Está en la página 1de 16

TANIA AGUSTINI MAHARANI

1310211 124
1. Daerah peransangan yang paling mencolok
yang dapat menimbulkan tidur alami adalah
nukleus rafe yang terletak diseparuh bagian
bawah pons dan medula.

Nukleus ini merupakan lembaran tipis neuron
yang terletak pada garis tengah.

Serabut nukleus ini menyebar setempat di
formsio retikularis medula spinalis dan batang
otak. Yang menyalurkan impuls aferen ke
talamus yaitu inti intralaminar.

Nukleus rafe ini menyekresi serotonin
Hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh
hasil metabolisma asam amino trypthopan.
Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka
jumlah serotonin yang terbentuk juga
meningkat akan menyebabkan keadaan
mengantuk/tidur.
Bila serotonin dari tryptopan terhambat
pembentukannya, maka terjadikeadaan tidak
bisa tidur/jaga.
Menurut beberapa peneliti lokasi yang
terbanyak sistem serotogenik ini terletak pada
nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang
mana terdapat hubungan aktifitas serotonis
dinukleus raphe dorsalis dengan tidur REM.
inti intralaminar akan menggalakkan inti
tersebut untuk untuk memancarkan impuls
yang menggiatkan seluruh korteks secara
difusi dan bilateral. Lintasan ini disebut
diffuse ascending reticular system

Neuron diseluh korteks serebri digalakkan
oleh oleh impuls aferen non-spesifik
dinamakan neuron pengemban
kewaspadaan.

Hilangnya neuron pengemban kewaspadaan
mengakibatkan koma bihemisferik.


Koma ialah keadaan dimana kesadaran menurun
pada derajat terendah.
Koma ini terjadi jika korteks cerebri kedua sisi tidak
menerima impuls aferen aspesifik.
Gangguan yang dapat menimbulkan koma terjadi di
substansi retikularis bagian rostral batang otak dan
difus kedua hemisferium.

Terdapat 3 jenis koma yaitu :
1. koma supratentorial diensefalik
2. koma infratentorial diensefalik
3. koma bihemisferik difus
Terjadi akibat destruksi dan kompresi substansi
retikularis diensefalon, yang mana destruksi tsb krn
infiltrasi dan metastasis tumor ganas desak ruang
Proses desak ruang secara radial ke arah progresif,
shg mesensefalon, pons, dan medula oblongata
mengalami desakan
Apabila desakan berupa hematoma/abses, progresi
dr rostrokaudal batang otak dpt berakhir pd kematian
akibat ruptur abses ke dalam ventrikel ketiga
Proses desak ruang koma supratentorial dapat digolongkan
menjadi :
a. Tekanan intrakranial yang mendadak tinggi
jika terdapat hemoragia cerebrii masif atau pendarahan
epidural yg mendesak infratentorial menyebabkan
tekanan darah melonjak, nadi melambat, kesadaran
turun progresif.

b. Sindrom unkus
desak ruang di bagian lateral fossa cranii media
mendesak tepi medial unkus dan gyrus hipokampalis
dan ke kolong tepi bebas daun tentorium gangguan
ventral nervus okulomotorius.
gejala : pupil melebar krn penekanan nervus
okulomotorius oleh arteri serebeli superior akibat
penggeseran diensefalon ke arah garis tengah dan
bawah.

c. Sindrom kompresi rostrokaudal terhadap
batang otak.
Proses :
1. Herniasi girus singuli di kolong falks serebri
2. Herniasi lobus temporalis dikolong
tentorium
3. Penjiratan diensefalon dan bagian rostral
mesensefalon oleh tepi bebas daun
tentorium secara bilateral

Karena proses desak ruang supratentorial
derajat kesadaran menurun dengan gejala :
cepat lupa, tidak dapat konsentrasi dan tak
dapat mengingat
Proses patologik di ruang infratentorial
yang dapt menimbulkan koma :

1. Proses patologik didalam batang otak yang
merusak substansia retikularis
2. Proses diluar batang otak yang mendesak
dan mengganggu fungsi substansia
retikularis

Lesi vaskular yang merusak substansia
retikularis mesensefali terjadi akibat
penyembutan arteria serebeli superior.

Gejala : gangguan pupil, pernafasan,
okular dan tekanan darah berikut
nadiyang mendadak terlibat tegmentum.

Terjadi krn metabolisme neuronal kedua belah
hemisferium yg terganggu secara difus.

Dengan metabolisme oksidatif, neuron dan
unsur selular otak dapat terjaga.

Bahan untuk metabolisme oksidatif serebral
ialah glukosa dan zat asam yang akan diangkut
dengan aliran darah.

Terdapat 2 golongan penyakit patologik jika
neuron-neuron bihemisfer tdk berfungsi lagi,
yaitu :

1. Ensefalopati metabolik primer

degenerasi substansi grisea otak
penyakit pick, penyakit alzheimer, epilepsi
mioklonik progresif, penyakit timbunan lipid

degenerasi substansi alba otak penyakit
schilder

2. Ensefalopati metabolik sekunder
digolongkan menurut sebab pokoknya.
kekurangan zat asam, glukosam dan kofaktor2 hipoksia,
iskemia, hipoglikemia, difisiensi kofaktor thiamin, niacin, dll
penyakit organik di luar susunan saraf S. cushing, Addison,
feokromasitoma, tirotoksikosis, penyakit hepar, jantung, paru,
ginjal.
intoksinasi eksogenik sedativa
ggn. Keseimbangan elektrolit hipo/hipernatremia, asidosis
respiratorik dan metabolik, hipo/hiperkalemia
penyakit menghmbat fungsi enzim serebral meningitis,
ensefalitis
trauma kapitis yg menimbulkan difus tanpa perubahan
morfologik
Tremor
Kedutan otot
Ataksia

También podría gustarte