Está en la página 1de 46

LAPORAN KASUS

 
UPAYA PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA
TERHADAP Tn.F DALAM MENANGANI
PERMASALAHAN PENYAKIT OSTEOARTHRITIS
Disusun oleh:
Arif Prianggara, S.Ked
209.121.00.15

Pembimbing:
Dr. Farida Rusnianah, M.Kes, (MARS), Dipl.DK
Dr. Arif Yahya
dr. Rosihan Anwar

KEPANITERAAN KLINIK
LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
PUSKESMAS DONOMULYO KAB. MALANG
Pendahuluan

Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi yang paling sering


kita jumpai

Osteoarthritis banyak menyerang pada usia lanjut.dan banyak


menyerang atau terjadi pada pria dan wanita setelah usia 45 tahun

Ada beberapa faktor predisposisi yang diketahui berhubungan erat


dengan terjadinya osteoarthritis sendi lutut yaitu umur, jenis kelamin,
obesitas, faktor hormonal atau metabolisme, genetik, aktivitas kerja
dan trauma.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS

Nama : Tn. F
Umur : 63 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Purworejo
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Petani
Tanggal periksa : 11 – 11 - 2015
ANAMNESIS

Keluhan Utama:
Nyeri pada lutut kanan dan kiri
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke puskesmas donomulyo dengan keluhan
nyeri pada kedua lutut sejak ±2 tahun yang lalu. Pasien
mengatakan nyeri pada kedua lutut kadang hilang timbul.
Namun sejak 1 bulan ini, pasien merasakan nyeri yang tak
kunjung henti dan memberat atau terasa sakit sekali sejak 3
hari ini, kadang kedua lutut terasa sulit untuk di tekuk. Nyeri
dirasakan terutama saat perubahan posisi dari duduk ke
berdiri, berjalan jauh dan berkurang bila istirahat terutama
diluruskan. Pasien juga mengeluhkan lututnya berbunyi
kretek kretek bila dibuat jalan atau ditekuk, tidak pernah
bengkak, panas dan berwarna merah. Keadaan ini membuat
pasien menjadi sulit untuk melakukan pekerjaannya sehari-
hari.
• Riwayat Trauma (-), Darah
tinggi (-), Kolesterol (-),
RPD asam urat (-), kencing
manis (-), penyakit
jantung (-)

• Riwayat sakit serupa


(-),Darah tinggi (-),
RPK Kolesterol (-), asam urat
(-), kencing manis (-),
penyakit jantung (-)
• Pasien dan keluarga tinggal di
Desa. Pasien sehari-hari bekerja
Riwayat sosial sebagai buruh petani.
Penghasilan pasien kurang lebih
ekonomi Rp. 200.000 perminggu,
kebutuhan rumah juga di bantu
oleh anaknya.

• Pasien biasanya makan di rumah.


Variasi makanan berupa nasi, lauk
Riwayat pauk/protein hewani (sesekali,
Kebiasaan dan tidak selalu ada), sayur (singkong,
daun bayam dll), air minum
Gizi berasal dari air sumur yang
dimasak.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : tampak sakit sedang,
Kesadaran : compos mentis GCS 456
Vital Sign
BB : 88 kg Nadi : 87x/menit
TB : 172 cm RR : 21 x/menit
Tensi : 110/70 mmHg Suhu: 36,5oC
Kulit : coklat, turgor baik, ptechie (-)
Kepala : Bentuk mesocephal
Mata : Conjunctiva anemis (- /-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)
Mulut : simetris, bibir pucat (-), lidah kotor (-)
Telinga : Nyeri tekan mastoid (-/-), sekret (-/-)
Tenggorokan : Tonsil (T1/T1), faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-)
Toraks:
Bentuk normal, simetris, pernafasan abdominalthoraco,
retraksi intercostal (-)
Cor :
1. Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
2. Palpasi : ictus cordis kuat angkat
3. Perkusi :
Batas kiri atas : ICS II Linea para sternalis sinistra
Batas kanan atas : ICS II Linea para sternalis dekstra
Batas kiri bawah : ICS V mid clavicula line parasternalis
sinistra
Batas kanan bawah : ICS IV linea para sternalis dekstra
4. Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular,
bising (-) Suara tambahan jantung : (-)
Pulmo
Statis (depan dan belakang)
1. Inspeksi : pergerakan dada kanan sama dengan
dada kiri,irama regular, otot bantu
nafas (-), pola nafas abnormal (-), usaha
bernafas normal.
2. Palpasi: fremitus raba kiri sama dengan kanan
3. Perkusi : sonor/sonor
4. Auskultasi: Suara dasar vesikuler Wheezing (-/-),
Ronki (-/-)
Abdomen :
1. Inspeksi : datar/sejajar dinding dada
2. Auskultasi: peristaltik (+) normal

3. Palpasi : Supel (+), nyeri seluruh lapang perut (-),


hepar dan lientidak teraba, turgor baik,
massa (-), asites (-)
4. Perkusi : timpani seluruh lapangan perut

Ekstremitas superior, inferior :


palmar eritem (-) Akral Hangat : (+/+)
Status lokalis Genu D/S:
Inspeksi : deformitas (-/-), hiperemi (-/-), oedema (-/-),
luka (-/-),
Palpasi : nyeri tekan (-/-), hangat (-/-), krepitasi (+/+)
ROM : Full/Full, nyeri (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Tidak di lakukan
RESUME

Pasien datang ke puskesmas donomulyo dengan keluhan


nyeri pada kedua lutut sejak ±2 tahun yang lalu. Pasien
mengatakan nyeri pada kedua lutut kadang hilang timbul. Namun
sejak 1 bulan ini, pasien merasakan nyeri yang tak kunjung henti
dan memberat attau terasa sakit sekali sejak 3 hari ini, kadang
kedua lutut terasa sulit untuk di tekuk. Nyeri dirasakan terutama
saat perubahan posisi dari duduk ke berdiri, berjalan jauh dan
berkurang bila istirahat terutama diluruskan. Pasien juga
mengeluhkan lututnya berbunyi kretek kretek bila dibuat jalan
atau ditekuk, tidak pernah bengkak, panas dan berwarna merah.
Keadaan ini membuat pasien menjadi sulit untuk melakukan
pekerjaannya sehari-hari.
RESUME

Dari pemeriksaan fisik di dapatkan Keadaan Umum: tampak


sakit sedang, Kesadaran compos mentis GCS 456, Nadi :
87x/menit, RR : 21 x/menit, Tekanan darah: 110/70 mmHg, Suhu:
36,5oC. Status lokalis Genu D/S: Inspeksi; deformitas (-/-),
hiperemi (-/-), oedema (-/-), luka (-/-), Palpasi; nyeri tekan (+/+),
hangat (-/-), krepitasi (+/+), ROM; F/F,nyeri (+)
Working Diagnosis

Osteoartritis Genue Dextra et


Sinistra
Penatalaksanaan
Farmakoterapi
 Natrium diclofenak 2x25 mg (PO)
 Vitamin B complex 2x1 tab
Penatalaksanaan
Non Farmakoterapi
 Edukasi tentang penyakit Osteoartritis
 Istirahat cukup, pola makan sehat
 Mengurangi aktifitas fisik sementara
 Kompres regio genue dengan air hangat jika
mau tidur
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

 Nama Kepala Keluarga : Tn.F


 Alamat Lengkap : Desa puworejo
 Bentuk Keluarga : Extended Family
Pendidika Pasien
No. Nama Kedudukan L/P Usia Pekerjaan Ket
n Puskesmas

Tn.F Kepala
1. L 63 th SD Petani ya OA
(pasien) Keluarga

2. Tn. K Anak P 38 th SMP Petani tidak -

3. Ny.L menantu L 36 th SMP - Tidak -

4. Tn. M Anak L 28 th SMP Petani Tidak -

5. An C Cucu L 8 th - - Tidak -
IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Biologis
Tn.F adalah penderita OA yang berusia 63 tahun.
Tn.F tinggal bersama kedua anak laki laki, menantu
serta dengan cucunya. Istri pasien sudah meninggal
sejak 7 ta tahun yan lalu dikarenakan kecelakaan
IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA

2. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal bersama kedua anak laki-lakinya,
menantu, serta cucunya. Hubungan antar anggota
keluarga Tn.F saling menyayangi, saling mendukung
dan saling memperhatikan satu sama lain.
IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA

3. Fungsi Sosial
Pasien dan keluarga tinggal di pedesaan. Pasien dapat
diterima baik di lingkungan sekitar rumahnya. Komunikasi
dengan tetangga baik. Dalam kehidupan sehari-hari, Tn.F dan
keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa, tidak
mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat.
IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA

4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan


Biaya kebutuhan sehari-hari keluarga dipenuhi oleh Tn.K dan Tn.M
anak dari pasien yang bekerja sebagai petani.. Selain itu kebutuhan juga di
bantu oleh pasien sendiri yang bekerja sebagai buruh tani dengan
pendapatan 200.000 tiap minggu jika ada panggilan dari mandor. Uang
tersebut dipakai untuk kebutuhan rumah tangga, makan, listrik, serta belanja
harian. Penggunaan dana cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup harian.
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Tn.F(pasien) Tn.K Ny.L Tn.M An.C
Saya puas bahwa saya dapat kembali
2 2
A ke keluarga saya bila saya 2 1 2
menghadapi masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya
APGAR score keluarga
P membahas dan membagi masalah 2 2 2
2 2 9+8+9+9+10= 45:5 = 9 →
dengan saya Fungsi Fisiologis Baik.
Saya puas dengan cara keluarga saya Skoring :
1 2
menerima dan mendukung Hampir selalu : 2 poin
G keinginan saya untuk melakukan 2 2 1
Kadang – kadang : 1 poin
kegiatan baru atau arah hidup yang
baru
Hampir tak pernah : 0 poin
Saya puas dengan cara keluarga saya Nilai rata-rata 1-4 = jelek, 5-7
mengekspresikan kasih sayangnya
2 2 = sedang, 8-10 = baik.
A 2 1 2
dan merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll
Saya puas dengan cara keluarga saya
2 2
R dan saya membagi waktu bersama- 1 2 2
sama
Total 9 8 9 9 10
FUNGSI PATOLOGIS DENGAN ALAT SCREEM

SUMBER PATHOLOGY KET

Social Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga dengan
_
saudara. Ikut berpartisi dalam masyarakat misalnya
mengikuti gotong royong.

Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini


_
dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik, banyak tradisi
budaya yang masih diikuti seperti karnaval. Menggunakan Kesimpulan :
bahasa Jawa dan Indonesia, tata krama dan kesopanan
Keluarga Tn.F memiliki
fungsi patologi pada aspek
Religius Pemahaman terhadap ajaran agama baik, demikian juga dalam
-
ekonomi dan pendidikan.
ketaatannya dalam beribadah.

Economy Ekonomi keluarga ini termasuk perekonomian menengah ke


+
atas. Pendapatannya sudah mencukupi untuk standard hidup
layak sehari hari.

Education Tingkat pendidikan dan pengetahuan Tn.F ini tergolong rendah.


+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga ini pergi ke


-
Puskesmas atau dokter.
Pola Interaksi Keluarga

Pasien
(Tn.F)

Ny. L
Tn M

An.C Tn.K

Keterangan :
: Hubungan baik
 Hubungan antara anggota keluarga baik
Genogram

Tn.F

Tn.M TnK Ny.L

An.C
IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KESEHATAN

Identifikasi faktor perilaku keluarga


1. Pengetahuan
 Keluarga mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kesehatan.
Menurut pendapat anggota keluarga, yang dimaksud kondisi sehat
adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak menderita penyakit
sehingga bisa melakukan aktivitasnya dengan baik.
2. Sikap
 Keluarga ini peduli terhadap kesehatan pasien. Saat pasien dibawa ke
Puskesmas, keluarga menemani pasien di Puskesmas.
3. Tindakan
 Keluarga mengantarkan ke Puskesmas untuk berobat. Menantu pasien
juga memperhatikan kesehatan pasien, jika Tn.F sakit lutut menantunya
sering memijat, memasak air hangat untuk kompres pada lutut pasien.
IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KESEHATAN

Identifikasi faktor non perilaku


1. Lingkungan
 Rumah yang dihuni keluarga ini cukup baik, tapi sedikit sempit.
Sumber air keluarga ini berasal dari sumur, kamar mandi dan jamban
sudah ada. Air minum yang digunakan memakai air sumur yang di rebus.
2. Pelayanan kesehatan, Puskesmas, perawat, apotik, dan lain-lain
tergolong jauh dengan rumah keluarga Tn.F, sehingga keluarga sulit
mendapatkan pelayanan medis yang baik dan tepat. Keluarga pasien
memperhatikan kesehatan antar keluarganya apabila ada yang sakit
langsung dibawa berobat.
3. Keturunan
 Tidak terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
dengan pasien.
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH

1. Lingkungan Luar Rumah


 Rumah ini tidak mempunyai pagar dan tidak
mempunyai halaman depan. Saluran pembuangan
limbah sudah tersalur ke got. Pembuangan sampah di
TPA.
 2 Lingkungan Dalam Rumah
 Dinding rumah terbuat dari batu bata dan dicat, lantai
rumah menggunakan keramik. Rumah ini terdiri dari
ruang tamu, 3 kamar tidur, satu dapur, dan satu kamar
mandi. Keluarga ini mempunyai fasilitas MCK keluarga
dan fasilitas air dari sumur.
Denah Rumah

Sumur Kamar mandi

Dapur Kamar III

Kamar II
5m

Kamar I

Ruang Tamu

7m
DAFTAR MASALAH

Tn.F

Osteoartritis a. Pasien memiliki aktifitas yang


berat sebagai buruh tani, sehingga
sendi lutut sering di gerakkan
b. Jarang berolahraga
c. Jarak rumah dengan puskesmas
cukup jauh
DIAGNOSIS HOLISTIK

Aspek personal:
Pasien dengan Osteoartritis
Harapan: pasien dan keluarga berharap pasien segera sembuh, dan bisa
melakukan kegiatan sehari-hari, bekerja mencari nafkah untuk keluarganya.
Kekhawatiran: penyakit pasien kambuh lagi dan tidak bisa bekerja
Aspek klinik:
Osteoartritis
Aspek risiko internal:
-
Aspek risiko eksternal:
Jarang berolahraga
Pasien memiliki aktifitas yang berat sebagai buruh tani, sehingga sendi lutut
sering di gerakkan
Aspek fungsional:
Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan di luar rumah
PENATALAKSANAAN
KOMPREHENSIF
1. Promotif
Tn.M dan keluarga perlu diberi penjelasan mengenai Osteoartritis,
faktor risiko, perjalanan penyakit, serta komplikasinya.
2. Preventif
 Menjelaskan kepada pasien untuk mengurangi aktifitas yang
berlebihan dengan mengurangi gerakan lutut yang berlebihan.
3. Kuratif
 Pemberian NSAID di minum setelah makan
 Kontrol ke puskesma jika ada keluha
4. Rehabilitatif :
 Penderita dianjurkan untuk tetap aktif bekerja jika sudah pulih
 Anjuran Olahraga ringan (dengan streaching genue selama 15 menit
tiap pagi)
 Kompres sendi lutut dengan air hangat jika mau tidur
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Osteoartritis (OA) adalah gangguan sendi yang bersifat


kronis disertai kerusakan tulang rawan sendi berupa
disintegrasi dan perlunakan progresif, diikuti pertambahan
pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang
disebut osteofit, diikuti dengan fibrosis pada kapsul sendi.
 Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal pada proses
penuaan, trauma atau akibat kelainan lain yang menyebabkan
kerusakan tulang rawan sendi.
 Keadaan ini tidak berkaitan dengan faktor sistemik ataupun
infeksi.
FAKTOR RESIKO

FAKTOR PREDISPOSISI FAKTOR BIOMEKANIS


 Faktor Demografi  Riwayat Trauma Lutut
 Usia : >> Usia tua  Robekan ligamentum krusiatum dan
meniskus
 Jenis Kelamin
 Kelainan anatomis
 Ras/Etnis
 Kelainan pada sendi misalnya genue varum
 FaktorGenetik genue valgus
 Abnormalitas kode genetik untuk  Pekerjaan
sintesis kolagen  Pekerjaan berat yang menggunakan lutut
 Faktor Gaya Hidup sebagai tumpuan  Petani, kuli
 Merokok pelabuhan, penambangan
 Konsumsi vitamin D
 Aktivitas fisik
 Sering berdiri lama, naik turun tangga
 Faktor Metabolik setiap hari
 Obesitas  Kebiasaan Olahraga
 Osteoporosis  Sepak bola, lari maraton,
DIAGNOSA

ANAMNESA PEMERIKSAAN FISIK

 Umur >> 50 tahun


 Keluhan : Nyeri dan kaku
(terutama pagi hari) pada
sendi yang terkena
terutama apabila aktivitas
dan enak bila istirahat Gambar 3.1. Fluctuation Test
Detecting Cardinal Signs of
Inflammation of Knee 7
Gambar 3.2.
Palpation of Lateral Joint Line In
 Bila gerak  berbunyi
Patients With Osteoarthritis of Kn
ee
7

kretek – ktekek pada sendi PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Bisa disertai bengkak
 Aktivitas berat  kambuh  Foto Polos
KRITERIA DIAGNOSA
KRITERIA DIAGNOSIS OA LUTUT MENGGUNAKAN KRITERIA KLASIFIKASI AMERICAN
COLLEGE OF RHEUMATOLOGY SEPERTI TERCANTUM PADA TABEL BERIKUT INI5,6
KLASIFIKASI OSTEOARTHRITIS

KLASIFIKASI OSTEOARTHRITIS BERDASARKAN GAMBARAN


RADIOLOGIS4,5

Grade Classification  Description

0 Normal No features of OA

1 Doubtfull Mungkin ada osteopit, Penyempitan diragukan.

2 Mild Osteopit nyata. Normal joint space, tapi mulai ada


penyempitan

3 Moderate Osteopit terbentuk moderate, multiple,


penyempitan nyata, Subchondral sclerosis,
kemungkinan ada deformitas.

4 Severe Deformitas nyata, Subchondral sclerosis berat.


KLASIFIKASI OSTEOARTHRITIS

GAMBAR 3.4 DERAJAT OSTEOARTRITIS BERDASARKAN


MAKROSKOPIS DAN MORFOLOGI.9
PENATALAKSANAAN

NON MEDIKAMENTOSA MEDIKAMENTOSA

 Edukasi  Analgesik
 Mandiri/ tidak bergantung  Paracetamol 1 gram, 4 kali
pada orang lain sehari
 Dietary  OAINS
 Mengurangi makanan
berlemak < 30% dari
kebutuhan total kalori
 Terapi fisik dan terapi kerja
 Penguatan otot, perluasan
ruang lingkup sendi
PENATALAKSANAAN

TERAPI LOKAL PEMBEDAHAN

 Injeksi inta artikular  Arthroscopic debridement


 Steroid  Infeksi lokal atau  Joint debridement
efusi sendi  Dekompresi tulang,
 Hialuronan  Osteotomi
 Terapi topikal  Artroplasti
 Cream OAINS : cream salisilat
TERIMAKASIH

También podría gustarte