Está en la página 1de 74

PROSEDUR PEMBELIAN PERSEDIAAN BARANG

DAGANG PADA UNIT BISNIS UNIVERSITAS SULTAN


AGENG TIRTAYASA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademik


Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh :

NAMA : JANIS SILVIANI

NIM : 2062401033

POLITEKNIK PIKSI INPUT SERANG


2023

1
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Janis Silviani


NIM : 2062401033
Program Studi : Akuntansi
Judul Tugas Akhir : Prosedur Pembelian Persediaan Barang
Dagang Pada Unit Bisnis Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa

Telah disetujui untuk disidangkan pada Sidang Tugas Akhir Program Diploma III
( D3 ), Program Studi Akuntansi Politeknik Piksi Input Serang.

Serang, 07 Juni 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Edward Fazri, S.E., M.Ak. Romadhon, M.Pd


NIDN : 0421059203 NIDN : 0424048908

Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi

Annissa Pratiwi, S.E., M. Ak


NIDN : 0401049403

ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

PROSEDUR PEMBELIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA


UNIT BISNIS UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Tugas Akhir Disusun Oleh :

NAMA : JANIS SILVIANI

NIM : 2062401033

Telah dipertahankan pada ujian sidang Tugas Akhir sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Ahli Madya ( A.Md. ) Program Studi Akuntansi pada Politeknik

Piksi Input Serang, Pada Hari Rabu 21 Juni 2023.

Penguji I :

Annissa Pratiwi, S.E.,M.Ak ___________________________


NIDN : 0401049403

Penguji II :

Romadhon, M.Pd ___________________________


NIDN : 0424048908

Mengetahui,
Direktur

Yeti Asmawati, S.E.,MM.


NIDN : 0411096002

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Tugas Akhir ini disusun oleh :


Nama : Janis Silviani
NIM : 2062401033
Progran Studi : Akuntansi
Judul Tugas Akhir : Prosedur Pembelian Persediaan Barang
Dagang Pada Unit Bisnis Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir ini benar-benar karya


saya sendiri, bebas dari peniruan terhadap karya dari orang lain. Kutipan pendapat
dan tulisan orang lain ditunjuk sesuai dengan cara-cara penulisan karya ilmiah yang
berlaku.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa dalam Tugas
Akhir terkandung ciri-ciri plagiat dan bentuk-bentuk peniruan lain yang dianggap
melanggar peraturan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada
paksaan dari siapapun juga, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Serang, 4 Juni 2023

Yang Menyatakan

Janis Silviani
2062401033

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabbil’alamiin..
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah

memberi Rahmat serta Karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penulisan tugas akhir yang telah dilaksanakan pada Ubis. Upt. Pengembangan

Bisnis, Kewirausahaan Dan Inkubator Bisnis ( UPBK ) Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan

kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W, kepada kelurganya, dan para

sahabatnya, yang telah menjadi Guru dan Suri tauladan yang baik bagi umat islam

diseluruh dunia. Aamiin Yaa Rabbal’alamiin..

Adapun judul pada penulisan tugas akhir ini yang dijadikan peneliti sebagai

penelitian adalah Prosedur Pembelian Persediaan Barang Dagang Pada Unit Bisnis

Univsitas Sultan Ageng Tirtayasa, diajukan untuk memenuhi syarat akademik

Program Studi Diploma III Akuntansi.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan penulisan laporan tugas akhir

dengan bertujuan untuk melatih dan menerapkan kemampuan yang peneliti pelajari

semasa menempuh pendidikan dengan cara merumuskan suatu masalah serta

mencari pemecahan masalah yang diteliti tersebut. Pada bahan untuk penulisan,

peneliti mengambil bahan penulisan ini dengan cara wawancara, dokumentasi dan

mencari informasi melalui sumber literatur yang mendukung dalam penulisan ini.

Pada pelaksanaannya, penyusunan tugas akhir yang penuh tantangan ini dapat

berjalan lancar berkat bantuan pembimbing dan semua pihak yang terkait.

v
Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis juga ingin mengucapkan

“Terimakasih” kepada pihak-pihak yang telah membimbing, memberikan arahan,

dan dukungan untuk membantu proses penulisan Tugas Akhir ini dari awal hingga

akhir. Oleh karena itu, peneneliti ingin menyampaikan Terimakasih yang sebanyak-

banyaknya antara lain kepada :

1. Bapak dan Ibu Pembina Yayasan Politeknik Piksi Input Serang-Banten

2. Bapak H. Dr. Rafa Adi Galuh Agung, S.E., M.M selaku Ketua Yayasan

Politeknik Piksi Input Serang-Banten

3. Ibu Yeti Asmawati, S.E.,M.M., selaku Direktur Politeknik Piksi Input

Serang yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada peneliti.

4. Bapak Ajat Sudrajat, S.E.,M.M., selaku Wakil Direktur Politeknik Piksi

Input Serang yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada peneliti.

5. Ibu Annissa Pratiwi, S.E.,M.Ak selaku Ketua Proram Studi Diploma III

Akuntansi yang telah memberikan arahan serta motivasi.

6. Bapak Edward Fazri, S.E.,M.Ak selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan arahan kepada peneliti dalam penyelesaian tugas akhir.

7. Bapak Romadhon, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membantu dan memberikan arahan dalam penyelesaian tugas akhir.

8. Ibu Annissa Pratiwi, S.E.,M.Ak selaku dosen penguji I yang telah

memberikan arahan, motivasi dan perbaikan dalam penelitian ini.

9. Bapak Romadhon, M.Pd selaku dosen penguji II yang telah memberikan

arahan, motivasi dan perbaikan dalam penelitian ini.

vi
10. Bapak Dr. Abdul Fatah, M.Pd., selaku Ketua Unit UPBK.

11. Bapak Andi M. Harun S.Ag selaku Pembimbing Praktik Kerja Magang

pada Unit UPBK.

12. Bapak dan Ibu Civitas Akademika Politeknik Piksi Input Serang, yang

telah memberikan dukungan dan pelayanan terbaik selama kuliah.

13. Kedua Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu mendukung,

memberikan fasilitas dan semangat kepada peneliti.

14. Teman terbaik kosan bidadari yang telah membantu menyemangati dan

membantu peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung.

15. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh peneliti.

Peneliti berharap bahwasannya laporan ini bisa menjadi bahan

pembelajaran bagi pembaca terutama bagi peneliti sendiri. Pada laporan tugas akhir

ini disusun dengan sebaik-baiknya, namun peneliti menyadari bahwasannya

laporan ini jauh dari kata kesempurnaan dan masih banyak kekurangan didalamnya

Selayaknya manusia, tentunya peneliti juga masih banyak kesalahan dan masih

perlu banyak-banyak belajar. Maka dari itu keritik dan saran yang bersifat

membangun sangat diharapkan dalam proses penyempurnaan dan tentunya sangat

bermanfaat bagi peneliti sebagai motivasi dan bahan acuan di masa yang akan

datang.

Serang, 4 Juni 2023

Janis Silviani
2062401033

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
ABSTRACT ......................................................................................................... xii
ABSTRAK .......................................................................................................... xiv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II .................................................................................................................... 9
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 9
2.1 Landasan Teori ......................................................................................... 9
2.1.1 Pengertian Prosedur Pembelian ........................................................... 9
2.1.2 Dokumen Yang Terkait Dalam Pembelian ......................................... 11
2.2 Pengertian Prosedur ................................................................................ 13
2.2.1 Karakteristik Prosedur ....................................................................... 14
2.2.2 Manfaat Prosedur ............................................................................... 15
2.3.1 Fungsi yang terkait dalam Akuntansi Pembelian .............................. 17
2.3.2 Tujuan Pembelian .............................................................................. 18
2.4 Standar Operasional Prosedur ................................................................ 18
2.4.1 Pengertian Standar Operasional Prosedur ( SOP )............................. 18
2.4.2 Tujuan dan Manfaat Standar Operasional Prosedur .......................... 19
BAB III ................................................................................................................. 22
METODE PENELITIAN ................................................................................... 22
3.1 Objek Penulisan Tugas Akhir ................................................................. 22

viii
3.2 Metode Penulisan Tugas Akhir .............................................................. 22
1.3 Jenis Penelitian Tugas Akhir .................................................................. 23
3.3.1 Jenis Data ........................................................................................... 23
3.3.2 Sumber Data ...................................................................................... 24
3.3.3 Metode Pengumpulan Data................................................................ 25
BAB IV............................................................................................................................ 27
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 27
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................................ 27
4.1.1 Profil Singkat Perusahaan .................................................................. 27
4.1.2 Visi Perusahaan.................................................................................. 29
4.1.3 Misi Perusahaan ................................................................................. 29
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan ......................................................... 29
4.1.5 Uraian Pekerjaan ( Job description ) .................................................. 30
4.1.6 Bidang Usaha Perusahaan .................................................................. 32
4.2 Hasil Magang.......................................................................................... 32
4.2.1 Pembahasan Aktivitas Magang .......................................................... 33
4.3 Hasil Penelitian....................................................................................... 39
4.4 Pembahasan ............................................................................................ 39
4.4.1 Prosedur Pembelian Pada Unit Bisnis AMDK Untirta ...................... 39
4.4.2 Hambatan yang Terjadi Dalam Proses Pembelian ............................. 49
4.4.3 Penyesuaian S.O.P Pada Unit Bisnis Untirta .................................... 54
BAB V ............................................................................................................................. 57
PENUTUP ...................................................................................................................... 57
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 57
5.2 Saran ....................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 59
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN KEGIATAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Unit bisnis Untirta ............................................. 30


Gambar 4.2 Surat Penerimaan Barang .................................................................. 34
Gambar 4.3 Alas Pallet Pelindung Barang Persediaan ......................................... 35
Gambar 4.4 Mencatat Barang Persediaan ............................................................. 36
Gambar 4.5 Jadwal Pengiriman Penjualan Harian ................................................ 37
Gambar 4.6 Pencatatan Peesanan Pelanggan ........................................................ 37
Gambar 4.7 Produk yang siap dikirim .................................................................. 38
Gambar 4.8 Pelaksanaan Stock Opname .............................................................. 38
Gambar 4.9 Flowchart Pembelian ......................................................................... 44
Gambar 4.10 Nota Penerimaan Pembelian Barang ............................................... 49

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Prosedur Pembelian Unit Bisnis Untirta Tahun 2020 .......................... 40
Tabel 4.2 Data Pengiriman Harian AMDK Gallon Untirta-Ku ........................... 48

xi
ABSTRACT

The purpose of this study was to find out the procedure for purchasing and the
documents needed in the purchasing procedure for the business unit at Sultan
Ageng Tirtayasa University. The method used in this study is a qualitative
descriptive method, the data collected is in the form of observations, namely direct
observation of purchasing procedure activities in the purchasing department. Then
with the literature study method, namely by looking for references to books that
refer to fields related to the object of research.The results of this study are that the
purchasing procedure at the Untirta business unit has not fully carried out the
procedure for purchasing goods according to Mulyadi, the documents used
regarding purchases are incomplete and the purchasing system at Untirta business
unit is not in accordance with standard operating procedures ( SOP ) because there
are still several weaknesses, including the function related to purchasing at the
Untirta business unit is not good, because the company has a dual function, namely
the warehouse function and the reception function.

Keywords : Purchasing, Purchasing Procedure, Standart Operating Procedures

xii
ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana prosedur pembelian dan
dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam prosedur pembelian pada Unit bisnis
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif kualitatif, data yang dikumpulkan berupa hasil observasi
yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan prosedur
pembelian di bagian purchasing. Kemudian dengan metode studi pustaka ,yaitu
dengan mencari referensi buku-buku yang mengacu pada bidang yang berkaitan
dengan objek penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah prosedur pembelian di Unit
bisnis Untirta belum sepenuhnya menjalankan prosedur pembelian barang menurut
Mulyadi, Dokumen- dokumen yang digunakan terkait dalam pembelian masih
belum lengkap serta sistem pembelian pada Unit bisnis Untirta belum sesuai dengan
standar operasional prosedur ( SOP ) karena masih terdapat beberapa kelemahan
diantaranya fungsi yang terkait pada pembelian pada Unit bisnis Untirta kurang
baik, karena pada perusahaan terdapat perangkapan fungsi pada fungsi gudang dan
penerimaan.

Kata Kunci : Pembelian, Prosedur Pembelian, Standar Operasional Prosedur

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri makanan dan minuman semakin pesat, hal ini

dibuktikan dengan banyak berkembangnya industri baru yang mengelola

berbagai varian produk termasuk minuman dalam kemasan dan berdampak

pada semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

ekonomi. Dari perkembangan tersebut membuat masyarakat khususnya

generasi milenial cenderung memilih untuk mendapatkan produk minuman

dengan instan dan mudah ditemui, agar dapat di konsumsi secara langsung pada

saat yang bersamaan.

Industri air minum dalam kemasan semakin banyak membuat berbagai

macam produk, karena kebutuhan air minum saat ini terus meningkat seiring

dengan bertambahnya aktivitas dari masyarakat. Perusahaan yang menggarap

industri air minum dalam kemasan semakin banyak dan terus melakukan

ekspansi untuk melebarkan sayap serta jaringan produk-produknya agar

semakin luas. Berdasarkan fenomena tersebut menjadikan peluang yang

semakin besar bagi industri minuman dan perusahaan dalam mengembangkan

produk-produknya, minuman instan dipasaran secara luas untuk memenuhi

kebutuhan, keinginan, selera dari masyarakat yang beragam serta harga yang

cukup terjangkau bagi masyarakat pada umumnya. Air minum merupakan

kebutuhan bagi semua kalangan baik anak kecil maupun orang dewasa. Air

minum dalam kemasan merupakan sebuah kebutuhan bagi masyarakat terutama

1
generasi milenial yang ingin mendapatkan air minum secara cepat dan instan

yang sudah diproduksi sesuai dengan standarisasi yang sudah ada dan

dimasukkan dalam bentuk kemasan siap minum. Sampai dengan saat ini

berbagai air minum dalam kemasan sudah banyak beredar di pasaran, baik di

warung-warung kecil, minimarket, sampai supermarket.

Maraknya bisnis di industri AMDK ini didasari oleh kebutuhan atas

AMDK yang semakin penting dikalangan masyarakat, AMDK menjadi pilihan

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air minum sehat mereka. Hal ini

dipandang sebagai bisnis yang menjanjikan sehingga menjadikan bisnis di

industri ini meningkat dengan pesat dan membuat persaingan semakin

competitive. Ketatnya persaingan membuat para pebisnis harus pandai me-

manage bisnis yang dijalani, supaya tetap eksis dan bahkan berkembang

meningkatnya persaingan menyebabkan perusahaan-perusahaan saling

bersaing untuk mendapatkan perhatian dari konsumen, sehingga perusahaan

dituntut bersikap proaktif dalam menanggapi berbagai perubahan pada

lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan dapat berupa harga,

kualitas produk maupun perang dalam kualitas pelayanan. Hal tersebut

dilakukan perusahaan-perusahaan tidak lepas dari keinginan konsumen yang

selalu menginginkan untuk memperoleh barang-barang dengan kualitas baik,

sehingga perusahaan-perusahaan yang ada sekarang ini harus mempunyai

keunggulan daya saing bagi setiap produk-produknya.

Pembelian merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan

barang yang diperlukan oleh perusahaan. Kegiatan Pembelian ini merupakan

salah satu fungsi dasar sebuah perusahaan, karena suatu perusahaan tidak akan

2
dapat beroperasi dengan baik tanpa pengelolaan pembelian yang benar dan

sesuai dengan prosedur. Pembelian tersebut timbul akibat adanya permintaan

barang yang akan diproduksi untuk menghasilkan suatu output untuk

mendapatkan laba. Pada dasarnya peran fungsi pembelian adalah untuk

menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan pada waktu,

harga dan kualitas yang tepat.

Pentingnya pembelian ini menjadi fokus penting dan berpengaruh bagi

setiap perusahaan, dan bila perusahaan sudah masuk ke dalam skala besar

biasanya pembelian menjadi suatu proses yang sangat rumit dan harus

dikendalikan dengan benar karena berkaitan dengan kas perusahaan. Fungsi

pembelian sering dianggap sebagai bagian yang paling penting dan

berpengaruh, bahkan bisa dikatakan sebagian besar proses bisnis berasal dari

kegiatan pembelian. Alasan yang sangat fundamental untuk membahas fungsi

pembelian ialah karena dalam bidang ini pemborosan mudah terjadi, baik

karena perilaku yang disfungsional maupun karena kurangnya pengetahuan

dalam berbagai aspek pembelian bahan, sarana, prasarana dan suku cadang yang

diperlukan perusahaan.

Menurut Tjiptono dan Diana (2016:60) mendefinisikan bahwa

keputusan pembelian adalah tahap pra-pembelian yang mencangkup semua

aktivitas konsumen sebelum terjadinya transaksi pembelian dan pemakaian

produk. Pentingnya memahami keinginan konsumen dalam keputusan

pembelian yang diinginkan sangatlah penting bagi perusahaan, konsumen dapat

memutuskan pembelian dari ketiga tingkat keputusan pembelian antara lain

kualitas produk yang baik, harga yang relatif murah dan adanya promosi

3
penjualan yang menarik. Hal ini yang harus diperhatikan oleh perusahaan

terkait keputusan pembelian konsumen menjadi tolak ukur perusahaan untuk

menentukan hal lebih lanjut, bahkan menjadi bahan evaluasi yang diperlukan

oleh perusahaan terutama dalam industri minuman yang dimana persaingan

dalam industri minuman ini sangat ketat. Industri minuman pada saat ini mulai

memperhatikan dan memahami keinginan dan kebutuhan konsumen dalam

melakukan keputusan pembelian, dikarenakan banyaknya produk sejenis yang

sangat inovatif. Industri minuman bersaing ketat dalam kualitas desain dan rasa

suatu barang yang akan dijual agar konsumen membeli produk tersebut.

Pengeluaran-pengeluaran biaya memiliki pengaruh yang besar terhadap

pendapatan bersih suatu usaha. Salah satunya adalah pengeluaran untuk biaya

pembelian persediaan yang merupakan pengeluaran rutin serta mempunyai nilai

yang cukup besar, prosedur pembelian melibatkan beberapa bagian yang

menangani masalah pembelian. Apabila pada tiap bagian tidak bekerja dengan

baik sesuai prosedur yang berlaku, maka cenderung akan melakukan

penyelewengan atau kesalahan dalam melakukan pembelian. Hal ini juga

mengakibatkan rendahnya keuntungan yang diperoleh suatu usaha. Untuk

menghindari hal tersebut di atas maka diperlukan suatu pedoman atau aturan

yang berupa prosedur pembelian.

Agar suatu perusahaan mampu untuk mempertahankan kelangsungan

bisnisnya, maka pihak manajemen perusahaan dituntut untuk mampu dan

mengikuti setiap perkembangan yang terjadi. Bekerja secara efektif dan efisien,

baik dari segi produksi, pembelian, penjualan. Usaha yang dilakukan dalam

mengelola sumber daya yang dimilki agar tercapainya efektivitas dan efisiensi

4
yang tinggi merupakan akibat yang logis dari keinginan setiap perusahaan untuk

mendapatkan keuntungan yang optimal bagi kelangsungan hidup dan

pertumbuhan suatu perusahaan. Sehingga mendorong setiap perusahaan untuk

dapat memiliki sistem operasional yang dapat menunjang kegiatan aktivitas di

perusahaan.

Sistem operasional yang dimaksudkan yaitu sistem informasi yang

menghasilkan suatu informasi yang akurat, relevan, dapat dipercaya, dan tepat

sesuai dengan kebutuhan yang ada di dalam suatu perusahaan. Selain itu, juga

sebagai suatu kontrol atau suatu kendali yang dapat digunakan untuk

memastikan apakah aktivitas yang dilakukan di dalam perusahaan telah sesuai

dengan prosedur atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam

memenuhi kebutuhan konsumen. Suatu sistem dikatakan penting bagi

perusahaan, karena dengan adanya sistem dapat digunakan untuk menjaga

efektivitas dan efisiensi dari kegiatan operasional suatu perusahaan dalam

mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri.

Suatu sistem dapat diwujudkan melalui suatu program dan pedoman

sistem kerja dan aliran kerja yang sistematis standar operasional prosedur atau

yang biasa dikenal dengan sebutan SOP. Standar Operasional Prosedur

merupakan suatu acuan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai fungsi

alat penilaian kinerja pada instansi atau perusahaan. Sebagai suatu kontrol dan

pedoman dalam suatu pekerjaan di dalam perusahaan, maka standar operasional

prosedur dapat membantu setiap perusahaan untuk dapat memperoleh dan

mencapai tujuannya dengan suatu tata cara aturan yang telah ditetapkan dan

disepakati.

5
Demikian juga pembelian persediaan yang dilakukan Unit Bisnis

Untirta apakah sudah didasarkan pada prosedur yang berlaku mulai dari berapa

jumlah kebutuhan barang, bagaimana spesifikasinya sampai barang tersebut

diterima. Disamping itu, bagian-bagian yang terlibat dalam pembelian harus

menjalankan tugas dan fungsinya sesuai prosedur yang berlaku. Mengingat

begitu pentingnya prosedur pembelian maka penulis berkeinginan untuk

menulis hal tersebut di atas seperti yang berlaku di Unit Bisnis Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana prosedur pembelian yang berlaku pada Unit Bisnis

Untirta ?

2. Apakah pelaksanaan pembelian yang terdapat pada Unit Bisnis

Untirta sudah sesuai dengan SOP ?

3. Apa saja kendala-kendala yang terjadi dalam proses pembelian

yang terdapat pada Unit Bisnis Untirta ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui prosedur pembelian yang ada pada Unit Bisnis

Untirta.

2. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan pembelian yang ada pada

Unit Bisnis Untirta sudah sesuai dengan SOP.

6
3. Untuk mengetahui apa saja kendala yang terjadi saat proses

pembelian dan bagaimana Unit bisnis Untirta mengatasinya.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berguna bagi

berbagai pihak nantinya, baik manfaat secara teoritis maupun manfaat secara

praktis. Diantaranya adalah :

a. Manfaat Akademis

Manfaat penulisan bagi akademik dalam penelitian ini yaitu dapat

memberi tambahan pengetahuan bagi pembaca terkait dengan

sistem dan prosedur pembelian. Penelitian ini dapat menjadi

referensi dan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan

studi mengenai prosedur pembelian dan dapat digunakan sebagai

acuan dalam penelitian selanjutnya mengenai tema yang sama,

sebagai bahan acuan bagi peneliti sejenis untuk menyempurnakan

penelitian berikutnya.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak

diantaranya :

1. Bagi Entitas Objek Penelitian

Objek penelitian ini dilaksanakan pada Unit Bisnis di

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ( Untirta ), yang

diharapkan dapat menjadi hasil penelitian yang bermanfaat

sebagai acuan dalam upaya pengembangan usahanya juga

sebagai bahan masukan bagi perusahaan dan menjadi bahan

7
pertimbangan untuk perbaikan atas kekurangan yang ada

guna tercapainya tujuan yang hendak dicapai.

2. Bagi Pengembangan Ilmu

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembuktian

mengenai prosedur pembelian serta dijadikan referensi untuk

dikembangkan bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi Peneliti

Sebagai sarana dalam pengembangan dan pemikiran terhadap

ilmu pengetahuan bidang akuntansi, guna menambah

wawasan pengetahuan serta pengembangan kemampuan

penulis dalam menerapkan teori yang telah didapat dibangku

kuliah dengan praktek nyata dilapangan.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pengertian Prosedur Pembelian

Menurut Zaki Baridwan ( 1989, 159 ), Prosedur pembelian adalah

prosedur yang mengatur cara-cara dalam melakukan pembelian baik berupa

barang maupun jasa yang diperlukan dalam perusahaan. Dalam prosedur ini

mulai dari adanya kebutuhan akan suatu barang / jasa sampai barang atau jasa

yang dibeli diterima.

Prosedur hendaknya disusun secara sistematis dimana tujuannya adalah

untuk menetapkan pertanggungjawaban serta untuk memberikan informasi

yang lengkap mengenai barang yang dipesan dan diterima. Penyusunan

prosedur dalam perusahaan harus didasarkan pada pedoman tersendiri guna

mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan. Apabila keadaan berubah harus

diperhatikan pula mengenai prosedur yang telah dilakukan, karena sebab-sebab

dari perubahan tersebut akan bermanfaat sebagai bahan informasi yang

dibutuhkan untuk kebijaksanaan selanjutnya.

Adapun serangkaian kegiatan pembelian dengan melakukan

pemesanan, akan melalui beberapa tahapan yang harus dilalui, dan beberapa

tahapan kegiatan tersebut adalah :

1. Membuat permintaan pembelian

Dokumen permintaan pembelian disiapkan oleh karyawan dari

bagian yang memerlukan. Dokumen permintaan pembelian tersebut

9
harus diotorisasi oleh supervisor. Dokumen permintaan pembelian

selanjutnya digunakan oleh bagian pembelian untuk melakukan

order pembelian kepada pemasok.

2. Meminta informasi produk atau jasa ke pemasok atau penyedia jasa

sebelum melakukan pembelian, bagian pembelian menghubungi

beberapa pemasok atau penyedia jasa untuk mendapatkan informasi

rinci mengenai produk atau jasa yang ada, sekaligus

membandingkan harga.

3. Membuat kesepakatan dengan pemasok dan menyiapkan order

pembelian

Kesepakatan tersebut biasanya meliputi syarat-syarat pembelian,

retur, dan pembayaran.

4. Menerima barang atau jasa dari pemasok

Bagian penerimaan barang harus menjamin bahwa barang yang

diterima sesuai dengan yang dipesan dan dalam keadaan baik.

Selanjutnya, bagian penerimaan barang menyerahkan barang

tersebut kepada bagian yang memesan.

5. Mencocokkan dokumen penerimaan barang dengan tagihan/faktur

dari pemasok.

Jika tagihan/faktur dari pemasok tersebut sesuai dengan dokumen

penerimaan barang, maka bagian akuntansi akan mencatat dan

menyimpan faktur tersebut sampai tanggal jatuh tempo atau sesuai

dengan jadwal pembayaran utan.

10
6. Membayar tagihan/faktur yang telah jatuh tempo atau sesuai jadwal

pembayaran utang.

Pada saat jatuh tempo atau jadwal pembayaran utang, bagian

keuangan melakukan pembayaran.

2.1.2 Dokumen Yang Terkait Dalam Pembelian

Dokumen Pembelian adalah suatu daftar yang bermanfaat untuk

menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis, merekam data,

mengurangi kesalahan dan menyampaikan informasi pokok dari suatu orang ke

orang lainnya. Format dokumen dari setiap perusahaan tidaklah sama, tetapi

secara umum memiliki data yang sama untuk diisi.

Dokumen-dokumen yang diperlukan dalam aktivitas pengelolaan pembelian,

menurut ( Permata, 2017 ) adalah sebagai berikut :

1. Surat Permintaan Pembelian

Surat ini diisi oleh bagian gudang atau bagian lain yang

memerlukan barang. Surat permintaan pembelian berisi antara lain:

nama barang, jenis barang, tipe barang, kuantitas barang, dan

kualitas barang yang diminta serta kapan waktu dari barang yang

bersangkutan harus sudah diterima.

2. Surat Permintaan Penawaran Harga

Surat ini diisi oleh bagian pembelian dalam hal barang yang diminta

dalam surat permintaan pembelian belum ada pada daftar langganan

(pemasok/supplier). Surat permintaan penawaran harga berisi

antara lain mengenai : nama, jenis, tipe, kuantitas dan kualitas

11
barang yang diminta tanggal paling lambat penerimaan barang yang

diminta permintaan informasi mengenai syarat pembayaran dan

syarat penyerahan yang diminta oleh calon pemasok.

3. Surat Order Pembelian

Formulir ini diisi oleh bagian pembelian. Formulir ini berisi

keterangan mengenai nama dan alamat pemasok nama, jenis tipe

kuantitas dan kualitas barang yang diminta tanggal paling lambat

penerimaan barang yang dipesan syarat pembayaran dan syarat

penyerahan barang.

4. Laporan Penerimaan Barang

Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan barang, yang

digunakan untuk menunjukan bahwa barang yang diterima dari

pemasok telah memenuhi jenis, mutu, dan kuantitas seperti yang

tercantum dalam surat order pembelian.

5. Faktur Pembelian

Dokumen yang digunakan untuk merekam semua transaksi

pembelian bahan baku yang terjadi di perusahaan.

6. Bukti Kas Keluar.

Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan

transaksi. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran

kas untuk pembayaran utang.

7. Kartu Persediaan.

Dokumen ini digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang

masih tersisa digudang.

12
8. Arsip Tanggal Penerimaan.

Tembusan Surat disimpan menurut tanggal penerimaan barang

yang diharapkan, dan sebagai dasar untuk mengadakan tindakan

pengecekan apabila barang sudah diambil.

2.2 Pengertian Prosedur

Prosedur dalam perusahaan dibuat agar semua pekerjaan dilakukan

dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk

melaksanakan sebuah prosedur yang efektif dan efisien untuk mempertahankan

eksistensinya.

Menurut Mulyadi ( 2008 : 5 ), Prosedur adalah suatu urutan kegiatan

klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau

lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi

perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Sedangkan menurut Azhar ( 2000 : 195

), menjelaskan bahwa Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang

dilakukan secara berulang dengan cara yang sama. Prosedur merupakan suatu

proses, langkah-langkah atau tahapan-tahapan dari serangkaian kegiatan yang

saling berhubungan satu dengan yang lainnya, prosedur juga biasanya

melibatkan beberapa orang dalam suatu departmen di dalam perusahaan.

Susanto ( 2007 : 264 ), menjelaskan bahwa prosedur adalah rangkaian

aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang – ulang dengan bersama

- sama. Prosedur merupakan suatu urutan kegiatan klerikal yang biasanya

melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang disusun

untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap transaksi perusahaan

13
yang terjadi berulang-ulang. Pada umumnya pekerjaan klerikal terdiri dari

penulisan, pemberian kode, pembandingan, penggandaan, pemilihan,

perhitungan, dan pembuatan daftar.

Berdasarkan beberapa pendapat, maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa prosedur merupakan serangkaian urutan aktivitas yang terdiri dari

langkah – langkah kegiatan yang dilakukan oleh manusia secara berulang dan

seragam yang dibuat untuk dijalankan dengan keteraturan dan menjamin agar

kegiatan dalam perusahaan tetap berjalan dengan baik.

2.2.1 Karakteristik Prosedur

Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari prosedur, diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Prosedur menunjang tercapainya suatu organisasi

2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan

menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.

4. Prosedur menunjukan adanya penetapan keputusan dan tanggung

jawab.

5. Menunjukan tidak adanya keterlambatan atau hambatan.

6. Adanya suatu pedoman kerja yang harus diikuti oleh anggota-

anggota organisasi.

7. Mencegah terjadinya penyimpangan.

8. Membantu efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja dari suatu

unit organisasi.

14
2.2.2 Manfaat Prosedur

Suatu prosedur dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan

dimasa yang akan datang.

2. Mengubah pekerjaan berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas,

sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya

mengerjakan yang seperlunya saja.

3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus

dipatuhi oleh seluruh pelaksana.

4. Membantu dalam usaha meningkatkan produkivitas kerja yang

efektif dan efisien.

5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam

pengawasan, bila terjadi penyimpangan akan dapat segera diadakan

perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.

2.3 Pengertian Pembelian

Menurut Aryadi dan Wahyuni ( 2019 ), Pembelian atau purchasing

adalah proses penemuan sumber dan pemesanan bahan, jasa, dan perlengkapan,

kegiatan tersebut terkadang disebut pengadaan barang. Sedangkan menurut

Rusdi, Mulyani, dan Herlina ( 2020 ), mengatakan bahwa pembelian adalah

suaatu kegiatan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan

oleh perusahaan.

15
Menurut Sujarweni ( 2019 : 101 ), Pembelian adalah suatu sistem

kegiatan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh

perusahaan. Dalam sistem pembelian terdapat dua macam, yaitu sistem

pembelian tunai dan sistem pembelian kredit. Sedangkan Menurut Mulyadi

(2016: 316) pembelian adalah serangkaian tindakan untuk mendapatkan barang

dan jasa melalui pertukaran, dengan maksud untuk digunakan sendiri atau dijual

kembali.

Menurut Siahaya ( 2016 : 11 ) Pembelian ( Purchasing ) merupakan

bagian dari kegiatan pengadaan yang lebih difokuskan kepada pembelian

barang ( material ) seperti bahan baku untuk proses produksi dan pembelian

peralatan ( equipment ). Ikatan perjanjian pembelian barang berbentuk purchase

order ( PO ) atau surat pesanan.

Pembelian merupakan salah satu fungsi penting dalam suatu usaha dan

menjadi kewajiban dari bagian purchasing. Di perusahaan besar maupun

menengah keberadaan purchasing sangat diperlukan. Kegiatan pembelian

merupakan salah satu fungsi dasar sebuah perusahaan, suatu perusahaan tidak

akan dapat beroperasi dengan baik tanpa pengelolaan pembelian yang benar dan

sesuai dengan prosedur. Purchasing atau pembelian adalah suatu proses

pencarian sumber atau suatu fungsi yang menyediakan barang dan jasa yang

dibutuhkan perusahaan pada waktu, harga dan kualitas yang tepat untuk

kegiatan produksi. Departemen yang menangani proses tersebut ialah

Purchasing Department atau bagian pembelian. Dan untuk mencapai tahap

pembelian tentunya adanya serangkaian proses- proses yang terjadi di belakang

16
sebelum sampai pada proses pembelian seperti kebutuhan-kebutuhan dasar oleh

pihak produksi.

2.3.1 Fungsi yang terkait dalam Akuntansi Pembelian

Perusahaan yang berproduksi untuk menghasilkan satu atau beberapa

macam produk tentu akan selalu memerlukan bahan baku untuk proses

produksinya. Berikut ini merupakan beberapa fungsi yang terkait dalam sistem

akuntansi pembelian menurut ( Setiyawati, 2011 ) adalah :

1. Fungsi Pembelian

Bertanggung jawab untuk memperoleh dan mendapatkan informasi

mengenai harga barang, menentukan pemasok ( supplier ) yang

akan dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order

pembelian kepada pemasok yang dipilih.

2. Fungsi Gudang

Bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian

sesuai dengan posisi keberadaan persediaan yang ada di dalam

gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh

fungsi penerimaan.

3. Fungsi Penerimaan

Bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan kembali

terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari

pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut

diterima oleh perusahaan.

4. Fungsi Akuntansi

17
Fungsi ini terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi

pencatatan hutang dan pencatatan persediaan. Dalam sistem

akuntansi pembelian, fungsi pencatat hutang bertanggung jawab

untuk mencatat pembelian ke dalam bukti kas keluar dan untuk

menyelenggarakan arsip dokumen sebagai pencatatan hutang.

2.3.2 Tujuan Pembelian

Tujuan dari kegiatan pembelian menurut ( Setiyawati, 2011 ) adalah

sebagai berikut :

1. Membantu identifikasi produk dan jasa yang dapat diperoleh

secara eksternal.

2. Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan pemasok, harga

dan pengiriman yang terbaik bagi barang dan jasa tersebut.

2.4 Standar Operasional Prosedur


2.4.1 Pengertian Standar Operasional Prosedur ( SOP )

SOP adalah sebuah rangkaian standar yang mendukung prosedur

kerja yang tertata baik di sebuah organisasi atau perusahaan. Pengertian SOP

yang dikemukakan para ahli berbeda dari waktu ke waktu, meskipun demikian

memiliki tujuan yang sama yaitu untuk merumuskan pengertian standar

operasional prosedur ( SOP ) sehingga mudah untuk dipahami.

Menurut ( Citra, 2019 ), Standard operating procedure ( SOP ) atau

disebut juga sebagai “prosedur” adalah dokumen yang lebih jelas dan rinci untuk

menjabarkan metode yang digunakan dalam mengimplementasikan dan

18
melaksanakan kebijakan dan aktivitas organisasi seperti yang ditetapkan dalam

pedoman.

Menurut ( Gabriele, 2018 ) Menjelaskan SOP dapat didefinisikan

sebagai dokumen yang menjabarkan aktivitas operasional yang dilakukan

sehari-hari, dengan tujuan agar pekerjaan tersebut dilakukan secara benar, tepat,

dan konsisten, untuk menghasilkan produk sesuai standar yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Menurut pendapat dari beberapa ahli tersebut maka dapat

disimpulkan SOP adalah suatu kumpulan dokumen tertulis yang berisikan

prosedur-prosedur kerja secara rinci, tahap demi tahap dan sistematis dari semua

kegiatan rutin yang dilakukan oleh perusahaan yang menjadi pedoman untuk

melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja

dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

2.4.2 Tujuan dan Manfaat Standar Operasional Prosedur

A. Tujuan

Tujuan utama dari penyusunan SOP adalah menyederhanakan pekerjaan

kita supaya hanya terfokus pada intinya, tetapi cepat dan tepat (Citra 2019).

Berikut ini merupakan tujuan dan fungsi dari SOP yaitu :

1. Memberikan sebuah rekaman kegiatan dan pengoperasiannya secara

pengoperasiannya secara praktis.

2. Mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam

organisasi.

19
3. Membentuk kedisiplinan kepada semua anggota organisasi baik

dalam institusi, organisasi, maupun perusahaan.

4. Menjaga kinerja yang konsisten pada masing-masing unit kerjanya.

5. Memperlancar pekerjaan atau tugas bagi karyawan.

6. Ketika ada penyelewengan/penyalahgunaan wewenang SOP ini bisa

dijadikan sebagai dasar hukum yang kuat untuk mengambil tindakan.

7. Memberikan kemudahan dalam menyaring, menganalisis, dan

membuang hal-hal atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan prosedur.

8. Untuk meminimalkan kesalahan/kegagalan, keraguan/ duplikasi, dan

inefisiensi.

9. Memperbaiki kualitas atau performa karyawan itu sendiri.

10. Membantu menguatkan regulasi perusahaan.

11. Memastikan efisiensi tiap-tiap aktivitas operasional.

12. Menjelaskan segala peralatan untuk keefektifan program pelatihan.

13. Memberikan kemudahan dalam melaksanakan pekerjaan sehingga

semua karyawan menyadari akan tanggung jawab pekerjaan,

memahami, dan mengetahui hak dan kewajibannya.

14. Melindungi organisasi/unit kerja dan karyawan dari malapraktik atau

kesalahan lain.

B. Manfaat

Menurut ( Setiawati, 2015 ) SOP memiliki beberapa fungsi dan manfaat

dalam perusahaan seperti yang dijabarkan sebagai berikut :

1. SOP memastikan bahwa perusahaan memiliki proses konstan yang

memenuhi standar dan semua karyawan mengenal proses tersebut.

20
2. Dengan adanya SOP, proses akan selalu ditinjau dan diperbaharui

berdasarkan dasar yang sudah ada.

3. SOP menjamin bahwa audit yang dilakukan oleh Biro Konsultan

atau sponsor tidak akan menghasilkan penemuan yang merugikan

perusahaan, dan juga dapat memberi perusahaan suatu perlindungan

yang legal.

4. SOP dapat mengurangi perbedaan dalam sistem, dimana perbedaan

tersebut merupakan kendala dalam efisiensi produksi dan

pengontrolan kualitas.

5. SOP dapat membantu dalam pelatihan personil baru sebagai sumber

referensi bagi pelatih personil.

6. SOP dapat mempermudah dalam melakukan pelatihan silang,

dimana pelatihan silang melatih personil dalam melakukan

pekerjaan di departemen lain, dengan kata lain diluar departemen

asalnya.

7. SOP dapat membantu dalam melakukan evaluasi terhadap

performansi personil dan proses yang dilakukan. Dalam

menjalankan kegiatan operasional di dalam perusahaan, karyawan

atau staff memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat signifikan.

Karena itu, diperlukan adanya SOP sebagai acuan dalam bekerja

secara sungguh-sungguh untuk dapat menjadi sumber daya manusia

yang profesional dan handal sehingga dapat mewujudkan visi dan

misi organisasi atau perusahaan.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penulisan Tugas Akhir

Penelitian Tugas Akhir ini diambil pada UPT. Pengembangan Bisnis

dan Kewirausahaan ( UBIS ) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Berlokasi di

Jl. Raya Palka No.Km.03, Panancangan, Kec. Cipocok Jaya, Kab. Serang,

Banten.

3.2 Metode Penulisan Tugas Akhir

Jenis metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam

menganalisis data laporan tugas akhir adalah jenis penelitian deskriptif

kualitatif yaitu untuk mengetahui atau menjelaskan mengenai prosedur

pembelian persediaan barang dagang pada UPT. Pengembangan Bisnis dan

Kewirausahaan ( Ubis ) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dari data-data yang

diperoleh penulis diperusahaan. Tujuannya untuk memberi gambaran pada

objek yang diteliti dengan menggunakan data yang telah dikumpulkan serta

membuat kesimpulan yang dapat berlaku secara umum. Pada metode ini, isi

penelitiannya dapat berupa kata-kata, gambar, atau informasi yang berisi fakta-

fakta yang ditemukan dilapangan. Demikian metode data kualitatif ini diperoleh

dari hasil wawancara dan dokumentasi dengan cara mengumpulkan data sesuai

pembahasan yang akan diteliti.

22
1.3 Jenis Penelitian Tugas Akhir
3.3.1 Jenis Data

Adanya suatu data sebagai bukti untuk menyelesaikan suatu masalah

dalam melakukan penelitian. Data juga dibutuhkan sebagai pelengkap informasi

suatu penelitian yang didapatkan melalui pengumpulan data berupa fakta-fakta

yang sesuai terjadi dilapangan.

Jenis data dalam suatu penelitian biasanya terbagi menjadi dua, yaitu

jenis data primer dan data sekunder (Sugiyono, 2015). Pada penelitian tugas

akhir ini, peneliti menggunakan jenis data primer dan sekunder.

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik

individual atau perseorangan ( Umar, 2002 ). Data Primer adalah

data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dengan cara

melakukan interaksi dengan sumbernya atau pihak yang

bersangkutan dengan objek penelitian. Peneliti memperoleh data

primer ini dengan cara melakukan wawancara langsung kepada

salah satu Staf Unit Bisnis Untirta baik secara terstruktur maupun

tidak struktur.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

oleh peneliti atau data yang bukan diusahakan sendiri oleh peneliti.

Pada data sekunder ini peneliti menggunakan beberapa sumber

penelusuran internet diantaranya buku digital ( seperti, googlebooks

23
), jurnal, dan literatur baik berupa teori maupun data yang

berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian.

3.3.2 Sumber Data

Pada penulisan tugas akhir ini, peneliti menggunakan sumber data yang

bersumber langsung dari lapangan yaitu perusahaan yang peneliti tempati

magang dan sumber data dari studi kepustakaan. Adapun sumber data yang

peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

a. Penelitian Langsung ( Observasi )

Penelitian langsung adalah peneliti melakukan pengumpulan data,

pengolahan dan penyajian data tanpa perantara selama peneliti

melakukan melakukan praktik kerja magang atau sekitar 12

minggu di perusahaan Unit bisnis Untirta Pakupatan. Peneliti

melakukan peninjauan secara langsung untuk memperolah data-

data terkait yang digunakan untuk penyusunan tugas akhir.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan suatu teknik dalam mengumpulkan

data dari berbagai referensi yang sifatnya relevan dan sesuai

dengan objek yang diangkat oleh peneliti. Selain itu, menurut

(Syafitri & Nuryono, 2020) menyatakan bahwa studi kepustakaan

merupakan suatu rangkaian yang berhubungan dengan suatu

metode yaitu metode dalam pengumpulan data pustaka dengan

cara membaca dan mencatat dalam mengolah bahan yang

dijadikan penelitian. Studi kepustakaan ini juga menjadi teknik

dalam pengumpulan data sebagai acuan untuk mengolah kata

24
dengan referensi dari buku, literatur, tulisan maupun laporan

mengenai penelitian yang sedang dilakukan.

3.3.3 Metode Pengumpulan Data

Penulisan tugas akhir ini menggunakan suatu metode dalam

mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data adalah suatu teknik yang biasa

digunakan oleh peneliti untuk membantu aktivitasnya dalam mengumpulkan

data-data objek penelitian agar aktivitas tersebut dapat tersusun secara

sistematis. Dalam pengumpulan data serta keterangan yang diperlukan dalam

penelitian ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan

cara sebagai berikut :

Penelitian Lapangan, Penelitian yang dilakukan dengan melakukan pengamatan

langsung terhadap objek penelitian untuk mendapatkan data yang sesuai dengan

pembahasan. Adapun cara yang dilakukan peneliti yaitu :

a. Wawancara yaitu :

Menurut Sugiyono (2017), wawancara merupakan suatu pertemuan

yang terjadi antara dua orang atau lebih untuk berbagi informasi

sehingga menghasilkan jawaban dari suatu topik yang diangkat.

Pada Metode ini peneliti menggunakan teknik wawancara tidak

terstruktur melalui tatap muka dan komunikasi secara langsung

kepada pihak terkait yaitu pada bagian staf pergudangan sekaligus

bagian purchasing untuk mengumpulkan informasi mengenai

prosedur pembelian yang ada pada Unit bisnis Untirta.

25
b. Dokumentasi :

Dokumentasi dilakukan secara sistematis yang dimulai dari

pengumpulan hingga pengelolaan terkait data yang diperoleh

sehingga menghasilkan suatu dokumen. Pada metode dokumentasi

ini hasilnya dapat berupa tulisan, gambar, atau karya dari sebuah

monumental seseorang dengan catatan bahwa peristiwa tersebut

sudah berlalu. Adapun cara pengumpulan data dengan

menggunakan metode ini yaitu peneliti mendokumentasikan proses

penelitian atau pengambilan data pada saat melakukan penelitian.

26
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan


4.1.1 Profil Singkat Perusahaan

UPBK Untirta berdiri sejak tanggal 15 Januari 2016 dalam rangka

mengembangkan usaha-usaha untuk menghasilkan pendapatan sebagai sumber

pembiayaan, sebagai sumber pembiayaan dalam menjalankan Tri Dharma

Perguruan Tinggi.

Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa memutuskan mengangkat

dan menugaskan saudara Ir. Gugun Gunawan,

S.Mn.,M.M.,Pangkat/Gol.Penata.Tk.I/Iid, sebagai kepala UPT. Pengembangan

Bisnis, Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis ( UPBK ) Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa masa jabatan Tahun 2016 – 2020.

Unit usaha/Unit bisnis yang didirikan oleh Untirta ini biasa disebut

dengan UPBK/Ubis terdiri dari dua bidang layanan diantaranya :

1. Layanan Bisnis Akademik

2. Layanan Bisnis Non Akademik

Unit Bisnis ini juga memiliki beberapa Mitra Dan Produk, salah satunya

yaitu Produk Air Minum Dalam Kemasan ( AMDK ) Untirta-Ku. Produk Air

Minum Dalam Kemasan (AMDK) Untirta-KU diluncurkan pada tanggal 16

Juni 2020, produk ini diberi nama Untirta-Ku untuk kemasan galon 19L.

Peluncuran itu setelah mendapatkan surat izin edar pangan olahan

27
No.PN.06.07.52.04.20.1325.PKPE/MD/0482 tertanggal 28 April 2020 dari

Badan POM. Nomor izin edar nya adalah BPOM RI MD 265231004095, yang

berlaku sampai dengan 28 April 2025. Untirta-KU sebagai merk dagang dan

logonya telah terdaftar di Kemenkumham dengan nomor D272019074906.

Produk ini hasil kerjasama antara Untirta dengan PT. Krakatau Daya

Tirta (KDT), yang dituangkan dalam kontrak kerjasama nomor

48/UN43/HK.06.00/2020, dengan jangka waktu kontrak selama dua tahun,

sampai dengan tanggal 15 Juni 2022. Terkait dengan pemasaran dan distribusi

produk, dilakukan perjanjian Kerjasama dengan Koperasi Karyawan Untirta

(Kokipta), nomor 05/UN43.19/HK.06.00/2020, dengan jangka waktu tiga

tahun, sampai dengan 14 Agustus 2023.

Kemudian Unit Pengembangan Bisnis dan Kewirausahaan (Ubis)

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) meluncurkan produk baru Air

Minum Dalam Kemasan (AMDK) botol 330ml dan 600ml. Produk ini diberi

nama Untirta-Ku, seperti kemasan galon 19L.

Kepala Unit Bisnis (Ubis) Untirta, Dr. Abdul Fatah, M.Pd,

mengungkapkan AMDK botol sudah diproduksi sejak pertengahan Agustus

2022, bertepatan dengan awal Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa

Baru (PKKMB). Adapun untuk izin BPOM sendiri sudah terbit pada 31 Januari

2022.

Kepala Unit Bisnis ( Ubis ) juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah

memasok produknya ke beberapa kantin di Untirta, yakni di kantin Kampus A

28
Pakupatan dan Kampus E Sindangsari. Untuk harga eceran di kantin, air mineral

Untirta-Ku dijual sama dengan merk lain.

4.1.2 Visi Perusahaan

Visi adalah suatu tentang gambaran mengenai tujuaan atau keinginan

dimasa depan yang akan datang ( future ), yang secara realistik dilakukan

dengan berbagai tindakan guna mewujudkannya dalam kurun waktu tertentu.

Adapun visi yang dimiliki oleh Unit Bisnis Untirta yaitu :

“ Menjadi Unit Bisnis yang Unggul, Kompetitif, dan Berdaya Saing ”

4.1.3 Misi Perusahaan

Misi secara ringkas merupakan hal-hal yang lebih fokus terhadap langkah

- langkah secara rinci yang akan dilakukan untuk mencapai visi yang telah

ditentukan. Adapun misi yang dimiliki oleh Unit bisnis Untirta yaitu :

1. Meningkatkan layanan unit bisnis sesuai income generating dari

bidang usaha dan kemitraan.

2. Meningkatkan kualitas dan layanan unit bisnis sesuai dengan value

JAWARA.

3. Menyelenggarakan dan mensinergikan pengelolaan pusat bisnis

akademik dan non akademik secara profesional, efektif dan efisien.

4. Mengembangkan Spirit enterpreneur bagi alumni dan civitas

akademik.

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan salah satu kelengkapan penting bagi suatu

perusahaan, dimana didalamnya menggambarkan tingkat tanggung jawab,

29
wewenang dan pemisahan fungsi. Struktur organisasi ini penting karena akan

memudahkan pembagian tugas sesuai dengan bidang masing-masing.

Ketua unit
bisnis

Divisi Divisi Divisi Divisi


Gudang Administrasi Penjualan Marketing

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Unit bisnis Untirta

4.1.5 Uraian Pekerjaan ( Job description )

Tugas Pokok :

Adapun tugas pokok Unit Bisnis, yaitu dalam rangka mengembangkan

usaha usaha untuk menghasilkan pendapatan sebagai sumber pembiayaan dalam

menjalankan tri dharma perguruan tinggi.

1. Kepala Unit bisnis/UPBK

Tugas pokok dan fungsi :

a. Mengkoordinasikan pelaksanaan progran subkoordinator, divisi dan

unit usaha;

b. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan

menganaliais semua aktivitas bisnis unit usaha dan melaporkan

kepala rektor;

c. Mengelola dan mengawasi proses penganggaran di unit usaha;

30
d. Memastikan setiap unit usaha menjalankan streategi sesuai target

dan berusaha melampauinya;

e. Memutuskan dan membuat kebijakan sesuai batasan wewenang

yang diberikan untuk kemajuan unit usaha;

f. Membuat prosedur dan standart unit usaha;

2. Divisi Gudang

a. Menyusun barang sesuai ketentuan

b. Memantau perpindahan barang saat distribusi

c. Mempersiapkan pengiriman dan penyimpanan barang

d. Mengecek kuantitas serta kualitas barang yang ada digudang

e. Mendata keluar masuk barang

f. Menandatangani surat penerimaan barang

3. Divisi Administrasi Keuangan

a. Membuat surat yang dibutuhksn unit bisnis

b. Mengelola dokumen perusahaan

c. Melakukan entry data

d. Melakukan pengarsipan data

e. Menyiapkan gaji karyawan

4. Divisi penjualan

a. Mengantar barang sesuai pesanan pelanggan

b. Melakukan konfirmasi setelah penjualan barang kepada pihak

gudang dan administrasi

5. Divisi Marketing

a. Merespons kebutuhan pelanggan

31
b. Melakukan dan mengelola kampanye pemasaran

c. Memantau dan mengelila media social

4.1.6 Bidang Usaha Perusahaan

Unit bisnis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa adalah suatu Usaha kecil

dan menengah ( UKM ) dalam rangka mengembangkan usaha-usaha untuk

menghasilkan pendapatan sebagai sumber pembiayaan tri dharma perguruan

tinggi, termasuk katagori perusahaan dagang yang menjual Air Mineral dalam

Kemasan ( AMDK ). Bergerak dalam bidang distribusi yang tentunya

mempunyai persediaan barang dagang yang siap dijual dengan jumlah

persediaan yang sangat banyak. Produk yang dijual Unit bisnis Untirta ini

diantaranya berupa air mineral kemasan botol 330 ml, 600 ml dan kemasan

galon 19 Liter dengan merk jual Untirta-ku.

4.2 Hasil Magang

Selama melaksanakan Praktik kerja magang di kantor Unit Bisnis Unit

Pengembangan Bisnis dan Kewirausahaan ( Ubis ) Untirta. Kegiatan magang

dilaksanakan selama tiga bulan terhitung sejak tanggal 15 September sampai

dengan 05 Desember 2022. Penulis ditempatkan pada bagian Staff

pergudangan. Waktu pelaksanaan yang ditentukan oleh pihak perusahaan

dimulai dari hari Senin – Jum’at dengan ketentuan waktu kerja dimulai pukul

08.00 – 16.00 WIB.

Selama menjalankan Praktik Kerja Magang di bagian Staff

Pergudangan UPBK, tugas pokok dari Staff Pergudangan itu sendiri antara

lain melaksanakan pengadaan barang persediaan, menandatangani surat

32
penerimaan barang, melakukan pemeliharaan barang persediaan, mendata

jumlah pesanan untuk dikirim, membuat laporan aktifitas barang keluar/masuk.

Kegiatan/Tugas yang dilakukan oleh Penulis diantaranya :

1. Melaksanakan pengadaan barang persediaan

2. Menandatangani surat penerimaan barang

3. Menyiapkan penyimpanan barang persediaan

4. Melakukan pengecekan barang persediaan termasuk jumlah, jenis

dan kondisi

5. Membuat jadwal pengiriman

6. Mendata jumlah pesanan dan Menyiapkan pengiriman

7. Melakukan stok opname

4.2.1 Pembahasan Aktivitas Magang

Selama menjalankan Praktik Kerja Magang di bagian Staff

Pergudangan Ubis, Peneliti diberikan penjelasan terkait pekerjaan yang akan

dilakukan diantaranya meliputi :

1. Melaksanakan pengadaan barang persediaan ( stock )

Adapun yang dilakukan peneliti untuk pengadaan barang

persediaan atau stock yaitu dengan melaporkan data persediaan

barang yang ada digudang ketika stocknya mulai habis terjual

kepada pihak administrasi gudang.

2. Menandatangani surat penerimaan barang

Tahap penerimaan barang atau jasa ini berupa berupa penerbitan

surat tanda terima barang kepada pemesan oleh supplier, dan

33
pengakuan bahwa barang atau jasa masuk kedalam pembukuan

pemesan. Setelah barang diterima, Praktikan melakukan

pemeriksaan sebelum menandatangani surat penerimaan barang

mulai dari kuantitas produk, apakah sesuai dengan pesanan, dan

juga memperhatikan kualitas atas produk yang diterima. Setelah

barang/jasa diterima dan dipastikan semuanya cocok dengan

kualitas baik, maka praktikan akan menandatangani surat

penerimaan barang tersebut.

Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu mengawasi setiap

adanya bongkar muat, penghitungan, dan mengecek kondisi barang

sebelum menandatangani surat penerimaan barang.

Gambar 4.2 Surat Penerimaan Barang

3. Menyiapkan penyimpanan barang persediaan di Gudang

Penyimpanan merupakan aktivitas penyimpanan barang berupa

bahan baku dan barang jadi, proses pemindahan barang dari dok

penerimaan kegudang penyimpanan. Gudang merupakan tempat

dengan sistem pengamanan yang dapat diandalkan, dengan

demikian barang persediaan akan mendapatkan jaminan keamanan

34
baik dari bahaya pencurian, kebakaran, bannjir, serta problem

keamanan lainnya.

Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu membersihkan

tempat penyimpanan barang, menyiapkan pallet untuk dijadikan

alas tempat meletakkan barang persediaan yang disimpan digudang

sebagai pelindung dari lantai kotor maupun basah yang dapat

menyebabkan kerusakan pada barang persediaan.

Gambar 4.3 Alas Pallet Pelindung Barang Persediaan

4. Melakukan pengecekan barang persediaan termasuk jumlah,

jenis dan kondisi

Dalam hal ini praktikan akan memeriksa kualitas dan kuantitas

barang yang ada di dalam gudang. Mulai dari ruang penyimpanan,

pembongkaran, atau ruang lainnya di dalam gudang, Praktikan akan

memastikan bahwa barang-barang tersebut sesuai dengan data yang

sudah ada atau yang belum ada. Tujuannya untuk memastikan

kondisi dan jumlah barang tetap terjaga, untuk pencatatan dan

pelaporan.

35
Gambar 4.4 Mencatat Barang Persediaan

5. Membuat jadwal pengiriman

Kepuasan pelanggan adalah hal yang harus diperhatikan oleh setiap

perusahaan jika ingin bisnisnya tetap berjalan dengan lancar,

kepuasan pelanggan biasanya dipengaruhi oleh kualitas produk,

harga produk, dan pengiriman produk tepat waktu. Ketika

pelanggan sudah memesan atau membeli barang, namun barang

tersebut tidak kunjung tiba, maka pelanggan akan kecewa dan

berpengaruh terhadap reputasi perusahaan sehingga berdampak

pada kita sebagai supplier yaitu kehilangan pelanggan.

Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu membuat jadwal

pengiriman berdasarkan pesanan dan lokasi pelanggan untuk

memudahkan pengiriman satu arah dan bertujuan untuk sedikit

menghemat biaya transportasi seperti bensin.

36
Gambar 4.5 Jadwal Pengiriman Penjualan Harian

6. Mendata jumlah pesanan dan Menyiapkan pengiriman

Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu, dengan menghitung

terlebih dahulu barang persediaan yang akan dikirim ke pelanggan

ditambah dengan yang ada di gudang, kemudian ditambah lagi

dengan masuknya persediaan barang yang datang dari PT.KDT dan

mencatat pesanan kedalam buku catatan termasuk mengumpulkan

nota bukti pembayaran ketika barang sudah terkirim/terjual,

termasuk catatan penjualan langsung yang kemudian akan

dilaporkan kepada pihak administrasi.

Gambar 4.6 Pencatatan Peesanan Pelanggan

37
Gambar 4.7 Produk yang siap dikirim

7. Melakukan stock opname

Dasar dilakukannya stock opname untuk mengakurasi data

persediaan yang ada dilaporan dengan barang yang riil ada

digudang, dengan begitu atasan bisa mengetahui apakah terjadi

kekeliruan yang tidak sesuai antara jumlah stock dengan keluarnya

barang. Adapun kegiatan yang dilakukan praktikan dalam

melakukan stock opname biasanya terjun langsung kelapangan

bersama tim Untirta-ku bisnis, untuk menghitung ulang persediaan

dan sewa yang ada digudang dan tempat lainnya. Kemudian

melakukan penyesuaian dengan data yang ada dalam sistem.

Gambar 4.8 Pelaksanaan Stock Opname

38
4.3 Hasil Penelitian

Pada dasarnya Unit bisnis Untirta serang merupakan unit bisnis yang

berperan dalam pendistribusian produk Air Minum Dalam Kemasan ( AMDK )

yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam kegiatan setiap harinya gudang

menerima produksi air Untirta-ku dari PT. Krakatau Daya Tirta dan

mendistribusikan produk tersebut kepada konsumen yang berada diwilayah

sekitar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, sistem pembelian pada

Unit bisnis Untirta dimulai dari pembelian barang produksi dari pemasok

dengan jenis dan jumlah tertentu. Barang tersebut kemudian disimpan digudang

untuk dijual. Proses pencatatan transaksi yang berjalan masih menggunakan

sistem manual, pencatatan stok serta pembuatan laporan tidak menggunakan

aplikasi tertentu.

Pembelian barang pada Unit bisnis Untirta dilakukan dengan

perencanaan terlebih dahulu, tujuan perencanaan tersebut dimaksudkan agar

pelaksanaan pembelian tersebut sesuai dengan kebutuhan. Unit bisnis Untirta

telah sering melakukan pembelian barang secara kredit dan untuk pencatatan

setiap transaksi masih secara manual yaitu menggunakan buku dan Microsoft

Excel.

4.4 Pembahasan
4.4.1 Prosedur Pembelian Pada Unit Bisnis AMDK Untirta

Pada pembahasan ini peneliti melakukan penelitian tentang prosedur

pembelian suplai air yang ada pada Unit bisnis Untirta, mengingat pembelian

barang merupakan hal yang terpenting bagi perusahaan supplies atau mitra

usaha dalam memenuhi kebutuhan produksi yang berlangsung agar proses

39
produksi dapat berjalan dengan lancar. Biasanya pembelian dilakukan

dikarenakan stok di gudang sudah tidak tersedia atau out of stock.

Berdasarkan data yang didapat dari hasil penelitian yang telah

dilaksanakan pada bagian purchasing, maka prosedur pembelian dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Prosedur Pembelian Unit Bisnis Untirta Tahun 2020

NO. PROSES KETERANGAN


1. Menerima Daftar Sebelum terjadinya proses pembelian barang,
Permintaan bagian purchasing terlebih dahulu menerima
Barang surat permintaan barang dari Unit Bisnis AMDK
Untirta.
2. Pemilihan Proses ini terjadi sesuai dengan kebutuhan pabrik,
Supplier untuk memenuhi stok bahan baku apa saja yang
dibutuhkan.
3. Pengajuan Sebelum terjadinya proses pembuatan PO, pihak
Permintaan purchasing akan terlebih dahulu
Penawaran harga melakukan/membuat surat permintaan penawaran
harga.
4. Seleksi supplier Proses ini terjadi ketika pihak purchasing
berdasarkan mendapatkan surat penawaran harga yang telah
kualitas dan harga diberikan pihak supplier, dan bagian purchasing
menyeleksi supplier mana yang akan dipakai
berdasarkan kualitas barang dan harga.
5. Pengeluaran Setelah melakukan beberapa tahap yang telah
pesanan dilakukan bagian purchasing, PO (purchase
pembelian ( order) lalu dibuat setelah dipilihnya supplier yang
purchase Order ) telah lolos seleksi berdasarkan kualitas dan harga.
Sumber : Bagian Purchasing

40
A. Urutan Pelaksanaan pembelian

Masalah pembelian persediaan adalah tanggung jawab pimpinan atau

bagian yang dilimpahi wewenang untuk menangani hal tersebut. Bagian yang

dilimpahi bidang ini adalah bagian pembelian. Pelaksanaan pembelian dimulai

saat diputuskan pembelian sampai faktur dan barang diterima serta sampai pada

kewajiban perusahaan untuk membayar. Menurut Mulyadi ( 1989, 242 – 243 ) ,

Adapun urut-urutan pelaksanaan dalam pembelian adalah sebagai berikut :

a. Pada saat persediaan menunjukkan batas minimal bagian gudang

menulis surat permintaan pembelian rangkap 2 yang ditandatangani

kepala gudang. Lembar 1 untuk bagian pembelian dan lembar 2 untuk

arsip bagian gudang disimpan urut nomor.

b. Berdasarkan surat permintaan pembelian, bagian pembelian menulis

surat permintaan penawaran harga pada beberapa supplier.

c. Jawaban dari supplier yang merupakan penawaran harga diseleksi

oleh bagian pembelian untuk menentukan supplier yang harganya

paling menguntungkan.

d. Bagian pembelian membuat order pembelian rangkap 7 (tujuh) dan

didistribusikan sebagai berikut : Lembar 1 dan 2 untuk supplier,

lembar 2 akan dikembalikan oleh supplier sebagai pemberitahuan

kalau pesanan diterima. Lembar 3 untuk bagian penerimaan barang.

Lembar 4 untuk bagian utang. Lembar 5 untuk bagian gudang.

Lembar 6 untuk diarsipkan menurut tanggal pengiriman yang

diharapkan. Lembar 7 diarsipkan menurut nama pemasok, sebagai

referensi silang. Barang yang dipesan beserta surat pengantar dari

41
supplier oleh bagian pemerima barang, kemudian diperiksa menurut

surat order pembelian. Apabila barang yang diterima sesuai dengan

yang dipesan, bagian penerima barang membuat penerimaan barang

rangkap 3 (tiga) dan didistribusikan sebagai berikut : Lembar 1 untuk

bagian utang via bagian pembelian. Lembar 2 untuk bagian gudang

bersama dengan barang. Lembar 3 untuk diarsipkan menurut nomor

urut.

e. Gudang mencocokkan barang yang diterima dengan laporan

penerimaan barang dan mencatat dalam kartu gudang. Mengarsipkan

surat order pembelian ke dalam arsip gudang menurut nomor urutnya.

f. Faktur pembelian diterima bagian pembelian diperiksa dan

dicocokkan dengan order pembelian untuk distempel persetujuan.

Faktur kemudian diserahkan ke bagian hutang.

g. Bagian hutang memeriksa faktur pembelian, mencocokkan dengan

order pembelian dan laporan penerimaan barang. Bila sesuai bagian

membuat Bukti Kas Keluar rangkap 3. Lembar 1 dan 3 beserta

dokumen pendukungnya (faktur pembelian, surat order pembelian,

laporan penerimaan barang) ke dalam arsip buku kas keluar yang

belum dibayar menurut tanggal jatuh tempo. Lembar 2 dikirim ke

bagian kartu persediaan dan kartu biaya.

h. Bagian kartu persediaan, menyimpan bukti kas keluar dalam arsip

menurut nomor urutnya.

42
B. Formulir Yang Digunakan dalam Prosedur Pembelian

Lancarnya pelaksanaan kegiatan perlu didukung oleh alat-alat dan

prasarana untuk melengkapi dan menampung data yang sangat dibutuhkan untuk

laporan keuangan. Adapun alat-alat yang digunakan diantaranya formulir-

formulir dan dokumen yang sah.

Menurut Mulyadi ( 1989, 207 – 235 ), Formulir-formulir yang digunakan

dalam prosedur pembelian adalah sebagai berikut :

1. Permintaan Pembelian

2. Permintaan Penawaran Harga

3. Order Pembelian meliputi Surat Order Pembelian, Tembusan

Pengakuan oleh Pemasok, Tembusan bagi Unit Peminta barang,

Arsip Tanggal Penerimaan, Arsip Pemasok, Tembusan Bagian

Penerimaan, Tembusan Bagian Hutang, Laporan Penerimaan

Barang, Bukti Kas Keluar.

C. Bagan Flowchart Pembelian di Unit Bisnis Untirta

Flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang

menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu

proses ( instruksi ) dengan proses lainnya dalam suatu program. Flowchart

pembelian adalah suatu bagan yang menggambarkan urutan proses

pembelian dari mulai pemesanan barang hingga penerimaan barang. Berikut

gambar bagan flowchart hasil penelitian yang di tulis peneliti mengenai

prosedur pembelian yang ada pada Unit bisnis Untirta.

43
Mulai

Penawaran Harga
Barang

Meneliti
Kebutuhan
Barang

Seleksi
Daftar Deal
Pemasok

Negosiasi Pembelian

PO

Pengiriman Barang

Kontrol
Pesanan

Penerimaan
Barang

Selesai

Gambar 4.9 Flowchart Pembelian

44
Berikut Penjelasan Alur Flowchart Pembelian :
1. Bagian produksi mengajukan permohonan pembelian kebutuhan bahan baku

kepada bagian gudang.

Bagian gudang akan memeriksa barang, apabila barang kurang maka akan

mengajukan permintaan barang kepada bagian pembelian. Permintaan

kebutuhan barang dilakukan secara rutin setiap hari.

2. Bagian pembelian akan melakukan penawaran permintaan dan surat

permintaan penawaran harga kepada supplier.

Bagian pembelian meminta penawaran barang dari beberapa pemasok

melalui telepon agar pihak pemasok mengirimkan penawaran harga dengan

spesifikasi yang diminta. Setelah menerima beberapa penawaran harga dari

pemasok, pihak pembelian akan membandingkan harga dari beberapa

pemasok dengan kualitas yang ditawarkan.

3. Bagian pembelian akan memberikan daftar harga tersebut kepada bagian

gudang dan kepala bagian (gudang) memilih pemasok sesuai dengan barang

yang akan dipesan dalam daftar pemasok terpilih. Kemudian meneliti

spesifikasi barang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan barang untuk

operasional perusahaan, agar tidak terjadi kesalahan dalam pembelian

sehingga mengakibatkan pengeluaran yang semakin bertambah.

4. Melakukan seleksi atas penawaran barang dari pemasok terkait kualitas,

harga dan jenis barang yang akan dibeli.

Bagian pembelian meneliti apakah penawaran harga dari pemasok masih

sesuai dengan kualitas barang atau sudah berubah dengan cara

membandingkan kembali harga yang ditawarkan agar tidak terjadi kesalahan

dalam proses konstruksi yang mengakibatkan penurunan kualitas produk

45
perusahaan. Setelah memilih pemasok, pihak pembelian memohon

persetujuan dari direktur untuk melakukan pembelian.

5. Kepala bagian pembelian mengadakan negosiasi pembelian, meliputi :

a. Kualitas/spesifikasi dan Harga

b. Pengiriman (delivery)

c. Syarat pembayaran (kelengkapan dokumen dan waktu)

Bagian pembelian melakukan negosiasi kembali pada pihak pemasok

tentang penawaran harga yang diberikan pihak pemasok pada bagian

pembelian dan cara pembayaran yang akan digunakan sehingga bagian

keuangan tidak melakukan keterlambatan dalam pembayaran.

6. Bagian gudang menerbitkan Purchasing Order ( PO ) yang berisi :

a. Item barang beserta spesifikasi/kualitas

b. Jumlah barang dan Tanggal pengiriman

c. Harga hasil negosiasi dan Nama pemasok terpilih

Setelah menerima dan menyesuaikan data, pihak pembelian menerbitkan

order pembelian (PO) yang telah disetujui dan ditanda tangani oleh Direktur

Unit Bisnis Untirta dan dikirimkan pada pihak pemasok agar pihak pemasok

segera mempersiapkan barang yang diminta.

7. Bagian gudang melakukan penjadwalan penerimaan barang yang akan dibeli

menurut periode yang dibutuhkan. Bagian pembelian mengatur cara

pengiriman barang kepada pihak pemasok sesuai dengan kebutuhan material

agar proses pembelian berjalan dengan lancar tanpa harus terlambat atau

terhenti karena tidak tersedianya bahan untuk proses pembelian.

46
8. Pada saat barang datang, Bagian keamanan (Satpam) menerima surat jalan

dari Supplier dan mencatat : Nomor surat jalan, Nomor polisi kendaraan,

Nama petugas pengirim dan mencocokan barang yang tertera di surat jalan

dalam buku harian keluar masuk barang.

9. Setelah itu bagian penerimaan mencatat :

a. Jenis barang dan jumlah barang

b. Nomor Purchasing Order (PO)

c. Tanggal masuk dan waktu masuk nama Supplier

d. Menstempel surat jalan dari tanggal masuknya barang

e. Tanda tangan pengirim (yang menyerahkan)

10. Bagian gudang yang terkait memeriksa barang pesanan apakah sesuai

dengan jumlah pesanan yang terdapat dalam Purchase Order (PO), jika tidak

sesuai maka barang pesanan tersebut diklaim kembali ke pemasok.

Apabila barang sesuai dengan Purchase Order (PO), sesuai dengan barang

yang diterima, pemasok memberikan Surat Jalan (SJ) untuk kemudian

ditandatangani oleh kepala bagian gudang. Setelah itu bagian gudang juga

menyerahkan surat jalan kepada bagian pembelian dan Accounting sebagai

tanda bukti bahwa barang telah diterima.

11. Pihak Supplier membuat tagihan kepada Unit Bisnis Untirta yang akan

diberikan kepada bagian Accounting berupa :

a. Kwitansi

b. Faktur Penjualan

c. Faktur Pajak Standar

d. Surat Jalan

47
Untuk proses pembelian produk Untirta-ku sendiri, Unit bisnis Untirta

menetapkan pembelian dengan melakukan pengiriman suplai air setiap hari dari

pemasok. Unit bisnis Untirta meminta pengiriman Untirta setiap harinya sekitar

50 – 100 produk Untirta-ku. Hal ini bertujuan untuk menghindari berkurangnya

persediaan produksi AMDK dan keterlambatan pengiriman penjualan pada

konsumen yang telah terjadwal setiap harinya. Berikut data pengiriman harian

AMDK Untirta-ku dari. Berikut contoh data pembelian harian AMDK Untirta-

ku :

Tabel 4.2 Data Pengiriman Harian AMDK Gallon Untirta-Ku

DATA PENGIRIMAN AIR DALAM KEMASAN GALON (AMDK)


PT. KRAKATAUDAYA TIRTA
BULAN NOVEMBER 2022
TANGGAL
NO PENGIRIMAN NO NOTA UNIT HARGA/UNIT TOTAL
1 01/11/2022 221101157 25 Rp 7.658 Rp 191.450
2 01/11/2022 221101082 32 Rp 7.658 Rp 245.056
3 02/11/2022 221102090 60 Rp 7.658 Rp 459.480
4 03/11/2022 221103982 40 Rp 7.658 Rp 306.320
5 04/11/2022 221104090 40 Rp 7.658 Rp 306.320
6 04/11/2022 221104090 10 Rp 7.658 Rp 76.580
7 07/11/2022 221107090 34 Rp 7.658 Rp 260.372
8 07/11/2022 221107123 25 Rp 7.658 Rp 191.450
9 08/11/2022 221108082 46 Rp 7.658 Rp 352.268
10 09/11/2022 221109162 20 Rp 7.658 Rp 153.160
11 09/11/2022 221109087 52 Rp 7.658 Rp 398.216
12 10/11/2022 221109087 56 Rp 7.658 Rp 428.848
13 10/11/2022 221110148 20 Rp 7.658 Rp 153.160
14 11/11/2022 221111090 119 Rp 7.658 Rp 911.302
15 14/11/2022 221114124 25 Rp 7.658 Rp 191.450
16 14/11/2022 221114124 36 Rp 7.658 Rp 275.688
17 15/11/2022 221115078 91 Rp 7.658 Rp 696.878
18 16/11/2022 221116083 52 Rp 7.658 Rp 398.216
19 17/11/2022 221117070 42 Rp 7.658 Rp 321.636
20 18/11/2022 221118085 33 Rp 7.658 Rp 252.714
21 21/11/2022 221121086 46 Rp 7.658 Rp 352.268
22 22/11/2022 221122077 117 Rp 7.658 Rp 895.986
23 23/11/2022 221123083 28 Rp 7.658 Rp 214.424

48
24 24/11/2022 221124070 91 Rp 7.658 Rp 696.878
25 25/11/2022 221125085 24 Rp 7.658 Rp 183.792
26 28/11/2022 221129083 29 Rp 7.658 Rp 222.082
27 29/11/2022 221129083 99 Rp 7.658 Rp 758.142
28 29/11/2022 221129146 20 Rp 7.658 Rp 153.160
29 30/11/2022 221130090 54 Rp 7.658 Rp 413.532
Rp
JUMLAH 1.366 10.460.828
Sumber : Bagian Purchasing

Untuk pengiriman atas produk yang diterima biasanya pemasok memberi

bukti pembelian barang diterima berupa nota penjualan kepada perusahaan yang

bertugas dibagian penerimaan ( staf gudang ). Kemudian nota penjualan tersebut

diterima dan diperiksa terlebih dahulu jumlah dan item barang yang dikirim

pemasok, selanjutnya nota penjualan tersebut ditanda tangani dan diberikan kepada

bagian administrasi gudang sebagai bukti terjadinya transaksi pembelian. Berikut

contoh nota penjualan yang diterima dari pemasok kepada perusahaan :

Gambar 4.10 Nota Penerimaan Pembelian Barang

4.4.2 Hambatan yang Terjadi Dalam Proses Pembelian

Dalam kegiatan perusahaan tentunya sering ditemukan kendala-kendala

atau hambatan-hambatan yang mempengaruhi aktivitas bisnis yang dikelola

perusahaan. Hambatan yang sering dihadapi pada saat proses pembelian yaitu

49
adanya pengiriman barang yang tidak sesuai dengan permintaan dalam jumlah

yang diinginkan serta terlambatnya proses pengiriman barang. Sehingga

kendala tersebut menyebabkan terhambatnya jadwal pengiriman penjualan

barang kepada konsumen.

Dari analisis data yang telah dilakukan, ada beberapa kendala yang

dihadapi bagian purchasing dalam melakukan pembelian barang adalah :

1. Schedule pengiriman yang terlambat.

Keterlambatan pengiriman dari supplier sangat berpengaruh pada

kegiatan produksi. Kendala ini terjadi biasanya disebabkan oleh

gangguan teknis yang dialami pihak supplier seperti rusaknya

forklift untuk memuat barang ke truk, sehingga menyebabkan

keterlambatan dalam pengiriman.

2. Barang tidak sesuai PO dan invoice yang diterima.

Kendala ini terjadi disebabkan oleh kesalahan yang dilakukan oleh

pihak supplier karena ketidaktelitian dalam melakukan pengecekan

barang yang telah dipesan sebelum dikirim. Karena pada

kenyataannya barang yang dikirim tidak sesuai dengan PO dan

invoice yang diterima.

Cara mengatasi kendala-kendala yang dihadapi bagian purchasing dalam

melakukan pembelian barang adalah :

1. Masalah ini menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan

karena akibatnya sangat berpengaruh besar terhadap perusahaan.

Solusi dalam mengatasi schedule pengiriman yang terlambat

50
adalah menekankan kepada pihak supplier agar lebih ditingkatkan

mengenai jadwal pengiriman barang yang telah ditentukan demi

kelancaran kerja sama dalam proses pembelian.

2. Solusi dalam mengatasi kendala ini adalah mengembalikan barang

dan mengkonfirmasi kepada pihak supplier. Karena dalam

pembuatan PO sudah dijelaskan dan disepakati jika barang yang

dikirim tidak sesuai dengan kriteria dan PO yang telah dibuat

maka barang akan dikembalikan, dan selanjutnya proses

pembayaran akan dijalankan setelah barang tersebut diganti sesuai

dengan PO yang telah dikeluarkan.

B. Evaluasi Aktivitas Pembelian pada Unit Bisnis Untirta

1. Desain Dokumen yang Baik dan Bernomor Urut Cetak

Desain dokumen yang digunakan dalam prosedur pembelian dan

pengadaan barang persediaan telah bernomor urut tercetak hal ini

merupakan alat untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi

sehingga dengan penggunaan nomor urut tercetak akan dapat

menetapkan pertanggungjawaban terlaksananya transaksi dokumen

yang baik dan bernomor urut cetak.

Nomor urut tercetak penting untuk mengecek ada tidaknya dokumen

yang hilang, serta untuk pertanggungjawaban karyawan yang diberi

kepercayaan untuk mengisi dan menyimpan dokumen. Namun dalam

prosedur permintaan dan pengembalian bahan baku dari gudang

dokumen yang digunakan Unit Bisnis Untirta masih belum lengkap.

Dokumen dan catatan yang kurang lengkap membuat rentan

51
terjadinya kesalahan dalam permintaan dan pengembalian bahan

baku ke gudang. Jika hal tersebut terjadi maka juga akan susah

dideteksi.

2. Pemisahan Tugas

Salah satu unsur pokok sistem pengendalian intern mengharuskan

adanya pemisahan fungsi produksi, fungsi gudang, dan fungsi

administrasi kantor ( pembukuan ). Sistem pengendalian internal

merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi perusahaan, karena

dengan adanya sistem pengendalian internal perusahaan tersebut

akan mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan seperti terciptanya

lingkungan pengendalian yang baik. Tanpa adanya sistem

pengendalian internal, tujuan-tujuan tersebut tidak akan pernah

tercapai secara efektif dan efisien.

Dalam prosedur pembelian disini masih terdapat perangkapan fungsi

yaitu untuk fungsi penerimaan dan penyimpanan bahan baku

dirangkap oleh bagian gudang. Fungsi penghitungan fisik persediaan

dilakukan oleh fungsi akuntansi dan gudang. Perusahaan belum

membentuk panitia penghitungan persediaan sendiri.

Untuk pelimpahan tanggung jawab fungsi penerimaan barang dan

fungsi penyimpanan barang yang diserahkan pada satu orang yaitu

bagian gudang. Akan lebih baik jika fungsi gudang yang bertanggung

jawab atas penyimpanan barang hendaknya dipisahkan dengan fungsi

penerimaan barang. Hal ini dikarenakan baik fungsi penerimaan

maupun penyimpanan barang sama-sama melakukan pencatatan,

52
sehingga catatan antara ke dua fungsi tersebut dapat dijamin

keakuratannya.

3. Otorisasi yang Memadai atas Setiap Transaksi Bisnis

Pada Unit bisnis Untirta telah dilakukan otorisasi terhadap dokumen

yang digunakan dalam prosedur pembelian barang oleh bagian yang

berwenang. Dokumen tersebut antara laporan penerimaan barang

sebagai bukti telah diterimanya barang dari pemasok, fungsi gudang

yang sekaligus merangkap sebagai fungsi penerimaan dokumen ini

nantinya dikirim oleh fungsi pembelian ( administrasi ) kemudian

dikirim ke fungsi akuntansi kantor untuk melakukan penjurnalan atas

utang.

Pembukuan sebagai bukti bahwa barang yang diterima dari pemasok

telah diperiksa oleh fungsi pembelian, sehingga fungsi akuntansi

dapat segera mencatatat kewajiban yang timbul dari transaksi

pembelian dan bertambahnya persediaan barang. Pembelian barang

akan menimbulkan utang usaha jika dilakukan dengan kredit dan

akan menimbulkan pengeluaran kas jika dilakukan secara tunai.

4. Mengamankan Harta dan Catatan Perusahaan

Pelaksanaan pengamanan harta dan catatan perusahaan sudah cukup

baik. Pada Unit bisnis Untirta tersedia gudang sebagai tempat

penyimpanan dan dikunci oleh pegawai yang berwenang setelah jam

kerja selesai. Perlindungan fisik terhadap dokumen dan catatan pun

sudah memadai yaitu dengan tersedianya map sebagai tempat

penyimpanan dokumen, lalu dimasukkan ke dalam lemari

53
penyimpanan. Dan hanya bagian yang berwenanglah yang dapat

mengaksesnya.

Apabila terdapat kesalahan dapat dengan memudahkan terdeteksi dan

segera diperbaiki. Pengecekan yang dilakukan pada Unit bisnis

Untirta sudah cukup baik hal ini terlihat seperti dalam melakukan

stock opname dilakukan dua kali yaitu setiap seminggu sekali

dilakukan oleh bagian gudang dan sebulan sekali dilakukan kembali

oleh bagian gudang lalu dilakukan penghitungan ke 2 oleh bagian

akuntansi. Lalu untuk prosedur pembelian persediaan barang dagang

setelah faktur diterima dari pemasok oleh bagian administrasi lalu

diperiksa lagi oleh bagian administrasi dengan menerima lampiran

laporan penerimaan barang dari bagian penerimaan ( gudang ) dan

apabila terjadi perbedaan dapat langsung diperbaiki.

C. Evaluasi Pengawasan Kinerja pada Unit Bisnis Untirta

Pengawasan kinerja yang ada pada Unit bisnis Untirta sudah baik.

Pengawasan kinerja dilakukan oleh pemimpin perusahaan. Pengawasan yang

dilakukan seperti memastikan apakah pembelian perusahaan sudah baik atau

belum, menentukan keadaan informasi serta untuk memastikan apakah semua

karyawan telah melakukan tanggung jawabnya secara efektif dan sudah

mematuhi aturan yang telah ditetapkan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

4.4.3 Penyesuaian S.O.P Pada Unit Bisnis Untirta

Pada dasarnya SOP (Standard Operating Procedure) adalah suatu

perangkat lunak pengatur, yang mengatur tahapan suatu proses kerja atau

prosedur kerja tertentu. Oleh karena prosedur kerja yang dimaksud bersifat

54
tetap, rutin, dan tidak berubah-ubah, prosedur kerja tersebut dibakukan menjadi

dokumen tertulis yang disebut sebagai Standard Operating Procedure atau

disingkat SOP. Dokumen tertulis ini selanjutnya dijadikan standar bagi

pelaksanaan prosedur kerja tertentu tersebut.

Dalam suatu perusahaan, efisiensi yang diharapkan demi kemajuan

perusahaan, paling tidak adalah dalam hal waktu penyelesaian pekerjaan.

Berikutnya lagi adalah dalam hal kualitas pekerjaan, baik yang terkait dengan

pelayanan maupun terkait produk yang dihasilkan dari suatu proses produksi.

Efisiensi dari kedua hal tersebut di atas, secara langsung akan berdampak pada

biaya operasional yang semakin efisien, yang tentu saja merupakan harapan

semua perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

Semua sistem yang ada di dalam suatu perusahaan, selalu terdiri atas

beberapa prosedur kerja, Seluruh prosedur kerja yang ada, pada dasarnya

bertugas atau berfungsi guna mendukung seluruh upaya pencapaian tugas

pekerjaan yang menjadi beban tugas dari suatu sistem.

Berdasarkan uraian mengenai Sistem Pembelian pada Unit bisnis

Untirta maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sistem pembelian pada Unit bisnis Untirta belum sesuai dengan

standar operasional prosedur ( SOP ) karena masih terdapat

beberapa kelemahan diantaranya fungsi yang terkait pada

pembelian pada Unit bisnis Untirta kurang baik, karena pada

perusahaan terdapat perangkapan fungsi pada fungsi gudang dan

penerimaan.

55
2. Pencatatan setiap transaksi pembelian dan persediaan yang masih

manual menyebabkan keamanan data pembelian dan data

persediaan kurang terjamin, perusahaan belum menggunakan

database dan hanya menggunakan buku dan Microsft Excel untuk

membuat laporan.

56
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai prosedur

pembelian suplai air pada Unit Bisnis Untirta sebelumnya, peneliti dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

Pada umumnya tahapan-tahapan dalam prosedur pembelian yang

digunakan oleh Unit bisnis Untirta hampir sama dengan teori dan dalam

pelaksanaanya sudah cukup baik dilakukan melalui tahapan-tahapan yang

sudah ditentukan oleh perusahaan yang mengacu pada prosedur mutu yang telah

dibuat oleh perusahaan sendiri. Hanya saja dokumen-dokumen yang digunakan

dalam prosedur pembelian dari mulai proses pemesanan barang hingga

penerimaan barang belum sepenuhnya lengkap. sehingga dalam proses

pengecekan barang cukup suli untukt dilakukan.

Sistem pembelian pada Unit bisnis Untirta belum sesuai dengan standar

operasional prosedur ( SOP ) karena masih terdapat beberapa kelemahan

diantaranya fungsi yang terkait pada pembelian pada Unit bisnis Untirta kurang

baik, karena pada perusahaan terdapat perangkapan fungsi pada fungsi gudang

dan penerimaan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan penelitian ini, peneliti

memiliki saran yaitu :

57
Sebaiknya perlu diadakannya pemisahan fungsi pada bagian gudang

dan bagian penerimaan untuk menghindari kesalahan dalam

pengecekan barang yang masuk dan ketelitian dalam pencatatan

transaksi-transaksinya agar tidak terjadi barang hilang atau

kecurangan lain yang mungkin saja akan terjadi. Sehingga

pengendalian internal persediaan dapat berjalan sesuai prosedur.

58
DAFTAR PUSTAKA

Arina, 2016. Langkah-langkah Efektif Menyusun SOP ( Stndard Operasional

Prosedur ). Depok : Huta Publisher

Aryadi, H. Dan Wahyuni, 2019. Tinjauan Prosedur Pembelian Barang dibagian

Purchasing pada PT. Duraconindo Pratama Jakarta.

Jurnal Akuntansi dan Manajemen Vol.16 No. 02, Oktober, 226.

Budiharjo M, 2014. Panduan Praktis Menyusun SOP. Jakarta : Raih Asas Sukses

Baridwan Zaki, 2002. Sistem Akuntansi Penyuunan Prosedur dan metode, edisi

kelima, cetakan kelima. Yogyakarta : BPFE

Baridwan Zaki, 1989. Pengertian Prosedur Pembelian. Yogyakarta : YKPN

Cahyo, D. (2015). Analisis Peranan Purchasing Terhadap Proses Pengadaan Barang

di Hotel Lorin Solo. Jurnal Pariwisata Indonesia Vol. 10 No.2, 4.

Citra, 2019. Pengertian Standar Operasional Prosedur. Diakses pada

Mei 2019 dari http://repository.polinela.ac.id

Gabrielle, 2018. Analisis Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) di

Departemen Marketing dan HRD PT CAHYA INDO PERRSADA.


AGORA, Vol 6 No. 1,2.

Hery, 2014. Pengendalian Akuntansi dan Manajemen edisi pertama. Jakarta :

Kencana

Irsutami, Mayasari Mega, 2023. Siklus Pengeluaran dan Penerimaan.

Polibatam Press

Lestari Nanik, Ely, 2017. Aplikasi Pemrosesan Akuntansi. Yogyakarta : ANDI

Mulyadi, 2017. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat

59
Mulyadi, 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat

Nuraida Ida, 2022. Manajemen Perkantoran. Yogyakarta : PT Kanisius

Nisa K, 2017. Evaluasi Prosedur Pembelian Barang Dagang. Diakses pada

Mei 2019 dari http://repository.polinela.ac.id

Permata D, 2017. Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian

Suku Cadang pada PT. Hasjrat Abadi Sudirman Manado. Jurnal Riset

Akuntansi Going Concern 12(2), 906.

Rahmawati S, 2013. Prosedur Pembelian Chemical. Diakses pada Januari 2019

dari https://media.neliti.com

Setiyawati, A. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Pembelian Barang

Menggunakan Metode Electre. Jurnal TI Vol. 1, No. 2 Juli, 4.

Setiyaningrum Ari, Darmoyo, 2019. Manajemen Bisnis Sebagai Ilmu dan seni.

Jakarta : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

T Kusmira, 2021. Analisis Sistem dan Prosedur Pembelian terhadap Kas


PT.Wiratama Abadi. Vol 28 No.2 ( 2021 ). Diakses pada 2021 dari

https//:cakrawala.stieswadaya.ac.id

60
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN KEGIATAN

También podría gustarte