Está en la página 1de 5

TUGAS TUTORIAL 1

Mata Kuliah : Pembelajaran Matematika SD


UT UPBJJ Bandung Pokjar PSM Garut

1. Sebutkan dan jelaskan beberapa teori belajar yang dapat diterapkan untuk
pengembangan dan perbaikan pembelajaran matematika.
2. Jelaskan tentang pelaksanaan pembelajaran matematika yang konstruktivis.
3. Jelaskan suatu konsep matematika SD yang pernah saudara ajarkan. Jelaskan pula
media pembelajaran atau bahan manipulatif apa yang digunakan serta cara kerjanya.

Selamat mengerjakan 
NAMA : ENENG HERLINA
KELAS :B
NIM : 857453841
JAWABAN
1. Beberapa teori belajar yang dapat diterapkan untuk pengembangan dan perbaikan
pembelajaran matematika diantaranya;
1. Teori Thorndike
Teori thorndike disebut juga Teori penyerapan, yaitu teori yang memandang peserta
didik selembar kertas putih, penerima pengetahuan yang siap menerima
pengetahuan secara pasif.Teori ini bersifat Behavioristik (mekanistik)
2. Teori Ausubel
Teori makna (meaning theory) dari Ausubel (Brownell & Ghazal ) mengemukakan
pentingnya kebermaknaan pembelajaran akan membuat pembelajaran akan lebih
bermanfaat dan akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik.Teori ini
disebut juga Teori Holistik karena mempunyai pandangan pentingnya keseluruhan
dalam mempelajari bagian-bagian.
3. Teori Jean Piaget
Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tingkat perkembangan
intelektual anak sebelum suatu bahan pelajarana matematika diberikan.tahap
perkembangan anak menurut Piaget :
1. Sensori motor ( 0-2 tahun )
2. Pra-operasional ( 2-7 tahun )
3. Operasional Konkret ( 7-11 tahun )
4. Operasional ( > 11 Tahun ).
Konservasi : Konservasi bilangan, konservasi panjang, konservasi isi.
4. Teori Vygotsky
Teori ini berusaha mengembangkan model konstruktivistik belajar mandiri piaget
menjadi belajar kelompok melalui teori ini peserta didik dapat memperoleh
pengetahuan melalui kegiatan yang beranekaragam dengan guru sebagai fasilitator.
5. Teori Jerome Bruner
Berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu kemampuan mental anak
berkembang secara bertahap mulai dari sederhana ke yang rumit, mulai dari yang
mudah ke yang sulit, dan mulai dari yang nyata ke yang abstrak.Bruner : “ 3
tingkatan yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasikan keadaan peserta didik,
yaitu :
1. Enactive ( Manipulasi objek langsung )
2. Iconic ( Manipulasi objek tidak langsung )
3. Symbolic ( Manipulasi simbol )
6. Teori Pemecahan ( George Polya )
Menyebutkan teori heuristik ( bantuan untuk menemukan ), meliputi : 1.Understand
the Problem; 2. devise the plan; 3.Carry out the yhe plan; 4.look back.Pemecahan
masalah merupakan realisasi dari keinginan meningkatkan pembelajaran
matematika sehingga peserta didik mempunyai pandangan atau wawasan yang luas
dan mendalam ketika menghadapi suatu masalah.
Charles dan laster : mendefinisikan :Suatu masalah adalah suatu tugas yang mana :
1. Seseorang tertantang untuk menyelesaikan
2. Seseorang tidak mempunyai prosedur yang siap pakai untuk memperoleh
penyelesaian;
3. Seseorang harus melakukan suatu usaha untuk memperoleh penyelesaian.
Bentuk pertanyaan yang memerlukan pemecahan masalah antara lain :
1. Soal cerita ( Verbal/Word problems )
2. Soal tidak rutin ( Non-routine mathematics problem )
3. Soal nyata ( Real/application problems )
Pendekatan pembelajaran matematika yang bersifat konstruktivistik dan bernuansa
pemecahan masalah :
1. Penemuan terbimbing ( Guided discovery )
2. Penyelidikan Matematika (Mathematical investigation )
3. Berakhir terbuka ( Open-ended )
4. Banyak selesaian ( Multiple solutions )
5. Banyak cara menyelesaikan ( multiple methods of solutions )
6. Tugas menulis matematika ( Writting in mathematics )
7. Teori Van Hiele ( Hierarkis Belajar Geometri )
Teori ini menyatakan bahwa eksistensi dari 5 tingkatan yang berbeda tentang
Pemikiran Geometrik, yaitu :
1. Level 0 ( Visualisasi )
2. Level 1 ( Analisis )
3. Level 2 ( Deduksi informal )
4. Level 3 ( Deduksi )
5. Level 4 ( Rigor )
8. RME ( Realistic Mathematics Education )
Teori ini dimaksudkan untuk memulai pembelajaran matematika dengan cara
mengaitkannya dengan situasi dengan dunia nyata di sekitar siswa.
Freudenthal dan Treffers adalah tokoh yang mengembangkan RME.
9. Peta Konsep
Peta konsep adalah implementasi pembelajaran bermakna dari Ausubel, yaitu
kebermaknaan yang ditunjukan dengan bagan atau peta sehingga hubungan
antarkonsep menjadi jelas, dan keseluruhan konsep teridentifikasi.
Komponen Standar Guru Matematika yang Profesional :
1. Penguasaan dalam pembelajaran matematika
2. Penguasaan dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran matematika
3. Penguasaan dalam pengembangan profesional guru Matematika

2. Beberapa strategi pembelajaran matematika yang konstruktivistik dan dianggap sesuai


pada saat ini antara lain (1) problems solving, (2) problems posing, (3) open-ended
problems, (4) mathematical investigation, (5) guided discovery, (6) contextual learning,
dan (7) cooperative learning.
Pembelajaran dengan teori belajar konstruktivisme meliputi empat kegiatan, antara lain
1) berkaiatan dengan prior knowledge siswa artinya guru dapat melihat kemampuan
siswa dalam belajar matematika,
2) mengandung kegiatan pengalaman nyata (experiences) artinya belajar dengan
pendekatan konstruktivisme dapat diambil dari pengalaman atau dalam kehidupan
sehari-hari,
3) terjadi interaksi sosial (social interaction) maksudnya pembelajaran matematika
dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat dan
4) terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan (sense making) maksudnya
pembelajaran dapat membentuk sifat saling kerja sama.

Proses pembelajaran dengan teori belajar konstruktivisme sebagai berikut:


1) siapkan benda–benda nyata untuk digunakan oleh para siswa,
2) pilihlah pendekatan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
3) perkenalkan kegiatan yang layak dan menarik serta beri kebebasan anak untuk
menolak saran guru,
4) tekankan penciptaan pertanyaan dan masalah serta pemecahannya,
5) anjurkan siswa untuk saling berinteraksi,
6) hindarilah istilah teknis dan tekankan berpikir,
7) dianjurkan mereka berpikir dengan cara sendiri, dan
8) perkenalkan kembali materi dan kegiatan yang sama setelah beberapa tahun
lamanya. 

3. Konsep yang diajarkan ialah menemukan rumus Volume Kerucut dengan menggunakan
pendekatan pada bangun Tabung.
Media yang digunakan.
 Bangun ruang Tabung dan kerucut dengan tinggi dan diameter tabung sama
dengan kerucut.
 Beras secukupnya
Cara kerja.
 Masukan beras pada kerucut hingga penuh
 Pindahkan beras yang terdapat dalam kerucut ke dalam tabung
 Lakukan langkah 1 dan 2 hingga tabung terisi penuh
 Hitung berapa kali beras dipindahkan dari dalam kerucut hingga mengisi penuh
tabung

Pembuktian
Beras di dalam kerucut dapat mengisi penuh 1 tabung sebanyak 3 kali , maka
didapat;
1
Volue Kerucut = x luas alas x tinggi
3
1
= x π r2 x t
3

También podría gustarte