Está en la página 1de 10

RESUME MATA KULIAH

KESEHATAN MASYARAKAT

Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Disusun oleh:

1. MELINDA ( PO 6224221313 )
2. ROSA SUKMA WATI ( PO 6224221327 )
3. YING DAHLIA ( PO 6224221340 )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2023
EPIDEMIOLOGI

A. PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi adalah metode investigasi yang digunakan untuk

mendeteksi penyebab atau sumber dari penyakit, sindrom, kondisi atau risiko yang

menyebabkan penyakit, cedera, cacat atau kematian dalam populasi atau dalam

suatu kelompok manusia. Epidemiologi juga didefinisikan sebagai ilmu yang

mempelajari sifat, penyebab, pengendalian, dan faktor-faktor yang mempengaruhi

frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan, dan kematian dalam populasi

manusia. Ilmu ini meliputi pemberian ciri pada distribusi status kesehatan,

penyakit, atau masalah kesehatan masyarakat lainnya berdasarkan usia, jenis

kelamin, ras, geografi, agama, pendidikan, pekerjaan, perilaku, waktu, tempat,

orang dan sebagainya. (Timmreck, 2017: 2)

Epidemiologi berfokus pada tipe dan keluasan cedera, kondisi, atau

penyakit yang menimpa suatu kelompok atau populasi, epidemiologi juga

menangani faktor risiko yang dapat memberikan dampak, pengaruh, pemicu, dan

efek pada distribusi penyakit, cacat/ defek, ketidakmampuan, dan kematian.

Sebagai metode ilmiah, epidemiologi juga digunakan untuk mengkaji pola

kejadian yang mempengaruhi faktor-faktor di atas. Subjek-subjek yang dibahas

dalam epidemiologi adalah distribusi kondisi patologi dari populasi manusia atau

faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi tersebut.(Timmreck, 2017: 2 )

B. RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI


2
Epidemiologi dalam sejarahnya dikembangkan dengan menggunakan

epidemik penyakit menular sebagai suatu model studi dan landasannya masih

seperti pada model penyakit, metode, dan pendekatannya. Pada jaman dahulu,

beberapa epidemik setelah ditelusuri ternyata berasal dari penyebab-penyebab

noninfeksius. Pada tahun 1700, James Lind menemukan bahwa penyakit skorbut

disebabkan karena kekurangan vitamin C dalam makanan. Penyakit defisiensi

gizi lainnya dihubungkan dengan kekurangan vitamin A dan vitamin D. Beberapa

studi juga telah berhasil menghubungkan keracunan timbal dengan berbagai

penyakit ringan, kolik, gout, keterbelakangan mental dan kerusakan saraf pada

anak, pelukis dan pengrajin tembikar.

Dewasa ini, epidemiologi juga telah terbukti efektif dalam

mengembangkan hubungan sebab akibat pada kondisi-kondisi noninfeksius seperti

penyalahgunaan obat, bunuh diri, kecelakaan lalu lintas, keracunan zat kimia,

kanker, dan penyakit jantung. Saat ini area epidemiologi penyakit kronis dan

penyakit perilaku merupakan cabang ilmu epidemiologi yang paling cepat

berkembang.

Epidemiologi dipakai untuk menentukan kebutuhan akan program-

program pengendalian penyakit, untuk mengembangkan program pencegahan dan

kegiatan perencanaan layanan kesehatan, serta untuk menetapkan pola penyakit

endemik, epidemik, dan pandemik. (Timmreck, 2017: 4)

3
C. JENIS JENIS EPIDEMIOLOGI

Berikut adalah beberapa jenis-jenis epidemiologi diantaranya sebagai berikut:

1. Epidemiologi Deskriptif

Epidemiologi Deskriptif merupakan sebuah ilmu yang berkaitan dengan

definisi epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang distribusi penyakit

atau masalah kesehatan masyarakat. Hasil pekerjaan Epidemiologi Deskriptif

diharapkan mampu menjawab pertanyaan mengenai faktor who, where, dan

when. Merupakan langkah awal untuk mengetahui masalah kesehatan dari segi

epidemiologi dengan menjelaskan siapa yang terkena dan dimana serta kapan

terjadinya masalah tersebut. Siapa: bisa berupa variabel umur, jenis kelamin,

suku, agama, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Populasi yang berpotensi

atau punya peluang untuk menderita sakit atau mendapat resiko biasanya disebut

Population at risk (penduduk punya resiko). Dimana : pertanyaan ini mengenai

faktor tempat dimana masyarakat tinggal atau bekerja, atau dimana saja ada

kemungkinan mereka mengadapi masalah kesehatan. Kapan : kejadian penyakit

berhubungan juga dengan waktu. Faktor waktu ini dapat berupa jam, minggu,

bulan, dan tahun, musim.

2. Epidemiologi Analitik

Epidemiologi analitik merupakan ilmu yang berkaitan dengan upaya

epidemiologi untuk menganalisis faktor-faktor determinan maslah kesehatan. Di

sisi diharapkan epidemiologi mampu menjawab pertanyaan Kenapa, atau apa

penyebab terjadinya masalah tersebut. Ada tiga studi tentang epidemiologi ini,

Studi riwayat kasus (case History studies). Dalam stusi ini akan dibandingkan

dengan dua kelompok orang yakni kelompok yang terkena dan tidak terkena suatu

penyakit (kelompok kontrol).Studi kohort (Cohort studies). Dalam studi ini

4
sekelompok orang dipaparkan (ekxposed) pada satu penyebab penyakit (agent).

Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciri-ciri yang sama

dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab

penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat

yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan

antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak.

3. Epidemiologi Eksperimental

Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu

faktor sebagai penyebab tejadinya faktor luaran (penyakit), maka perlu diuji

faktor kebenarannya dengan percobaan atau eksperimen. Misalnya kalu rokok

dianggap sebagai penyebab kanker paru maka perlu dilakukan eksperimen bahwa

jika rokok dikurangi, maka kanker paru akan menurun.

D. KEGUNAAN EPIDEMIOLOGI

1. Menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit atau

sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, defek, ketidakmampuan, sindrom,

atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi dengan

menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal dari

setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu sosial/ perilaku.

2. Menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten dengan

hipotesis yang diajukan dan dengan pengetahuan, ilmu perilaku, dan ilmu

biomedis yang terbaru.

3. Memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian dan

prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang berisiko, dan untuk

pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang

5
diperlukan; yang semuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi

keberhasilan langkah-langkah, kegiatan, dan program intervensi.

E. PRINSIP EPIDEMIOLOGI

Dalam epidemiologi ada 4 prinsip sebagai berikut :

1. Mempelajari sekelompok manusia/masyarakat yang mengalami masalah

kesehatan.

2. Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan pada

sekelompok manusia yang dinyatakan dengan angka frekuensi mutlak atau rasio.

3. Menunjuk kepada banyaknya masalah-masalah kesehatan yang dirinci menurut

keadaan tertentu, di antaranya keadaan waktu, tempat, orang yang mengalami

masalah kesehatan.

4. Merupakan rangkaian kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mengkaji masalah-

masalah kesehatan sehingga diperoleh kejelasan dari masalah tersebut.

F. PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI
Dalam epidemiologi, terdapat tiga tipe pokok pendekatan atau metode.

1. Epidemiologi Deskriptif (Descriptive Epidemiology)

Epidemiologi deskriptif merupakan pengumpulan data dasar terhadap

ketiga faktor penentu kejadian penyakit, yang terdiri atas induk semang (hospes),

agen penyakit, dan lingkungan tempat terjadinya penyakit. Dalam epidemiologi

ini, dipelajari secara umum dan lengkap ketiga faktor penentu kejadian penyakit

tersebut, di samping itu, dalam epidemiologi ini diamati berbagai faktor yang

mungkin sebagai penyebab penyakit. Epidemiologi deskriptif, biasanya

merupakan tahapan awal dalam pendekatan epidemiologi, dan data yang

6
dikumpulkan meliputi indentifikasi induk semang (hospes) yang terserang

penyakit dan keadaan lingkungan tempat terjadinya penyakit tersebut. Dalam

epidemiologi deskriptif, dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut

perubahan variabelnya yang terdiri atas hospes (induk semang), tempat (pla-ce),

dan waktu (time).

Dalam hospes dibahas peranan umur dan jenis kelamin terhadap terjadi

penyakit. Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam berbagai

penyelidikan epidemiologi. Berbagai angka morbiditas/kesekian dan

mortalitas/kematian, dalam hampir semua keadaan menunjukkan adanya

hubungan dengan umur. Kepekaan hewan terhadap berbagai penyakit, sangat erat

hubungannya dengan umur hewan. Hewan muda pada umumnya lebih rentan

terhadap berbagi penyakit jika dibandingkan dengan hewan dewasa. Demikian

pula, jenis kelamin hewan erat hubungannya dengan kepekaan terhadap berbagi

penyakit. Hewan betina lebih sering terserang penyakit brucellosis dan

trichomoniasis ᆳ pada hewan jantan. Kejadian ini diduga karena faktor genetik

atau perbedaan hormonal.

Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna

untuk perencanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit serta dapat

memberikan penjelasan mengenai penyebab penyakit. Hal-hal yang memberikan

kekhususan pola penyakit di suatu daerah adalah keadaan lingkungan yang khusus

seperti temperatur, kelembaban, curah hujan, ketinggian di atas permukaan laut

(dataran tinggi/rendah), keadaan dan sumber air minum. Banyak penyakit hanya

ditemukan pada daerah tertentu. Misalkan, penyakit demam kuning (yellow

fever), kebanyakan terjadi di Amerika Latin. Distribusinya disebabkan oleh

adanya “reservoir” infeksi (manusia dan kera), vektor (Aades aegypty), penduduk

7
yang rentan, dan keadaan iklim yang memungkinkan suburnya agen

penyebab/etiologis penyakit. Berbagai contoh penyakit yang terbatas pada daerah

tertentu atau frekuensinya tinggi pada daerah tertentu, misalnya Schistosomiasis

di daerah yang banyak terdapat keong (Lembah Nil, Jepang); gondok endemic

(endemic goiter) di daerah yang kekurangan zat yodium.

Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan

dasar dalam analisis epidemiologi, oleh karena berbagai perubahan penyakit

menurut waktu menunjukkan adanya perubahan berbagai faktor

penyebab/perubahan angka morbiditas/ kesakitan, kejadian penyakit dibedakan

menjadi:

1) fluktuasi jangka pendek, yaitu perubahan angka morbiditas terjadi dalam

beberapa jam (misalnya epidemi keracunan makanan), hari, minggu,

(epidemi influenza), dan bulan (epidemi cacar);

2) perubahan secara siklus, yaitu berbagai perubahan angka morbiditas terjadi

secara berulang antara beberapa hari, bulan (musiman), dan tahun

(peristiwa semacam ini dapat terjadi baik pada penyakit infeksi maupun

penyakit non-infeksi yang ditularkan melalui vektor pada siklus tertentu);

dan

3) berbagai angka morbiditas yang berlangsung dalam periode waktu yang

panjang, bertahun-tahun atau puluhan tahun, yang desebut ‘secular trens’.

2. Epidemiologi Analitik (Analytic Epidemiology)

Pendekatan atau studi ini digunakan untuk menguji data dan informasi

yang diperoleh dalam studi epidemiologi deskriptif. Data tersebut dianalisis

secara cermat terhadap kejadian penyakit. Da-lam pendekatan ini, dilakukan

8
penelusuran ulang ke belakang dengan menganalisis berbagai data yang ada

hubungannya dengan penyakit tersebut, untuk dapat membantu menemukan

penyebab penyakit tersebut. Ada dua studi tentang epidemiologi ini, yaitu:

a. Studi Riwayat Kasus

Studi riwayat kasus membandingkan dua kelompok orang/hewan,

yakni kelompok yang terkena penyakit dibandingkan dengan kelompok yang

tidak terkena penyakit (kelompok kontrol). Sebagai contoh, ada hipotesis

yang menyatakan bahwa penyebab utama kanker paru adalah rokok. Untuk

menguji hipotesis ini, diambil sekelompok orang penderita kanker paru.

Kepada penderita ini, ditanyakan ihwal kebiasaan merokok. Dari jawaban

pertanyaan tersebut, terdapat dua kelompok, yakni penderita yang

mempunyai kebiasaan merokok dan penderita yang tidak merokok.

Kemudian data kedua kelompok ini diuji dengan statistik, apakah ada

perbedaan yang bermakna di antara kedua kelompok tersebut.

b. Studi Kohort (Cohort Studies)

Dalam studi ini sekelompok orang/hewan dipaparkan (expo-sed) pada

suatu penyebab penyakit (agent), kemudian diambil sekelompok orang/hewan

lain yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi

tidak dipaparkan atau dikenakan oleh penyebab penyakit; kelompok kedua ini

sering disebut sebagai kelompok kontrol. Antara kedua kelompok ini

kemudian dibandingkan, dan dicari perbedaan di antara keduanya tersebut

apakah bermakna atau tidak. Sebagai contoh, untuk membuktikan bahwa

merokok merupakan faktor utama penyebab kanker paru, diambil dua

kelompok orang. Kelompok satu, terdiri atas orang-orang merokok dan

kelompok lainnya terdiri atas orang-orang yang tidak merokok. Kemudian

9
diperiksa apakah ada perbedaan pengidap kanker paru antara kelompok

perokok dan kelompok tidak perokok.

3. Epidemiologi Eksperimen (Experimental Epidemiology)

Studi ini melakukan eksperimen (percobaan) kepada kelompok subjek,

kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikenai

percobaan). Sebagai contoh, untuk menguji keampuhan suatu vaksin, dapat

diambil suatu kelompok anak kemudian diberikan vaksin tersebut. Sementara itu,

diambil sekelompok anak pula sebagai kontrol yang diberikan placebo. Setelah

beberapa tahun kemudian, dilihat berbagai kemungkinan timbulnya penyakit yang

dapat dicegah dengan vaksin tersebut, kemudian dibandingkan antara kelompok

percobaan dan kelompok kontrol. Inti dari epidemiologi eksperimental adalah

untuk mencari penyebab/kausa dari suatu penyakit.

10

También podría gustarte