Está en la página 1de 9

TUGAS AGENDA 3

MODUL 1
SMART ASN

A. KEGIATAN BELAJAR: LITERASI DIGITAL


1. Kegiatan Belajar 1: Literasi Digital
Berdasarkan petunjuk khusus dari Presiden pada Rapat Terbatas Perencanaan
Transformasi Digital, bahwa transformasi digital di masa pandemi maupun pandemi yang
akan datang akan mengubah secara struktural cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi,
belajar, bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak fisik menjadi lebih banyak
ke daring yang akan dihadapi oleh semua lapisan masyarakat termasuk ASN.
Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat
menggunakan media digital secara bertanggung jawab. Hal ini termasuk dalam visi misi
Presiden Jokowi untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Penilaiannya dapat
ditinjau dari etis dalam mengakses media digital (digital ethics), budaya menggunakan
digital (digital culture), menggunakan media digital dengan aman (digital safety), dan
kecakapan menggunakan media digital (digital skills).
a) Percepatan Transformasi Digital
Menurut Vial (2019), transformasi digital memberikan lebih banyak informasi,
komputasi, komunikasi, dan konektivitas yang memungkinkan berbagai bentuk
kolaborasi baru di dalam jaringan dengan aktor yang terdiversifikasi. Di Indonesia,
percepatan transformasi digital didukung sepenuhnya oleh pemerintah. Dalam visi
misi Presiden Jokowi tahun 2019-2024, disebutkan bahwa masa pemerintahan yang
kedua berfokus pada pembangunan SDM sebagai salah satu visi utama yaitu :
Pembangunan infrastruktur, Pembangunan SDM, Keterbukaan Investasi, Reformasi
Birokrasi, Penggunaan APBN fokus & tepat sasaran.
b) Pengertian Literasi Digital
Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan
(affordances) yang dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi, berbagi,
diskusi, dan evaluasi opini publik melalui cara tekstual (Barton dan Lee, 2013).
Konsep literasi digital pun semakin berkembang seiring zaman. Menurut definisi
UNESCO dalam modul UNESCO Digital Literacy Framework (Law, dkk., 2018)
literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola, memahami,
mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi
secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang
layak, dan kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara beragam disebut
sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media.”
c) Peta Jalan Literasi Digital
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat
digital yang dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital.
Masyarakat digital meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan
infrastruktur digital. Pemerintah digital meliputi regulasi, kebijakan, dan
pengendalian sistem digital. Sementara itu, ekonomi digital meliputi aspek SDM
digital, teknologi penunjang, dan riset inovasi digital.
d) Lingkup Literasi Digital
Dalam hal lingkup literasi digital, kesenjangan digital (digital divide) juga
menjadi hal yang perlu dipahami. Kesenjangan digital merupakan konsep yang telah
lama ada. Pada awal mulanya, konsep kesenjangan digital ini berfokus pada
kemampuan memiliki (ekonomi) dan mengoperasikan perangkat digital (komputer)
dan akses (Internet). Namun, konsep ini telah berkembang menjadi beberapa aspek
yang lebih komprehensif. Manfaat dan akses dari dunia informasi digital menjadi
indikasi semua warga negara mendapatkan manfaatnya seperti halnya pada negara-
negara maju (Rahmawati, dkk. 2020).
e) Implementasi Literasi Digital
Transformasi digital di sektor pendidikan di Indonesia bukanlah suatu wacana
yang baru. Berbagai perbincangan, regulasi pendukung, dan upaya konkret
menerapkan transformasi digital di lingkungan perguruan tinggi dan semua tingkat
sekolah di Indonesia telah dilakukan. Jika sebelumnya berbagai wacana, kebijakan
pendukung, serta sosialisasi tentang era industri 4.0 belum berhasil membuat industri
pendidikan universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi, hingga sekolah
dasar dan menengah mencapai progress signifikan pada transformasi digital
pendidikan Indonesia, terjadinya pandemi COVID-19 justru memberikan dampak
luar biasa dalam aspek ini (Suteki, 2020).

B. KEGIATAN BELAJAR 2: PILAR LITERASI DIGITAL


1. Etika Bermedia Digital
Etika bermedia digial adalah kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-harI. Etika
tradisional adalah etika berhubungan secara langsung/tatap muka yang menyangkut tata
cara lama, kebiasaan, dan budaya yang merupakan kesepakatan bersama dari setiap
kelompok masyarakat, sehingga menunjukkan apa yang pantas dan tidak pantas sebagai
pedoman sikap dan perilaku anggota masyarakat. Etika kontemporer adalah etika
elektronik dan digital yang menyangkut tata cara, kebiasaan, dan budaya yang
berkembang karena teknologi yang memungkinkan pertemuan sosial budaya secara
lebih luas dan global. Maka, ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut
pertimbangan perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran),
dan nilai kebajikan. Baik itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, berpartisipasi,
berkolaborasi dan bertransaksi elektronik.
2. Budaya Bermedia Digital
Bangsa Indonesia diwajibkan untuk memiliki sikap dan perilaku yang
menjunjung nilai nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Keduanya menjadi
landasan yang kuat dalam bersosialisasi di masyarakat baik secara tatap muka maupun
melalui kegiatan dalam jaringan (daring). Manusia harus memiliki mental yang tangguh
dan memiliki prinsip dalam menjalankan tugas tugas berkomunikasi dengan orang lain.
Sikap Pancasila ditunjukkan dalam berkegiatan kemanusiaan dalam berbagai kegiatan,
salah satu aplikasinya melalui media sosial yaitu melalui penggunaan nilai nilai
Pancasila dalam berkomunikasi antar sesama manusia. Terutama dalam menjalankan
tugas tugas sebagai duta bangsa dalam kesenian dan teknologi serta dalam menjalankan
tugas sebagai duta pariwisata untuk mempromosikan produk dalam negeri.
3. Aman Bermedia Digital
Membahas tentang keamanan digital berarti membahas berbagai aspek
keamanan, mulai dari menyiapkan perangkat yang aman hingga menyediakan panduan
untuk berperilaku di media digital yang rendah risiko. Ada lima indikator atau
kompetensi yang perlu ditingkatkan dalam membangun area kompetensi keamanan
digital, yaitu: 1. Pengamanan perangkat digital; 2. Pengamanan identitas digital; 3.
Mewaspadai penipuan digital; 4. Memahami rekam jejak digital; dan 5. Memahami
keamanan digital bagi anak.
4. Cakap Bermedia Digital
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan
media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan
teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah
konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk
menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada
kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang
dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017).
Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya
mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh
tanggung jawab.

C. KEGIATAN BELAJAR 3: IMPLEMENTASI LITERASI DIGITAL DAN


IMPLIKASINYA
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan
aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan
solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian masyarakat
Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020). Angka ini
melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43 menit
setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) tahun 2020, selama pandemi COVID-19 mayoritas masyarakat Indonesia mengakses
internet lebih dari 8 jam sehari. Pola kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah
secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan
wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga
negara.
MODUL 1
MANAJEMEN ASN

A. Kegiatan Belajar I : Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN
1. Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berikut beberapa
konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas : Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik, Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar
negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini
sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering
terjadi adanya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan
birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi
kesatuan bangsa.
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut: 1) Pelaksana kebijakan public; 2) Pelayan public; dan 3) Perekat dan
pemersatu bangsa. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut: 1) Pelaksana kebijakan public; 2) Pelayan public; dan 3)
Perekat dan pemersatu bangsa. Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana,
pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas
dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Hak dan Kewajiban ASN
Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut :
PNS berhak memperoleh:
- Gaji, Tunjangan, Dan Fasilitas;
- Cuti;
- Jaminan Pensiun Dan Jaminan Hari Tua;
- Perlindungan; Dan
- Pengembangan Kompetensi.
Sedangkan PPPK berhak memperoleh:
- Gaji Dan Tunjangan;
- Cuti;
- Perlindungan; Dan
- Pengembangan Kompetensi.
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
- Setia dan taat pada pancasila, undang-undang dasar negara republik indonesia tahun
1945, negara kesatuan republik indonesia, dan pemerintah yang sah;
- Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
- Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
- Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
- Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab;
- Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
- Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
- Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
- Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;
- melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
- melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
- melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
- melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
- menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
- menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif,
dan efisien;
- menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
- memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
- tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain;
- memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
- melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin Pegawai
ASN.

B. Kegiatan Belajar 2 : Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN


Sistem merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang
menggambarkan diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan semua proses dalam
pengelolaan ASN yakni pada pertimbangan kemampuan dan prestasi individu untuk
melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan kinerja). Penerapan sistem merit dalam
pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan
ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah
nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan
yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepasa masyarakat maupun
jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah
mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya.
C. Kegiatan Belajar 3 : Mekanisme Pengelolaan ASN
1) Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK
2) Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat
dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan
hari tua, dan perlindungan
3) Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja;
penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan;
disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
4) Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan
lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka
dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi,
kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta
persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5) Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2
(dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat
Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak
lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.
6) Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat
diduduki paling lama 5 (lima) tahun
7) Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan
laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan
pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri
8) Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat
menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan
status sebagai PNS.
9) Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga
kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN
sebagai pemersatu bangsa.
10) Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam
Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN
diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antarInstansi Pemerintah
11) Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif
terdiri dari keberatan dan banding administrative.

También podría gustarte