Está en la página 1de 12

Patologi Birokrasi dalam Kasus Mafia

Tanah Nirina Zubir


KELOMPOK 1
Our Team
Yola Erlanda (1112100144)

Dewi Ayu (1112100146)

Cindy Dewi (1112100158)

Dhiyaa Ulhaq (1112100159)

Farsya Salsabila (1112100169)


WHAT
Kasus Mafia Tanah dialami Nirina Zubir yang dilakukan oleh mantan
ARTnya
WHY
Nirina Zubir menjadi korban kasus mafia tanah yang dilakukan oleh
mantan ARTnya beserta suaminya dan 3 Pejabat Pembuat Akta Tanah atau
PPAT . Riris Kusmita (ARTnya) menyalahgunakan kepercayaan ibunda
Nirina Zubir, alih membantu untuk mengurus aset yang berupa surat tanah.
Namun, surat tersebut disalahgunakan dengan mengubah nama
kepemilikannya menjadi nama ART dan Suaminya.
WHY
Aksinya ini dilancarkan dengan adanya bantuan dari pegawai Badan
Pertanahan Nasional atau BPN. Riri Khasmita menggelapkan enam
sertifikat yang berupa dua sertifikat tanah kosong, dan empat sertifikat
tanah dan bangunan yang sudah diagunkan ke bank. Dari 6 sertifikat tanah
( 2 dijual & 4 digadaikan ke Bank). Dalam kasus ini Nirina Zubir
mengalami kerugian sebesar 17m.
HOW
Berdasarkan keterangan Nirina, kasus tersebut bermula ketika ibu
kandung Nirina memperkerjakan seorang asisten pribadi dirumahnya
yang sangat dipercayai selama bertahun-tahun. Karena sangat
mempercai pelaku, ibunda Nirina tidak pernah terpikirkan bahwa
pelaku akan melakukan hal yang tidak diinginkan. Bahka letak 6
sertifikat tanah aset milik keluarga Nirina dengan 3 aset atas nama
ibunda Nirina 2 aset kakak Nirina dan 1 aset milik Nirina
sendiri,diketahui oleh pelaku.
HOW
Setelah kasus nya masuk ke dalam ranah hukum untuk diproses
secara hukum, diketahui bahwa semua data –data milik Nirina, ibunda
dan kakanya seperti KTP dan dokumen lainnya telah dipalsukan oleh
pelaku untuk proses pengalihan 6 sertifkat menjadi atas nama pelaku
dan suami pelaku.
HOW
Bahkan tanda tangan yang ada di dalam berkas-berkas setelah dilakukan
uji kecocokan di labfor Kepolisian semuanya merupakan tanda tangan
yang telah dipalsukan.
Sehingga semua berkas termasuk Akta Jual Beli (AJB) yang juga
dibuat dan dikeluarkan oleh PPAT terkait juga diduga dipalsukan.
KESIMPULAN
Dari kasus Nirina Zubir, kita dapat mengetahui bahwa mafia tanah
tidak hanya bekerja sendiri untuk bisa melancarkan aksinya. Mereka
juga dibantu oleh oknum-oknum terkait yang masih relevan dengan
kepentingan dari mafia tanah tersebut. Patologi birokrasi sangat cocok
untuk menggambarkan akar masalah dalam kasus mafia tanah yang dialami
Nirina Zubir. PPAT seharusnya melakukan pelayanan publik kepada
masyarakat secara adil, jujur, dan transparan. Tetapi dalam kasus ini PPAT
menyalahgunakan wewenang serta tidak bertanggungjawab yang turut
serta membantu pelaku mafia tanah untuk membuat segala akta yang
dibutuhkan serta mengesahkan dokumen-dokumen persyaratan yang
digunakan oleh para mafia tanah untuk mengurus surat tanah pada
Kantor Pertanahan.
KESIMPULAN
Tindakan ini tidak dapat dibenarkan secara hukum. Mengacu pada pasal
28 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hasil
amandemendijelaskan, setiap orang berhak mempunyai hak milik
pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-
wenang oleh siapapun.
Question
Time

También podría gustarte