Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
NIM : 17.019
SASARAN : Tn. S
NO. CM :-
TEMPAT : DIRUMAH
WAKTU : 1 x 45 Menit
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan dalam waktu 1x45 menit, dengan
menggunakan lembar balik, leaflet dan alat peraga diharapkan masyarakat dapat
menerapkan upaya pencegahan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus masyarakat dapat:
a. Menjelaskan pengertian hipertensi
b. Menjelaskan klasifikasi hipertensi
c. Menjelaskan penyebab hipertensi
d. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
e. Menjelaskan komplikasi hipertensi
f. Menyebutkan cara mencegah hipertensi
g. Memdemonstrasikan diet hipertensi
C. MATERI PEMBELAJARAN
a. Pengertian hipertensi
b. Klasifikasi hipertensi
c. Tanda dan gejala hipertensi
d. Pencegahan hipertensi
e. Komplikasi hipertensi
D. METODE PENGAJARAN
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Demonstrasi
E. MEDIA PENGAJARAN
a. Leaflet
b. Lembar balik
c. Alat peraga
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
H. REFERENSI
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah”, Edisi 8, Vol 2,
Jakarta:
EGC.
Doenges Marilynn E., et. al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC.
Doenges Marilynn E., et. al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC.
Noer Sjaifoellah. 2002. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I. Jakarta: FKUI.
Sustiani, Lanny, Syamsir Alam dan Iwan Hadibroto. 2003.
Stroke.Jakarta.PT.GramediaPustaka
Tambayong Jon. 2000. “Patofisiologi Untuk Keperawatan”, Jakarta, EGC.
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/hipertensi-tekanan-darah-tinggi/komplikasi-
hipertensi-tidak-diobati/
Tangerang, 22-Maret-2020
Penyuluh
I. LAMPIRAN MATERI DAN MEDIA
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit darah tinggi atau suatu keadaan mengalami
peningkatan tekanan darah di atass batas normal.
Hipertensi merupakan naiknya tekanan darah seseorang melebihi batas
normal dewasa 120/80 mmHg dan anak diatas 15 tahun 110/70 mmHg. Untuk
menentukan terjadi atau tidaknya hipertensi diperlukan setidaknya tiga kali
pengukuran tekanan darah pada waktu yang berbeda. Jika dalam tiga kali
pengukuran selama interval 2-8 pekan angka tekanan darah tetap tinggi, maka
patut dicurigai sebagai hipertensi (Lingga, 2012).
2. Klasifikasi Hipertensi
Normal
Tekanan darah kurang atau sama dengan 120/80 mmHg. Terkadang sedikit lebih
tinggi. Dianggap normal jika tidak ada faktor risiko penyakit kardiovaskular dan
atau tanda-tanda awal yang menunjukkan penyakit kardiovaskular.
Tingkat 1 atau Prahipertensi
Tekanan darah di atas 120/80 mmHg sampai 139/89 mmHg. Dianggap
prahipertensi jika ditambah dengan tanda-tanda adanya gangguan pada jantung
dan arteri kecil. Pada kondisi ini, terdapat beberapa faktor risiko penyakit
kardiovaskular dan sudah muncul tanda-tanda awal pada penyakit, tetapi belum
terjadi kerusakan organ.
Tingkat 2 atau Hipertensi Tahap 1
Tekanan darah sudah mencapai 140/90 mmHG atau lebih. Bahkan, tekanan darah
dapat lebih tinggi lagi jika ditambah dengan adanya tekanan secara psikologis
maupun fisiologis. Ada kemungkinan muncul tanda-tanda kerusakan pada organ.
Tingkat 3 atau Hipertensi tahap 2
Merupakan tahap paling tinggi klasifikasi hipertensi. Tekanan darah sudah lebih
dari 140/90 mmHG, bisa mencapai lebih dari 160/100 mmHG. Pada tahap ini
kerusakan organ tubuh sudah tampak, dan kemungkinan sudah terjadi penyakit
kardiovaskular yang dapat memperburuk kondisi tubuh.
3. Penyebab Hipertensi
a. Kurangnya olahraga
Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh
meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi anda
namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan
darah tinggi.
b. Kegemukan/ Obesitas
Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki
kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
c. Makan- makanan asin (mengandung sodium dan garam)
Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang,
khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan
usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
d. Mengkonsumsi alkohol
Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan darah tinggi.
e. Strees
Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah
tinggi.
f. Merokok
Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah
menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes,
serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus
dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang
sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan
jantung dan darah.
g. Keturunan
Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang memiliki tekanan darah
tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar.
Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada
kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan
darah tinggi.
5. Komplikasi Hipertensi
a. Gagal jantung
Saat tekanan darah tinggi, otot jantung memompa darah lebih keras agar dapat
memenuhi kebutuhan darah ke semua bagian tubuh. Hal ini membuat otot
jantung lama-lama menebal sehingga jantung kesulitan memompa cukup
darah. Konsekuensinya, gagal jantung bisa terjadi. Gejala umum dari gagal
jantung adalah sesak napas, kelelahan,bengkak di pergelangan tangan, perut,
dan pembuluh darah di leher.
b. Strok
Strok bisa terjadi saat aliran darah kaya oksigen ke sebagian area otak
terganggu, misalnya karena adanya sumbatan atau pembuluh darah yang
pecah. Penyumbatan ini terjadi karena adanya aterosklerosis dalam pembuluh
darah. Pada orang yang punya hipertensi, stroke mungkin terjadi ketika
tekanan darah terlalu tinggi sehingga pembuluh darah di salah satu area otak
pecah. Gejala stroke meliputi kelumpuhan atau kematian rasa pada wajah,
tangan dan kaki, kesulitan berbicara, dan kesulitan melihat.
c. Gagal ginjal
Karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal
glomerulus. Dengan rusaknya glomerulus darah akan mengalir ke unit-unit
fungsional ginjal. Nefron terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan
kematian. Dengan rusaknya membran glomerulus protein akan keluar melalu
urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang menyebabkan edema
yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.
6. Pencegahan Hipertensi
a. Mengurangi mengkonsumsi garam (No salt)
Karena garam berlebih dalam darah dapat menyebabkan lebih banyak air yang
disimpan dan ini mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.
b. Hindari mengkonsumsi minuman beralkohol (No alkohol)
c. Olahraga secara teratur, minimal 3 kali seminggu selama minimal 30 menit
dalam sekali olahraga.
d. Berhenti merokok
Karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan jantung berdenyut lebih
cepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil yang menyebabkan jntung
terpaksa memompa lebih kuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita.
e. Mengurangi minuman berkafein seperti kopi (No coffein)
7. Diet Hipertensi
a. Kandungan Garam (Sodium atau Natrium)
Seseorang yang mengidap penyakit hipertensi sebaiknya mengontrol diri
dalam mengkonsumsi garam dapur yang mengandung natrium tinggi.
Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½
sendok teh/ hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium
(sesuai izin dokter).
Adapun syarat-syarat diet garam rendah, yaitu:
Cukup energi, protein, mineral dan vitamin
Bentuk makanan sesuai dengankeadaan penyakit
Jumlah natrium di sesuaikan berat tidaknya retensi garam atau air/
atau hipertensi
Buah
Sayur
Makanan yang dihindari:
Indomie
Minuman kaleng
Mengurangi makanan siap saji (Fast Food)
Garam