Está en la página 1de 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 3

Nama Mahasiswa :

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM :

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4311 / STUDI KELAYAKAN BISNIS

Kode/Nama UPBJJ : 71 / SURABAYA

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. . Sebuah proyek memerlukan AMDAL, karena
Analisis dampak lingkungan (ANDAL) adalah kajian secara cermat dan mendalam
tentang dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan, sedangkan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak penting suatu usaha atau kegiatan
yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan dalam proses pengambilan
keputusan. Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan
pembangunan layak lingkungan (alami, binaan, sosial-ekonomi, dan budaya). Dengan
AMDAL, diharapkan usaha atau kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan dan mengelola
sumber daya alam secara efisien dan meminimumkan dampak negatif terhadap lingkungan.
AMDAL adalah proses pengkajian terpadu yang mempertimbangkan aspek ekologi, sosial-
ekonomi, dan sosial-budaya sebagai pelengkap kelayakan dari teknis dan ekonomi suatu
rencana usaha atau kegiatan Alasan diperlukannya AMDAL dalam suatu studi kelayakan
adalah karena 1) Undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian; 2)
AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan adanya proyek-proyek.
Selain itu, AMDAL juga memiliki peran sebagai berikut :
a) Peran AMDAL dalam Pengelolaan Lingkungan Aktivitas pengelolaan lingkungan baru
dapat dilakukan apabila telah disusun rencana pengelolaan lingkungan, yang
sebelumnya telah diketahui dulu dampak lingkungan yang akan timbul sebagai akibat
dari proyek yang akan dibangun.
b) Peran AMDAL dalam Pengelolaan Proyek AMDAL merupakan salah satu studi
kelayakan lingkungan yang disyaratkan untuk mendapatkan perizinan. Kenyataan
yang biasa terjadi adalah bahwa hasil studi kelayakan untuk aspek lingkungan tidak
dapat menghasilkan penyesuaian dalam studi kelayakan untuk aspek lainnya.
c) AMDAL sebagai Dokumen Penting. Laporan AMDAL merupakan dokumen penting
sebagai sumber informasi yang rinci mengenai keadaan lingkungan pada waktu
penelitian proyek, dan gambaran keadaan lingkungan di masa yang akan datang.
Dokumen ini juga penting untuk melakukan evaluasi, untuk membangun proyek yang
lokasinya berdekatan dan dapat digunakan sebagai alat legalitas.
Dalam Pasal 2 Ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999,
disebutkan bahwa analisis mengenai dampak lingkungan merupakan komponen dalam studi
kelayakan suatu rencana kegiatan. Hasilnya digunakan sebagai bahan perencanaan
pembangunan wilayah. Kemudian, pada Pasal 22 disebutkan lebih lanjut bahwa apabila
analisis dampak lingkungan menyimpulkan bahwa dampak negatif yang tidak dapat
ditanggulangi berdasarkan ilmu dan teknologi, lebih besar dibandingkan dengan dampak
positifnya maka instansi yang bertanggung jawab memutuskan wajib menolak rencana
kegiatan yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya analisis dampak
lingkungan bagi studi kelayakan suatu rencana kegiatan.

2. Berikut adalah 10 penyebab kegagalan Manajemen menurut Murray D. Brice, dan solusi
dalam mengatasinya
1) Kegagalan Memahami Fungsi Puncak Pimpinan (Top Management).
Hal ini sering terjadi jika puncak pimpinan berkedudukan di lokasi yang berjauhan
dengan bawahan. Manajer lokal mendapat perintah dan kebijaksanaan dari puncak pimpinan
pusat dan bertanggung jawab terbatas pada perintah yang diberikan pimpinan pusat
kepadanya. Manajer lokal kurang mendapat informasi lebih jauh mengenai kebijaksanaan
pimpinan pusat sehingga manajer lokal kurang memperhitungkan alasan-alasan yang
mendasari kebijaksanaan yang dicanangkan oleh pimpinan pusat yang biasanya merupakan
tujuan jangka panjang perusahaan, dan hanya memusatkan pikirannya pada masalah rutin di
sekitarnya. Cara menanganinya adalah dengan melakukan pendekatan antara atasan
dengan bawahan, memusatkan perhatian dan pikiran pada satu tujuan, perintah dan
kebijaksanaan.
2) Kegagalan Memberikan Wewenang dan Tanggung Jawab yang Memadai.
Seorang manajer tidak akan dapat bekerja secara efektif tanpa tugas, tanggung
jawab, dan wewenang dari atasannya (dalam hal ini adalah pemilik perusahaan atau
pemegang saham). Larangan dan sanksi yang terlalu banyak akan membuat bawahan
merasa tidak bebas berkreasi sehingga akan membuat mereka tidak bisa bekerja secara
efektif. Solusinya adalah dengan membuat sanksi yang lebih ringan namun dengan efek jera
dan tidak mengganggu efisiensi pekerjaan.
3) Kegagalan Mendapatkan Tenaga Manajemen yang Memadai.
Suatu proyek yang secara ekonomis mempunyai prospek yang baik bisa gagal
apabila tidak memiliki tenaga manajer dalam jumlah yang memadai. Solusinya adalah
dengan memperbanyak tenaga manajemen yang akan meningkatkan produksi,
mempermudah mekanis pekerjaan sehingga proyek berjalan dengan sukses.
4) Kekurangan Tenaga Manajemen yang Berpengalaman.
Serupa dengan kasus kegagalan memperoleh tenaga manajemen dalam jumlah yang
cukup, kualitas tenaga manajemen penting bagi keberhasilan suatu proyek. Seorang yang
dipilih menjadi manajer umum harus memiliki pengalaman yang cukup dalam industri
bersangkutan, pernah mengikuti latihan-latihan kemampuan dasar atau kursus yang
berkaitan dengan pekerjaannya, dan memiliki bakat pemimpin, bakat bisnis, dan pengalaman
mengelola.
5) Kekurangan Pemimpin yang Berbakat.
Seorang manajer yang memiliki kemampuan teknis sempurna tetap tidak akan
berhasil memimpin tanpa ada bakat memimpin. Nilai seorang manajer yang baik adalah
tergantung pada bakat memimpin yang ada pada dirinya, yaitu kemampuan memimpin,
mengorganisir, mengerahkan, dan merangsang inspirasi orang lain.
6) Tidak ada Pendelegasian.
Seorang manajer sering tidak diberi kepercayaan untuk mengelola. Sebaliknya,
manajer tidak memiliki kewenangan sering pula terjadi pemilik memberikan tugas kepada
manajer yang tidak mampu.
7) Kurangnya Kesadaran tentang Profit dan Biaya.
Cara mengukur efisiensi operasi perusahaan adalah dengan profitabilitas, yaitu
tingkat keuntungan yang dihasilkan. Tingkat keuntungan yang dihasilkan bisa pula dipakai
untuk menilai kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan.
8) Kurangnya Kesadaran Menggunakan Alat Akuntansi sebagai Alat Manajemen.
Perusahaan-perusahaan di negara berkembang pada umumnya sering tidak memiliki
laporan harian, bulanan, atau tahunan sesuai dengan prosedur akuntansi yang berlaku.
Solusinya dengan membuat laporan-laporan akuntansi sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku, sesuai dengan periode berjalannya suatu proyek. Laporan-laporan yang
disusun harus dilakukan oleh seorang yang ahli dalam bidang akuntansi serta manajemen..
9) Kurangnya Kesadaran Pengelolaan Sumber Daya Manusia.
Pengelolaan sumber daya manusia dengan kurang baik akan membuat perusahaan
mengalami berbagai kesulitan, misalnya tenaga kerja tidak puas dengan fasilitas yang
diberikan sehingga mempengaruhi hasil kerjanya. Karena itu, sebaiknya sebuah perusahaan
memerlukan pengelola yang baik mulai dari perencanaan jumlah dan kualitas, pencarian,
seleksi, pemilihan, pemeliharaan, dan pengembangan.
10) Kurangnya Kesadaran terhadap Fungsi Pemasaran.
Kesadaran akan pentingnya kepuasan konsumen adalah sangat diperlukan. Hal ini
sering dilupakan karena perusahaan terlalu berorientasi pada profit. Oleh karena itu,
perusahaan sebaiknya menjalin hubungan yang erat dan baik dengan pelanggannya, agar
perusahaan dapat mengerti apa yang dibutuhkan oleh pelanggannya, apa yang diminati oleh
pelanggannya, sehingga pelanggan merasa puas dengan produk/pelayanan perusahaan
tersebut,

También podría gustarte