Está en la página 1de 12

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA BARAT


DINAS PERMUKIMAN, KAWASAN PERUMAHAN DAN
PERTANAHAN
Alamat, Desa Waturampe Kec. Tiworo Kepulauan Kab. Muna Barat

RENCANA KERJA
DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
(RKS)

Kegiatan:
Pembinaan Pengelolaan Rumah Susun/Rumah Khusus

Pekerjaan:
Perencanaan Pembangunan Asrama Mahasiswa

TAHUN ANGGARAN
2023

1
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

SYARAT – SYARAT TEKNIS

1.1. PETUNJUK DAN URAIAN UMUM

Peserta Lelang Pengadaan Jasa Konstruksi pada Dinas Permukiman, Kawasan Perumahan dan
Pertanahan Tahun Kabupaten Muna Barata Anggaran 2023, harus membaca dan mempelajari
seluruh gambar kerja. Rencana kerja dan syarat ini dengan seksama untuk memahami benar -
benar maksud dan isi dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada
gugatan yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak membaca,
tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar, atau pernyataan kesalah
pahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.

Pemborong harus melaksanakan dan menyelesaikan sesuai dengan syarat - syarat yang
tercantum pada bestek ini. Penjelasan yang tidak tercantum dalam syarat-syarat ini akan
ditentukan kemudian oleh Direksi Teknis yang ditunjuk atau ditugaskan oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Pada Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Tahun Anggaran 2023,

1.2. URAIAN PEKERJAAN

1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah Pembangunan dengan rincian
secara garis besar sebagai berikut:

a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah
c. Pekerjaan Struktur (Talud Pasangan Batu)

2. Sarana Pekerjaan :

Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan, Kontraktor menyediakan :


a. Tenaga Pelaksana yang selalu ada di lapangan, tenaga kerja yang terampil dan cukup
jumlahnya dengan kapasitas yang memadai dengan pengalaman untuk prasarana gedung.
b. Bahan-bahan bangunan harus tersedia di lapangan dengan jumlah yang cukup dan
kualitas sesuai dengan spesifikasi teknis.
c. Melaksanakan tepat sesuai dengan time schedule.

2
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

3. Cara Pelaksanaan :

Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, dan sesuai dengan syarat-syarat (RKS),
gambar rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk dan keputusan Pengawas
lapangan dan Direksi Teknis.

1.3. JENIS DAN MUTU BAHAN

Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan Keputusan
bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menpen. No.:
472/Kop/XII/80, No.: 813/Menpen/1980, No.: 64/Menpen/1980, Tanggal 23 Desember 1980

1.4. GAMBAR – GAMBAR

RKS ini dilampiri :


1. Gambar kerja arsitektur/Sipil
2. Gambar Pelengkap dan Detail Khusus

1.5. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ada ketentuan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya :

a. Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah dan perubahannya;
b. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982;
c. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja;
d. Spesifikasi bahan bangunan bagian A : SK SNI S-04-1989-F

2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat 1 tersebut di atas berlaku dan mengikat
pula :
a. Gambar Kerja yang dibuat Perencana, termasuk juga gambar-gambar detail yang
diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan / disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penetapan Pemenang Penyedia Barang/Jasa.
e. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa.
f. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
g. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui Direksi.

3
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

1.6. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing).

2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS. Bila suatu gambar tidak sesuai dengan gambar yang lain,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku, begitu pula apabila
dalam RKS tidak dicantumkan sedangkan gambar ada, maka gambarlah yang mengikat.

3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam pelaksanaan


menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Direksi/Pengawas Lapangan
dan Kontraktor mengikuti keputusan dalam rapat.

1.7. JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja
Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan curve bahan/tenaga.

2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi/Pengawas Lapangan, paling lambat dalam waktu 15 (lima belas) hari kalender setelah
SPPBJ diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas
Lapangan, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.

3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada


Direksi/Pengawas Lapangan, satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding di
bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan (prestasi kerja).

4. Direksi/Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan


Rencana Kerja tersebut.

1.8. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1 Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa
disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal STM atau sederajat dengan
pengalaman minimum 3 (tiga) tahun.

2 Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

4
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

3 Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Direksi/Pengawas Lapangan, nama dan
jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.

4 Bila kemudian hari menurut pendapat Direksi/Pengawas Lapangan, Pelaksana kurang


mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahu kepada Kontraktor
secara tertulis untuk menggantinya dengan personil yang memenuhi syarat.

5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah
menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung jawab/Direktur Perusahaan)
yang akan memimpin pelaksanaan.

1.9. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA

1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak,
kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan nomor telepon di
lokasi kepada Direksi/Pengawas Lapangan.

2. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah-ubah selama pekerjaan. Bila
terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan secar tertulis.

1.10. PENJAGAAN KEAMANAN DI LAPANGAN PEKERJAAN

1. Kontraktor wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik Proyek,


Direksi/Pengawas Lapangan dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan

2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Direksi/Pengaws


Lapangan, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung jawab kontraktor
dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

3. Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang berupa
barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor diwajibkan menyediakan alat-
alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat - tempat yang akan
ditetapkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

1.11. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama


Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap pakai di lapangan, untuk
mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.

2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat-syarat bagi
semua petugas dan pekerja yang ada di bawah kekuasaan kontraktor.

5
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan untuk
para pekerja tidak diperkenankan, kecuali untuk penjaga keamanan.

4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku.

1.12. ALAT-ALAT PELAKSANAAN

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan olek Kontraktor, sebelum
pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap dipakai, antara lain :

1. Perlengkapan penerangan untuk pekerjaan lembur.

2. Alat-alat lainnya yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.

1.13. SITUASI DAN UKURAN

1. Pekerjaan tersebut dalam pasal VI.01 adalah pekerjaan lanjutan, sesuai dengan gambar.

2. Ukuran – ukuran dalam gambar ataupun dalam RKS merupakan garis besar pelaksanaan.

3. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan bangunan, sifat dan luas pekerjaan,
dan hal –hal yang dapat mempengaruhi harga penawaran.

4. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk
menggagalkan tuntutan.

1.14. SYARAT – SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat – syarat yang ditentukan
pasal VI.02.

2. Semua bahan bangunan yang akan dipergunakan harus diperiksakan dahulu kepada
Direksi/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

3. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan, tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Direksi/Pengawas Lapangan, harus segera dikeluarkan dari lapangan
pekerjaan selambat - lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.

4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ternyata ditolak
Direksi/Pengawas Lapangan, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

6
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

1.15. PEMERIKSAAN PEKERJAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan
tetapi belum diperiksa oleh Direksi/Pengawas Lapangan, Kontraktor diwajibkan meminta
kepada Direksi/Pengawas Lapangan.

2. Kemudian jika Direksi/Pengawas Lapangan telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut,


Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.

3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam diterimanya
permohonan pemeriksaan , tidak terhitung hari libur/hari raya), tidak dipenuhi oleh
Direksi/Pengawas Lapangan, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang
sebenarnya diperiksakan dianggap telah disetujui Direksi/Pengawas Lapangan. Hal ini
dikecualikan bila Direksi/Pengawas Lapangan meminta perpanjangan waktu.

4. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Direksi/Pengawas Lapangan berhak


memerintahkan membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk memperbaiki,
biaya pembongkaran dan pemasangan menjadi tanggungan Kontraktor.

1.16. KENAIKAN HARGA/FORCE MAJEURE

1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.

2. Kenaikan harga yang diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan bersifat
nasional dapat mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI.

3. Semua kerugian akibat Force Majeure yang dikarenakan gempa bumi, angin puyuh, badai
topan, kerusuhan, peperangan dan semua kejadian karena faktor alam serta kejadian
tersebut dibenarkan oleh Pemerintah bukan menjadi tanggungan Kontraktor.

1.17. PEKERJAAN TAMBAH/KURANG

1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis dalam buku


harian oleh Direksi/Pengawas Lapangan serta persetujuan Pemberi Tugas.

2. Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan atas persetujuan Pemberi Tugas.

3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan pekerjaan,
yang dimaksudkan oleh Kontraktor yang pembayarannya diperhitungkan bersama-sama
angsuran terakhir.

7
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang
dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh
Direksi/Pengawas Lapangan bersama-sama Kontraktor dengan persetujuan Pemberi Tugas.

5. Adanya Pekerjaan Tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan
penyerahan pekerjaan, tetapi Direksi/Pengawas Lapangan dapat mempertimbangkan
perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut.

1.18. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan, Lingkup Pekerjan Meliputi;


a. Pembersihan sekeliling lokasi pekerjaan
b. Pengadaan Base Camp/Barak Kerja
c. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.
d. Pemasangan bouwplank.
e. Pembersihan dan Perapian Kembali

Pedoman pelaksanaan;
 Pembersihan sekeliling Lokasi pekerjaan
Pembersihan lokasi pekerjaan dilakukan terhadap semua jenis tanaman yang tumbuh
termaksud bongkaran semua akar-akar pohon yang tumbuh diseluruh luas Site (Lokasi
Pekerjaan) dan kemudian sisa dari pembersihan lokasi tersebut dbuang ke luar lokasi
pekerjaan.

 Penyediaan Base Camp/Barak Kerja


Untuk penyedian Base Camp / Barak kerja dapat menggunakan bangunan dekat lokasi
pekerjaan dengan menyewa atau membangunya dengan metode rakit atau secara
konvensional di lokasi pelaksanaan pekerjaan.
 Pengadaan air
untuk melaksanakan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat, kemudian ditampung dalam
drum – drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah cukup
selama melaksanakan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI 1971
NI.2.
 Pemasangan Bouwplank
- Semua papan bouwplank menggunakan kayu kuat kelas II dengan ketebalan 2 cm
dipasang terentang pada patok kayu ukuran 5/7 dan diserut rata pada permukaan atas dan
terpasang water pass dengan peil + 0.00.
- Bouwplank dipasang memanjang keliling bangunan, pada as kolom dan dinding penyekat
supaya diberi tanda dengan cat warna merah / meni.

8
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- Bouwplank dipasang di luar garis bangunan dengan jarak minimal 2 m untuk mencegah
kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.
- Setelah pemasangan bouwplank selesai, Kontraktor wajib melapor kepada
Direksi/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan selanjutnya.

 Pembersihan dan Perapihan Kembali


Setelah pekerjaan selesai semua, permukaan harus bersih dari segala macam kotoran dan
dalam keadaan baik sempurna, serta sisa dari bahan - bahan yang sudah digunakan yang
berupa apapun harus dibersihkan atau dibuang.

1.19. PEKERJAAN TANAH

1. Pekerjaan Galian
a. Pekerjaan galian untuk semua lubang, baru boleh dilaksanakan setelah papan patok
(bouwplank) dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.

b. Dalamnya galian untuk lubang pondasi harus sesuai dengan gambar kerja. Untuk hal
tersebut diadakan pemeriksaan setempat oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

c. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja dan
dibersihkan dari segala kotoran.

d. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat - syarat yang
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis dan atau petunjuk Direksi dan Pengawas lapangan.

e. Dasar dari semua galian harus waterpas. Bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar
sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga
mendapatkan kembali dasar yang waterpas.

f. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun
pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika
diperlukan dapat bekerja terus menerus untuk menghindari tergenangnya air pada dasar
galian.Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar
tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau
lereng yang cukup.

g. Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap


bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan memberikan

9
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut
tidak akan mengalami kerusakan.

h. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap
perlu dan atas petunjuk Direksi dan Pengawas lapangan.

i. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih, bebas
dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.

j. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan. penimbrisan lubang-lubang galian yang


terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug yang diratakan dan
diairi serta dipadatkan sampai mencapai 100 % kepadatan kering maksimum yang
dibuktikan dengan test laboratorium.

k. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan,


seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari
kerusakan, dan apabila sampai menderita kerusakan harus direparasi/diganti oleh
Kontraktor atas tanggungannya sendiri.

1.20. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

1. Pekerjaan Pondasi Batu Kali

a. Lingkup Pekerjaan.
Ini meliputi penyediaan bahan dan perekatnya, menyiapkan tempat yang akan dipasang
batu kali, serta pelaksanaan pekerjaan pasang batu kali itu sendiri, sesuai gambar dan
spesifikasi ini.

b. Bahan.
Batu putih yang digunakan harus berkualitas terbaik dan merupakan bahan setempat,
padat, bersih, tanpa retak-retak dan kekurangan - kekurangan lain yang mempengaruhi
kualitas.

c. Adukan.
Semua pasangan batu kali untuk dinding penahan tanah dan pekerjaan batu kali lainya
dilaksanakan dengan adukan 1Pc : 4Ps

d. Pelaksanaan.
 Pasangan batu kali harus diukur dilapangan dan dilaksanakan sesuai dengan ukuran
dan ketinggian seperti tercantum pada gambar - gambar.

10
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

 Batu kali digunakan untuk pondasi harus batu pecah, sudut runcing, keras, tidak berpori
(porous).
 Pondasi batu kali menggunakan adukan dengan campuran 1Pc : 4Ps : 10Ps. Adukan
harus membungkus batu kali pada bagian tengah pondasi sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian pondasi yang berongga atau tidak padat.

e. Perlindungan
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan batu kali yang tidak terlindung, bila hujan maka bagian
atas harus dilindungi.

2. Pekerjaan Plesteran

Cakupan Pekerjaan Pelasteran;


a. Spesi untuk plesteran adalah 1Pc : 3Ps.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan diplester harus
dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar plesteran tidak cepat
kering dan tidak retak-retak.
c. Semua permukaan beton yang diplester permukaanya harus dikasarkan terlebih dahulu.
d. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus sehingga plesteran tidak terlihat pecah-
pecah.
e. Tebal plesteran 1,5 cm.
f. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertikal dan tegak lurus dengan bidang
lainnya.
g. Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang yang tegak lurus, halus, tidak
bergelombang. Sedang sponeng/tali air harus lurus dan baik.
h. Susunan adukan untuk siaran harus terdiri dari campuran 1Pc : 3Ps dalam volume dan
airnya cukup untuk menghasilkan kekentalan untuk keperluan yang diinginkan.

1.20. PEKERJAAN LAIN – LAIN

1 . Sebelum pekerjaan diserah terimakan, kontraktor diwajibkan membongkar gudang, bangsal –


bangsal kerja, membersihkan bahan–bahan bangunan, kotoran – kotoran bekas yang ada
dalam lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan bangunan dalam
keadaan bersih dan rapi.

2 . Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang mana masih termasuk lingkup
dalam pelaksanaan ini kontraktor harus menyelesaikan, sesuai dengan petunjuk, Perintah
Pengawas dan Pemberi Tugas, baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta
perubahan - perubahan di dalam Berita Acara Aanwijzing.

11
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

3 . Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Direksi dan Pengawas lapangan, dengan dibuat Berita Acara yang
disyahkan oleh Pemberi Tugas.

Laworo, Agustus 2023

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Kab. Muna Barat

LA ODE MUHAMMAD AMRIN, S.SOS., M.SI


NIP. 19670328 198903 1 011

12

También podría gustarte