pembelajaran inovatif adalah
guru masih belum beradaptasi dengan teknologi dan pengaruh
lingkungan yang menimbulkan ketidaktertarikan terhadap
perkembangan teknologi.
3. Berdasarkan hasil wawancara dengan teman sejawat, Ekaristin
Ompusunggu, S.Pd (Guru Matematika SMP Noble Medan) pada
Jumat, 11 November 2022 bahwa penyebab penerapan
pembelajaran inovatif yang kurang maksimal adalah karena
kurangnya kemampuan atau pemahaman guru dalam memilih
model pembelajaran yang sesuai dengan materi. Banyaknya jam
mengajar juga sangat mempengaruhi penerapan pembelajaran
inovatif kurang maksimal.

También podría gustarte