Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
A. Negara
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat pada
saat itu. Pada zaman Yunani kuno para ahli filsafat negara merumuskan pengertian negara secara
beragam. Berikut pengertian negara dari beberapa filsafat :
Merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang disebutnya sebagai negara polis. Dalam
pengertian itu negara disebut sebagai hukum yang di dalamnya terdapat sejumlah warga
negara yang ikut dalam permusyawaratan.
Merumuskan negara sebagai negara kekuasaan, dalam bukunya ‘II Principle’ yang dahulu
merupakan buku referensi pada raja. Machiavelli memandang negara dari sudut kenyataan
bahwa dalam suatu negara harus ada suatu kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimipin
negara atau raja. Raja sebagai pemegang kekuasaan hanya mengandalkan kekuasaan pada satu
moralitas atau kesusilaan
Negara adalah sebagai alat agency atau wewenang / authority yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.
4. Harold J. Lasky
Negara adalah merupakan suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang
yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok, yang
merupakan bagian dari masyarakat itu.
5. Max Weber
Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik
secara sah dalam suatu wilayah.
6. Miriam Budiardjo
Negara adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah
pejabat dan berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-
undangannya melalui penguasaan (kontrol) monopolitis dari kekuasaan yang sah.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh beberapa filsuf dapat disimpulkan bahwa
semua negara mempunyai unsur-unsur yang mutlak harus ada. Unsur-unsur negara meliputi :
Jadi negara merupakan suatu organisasi dari rakyat pada suatu wilayah atau daerah yang ada di
permukaan bumidimana terdapat pemerintahan yang mengatur atau mengendalikan persoalan
bersama yang digunakan untuk mencapai tujuan bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi
oleh warga negara tersebut.
Fungsi-fungsi Negara :
a. Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat
Negara yang sukses dan maju adalah negara yang bisa membuat masyarakat bahagia secara
umum dari sisi ekonomi dan sosial kemasyarakatan.
b. Melaksanakan ketertiban
Untuk menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif dan damai diperlukan pemeliharaan
ketertiban umum yang didukung penuh oleh masyarakat.
B. Negara Indonesia
Meskipun ditinjau berdasarkan unsur-unsur yang membentuk negara, hampir semua negara
memiliki kesamaan, namun ditinjau dari segi tumbuh dan terbentuknya negara serta susunan negara,
setiap negara di dunia ini memiliki spesifikasi serta ciri khas masing-masing termasuk Indonesia. Bangsa
dan negara Indonesia tumbuh dan berkembang dengan dilatar belakangi oleh kekuasaan dan
penindasan bangsa asing seperti penjajahan Belanda serta Jepang. Oleh karena itu bangsa Indonesia
tumbuh dan berkembang dilatar belakangi oleh adanya kesatuan nasib, yaitu bersama-sama dalam
penderitaan di bawah penjajahan bangsa asing serta berjuang merebut kemerdekaan. Selain itu yang
sangat khas bagi Indonesia adalah unsur-unsur etnis yang membentuk bangsa itu sangat beraneka
ragam, baik latar belakang budaya seperti bahasa, adat kebiasaan serta nilai-nilai yang dimilikinya. Oleh
karena itu terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui suatu proses yang cukup panjang. Sejak
masa sebelum bangsa asing menjajah Indonesia, masa penjajahan dan kemudian setelah kemerdekaan
yang kemudian dibentuklah suatu pemerintahan negara.
Prinsip-prinsip negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang tekandung dalam Pembukaan
UUD 1945. Alinea I,menjelaskan latar belakang terbentuknya negara dan bangsa Indonesia. Alinea II,
menjelaskan perjalanan perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan. Alinea III, menjelaskan
kedudukan kodrat manusia Indonesia. Alinea IV, menjelaskan terbentuknya bangsa dan negara
Indonesia.
C. Konstitusi
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Prancis constititueryang berarti membentuk, menyusun /
menyatakan suatu negara, konstitusi diartikan peraturan dasar tentang pembentukan suatu negara atau
UUD.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia konstitusi berarti segala ketentuan dan aturan mengenai
ketatanegaraan.
Dalam Bahasa Belanda, dikenal istilah Contitutie. Terjemahan dari istilah tersebut adalah
Undang-Undang Dasar. Dan hal ini memang sesuai dengan kebiasaan orang Belanda dan
Jerman, yang dalam percakapan sehari-hari memakai kata Grondwet (Grond=dasar,
wet=Undang-Undang) yang keduanya menunjukkan naskah tertulis.
Dalam Bahasa Inggris dikenal istilah Constitutional yang diartikan sebagai UUD
Dalam ketatanegaraan RI diartikan sama dengan Undang – Undang Dasar. Konstitusi / UUD dapat
diartikan juga peraturan dasar dan yang memuat ketentuan–ketentuan pokok dan menjadi satu sumber
perundang- undangan.
Namun pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai arti :
1. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang, maksudnya tanpa
membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja
kekuasaan penguasa akan merajalela Dan bisa merugikan rakyat banyak
2. Melindungi HAM, maksudnya setiap penguasa berhak menghormati Hak orang lain dan hak
memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya.
3. Pedoman penyelengaraan negara, maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi negara kita
tidak akan berdiri dengan kokoh.
D. Konstitusionalisme
Setiap negara modern dewasa ini senantiasa memerlukan suatu sistem pengaturan yang
dijabarkan dalam konstitusi. Dengan kata lain untuk menciptakan suatu tertib pemerintahan diperlukan
pengaturan sedemikian rupa, sehingga dinamika kekuasaan dalam proses pemerintahan dapat dibatasi
dan dikendalikan (Hamilton, 1931 : 255).
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme di zaman modern saat ini pada umumnya
dipahami berdasar pada tiga elemen kesepakatan atau consensus, yaitu :
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama (the general goals of society or general
acceptance of the same philosophy of government).
2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan atau penyelenggaraan
Negara (the basis of government).
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur-prosedur ketatanegaraan (the form
of institutions and procedures). (Andrews 1968 : 12)
E. Konstitusi Indonesia
Dalam proses reformasi hukum dewasa ini berbagai kajian ilmiah tentang UUD 1945, banyak yang
melontarkan ide untuk melakukan amandemen terhadap UUD 1945. Memang amandemen tidak
dimaksudkan untuk mengganti sama sekali UUD 1945, akan tetapi merupakan prosedur penyempurnaan
terhadap UUD 1945 tanpa harus langsung mengubah UUD-nya itu sendiri, amandemen lebih merupakan
perlengkapan dan rincian yang dijadikan lampiran otentik bagi UUD 1945.
Suatu hal yang sangat mendasar bagi pentingnya amandemen UUD 1945 adalah tidak adanya
sistem kekuasaan dengan “checks and balance” terutama terhadap kekuasaan eksekutif.Oleh karena itu
bagi bangsa Indonesia proses reformasi terhadap UUD 1945 merupakan suatu keharusan, karena hal itu
akan mengantarkan bangsa Indonesia ke arah tahapan baru melakukan penataan terhadap
ketatanegaraan.
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999, dimana
amandemen pertama dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan terhadap pasal 9 UUD
1945. Kemudian amandemen kedua dilakukan pada tahun 2000, amandemen ketiga dilakukan pada
tahun 2001, dan amandemen terakhir dilakukan pada tahun 2002 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus
2002.
Demikianlah bangsa Indonesia memasuki suatu babakan baru dalam kehidupan ketatanegaraan
yang diharapkan membawa ke arah perbaikan tingkat kehidupan rakyat.
Karena sifatnya yang tertulis, maka UUD itu rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah.
Menurut E.C.S. Wade dalam bukunyaConstitutional Law, UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu
naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu
negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut. Jadi pada prinsipnya
mekanisme dan dasar dari setiap sistem pemerintahan diatur dalam UUD.
Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan supel. UUD 1945
hanya memiliki 37 pasal, adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan tambahan.
Menurut Padmowahyono, seluruh kegiatan negara dapat dikelompokkan menjadi dua macam,
yaitu :
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka sifat-sifat UUD 1945 adalah sebagai berikut :
a. Karena sifatnya tertulis maka rumusannya jelas, merupakan suatu hukum positif yang mengikat
pemerintah sebagai penyelenggara negara, maupun mengikat bagi setiap warga negara.
b. Sebagaimana tersebut dalam penjelasan UUD 1945 bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan supel,
memuat aturan-aturan pokok yang setiap kali harus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan zaman, serta memuat hak-hak asasi manusia.
c. Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang dapat dan harus
dilaksanakan secara konstitusional.
d. UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan peraturan hukum positif yang tertinggi, di
samping itu sebagai alat control terhadap norma-norma hukum positif yang lebih rendah dalam
hierarkhi tertib hukum Indonesia.
2. Hukum Dasar Tidak Tertulis (Convensi)
Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun sifatnya tidak tertulis. Convensi ini
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Merupakan kebiasaan yang berukang kali dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
negara.
b. Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar.
c. Diterima oleh seluruh rakyat.
d. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar yang tidak
terdapat dalam Undang-Undang Dasar.
1. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat. Menurut pasal 37 ayat (1) dan (4)
UUD 1945, segala keputusan MPR diambil berdasarkan suara terbanyak. Akan tetapi sistem ini
dirasa kurang jiwa kekeluargaan sebagai kepribadian bangsa, karena itu dalam praktek-praktek
penyelenggaraan negara selalu diusahakan untuk mengambil keputusan berdasarkan
musyawarah mufakat. Pungutan suara ditempuh jika musyawarah mufakat tidak dapat
dilaksanakan.
2. Pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia setiap tanggal 16 Agustus di dalam sidang DPR.
3. Pidato presiden yang diucapkan sebagai keterangan pemerintah tentang Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara pada minggu pertama pada minggu bulan Januari setiap
tahunnya.
Ketiga hal tersebut dalam batinnya secara tidak langsung merupakan realisasi dari UUD
(merupakan pelengkap). Convensi jika dikehendaki untuk menjadi suatu aturan dasar yang tertulis, tidak
secara otomatis setingkat dengan UUD, melainkan sebagai suatu ketetapan MPR.
Sistem pemerintahan negara Indonesia sebelum dilakukan amandemen dijelaskan secara terinci
dan sistematis dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945. Sistem pemerintahan negara Indonesia ini
dibagi atas tujuh yang secara sistematis merupakan pengejawantahan kedaulatan rakyat. Oleh karena
itu sistem pemerintahan ini dikenal dengan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara yang dirinci
sebagai berikut:
Menurut penjelasan UUD 1945, negara Indonesia adalah negara hukum, Negara Hukum yang
berdasarkan Pancasila dan bukan berdasarkan atas kekuasaan.
1. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang politik,
hukum, sosial, ekonomi dan kebudayaan.
2. Pengadilan yang bebas dari dari suatu pengaruh kekuasan atau kekuatan lain dan tidak
memihak.
3. Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami, dapat
dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya.
Pancasila sebagai dasar negara yang mencerminkan jiwa bangsa Indonesia harus menjiwai semua
peraturan hukum dan pelaksananya, ketentuan ini menunjukkan bahwa di negara Indonesia dijamin
adanya perlindungan hak-hak asasi manusia berdasarkan ketentuan hukum.
Adapun pembangunan hukum di Indonesia sesuai dengan tujuan negara hukum, diarahkan pada
terwujudnya sistemhukum yang mengabdi pada kepentingan nasional terutama rakyat.
SEJARAH UUD 1945 SEBAGAI KONSTITUSI DI INDONESIA
UUD “45 dirancang sejak 29 mei 1945 oleh Badan Penyelidikan Usaha Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI ) yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat.
Tugas utamanya adalah menyusun rancangan Undang-Undang sebagai salah satu persiapan Untuk
membentuk negara yang merdeka, namun anggota lembaga ini sibuk mengusung ideologinya masing-
masing ketika membicarakan masalah Ideologi negara Akibatnya, pembahasan tentang rancangan UUD
menjadi terbengkalai. Maka BPUPKI dalam sidang pertamanya membentuki panitia kecil untuk
merumuskan UUD yang diberinama Panitia Sembilan. Dan pada tanggal 22 juni 1945 Panitia Sembilan ini
berhasil mencapai kompromi untuk menyetujui sebuah naskah mukhodimah UUD yang kemudian
diterima dalam siding II BPUPKI tanggal 11 Julu 1945. Setelah itu Ir. Soekarno membentuk panitia kecil
pada tanggal 16 juli 1945 yang diketuai oleh Soepomo dengan tugas menyusun rancangan UUD dan
membentuk panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang beranggotakan 21 orang. Sehingga
UUD atau konstitusi Negara Indonesia ditetapkan oleh PPKI pada hari sabtu tanggal 18 Agustus 1945,
Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada
tanggal 29 Agustus 1945. Dengan demikian sejak itu Indonesia telah menjadi suatu Negara modern
karena telah memiliki suatu sistem ketatanegaraan yaitu dalam UUD 1945.
Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA menjadi
Menteri Negara.
MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup.
Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis
Indonesia.
5. Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan
Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang dari
Pancasila dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23 (hutang
Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang
memberi kekuasaan pada pihak swasta untuk menghancur hutan dan sumber alam kita.
Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat “sakral”, diantaranya melalui
sejumlah peraturan:
Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk
mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya.
Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa
bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat
melalui referendum.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP
MPR Nomor IV/MPR/19839.
Salah satu hal yang berubah dengan adanya amandemen adalah keberadaan lembaga Negara.
Keberadaan lembaga ini cukup vital karena pada masa sebelumnya berbagai macam lembaga Negara
dikendalikan oleh satu orang saja, yaitu Presiden. Meskipun secara formal terdapat aturan untuk
memisahkan antara lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif namun karena ketiadaan aturan yang
jelas, maka aturan tersebut dapat dimanipulasi. Oleh sebab itu setelah reformasi mencoba diperbarui
agar lebih jelas pola pemisahannya serta memunggkinkan adanya control secara baik diantara berbagi
macam lembaga Negara. Dengan adanya check and balances maka bisa mengurangi penumpukan
kekuasaan dan penyalahgunaan wewenang 10.
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang ditetapkan
dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:
Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 oktober 1999 : Perubahan Pertama UUD “45
Sidang Umum MPR 2000, tanggal 7-18 Oktober 2000: Perubahan Kedua UUD “45
Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001: Perubahan Ketiga UUD “45
Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002: Perubahan Keempat UUD “45.
UUD 1945 sebagai konstitusi negara Para penyusun UUD 1945 memandang, konstitusi lebih luas bila
dibandingkan dengan undang-undang dasar (UUD). UUD hanya sebagian daripada hukum dasarnya
negara. UUD adalah hukum dasar negara yang tertulis. Selain itu berlaku juga hukum dasar yang tidak
tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam penyelenggaraan negara meskipun
tidak tertulis. Undang-undang Dasar merupakan: Kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan-
pembatasan kekuasaan kepada para penguasa. Dokumen tentang pembagian tugas dan sekaligus
petugasnya dari suatu sistem politik. Suatu deskripsi dari lembaga-lembaga negara. Suatu deskripsi yang
menyangkut masalah hak-hak asasi manusia. Sebagai hukum dasar tertulis atau konstitusi tertulis, UUD
1945 mengandung pengertian: Bersifat mengikat, baik bagi penyelenggara negara, lembaga negara,
lembaga kemasyarakatan, maupun seluruh warga negara. UUD 1945 berisi norma-norma, kaidah-
kaidah, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh semua
komponen negara. UUD 1945 berfungsi sebagai hukum yang tertinggi sehingga menjadi sumber dan
pedoman hukum bagi setiap peraturan perundangan yang ada di bawahnya. Setiap tindakan dan
kebijakan pemerintah sebagai penyelenggara negara harus sesuai dan berpedoman pada UUD 1945.
http://hildafatmawati.blogspot.com/2016/01/undang-undang-dasar-1945-sebagai_1.html
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/20/150000269/uud-1945-sebagai-konstitusi-negara?
page=all
https://azmi648.blogspot.com/2013/02/negara-dan-konstitusi.html