Está en la página 1de 21

KONSTITUSI

INDONESIA
Mata Kuliah : Kewarganegaraan
DAFTAR ISI
KONSTITUSI INDONESIA
I. Mengapa Konstitusi Penting Bagi Sebuah Negara
Bagaimana Sejarah Terbentuknya Konstitusi
II.
Indonesia
Bagaimana Bentuk Konstitusi dan Prosedur
III.
Perubahan Konstitusi
IV. Bagaimana Dinamika Pelaksanaan Konstitusi
Indonesia Pada Masa Orde Lama, Orde Baru dan
Orde Reformasi
V. Bagaimana Permasalahan dan Solusi Terkait
Pelaksanaan Konstitusi Indonesia
I. Mengapa Konstitusi Penting Bagi Sebuah Negara
Konstitusi memiliki arti penting bagi suatu negara karena :
1) Mengatur jalannya pemerintahan, artinya konstitusi menjadi pedoman yang mengatur
jalannya pemerintahan dan membagi kekuasaan antarlembaga pemerintahan.

2) Membatasi kekuasaan, artinya konstitusi membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak


bertindak sewenang-wenang dan memastikan bahwa kebijakan yang dijalankan tetap
dilakukan demi kesejahteraan rakyat.

3) Menjamin hak asasi manusia, artinya konstitusi menjadi pedoman agar hak–hak warga
negara dan hak asasi manusia tidak dilanggar dan terus dijamin oleh pemerintah.

4) Menjadi hukum tertinggi, artinya konstitusi menjadi hukum dasar untuk membuat berbagai
aturan negara dan menjadi identitas suatu negara.
I. Mengapa Konstitusi Penting Bagi Sebuah Negara
5) Barometer kehidupan bernegara, artinya konstitusi menjadi barometer kehidupan
berbangsa dan bernegara yang sarat akan bukti sejarah perjuangan para pendahulu.

6) Memberikan arahan dan pedoman, artinya konstitusi memberikan arahan kepada generasi
penerus dalam menjalankan kekuasaan negara.

7) Membantu mencapai keadilan, artinya konstitusi lahir sebagai suatu tuntutan dan harapan
masyarakatnya untuk mencapai suatu keadilan.

Dengan adanya konstitusi, pemerintahan diharapkan tetap berfokus pada kepentingan


rakyat banyak tanpa adanya perlakuan yang menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi
manusia. Konstitusi menjadi jaminan yang penting dalam menjaga agar kekuasaan yang ada di
dalam suatu negara tidak disalahgunakan. Oleh karena itu, konstitusi sangat penting bagi suatu
negara karena tanpa konstitusi, suatu negara tidak dapat terbentuk.
II. Bagaimana Sejarah Terbentuknya
Konstitusi Indonesia
UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei-16 Juni 1945
oleh BPUPKI.
1. Sidang BPUPKI Pertama
Agenda rapat pertama BPUPKI yaitu
membahas dasar negara, bertempat di gedung
Pejambon. Dalam sidang pertama BPUPKI
terdapat 3 pembicara, masing-masing
mengemukakan pandangan atas asas dan dasar
negara. Pembicara tersebut antara lain Moh
Yamin, Soepomo dan Ir. Soekarno.
II. Bagaimana Sejarah Terbentuknya
Konstitusi Indonesia
Pandangan Moh. Yamin mengenai 5 asas dan dasar negara:
• Peri Kebangsaan,
• Peri Kemanusiaan,
• Peri Ketuhanan,
• Peri Kerakyatan, dan
• Kesejahteraan Rakyat.

Soepomo mengemukakan 3 teori pendirian negara, yaitu (1) individualisme, (2) golongan,
dan (3) integralistik. Beliau menyatakan bahwa teori integralistik cocok untuk pendirian
Indonesia, yakni negara kesatuan yang terdiri dari seluruh lapisan rakyat dan golongan.
II. Bagaimana Sejarah Terbentuknya
Konstitusi Indonesia
Ir. Soekarno mengajukan 5 dasar negara, yaitu :
• Kebangsaan Indonesia
• Internasionalisme/Perikemanusiaan
• Mufakat/Demokrasi
• Kesejahteraan Sosial
• Ketuhanan

Pada sidang BPUPKI I direkomendasikanlah sebuah panitia yang beranggotakan 9


(Sembilan) orang, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. Moh Yamin, Mr. Achmad
Soebardjo, Mr. A.A Maramis, Abdul Kahar Muzakir, K.H. Wachid Hasyim, H. Agus Salim, dan
R. Abiskusno Tjokrosoejoso. Panitia 9 (Sembilan) tersebut menghasilkan "Piagam Jakarta".
II. Bagaimana Sejarah Terbentuknya
Konstitusi Indonesia
2. Sidang BPUPKI Kedua [10 Juli-17 Juli 1945]
Membahas secara khusus usulan dasar negara Rancangan ini dibahas oleh 19 panitia
perancang UUD. Selain itu juga dibentuk panitia penghalus bahasa yang terdiri dari
Djajadiningrat, Agus Salim dan Soepomo. Pada sidang BPUPKI II menghasilkan rumusan inti
yang dicantumkan dalam UUD, yaitu: Pernyataan kemerdekaan Indonesia, batang tubuh
dan Pembukaan UUD.

Pada 7 Agustus BPUPKI pun dibubarkan. Lalu pada tanggal 9 Agustus 1945, di kota
Saigon, Vietnam, PPKI diresmikan. PPKI dibentuk guna melanjutkan hasil kerja BPUPKI. PPKI
berjumlah 21 orang yang terdiri dari 12 wakil dari Jawa, 3 wakil dari Sumatera, 2 wakil dari
Sulawesi serta masing-masing 1 wakil dari Kalimantan, NTT, Maluku dan Etnis Tionghoa.
II. Bagaimana Sejarah Terbentuknya
Konstitusi Indonesia
Pasca kemerdekaan, 18 Agustus 1945,
Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia disahkan, Ir. Soekarno dan Moh.
Hatta ditetapkan sebagai pasangan Presiden
dan Wakil Presiden Republik Indonesia, serta
Undang Undang Dasar 1945 resmi sebagai
konstitusi Republik Indonesia. Dalam
konstitusi, terdapat pandangan hidup serta
menjadikannya sumber hukum yang utama,
sehingga tidak ada satupun peraturan
perundangan- undangan bertentangan
dengan UUD 1945.
III. Bagaimana Bentuk Konstitusi dan
Prosedur Perubahan Konstitusi
Bentuk konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu:
1. Undang-Undang Dasar (UUD) 19452.
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) 19493.
3. Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950.
Secara umum, konstitusi memiliki 2 jenis berdasarkan bentuknya. Kedua jenis konstitusi tersebut
merupakan jenis konstitusi yang tertulis dan jenis konstitusi yang tidak tertulis.
1. Konstitusi Tertulis
Konstitusi tertulis merupakan sekumpulan aturan pokok dasar negara, bangunan negara dan tata
negara yang mengatur perikehidupan satu bangsa di dalam persekutuan hukum negara.Berikut ini
adalah beberapa contoh konstitusi tertulis yang pernah digunakan negara Indonesia, di antaranya
yaitu:
a) UUD 1945
b) UUD RIS
c) UUD Sementara
d) UUD 1945 Hasil Amandemen
III. Bagaimana Bentuk Konstitusi dan
Prosedur Perubahan Konstitusi
2. Konstitusi Tidak Tertulis
Konstitusi yang tidak tertulis dapat juga disebut sebagai konvensi. Konvensi sendiri memiliki
pengertian sebagai kebiasaan sistem tata negara yang sering ada dalam sebuah negara.Berikut ini
adalah beberapa contoh konstitusi tertulis yang pernah digunakan negara Indonesia, di antaranya
yaitu:
a. Keputusan di MPR diambil dan diputuskan berdasarkan musyawarah secara mufakat.
b. Pidato Presiden pada sidang paripurna DPR setiap tanggal 16 Agustus 1945, dan Pidato Presiden
sebelum MPR melakukan sidang. Presiden sebagai kepala negara telah menyiapkan bahan-
bahan untuk sidang umum MPR yang akan datang.
c. Adat istiadat
III. Bagaimana Bentuk Konstitusi dan
Prosedur
Prosedur perubahan Konstitusi
Perubahan Konstitusi
Setelah reformasi, telah dilakukan empat kali amendemen UUD 1945 dalam kurun waktu tahun
1999-2002. Berdasarkan bunyi pasal tersebut dapat diketahui bahwa prosedur perubahan UUD
1945 yang pertama adalah adanya kehendak mayoritas anggota MPR terhadap ide perubahan UUD
1945. Dalam hal ini, usulan perubahan UUD 1945 dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila
minimal 1/3 anggota MPR mengajukan usulan perubahan UUD 1945. Terdapat empat macam
prosedur dalam perubahan konstitusi, yaitu:

a. Sidang Badan Legislatif


Salah satu prosedur perubahan konstitusi melalui sidang badan legislatif dengan ditambah
beberapa syarat.Misalnya dapat ditetapkan kuorum atau jumlah minimal anggota yang harus hadir
dalam rapat untuk sidang yang membahas perubahan undang-undang dasar dan jumlah minimal
anggota untuk menerimanya.Prosedur ini dilakukan dengan syarat yang lebih berat daripada jika
badan legislatif membuat undang undang biasa (bukan undang-undang dasar).
III. Bagaimana Bentuk Konstitusi dan
Prosedur Perubahan Konstitusi
b. Referendum atau Plebisit
Referendum atau plebisit adalah prosedur perubahan konstitusi dengan proses pemungutan
suara semesta untuk mengambil sebuah keputusan, terutama keputusan politik yang memengaruhi
suatu negara secara keseluruhan. Pemungutan suara dilakukan oleh rakyat yang memiliki hak suara.

c. Perubahan Konstitusi di Negara Federal


Prosedur perubahan konstitusi yang dilakukan oleh negara-negara bagian dalam negara federal.
Perubahan undang-undang dasar dapat terjadi jika mayoritas negara-negara bagian menyetujuinya.
Misalnya Amerika Serikat di mana 3/4 dari 50 negara bagian harus menyetujui.

d. Prosedur Musyawarah Khusus


Prosedur musywarah khusus adalah perubahan konstitusi yang dilakukan dalam suatu konvensi
atau dilakukan oleh suatu lembaga negara khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan.
IV. Bagaimana Dinamika Pelaksanaan
Konstitusi Indonesia Pada Masa Orde Lama,
Orde Baru dan Orde Reformasi
Dinamika pelaksanaan Konstitusi Indonesia mengalami perubahan yang signifikan
selama masa Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. Berikut adalah gambaran
umum tentang dinamika pelaksanaan Konstitusi pada masing-masing masa tersebut:

1. Masa Orde Lama (1945-1966):


Pada masa ini, Konstitusi Indonesia yang berlaku adalah Undang-Undang Dasar
1945. Namun, pelaksanaan Konstitusi ini tidak selalu konsisten. Pemerintah Orde Lama,
yang dipimpin oleh Presiden Soekarno, sering kali menggunakan kekuasaan eksekutif
yang kuat untuk mengambil keputusan politik yang kontroversial. Beberapa perubahan
konstitusional juga dilakukan, seperti pembentukan Dewan Konstituante pada tahun
1956 untuk mengubah Konstitusi. Namun, upaya ini tidak berhasil dan Dewan
Konstituante dibubarkan pada tahun 1960.
IV. Bagaimana Dinamika Pelaksanaan
Konstitusi Indonesia Pada Masa Orde Lama,
Orde Baru dan Orde Reformasi
2. Masa Orde Baru (1966-1998)
Pada masa ini, Konstitusi Indonesia tetap menggunakan Undang-Undang Dasar 1945.
Namun, pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh kekuasaan otoriter Presiden
Soeharto. Pemerintah Orde Baru menekankan stabilitas politik dan pembangunan
ekonomi, tetapi juga membatasi kebebasan sipil dan politik. Beberapa perubahan
konstitusional dilakukan, seperti penambahan Amandemen UUD 1945 pada tahun 1999
untuk memperkuat sistem demokrasi. Namun, perubahan ini dianggap terlambat dan
tidak memadai oleh gerakan reformasi yang sedang berkembang.
IV. Bagaimana Dinamika Pelaksanaan
Konstitusi Indonesia Pada Masa Orde Lama,
Orde Baru dan Orde Reformasi
3. Masa Orde Reformasi (1998-sekarang):
Masa Orde Reformasi dimulai setelah jatuhnya rezim Orde Baru pada tahun 1998.
Pada masa ini, terjadi perubahan signifikan dalam pelaksanaan Konstitusi Indonesia.
Beberapa perubahan konstitusional dilakukan, seperti Amandemen UUD 1945 pada
tahun 1999 dan 2002. Perubahan ini bertujuan untuk memperkuat demokrasi,
melindungi hak asasi manusia, dan membatasi kekuasaan presiden. Selain itu, terdapat
juga perubahan dalam sistem politik, seperti pemilihan presiden secara langsung dan
pemisahan kekuasaan yang lebih jelas antara lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
IV. Bagaimana Dinamika Pelaksanaan
Konstitusi Indonesia Pada Masa Orde Lama,
Orde Baru dan Orde Reformasi
Dapat disimpulkan bahwa dalam dinamika pelaksanaan Konstitusi Indonesia, terjadi
perubahan yang signifikan pada masa Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. Pada
masa Orde Lama, pelaksanaan Konstitusi tidak selalu konsisten dan terjadi perubahan
konstitusional. Pada masa Orde Baru, pelaksanaan Konstitusi dipengaruhi oleh
kekuasaan otoriter dan terdapat beberapa perubahan konstitusional. Sedangkan pada
masa Orde Reformasi, terjadi perubahan signifikan dalam pelaksanaan Konstitusi,
termasuk perubahan konstitusional yang bertujuan untuk memperkuat demokrasi dan
melindungi hak asasi manusia.
V. Bagaimana Permasalahan dan Solusi Terkait
Pelaksanaan Konstitusi Indonesia
Permasalahan terkait pelaksanaan konstitusi
negara dapat beragam, tergantung pada
konteks dan negara yang dimaksud. Namun,
beberapa permasalahan umum yang sering
dihadapi dalam pelaksanaan konstitusi
negara meliputi:

1. Ketidakpatuhan terhadap Konstitusi:


Terkadang pemerintah atau lembaga-
lembaga negara tidak mengikuti ketentuan
yang telah ditetapkan dalam konstitusi. Hal
ini bisa terjadi akibat kepentingan politik,
korupsi, atau ketidaktahuan
V. Bagaimana Permasalahan dan Solusi Terkait
Pelaksanaan Konstitusi Indonesia
2. Kurangnya Perlindungan Hak Asasi Manusia: Konstitusi
sering kali menjamin hak-hak asasi manusia, tetapi
dalam praktiknya, pelaksanaannya kurang efektif.
Pelanggaran hak asasi manusia seperti
penyalahgunaan kekuasaan, diskriminasi, dan
pembatasan kebebasan ekspresi masih terjadi.

3. Ketidaksetaraan dan Ketidakadilan: Pelaksanaan


konstitusi yang tidak adil dapat menghasilkan
ketimpangan sosial dan ekonomi. Ketidaksetaraan
dalam akses terhadap layanan publik, keadilan, dan
peluang dapat terjadi jika konstitusi tidak ditegakkan
secara adil.
V. Bagaimana Permasalahan dan Solusi Terkait
Pelaksanaan Konstitusi Indonesia
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, beberapa solusi 3. Perubahan
yang dapat diambil antara lain: Hukum: Jika ada
1. Penguatan Sistem Pengawasan: Menguatkan lembaga- ketidaksesuaian
lembaga pengawasan yang independen, seperti badan antara konstitusi
ombudsman, komisi anti-korupsi, dan lembaga dan hukum lainnya,
pemeriksa keuangan, untuk memastikan kepatuhan perlu dilakukan
revisi atau
terhadap konstitusi. perubahan hukum
untuk memastikan
2. Pendidikan dan Kesadaran Publik: Meningkatkan keselarasan antara
pemahaman dan kesadaran publik tentang konstitusi konstitusi dengan
dan hak-hak yang dijamin di dalamnya melalui peraturan
pendidikan dan kampanye sosial. Ini dapat membantu perundang-
mendorong partisipasi aktif warga negara dalam undangan lainnya.
memperjuangkan pelaksanaan konstitusi yang baik.
“This is a quote, words full
of wisdom that someone
important said and can
make the reader get
inspired.”
—Someone Famous

También podría gustarte