Está en la página 1de 3

Nama : Rosaliana Embu Mete

Kelas : IB Farmasi

NIM : 23114820 1309

Tanggal Pemberian Tugas : Jumat, 5 Januari 2024

Soal

1. Bagaimana agama dapat menjadi sumber moral bagi pemeluknya?


Jawab : Kata moral berasal dari bahasa Latin yaitu mos atau mores yang berarti
adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, tabiat, watak, akhlak dan cara hidup. Agama
seringkali menjadi sumber moral bagi pemeluknya karena agama biasanya
memiliki seperangkat aturan dan pedoman perilaku yang dianggap baik dan
buruk. Misalnya, dalam agama Kristen, ada Sepuluh Perintah yang berfungsi
sebagai pedoman moral bagi pemeluknya.
Sumber moral dalam agama biasanya berasal dari teks-teks suci dan ajaran-
ajaran yang disampaikan oleh tokoh-tokoh agama. Misalnya:
1) Dalam Islam, sumber moral utamanya adalah Al-Qur'an dan Hadis.
Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang dianggap sebagai firman
Allah, sedangkan Hadis adalah catatan tentang perkataan dan
perbuatan Nabi Muhammad.
2) Dalam Kristen, sumber moral utamanya adalah Alkitab, yang terdiri
dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama berisi
tentang hukum-hukum dan peraturan yang diberikan oleh Tuhan
kepada umat Israel, sedangkan Perjanjian Baru berisi tentang ajaran-
ajaran Yesus Kristus dan para rasulnya.
3) Dalam Hindu, sumber moral utamanya adalah kitab-kitab Veda dan
Upanishad. Kitab-kitab ini berisi tentang ajaran-ajaran dan hukum-
hukum yang harus diikuti oleh umat Hindu.
4) Dalam Buddha, sumber moral utamanya adalah Tripitaka atau "Tiga
Keranjang", yang berisi tentang ajaran-ajaran Buddha Gautama.
Jadi, sumber moral dalam agama biasanya berasal dari teks-teks suci dan
ajaran-ajaran yang disampaikan oleh tokoh-tokoh agama. Namun, bagaimana
teks-teks dan ajaran-ajaran ini diinterpretasikan bisa berbeda-beda tergantung
pada tradisi dan pandangan individu.

2. Dengan memperhatikan kode etika apoteker Indonesia, coba anda gambarkan


apoteker yang baik dan profesional ?
Jawab : Seorang apoteker yang baik dan profesional pasti akan mematuhi Kode
Etik Apoteker Indonesia. Berikut ini adalah beberapa hal yang mencerminkan
apoteker yang baik dan profesional berdasarkan kode etik tersebut:
1) Kompeten dan berpengetahuan: Apoteker yang baik harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan
tugasnya. Mereka harus terus menerus belajar dan memperbarui
pengetahuan mereka untuk tetap relevan dengan perkembangan
terbaru dalam farmasi.
2) Berorientasi pada pasien: Apoteker yang profesional selalu
menempatkan kepentingan pasien di atas segalanya. Mereka
berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien
dan selalu memastikan bahwa pasien mendapatkan informasi yang
benar dan lengkap tentang obat yang mereka gunakan.
3) Menjaga kerahasiaan: Apoteker yang baik selalu menjaga kerahasiaan
informasi pasien. Mereka tidak akan pernah membocorkan informasi
tentang pasien kepada pihak ketiga tanpa izin dari pasien.
4) Berperilaku etis: Apoteker yang profesional selalu berperilaku etis
dalam semua aspek pekerjaannya. Mereka tidak akan pernah terlibat
dalam praktik yang tidak etis, seperti menerima suap atau menjual
obat tanpa resep.
5) Menghormati hukum: Apoteker yang baik selalu menghormati hukum
dan peraturan yang berlaku. Mereka tidak akan pernah melanggar
hukum dalam menjalankan tugas mereka.

Secara keseluruhan, apoteker yang baik dan profesional adalah mereka


yang berdedikasi untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien,
menjaga etika dan standar profesional, dan selalu siap untuk belajar dan
berkembang.

También podría gustarte