Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PERILAKUBERESIKOPADAREMAJADANPRAKONSEPSI
DISUSUSNOLEH :
LIDIA PUSPITA SARI
2115302176
PROGRAMSTUDIS-1KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN FORT DE KOCK
BUKITTINGGITAHUNPELAJARAN2022
KATAPENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa,karena berkat rahmat dan karunia yang telah diberikan,penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan resume tentang “Perilaku Beresiko Pada Remaja”.
Penulisan isi makalah ini masih jauh dari sempurna, serta masih perlu di
kembangkan lebih lanjut lagi sebagaimana mestinya,mungkin ha lini dikarenakan
faktor kemampuan dan lain sebagainya yang menghambat prosespembuatannya
penulis berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yangterbaik.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dari
semua pihak,guna untuk perbaikan dan kesempurnaan isi dari makalah ini.Semoga
makalah ini mampu memberikan konstribusi positif dan bermakna dalam proses
pembelajaran. Akhir kata kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih bagi
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Talu,Mai2023
Penulis
RESUME PERILAKU BERESIKO PADA REMAJA
PEMBAHASAN
2. Pengertian Remaja
adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut badan
remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Remaja adalah waktu
manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat
2021). Menurut beberapa ahli rentang usia remaja ialah 10 tahun hingga
21 tahun. Remaja adalah fase peralihan dari anak anak menuju dewasa.
fisik, kreatif, kognitif, sosial dan bahasa. Respon yang terjadi pada
sebagai berikut:
seperti sikap tentang masa anak- anak dan remaja bermain seksual
dengan diri sendiri atau dari jenis kelamin yang sama atau lawan jenis
C. Etika
dewasa dan tidak berbahaya bagi pasangan tersebut agar tidak terjadi
penyesuaian diri muncul karena dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri
remaja(internal) maupun faktor dari luardiri (eksternal).
2. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak terbiasa mengendalikan diri
1. Persoalan keluarga.
1. Perilaku beresiko
7. Kehamilan dan persalinan usia muda yang beresiko kematian ibu dan
bayi
a. Kekerasan
b. Bullying
Bentuk perilaku bullying yang dilakukan siswa disekolah bisa bullying verbal,
bullying fisik, bullying mental psikologis.Bullying verbal seperti menertawakan,
menggosipkan, mengejek dan menjauhi teman.Bullying fisik diantaranya seperti
memukul, mencupit, menendang dan mendorong.Sedangkan
bullyingmental/psikologis seperti mempermalukan. Alasan dari bullying
biasanya karena kesal, iseng, hanya lelucon, meskipun itu dianggap remeh
ataupun hal yang asik atau lelucon bagi si pelaku bullying tetapi itu adalah hal
yang menyakitkan bagi korban bullying. Bukan hanya mengganggu fisik tetapi
psikis dan mentalnya juga akan tergangu, yang mana itu akan menggangu
keseharian dan aktivitasnya. Dan biasanya pelaku bullying bukan hanya
dilakukanhanya 1 orang saja tetapi itu bisa 1-5 orang bahkan bisa lebih.
c. Pelecehan seksual
Pelecehan seksual sering terjadi di kalangan remaja baik itu di SD, SMP maupun
SMA, yang mana biasanya tertuju kepada perempuan. Pelecehan seksual juga bisa
seperti mengomentari bagian tubuh seseorang, dan pada remaja bisa juga terjadi
seperti memegang area sensitif.Hal itu bisa menyebabkan korban menjadi
terganggu dan trauma
d. Merokok
5. CaraMencegah PerilakuBeresiko
Program kesehatan remaja yang telah banyak dilakukan adalah usaha
pencegahan perilaku beresiko remaja, terutama tentang perilaku seks beresiko dan
penyalahgunaan zat adiktif.. Ketersediaan akses dan informasi yang lengkap dapat
mempengaruhi keterampilan remaja dalam mengambil keputusan untuk berperilaku
sehat. Remaja perlu memahami bahwa setiap keputusan yang diambilnya akan
menghasilkan konsekuensi yang harus ditanggung seumur hidupnya baik secara fisik,
psikis dan sosial.
Di era globalisasi ini, akses informasi cukup luas, termasuk informasi tentang
berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku beresiko remaja. Oleh karena itu, yang
lebih diperlukan oleh remaja bukan sekedar informasi namun lebih penting
bagaimana mengembangkan cara-cara pengelolaan diri remaja. Secara personal,
program kesehatan remaja dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan
pengendalian diri dan perilaku produktif untuk dapat menghadapi perubahan identitas
perannya sebagai remaja. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol
diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan.
Remaja sebaiknya mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa
yang telah melampaui masa remajanya dengan baik, atau juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. Selain itu, penting juga
mengkondisikan faktor-faktor di luar diri remaja agar dapat mendukung kemampuan
pengelolaan diri remaja, seperti, seperti: hubungan dengan orang tua dan teman
sebaya. Sebaiknya orangtua juga mau berupaya untuk membenahi kondisi keluarga
sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
Pola asuh dan komunikasi orang-tua dan anak diupayakan menjadi lebih berorientasi
pada kebutuhan perkembangan remaja, orang-tua akan berperan sebagai support
system bagi remaja sehingga remaja yang merasa aman dan diterima orang-tuanya
akan lebih mampu menghadapi tantangan perubahan masa remaja. Dalam hubungan
dengan teman sebaya, remaja perlu mengembangkan ketahanan diri agar tidak mudah
terpengaruh jika sikap dan perilaku teman sebaya atau komunitas tidak produktif atau
bahkan dapat merugikan diri dan masa depan remaja. Pada umumya, waktu remaja
lebih banyak dihabiskan di sekolah, sehingga lingkungan sekolah juga dapat
dipandang sebagai tantangan dunia remaja. Maka sistim pendidikan di sekolah perlu
menyeimbangkan perkembangan aspek kognitif dan juga aspek kepribadian agar si
remaja lebih mampu mengembangkan keterampilan hidup di sekolah. Lebih lanjut,
aspek demografis juga perlu diperhatikan karena kebutuhan kesehatan reproduksi
remaja di berbagai wilayah di Indonesia juga dapat berbeda karena dipengaruhi oleh
aspek sosial, budaya, serta historis-geografis (perkotaan-pedesaan). Maka perlu juga
dipertimbangkan pembuatan kebijakan-kebijakan sosial masyarakat yang fokus pada
perbaikan keadaan sosial ekonomi secara mikro dan makro. Secara umum, seluruh
uraian ini menekankan bahwa pengembangan program kesehatan remaja harus selalu
berpijak pada berbagai faktor kontekstual dan aktual remaja yang menjadi target
program kesehatan
berarti didapat dan bukan penyakit keturunan. Immune Deficiency artinya menurunnya
HIV (Human Immunodeficiency Virus), virus penyebab AIDS, dapat menular dari
ibu yang terinfeksi HIV ke bayinya. Tanpa upaya pencegahan, kurang-lebih 30 persen
bayi dari ibu yang terinfeksi HIV menjadi tertular juga (Kemenkes RI, 2017).
Infeksi dapat terjadi kapan saja selama kehamilan, namun biasanya terjadi beberapa
saat sebelum atau selama persalinan. Bayi lebih mungkin terinfeksi bila proses
persalinan berlangsung lama. Selama persalinan, bayi yang baru lahir terpajan darah
ibunya. Meminum air susu dari ibu yang terinfeksi dapat juga mengakibatkan infeksi
pada si bayi. Ibu yang HIV-positif sebaiknya tidak memberi ASI kepada bayinya
b. Penyebab
AIDS disebabkan oleh virus yang bernama HIV, Human Immunodeficiency Virus.
Apabila terinfeksi HIV, maka tubuh akan mencoba untuk melawan infeksi tersebut.
HIV. Tes darah untuk HIV berfungsi untuk mencari keberadaan antibodi tersebut.
Apabila anda memiliki antibodi ini dalam tubuh anda, maka artinya anda telah
terinfeksi HIV. Orang yang memiliki antibodi HIV disebut Orang dengan HIV dan
Seseorang dapat terinfeksi HIV, yang kemudian berkembang menjadi AIDS. HIV
didapatkan dari orang-orang yang telah terinfeksi, bahkan bila mereka tidak terlihat
sakit dan bahkan bila hasil tes HIV mereka belum menunjukkan HIV-positif. Darah,
cairan vagina, air mani, serta air susu orang yang terinfeksi memiliki virus HIV
dalam jumlah yang cukup untuk dapat menginfeksi orang lain (Kemenkes RI, 2017).
3) Terlahir dari ibu yang terinfeksi, atau minum air susu ibu yang terinfeksi
2) Batuk, sersin
4) Makan/minum bersama
d. Gejala HIV
Kita mungkin tidak tahu kalau kita telah terinveksi HIV. Gejala seperti demam, sakit
kepala, pegal otot dan persendian, sakit perut, pembengkakan kelenjer getah bening atau
gangguan kulit selama satu minggu atau dua minggu sering dikira flu, namun banyak juga
orang yang tidak mengalami gejala sama sekali. Setelah gejala seperti flu awal banyak
orang dengan HIV yang tetap sehat selama 10 tahun atau lebih namun dalam waktu ini
HIV telah merusak kekebalan tubuh. Hal laian yang berhubungan dengan AIDS adalah
kehilangan berat badan, tumor otak, dan masalah kesehatan lainnya (Kemenkes, 2017).
Data HIV Tahun 2022 diIndonesia
Jumlah ODHIV yang ditemukan periode Januari–Maret2022 sebanyak 10.525 orang dari
941.973 orangyang dites HIV, dan sebanyak 8.784 orang mendapat pengobatan ARV (83,4%).
DAFTARPUSTAKA
KesehatanPeduliRemaja(PKPR).Jakarta6.Heny,JurnalKesehatanReproduksiVol.1
Fatoni,Z.,Situmorang,A.,Prasetyoputra,P.,&Seftiani,S.(2016).Perankeluarga dan
KependudukanLIPI.
LaporanEksekutifPerkembanganHivAidsDanPenyakitInfeksiMenularSeksual(Pims)