Está en la página 1de 8

Volume 1, Nomor 2, November 2006

'gdl '(WU)e!snueW
sel!l!se~ ueyyaqwaw uelep qelu!~awad u e ~ a d !8oloy3 sellnyej 'leye~eksewue8ueqcuaSuad
aSnj uaynl~ad!p 'a!sual JaMaJaw aAedn welep uep !sey!uncuoy uacuauedaa ~eCe8uadjels,
~aya~er(sawuap eS~enlay u a ~ a du!elaS 'ad1 '(wu) e!snuew !501oy3 selinyej
'leye~eksew!z!3 uacuauedaa ~efeSuadjels,
'(866 1 'ltl sosdaa) 'eueyer
'a!sual uaa~alqajasay ynlun ewaln puny ! ~ a 8 asel!uaA!un
~ 'U'nnI uesnJnr ~efe8uadjelS ,
!pajuaw uayda~eq!pJ ~ A ! S a ~ o 3!eSeqas aS~enl
-ay ! ~ e pueSunynp !u! laq welea .e!sual depaq
-Jal ewaln qe~ejSunSSueuad!e8eqas eS~enlay *(oooz
aped ueyleJaqy!g!uaw q!qal eAu~euaqasa!sau 'suo!le~ pal!un) u a n d u a ~ a dqalapa ayaJau
-opul !p a!sual Sualual ueyej!qay q a ~ v uap Jasaq ue!Saqas uap Suaqway~aqSuapas
;uer( e~eSau !p epeJaq er(ueS!vadenp 'elnj
.Sue~epuaw
esau !p leySu!uaw snJal ueye e8nj e!sauopul 008 !JeP Il!qal ueWJ!yJad!~ SZOZ unqel epad
unqel 59 sele !p e!snJaq ynpnpuad !selndod
!p e!suel ynpnpuad q e l u n j er(u!g~v '!Solouyal
l a l o 1 . e y ! ~ ~uve ~ e q a s - q n!p~ qepuaJal uep a!w
uap uanqa~aSuadnu)! eAuSueqway~aqalJas
U
P J P ~ ~ede~aqaq PlJaS PU!q3 UPp PJeln ey!JJv
'dnp!q JPJPJ ueleySu!uad 'ueleqasay ueueAelad
!p !88u!lJal ua~eySu!uad n [ e l 'OZOZ - 9661
er(uaeySu!uau u!yeuas ueSuap ! p e j ~ a l ladap
unqal apo!Jad eualas e!unp ynpnpuad !salndod
lu! leH 'SZOZ unqel eped unqel SL !pejuau
;66L unqel eped unqel 59 yep ueleySu!uad uap led!) !lay enp uap q!qal ~eySu!uaw
unqal 59 sale !p e!snJaq Suer( e y n p ynpnp
!weleSuaw ueyde~eq!p e!sauopul 8 u e ~ o( H H ~ )
-uad !salndod y u n p qnlnlas !p 1~ peqa eped
d n p y U P ~ P e!sn ~
J ~ eySue '(0002) qeunsnyeJ!M
u a S u e ~ u anles~ qalas u e y e d n ~ a u(a!sual) a!sn
w e p p 8661 unqel aped (OHM) uo!lez!ueS~o l njual ynpnpuad qelun j ua~aySu!uad
qa1eaH PIJOM ue~odelueyJesePJa9 '(0002 'sdg)
9 P Jesaqas e!sn lnjuel ynpnpuad
PM![ ~ 6 EOL
qt?llJJn[ U P S U PM!~
~ ~ 666 1PZ 10Z !ede~uaw
ynpnpuad q e l u n j !y !]!luau e!sauopul
*sa3a[qnsaya S u o w ~w n p l ~ 3 p u ~ ' g u ! w o a ! ~' y u ! w ~ a jo
p aynau!
u! as!xa sa3ua~ajj!pa3u~3!j!u5!saya 'sa3ads~uo!adwnsuo~pooj jo swJaa ul -sa3ua~ajj!p
~ ! w o u o ~ a - l ~aya! ~ ohqs pasn~3apa3 nl!S uaqaJnlay u! h l ~ a p l a5uowo punoj aJaM suo!a!puo3
hap!pD ] ~ 3 ! ~ h yPUD d JOrADyaq yJ/Day JSJOM ' ~ J ! A ! J]~3!shyd
~D PUD JOpDyaq yJlDa4
u! sa3ua~ajj!pa ~ 1 ~ 3 ! j ! u Sa! m H
s aJaya ' J ~ A ~ M O 'a3ads~ ]~3!50]oy3hsdjo swJaa u! saqs aaJya
u! h l ~ a p l a5 u o w ~a3ua~ajj!pa ~ u ~ 3 ! j ! u 5ou
! s s! aJaya a ~ y ap a ~ o y ssalnsaJ y3JoasaJ a y l -oaop
aya a z h p u ~01 p a ! l d d ~aJaM sasaa hay3111 puD VAONt, auo ' a ~ ~ !y3 n b 'aA!~d!~3Sap
~ y
.5u!daayasnoy u! p a ~ l o ~ hu a! p ~ d ~Jay/s!y
3 paam a3a[qns yma 'auawssasso AJ!A!J~D lo3!shyd
~ o -hl~apla
j ~ o lD!suassa
j sauayanu awos oa paa!w!l uo!adwnsuo~pooj puo '(uo!a3~js!a~s
aj!] fuo!ssa~dap 40 )Ma) ! J O ! A D yapay ~ ~ ~ fa~oddns hjy.1n~1~103 puD h l ! w ~ j )sa3ads~
]~3!5o]oy3hsd jnoqD D J D ~a3allo3 oa padola~apSDM ~ J ! D U U O ! JpaJna3nJas S ~ ~ ~ y '(3661 '!puajj3
9 U ~ ~ U ! J D ~pUa!~So)l l o jSDM y3~0JddDJ U ! OaU0 ~ PUD uS!Sap lDUO!J3aS- SSOJ3 y '9002 hlnr
- ~ O O Zjsn5ny uaaMaaq h a ~ n saya paaaldwo3 p u s~ a q d asoya u! paa3alas aJaM ( S J Dh'g9 ~~
a 5 ~ uuaw) plo s ~ ~ 53-09 a h ~ S U DpJa 5 ~sa3a[qns ( ~ 6 1 ua~as-haau!u
) palpuny aug .sa~a[qns
ayj palas OJ p a ! l d d ~SDM Su!ldw~sUOpUDJ aldw!s t, .(haa!3os awo3u! MOl-lDJnJ 03 h1!3
uaaMaaq h ~ p u n o q apa3 ) nl!S uaqeJnlay p u ~'(haa!3os M O ~oa a a ~ ~ a p o w - h a Sue!sSuaua~ag
p)
uaqeJnlay '(hjapos awo3u! y5!y-hap sauasa~da~) SunSv !prig uaqaJnlay : h l a w ~ u'ha!3 ~oSog
jo ~ J JDD p a j ~ 3 o l(hl~apl3~ o asod j s a 3 p ~ aa~y l ) nClNlgSOd aaJya u! h l a ~ ! s o d ~ nuasoy3 d
aJaM suo!a~3ol y 3 ~ ~ a s a a- S u ! l l a ~ pha~unwwo3aya u! Sup!) h l ~ a p l aaya jo uo!adwnsuo~
pooj p u ~' h j p ! p ~]~3!shyd'a3ads~]~!3osoy3hsda z h l ~ u01~ sadwaaa~y3JDaSaJ s!y1
VlSNV1 N V N W W ISWnSNO)1 NVa ')~ISIJ
SVllAllYV ' ~ V I S O S O ) ~)13dSV
IS~
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 l(2): 1-7

pada lansia seperti menyediakan tempat pera- Penelitian survai dilakukan di tiga wilayah
watan bagi lansia yang terlantar atau bermasa- puskesmas yang memiliki posbindu (pusat la-
lah dengan keluarga karena semakin banyak- yanan untuk lansia) yang aktif berdasarkan
nya keluarga yang tidak mampu merawat rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kota Bogor.
lansia. Dalam hal ini panti wredha merupakan Ketiga lokasi posbindu tersebut memiliki ka-
salah satu alternatif bentuk bantuan pelayanan rakteristik latar belakang ekonomi yang berbe-
kesejahteraan sosial bagi lansia. da. Budi Agung (BA) mewakili daerah dengan
latar belakang ekonomi menengah ke atas,
Isu strategis bidang kesehatan menuju Baranangsiang (BS) mewakili latar belakang
lndonesia sehat 2010 adalah kerjasama lintas ekonomi yang menengah dan sebagian terma-
sektor; peningkatan perilaku, pemberdayaan suk rendah, sedangkan Situ Gede (SG) mewa-
masyarakat dan kemitraan swasta; peningkat- kili daerah desa dengan kondisi sosial ekonomi
an upaya kesehatan, dan peningkatan sumber- rendah. Penelitian dilakukan pada bulan
daya kesehatan (Depkes RI, 1999). Visi pemba- Agustus 2004 - Juni 2006.
ngunan kesehatan menuju lndonesia Sehat
2010 adalah masyarakat, bangsa, dan negara Populasi dan Sampel
yang ditandai dengan penduduknya hidup da-
lam lingkungan dan perilaku hidup sehat, me- Populasi dari penelitian ini adalah lansia
miliki kemampuan untuk menjangkau pelayan- yang berada di Kota Bogor dengan sampel yang
an kesehatan yang bermutu secara adil dan diambil adalah lansia yang berada di masya-
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang rakat yang aktif mengunjungi Posbindu.
setinggi-tingginya d i seluruh Indonesia. Semen-
tara itu, salah satu misi pembangunan kese- Prosedur Penarikan Contoh
hatan adalah mendorong kemandirian masya-
Pemilihan Posbindu dilakukan berdasar-
rakat hidup sehat (Depkes. RI, 1999).
kan informasi yang diberikan pihak Dinas
Kesehatan Kota Bogor, yaitu Posbindu yang
Tujuan
aktif dalam melaksanakan kegiatan. Pemilihan
1. Menganalisis kondisi psikososial (kepuasan Posbindu dilakukan secara purposif yaitu yang
hidup dan depresi) lansia. mewakili daerah dengan tingkat sosial ekonomi
2. Menganalisis kondisi fisik (perilaku kese- tinggi, menengah dan kurang. Pemilihan sam-
hatan dan aktivitas fisik) lansia. pel di posbindu dilakukan secara acak seder-
3. Menganalisis konsumsi makan lansia. hana (simple random sampling) berdasarkan
kriteria pemilihan sampel yaitu: tidak pikun,
tidak bermasalah dengan pendengaran, dan
METODE bersedia diwawancara. Di samping lansia, res-
ponden juga diambil dari keluarga yang meng-
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian urus lansia (yang berada satu rumah dengan
lansia) serta keluarga yang turut merawat
Penelitian ini merupakan survai pendu-
namun tidak serumah dengan lansia.
duk usia lanjut dan rumah tangga muda yang
merawat lansia untuk mengetahui kondisi Pendekatan awal dalam pemilihan sam-
aktual dari lansia dengan menggunakan desain pel dilakukan dengan menghubungi pihak Dinas
cross-sectional. Dalam ha1 ini peneliti melaku- Kesehatan Kota Bogor, Dokter Puskesmas,. dan
kan observasi terhadap lansia tanpa melakukan dengan pengurus (kader posbindu) serta peng-
intervensi. Survai dilakukan pada satu saat urus RW setempat untuk mendapatkan infor-
(point time approach), yaitu lansia serta masi dari lansia yang berada di masyarakat.
keluarga yang merawat lansia hanya diamati Pertemuan pertama dengan sampel dilakukan
sekali saja (Singarimbun €t Effendi, 1995). di posbindu kemudian dilanjutkan dengan wa-
Pengambilan data dilakukan dengan menggu- wancara dari rumah ke rumah untuk menda-
nakan kuesioner dan observasi partisipasif, patkan informasi dari rumah tangga lansia dan
dalam ha1 ini peneliti melakukan wawancara rumah tangga muda yang mengurus lansia, ser-
dan pengamatan langsung terhadap sampel ta rumah tangga muda yang turut merawat
dan turut serta dalam kegiatan lansia yang namun tidak serumah dengan lansia. Total
ada. Metode survai dipilih untuk melihat sampel lansia yang diambil di tiga lokasi pene-
kondisi lansia, baik fisik maupun psikososial. litian berjumlah 197 orang.
Penelitian ini dilakukan d i Kota Bogor,
Jenis dan Cara Pengumpdan Data
yang penduduknya memiliki usia harapan hidup
(UHH) 67.7 tahun pada tahun 1999, dengan Data konsumsi makanan, aktivitas fisik,
jumlah jumlah lansia sebanyak 45 417 orang. dan perilaku hidup sehat diperoleh melalui
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 l(2): 1-7

wawancara dengan lansia serta keluarga yang Budi Agung sebesar 35%, Baranangsiang sebe-
merawat lansia. Data kondisi psikososial seper- sar 30%, dan Situ Gede sebesar 40.5%. Keadaan
ti kepuasan hidup dan depresi diperoleh mela- tersebut dapat dijelaskan pada Gambar 1.
lui wawancara dengan lansia.
Berdasarkan hasil analisis statistik, dida-
patkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
Pengolahan dan Analisis Data
bermakna antara kondisi psikososial lansia di
Perbedaan tingkat depresi, kepuasan, lokasi perumahan yang berbeda (p > 0.05). Hal
perilaku hidup sehat, dan aktivitas fisik antar ini karena pada umumnya mereka memiliki du-
lansia tiga lokasi pemukiman di masyarakat kungan sosial baik dari keluarga, masyarakat,
dianalisis dengan Pearson Chi-Square, sedang- dan pemerintah misalnya dengan adanya
kan data konsumsi makanan dianalisis dengan Posbindu (Wiradinata, 2004). Menurut Nasrun
one way ANOVA dan u j i Tuckey. (1999) faktor psikososial seperti ada tidaknya
dukungan sosial merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi depresi pada lansia.
HASlL DAN PEMBAHASAN
Kepuasan
Kondisi Psikososial Analisis kepuasan lansia yang berada di
Kondisi mental lansia di masyarakat masyarakat dengan tiga lokasi perumahan me-
berdasarkan lokasi pemukiman nunjukkan data sebagai berikut: lansia yang
merasa tidak puas di daerah Budi Agung
Berdasarkan lokasi pemukiman lansia di
sebesar 22.5%, Baranangsiang 33.7%, dan Situ
masyarakat, kondisi depresi lansia diuraikan
Gede 41.9%. Lansia yang merasa puas dl dae-
sebagai berikut: lansia di Budi Agung (BA) yang
rah Budi Agung sebesar 77.5%, Baranangsiang
memiliki kondisi normal sebesar 65%, di
66.3%, dan Situ Gede 58.1% seperti yang terli-
Baranangsiang (BS) sebesar 70%, dan di Situ
hat pada Gambar 2.
Gede (SG) sebesar 59.5%. Lansia yang meng-
alami depresi baik ringan maupun berat di

..-

Normal Depresi
Gambar 1. Diagram Batang Sebaran Kondisi Mental Lansia (Normal dan Depresi) di
Masyarakat berdasarkan Lokasi Perumahan di Kota Bogor 2005

Tidak Puas Puas


Gambar 2. Diagram Batang Sebaran Tingkat Kepuasan Lansia berdasarkan Lokasi
Perumahan di Kota Bogor 2005
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 l(2): 1-7

Berdasarkan hasil u j i beda didapatkan bahwa tingkat sosial ekonomi mereka, hal ini dapat
tidak ada perbedaan yang nyata antara tingkat dilihat dari kondisi perumahan lansia.
kepuasan lansia di tiga lokasi perumahan (p >
Secara umum keadaan lansia di Situ
0.05).
Gede masih memprihatinkan, kurangnya ke-
mampuan keluarga dalarn memberikan dukung-
Aspek Fisik
an finansial menyebabkan kurangnya biaya
Aktivitas Fisik pengobatan bagi lansia serta kualitas makanan
Aktivitas fisik lansia di tiga wilayah peru- yang dikonsumsi oleh lansia. Keadaan ini dise-
mahan adalah sebagai berikut: lansia yang me- babkan karena keadaan ekonomi anak-anaknya
miliki aktivitas fisik buruk di daerah Budi yang rnasih rendah sehingga dukungan finansial
Agung sebesar 20%, Baranangsiang 13.8 %, dan dari mereka masih sangat terbatas dan bebe-
Situ Gede 41.9%. Lansia yang memiliki aktivi- rapa masih bergantung pada lansia.
tas fisik baik di daerah Budi Agung sebesar
80%, Baranangsiang 86.3%, Situ Gede 58.1%. Perilaku keseha tan
Gambar 3 menjelaskan kondisi aktivitas fisik Bila dilihat dari lokasi perumahan, lansia
lansia di masyarakat berdasarkan lokasi yang memiliki perilaku kesehatan baik di Budi
perumahan. Azung sebesar 85%, Baranangsiang 66.3%, dan
~ i t ~u e d 55.4%.
e Lansia yang-memiliki perilaku
Hasil uji beds menunjukkan bahwa akti-
kesehatan kurang d i Budi Agung sebesar 15%,
vitas fisik lansia yang tinggal di daerah Budi
Baranangsiang 33.8X dan Gede 44,6%.
A!i!uns, Barananssiang, dan Situ Gede berbeda
Gambar 4 menunjukkan perbedaan pe"laku
sangat nyata (p < Oeol 1' Ting~in~a
ak- antarlokaSi perurnahan lansia.
tivitas fisik yang
- - buruk dari lansia yang berada
di Situ Gede dapat dipengaruhi oleh rendahnya

Baik Buruk
Gambar 3. Diagram Batang Sebaran Aktivitas Fisik Lansia berdasarkan Lokasi
Perumahan di Kota Bogor 2005

KURANG BAlK
Gambar 4. Diagram Batang Sebaran Perilaku Kesehatan Lansia berdasarkan Lokasi
Perumahan di Kota Bogor 2005
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 l(2): 1-7

Data tersebut rnenunjukkan bahwa lansia 1572 Kkal, 1595 Kkal, dan 1500 Kkal; rata-rata
di Situ Gede paling banyak yang rnerniliki konsurnsi protein: 47.5 g , 47.3 g, dan 50.9 g;
perilaku kurang terhadap kesehatan. Berdasar- rata-rata konsurnsi vitamin A: 417 pgRE, 385
kan hasil u j i statistik diternukan bahwa terda- pgRE, dan 297 pgRE; rata-rata konsurnsi vita-
pat perbedaan yang berrnakna antara perilaku min B: 1.1 rng, 1.8 rng, dan 1.5 rng; rata-rata
lansia yang tinggal Budi Agung, Baranangsiang konsurnsi vitamin C: 55 rng, 60 rng, dan 50 rng;
dan Situ Gede (p < 0.05). Kondisi ini dapat rata-rata konsurnsi kalsiurn: 539 rng, 575 rng,
terjadi karena keadaan sosial ekonorninya yang dan 444 rng; rata-rata konsurnsi phospor: 568
buruk seperti rendahnya pendidikan dan ku- rng, 575 rng, dan 646; rata-rata konsurnsi Besi:
rangnya kernarnpuan finansial. 12.1 rng, 13.2 rng, dan 11.9 rng.
Hal ini didukung oleh pendapat Berdasarkan analisis uji beda dengan
Notoatrnojo (1997) yang rnenyatakan bahwa rnenggunakan one-way ANOVA didapatkan hasil
adanya perbedaan pengetahuan, kecerdasan, sebagai berikut:
persepsi, ernosi, rnotivasi, sosial-ekonorni, ke- 1. Terdapat perbedaan yang berrnakna anta-
budayaan dapat rnernpengaruhi perilaku kese- ra konsurnsi vitamin A (p < 0.05), vitamin B
hatan seseorang. Sebagian besar lansia di Situ (p < 0.05) dan Kalsiurn (p < 0.01) pada lan-
Gede rnerniliki latar belakang sosial ekonorni sia yang berada di tiga lokasi perurnahan.
lebih rendah dibandingkan dua kelornpok lain- 2. Tidak terdapat perbedaan yang berrnakna
nya. Keadaan tersebut dapat dilihat berdasar- antara konsurnsi energi, protein, phospor,
kan kondisi perurnahan yang rnencerrninkan dan besi pada lansia yang berada di tiga
keadaan sosial ekonorni rnereka, sehingga wa- lokasi perurnahan.
jar bila harnpir separuh dari rnereka rnerniliki
Setelah dilakukan uji lanjut dengan
perilaku hidup sehat yang kurang baik.
Tuckey, rnaka didapat bahwa perbedaan nya-
ta konsurnsi vitamin A terdapat pada lansia di
Analisis Rata-rata Konsurnsi Lansia d i Masva-
Budi Agung dengan Situ Gede (p < 0.05).
rakat berdasarkan Lokasi Perurnahan .
Perbedaan nyata konsurnsi vitamin B terdapat
Konsurnsi lansia di rnasyarakat lebih pada lansia di Budi Agung dan ~aranangsiang,
beragarn bila dibandingkan dengan lansia di hal ini terjadi karena konsurnsi rnakanan po-
panti wredha. Berdasarkan lokasi perurnahan kok lansia di Baranangsiang lebih tinggi
lansia di rnasyarakat terdapat sebaran rata- dibandingkan dengan lansia di Budi Agung.
rata konsurnsi, kecukupan konsurnsi, dan per- Perbedaan nyata konsurnsi kalsiurn terdapat
sentase kecukupan konsurnsi seperti yang ter- pada lansia di Budi agung dan Baranangsiang (p
tera pada Tabel 1. < 0.01), ini dapat terjadi karena konsurnsi
rnakanan surnber kalsiurn seperti susu lebih
Data pada Tabel 1 rnenunjukkan rata-
tinggi pada lansia di Budi agung dibandingkan
rata konsurnsi energi lansia di Budi Agung,
Baranangsiang, dan Situ Gede berturut-turut:
Baranangsiang .
Tabel 1. Konsurnsi, Kecukupan Konsurnsi, dan Persentase Kecukupan Konsurnsi Lansia di
Masyarakat Berdasarkan Lokasi Perurnahan, Kota Bogor 2005.

Kons = konsumsi, keckp = kecukupan, % keckp = % kecukupan


Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2):1 -7

Analisis Rata-rata Persentase Kecukupan syarakat. Lansia yang tinggal di daerah Situ
Konsumsi Lansia d i Masyarakat berdasarkan Gede memiliki kemampuan fisik dan perilaku
Lokasi Perumahan kesehatan yang lebih buruk dibandingkan dua
kelompok lainnya, yaitu Budi Agung dan
Analisis rata-rata persentase kecukupan Baranangsiang (p < 0.01 dan p < 0.01). Pada
konsumsi lansia berdasarkan lokasi perumahan lansia yang tinggal di masyarakat berdasarkan
adalah sebagai berikut: rata-rata persentase lokasi perumahan terdapat perbedaan yang
kecukupan konsumsi energi lansia di Budi bermakna pada konsumsi vitamin A (p < 0.05),
Agung, Baranangsiang, dan Situ Gede bertu- vitamin B (p < 0.01), dan kalsium (p < 0.01),
rut-turut: 76.3%, 83.2%, dan 77.1%; rata-rata sedangkan perbedaan nyata persentase kecu-
persentase kecukupan konsumsi protein: kupan konsumsi lansia di masyarakat antar
91.2%, 95.8%, dan 96.5%; rata-rata persentase ketiga lokasi perumahan adalah pada persen-
kecukupan konsumsi vitamin A: 74.6%, 76.3%, tase kecukupan konsumsi vitamin A (p <
dan 56.1%; rata-rata persentase kecukupan 0.05), vitamin B (p < 0.01), dan kalsium (p <
konsumsi vitamin B: 106.1%, 187.4%, dan 0.05).
160.3%; rata-rata persentase kecukupan kon-
sumsi vitamin C: 88.9%, 103.1%, dan 86.1%; Dengan demikian dapat disimpulkan
rata-rata persentase kecukupan konsumsi kal- bahwa perbedaan lokasi pemukiman Lansia
sium: 104.9%, 67.3%, dan 158.9%; rata-rata berdasarkan kondisi sosial ekonomi dapat me-
persentase kecukupan konsumsi phospor: nyebabkan adanya perbedaan aktifitas fisik
1.17.2%, 126.0%, dan 140.4%; rata-rata dan perilaku kesehatan pada lansia yang ber-
persentase kecukupan konsumsi Besi: 66.3%, ada di masyarakat. Namun adanya dukungan
102.1%, dan 91.5%. Untuk lebih jelasnya da- keluarga, masyarakat, dan pemerintah dapat
pat dilihat pada Tabel 1. menciptakan kondisi lanjut usia yang tidak
terganggu aspek psikososialnya (hidup puas
Hasil uji beda dengan one-way ANOVA
dan tidak depresi).
menunjukkan adanya perbedaan nyata pada
.persentase kecukupan konsumsi vitamin A (p
Saran
< 0.05) dan vitamin B (p < 0.05), selebihnya
tidak terdapat perbedaan nyata. Selanjutnya Mengingat kondisi psikososial lansia
berdasarkan hasil u j i Tukey, didapat adanya yang tidak berbeda di antara lokasi pemukim-
perbedaan persentase kecukupan yang ber- an, maka lansia dapat tinggal di mana saja
makna untuk konsumsi vitamin A (p < 0.05) asalkan tetap mendapatkan perhatian atau
pada lansia di Baranangsiang dan Situ Gede. dukungan, baik dari keluarga, masyarakat
Lansia di Situ Gede sangat sedikit mengon- maupun pemerintah. Misalnya dapat dibentuk
sumsi bahan makanan sumber vitamin A wadah tempat lansia bersosialisasi bersama
seperti buah dan bahan makanan sumber peer sroupnya. Untuk meningkatkan aktifitas
protein hewani. Hal i n sangat erat kaitannya fisik dan perilaku kesehatan, hendaknya difa-
dengan faktor ekonomi. Sementara i t u terda- silitasi dengan memberi kesejahteraan berupa
pat perbedaan persentase kecukupan vitamin dukungan moril dan sprituil kepada kelompok
B (p < 0.01) pada lansia di Budi Agung dan lansia.
Baranangsiang. Perbedaan nyata persentase
konsumsi vitamin B juga terdapat pada lansia
di Situ Gede dan Budi Agung (p < 0.05), kare- DAFTAR PUSTAKA
na lansia di Situ Gede lebih banyak mengon-
sumsi bahan makanan sumber vitamin B Depsos RI. 1998. Undang-Undang Republik
seperti beras. lndonesia Nomor 13 Tahun 1998
Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
Departemen Sosial, Jakarta
KESIMPULAN DAN SARAN
BPS. 2000. Statistika lndonesia (Statistical
KesimpuIan Year Book of Indonesia). BPS, Jakarta
Tidak ada perbedaan yang bermakna
pada kondisi psikososial (mencakup kepuasan DepKes RI, 1999 lndonesia Sehat 2010: Visi
Baru, Misi, Kebijakan dan Strategi Pem-
dan depresi) pada tiga lokasi pemukiman
bangunan Kesehatan. Departemen Kese-
lansia di masyarakat. Namun ditemukan per-
bedaan yang bermakna pada aktivitas fisik hatan, Jakarta
dan perilaku kesehatan antar lansia yang ber-
Nasrun MW. 1999. Depresi Dan Komobidi-
ada di tiga lokasi pemukiman lansia di ma-
tasnya Pada Pasien Usia Lanjut. Jiwa.
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 l(2): 1-7

Majalah Psikiatri. Indonesian Psy- Wada T, M Ishine, T Sakagami, K Okumiya, M


chriatric Quarterly. Yayasan Kesehatan Fujikawa, S Murakami, K Otsuka, S
Jiwa "Dharmawangsa", Jakarta Yano, T Kita, & K Matsubayashi. 2004.
Depression in Japanese Community-
Notoatmojo S. 1997. llmu Kesehatan Masya- dwelling elderly-prevalence and asso-
rakat. Rineka Cipta, Jakarta ciation within ADL and QOL. Arch.
Gerontol. Geriatr. ELSEVIER.
Singarimbun M & S Effendi. 1995. Metode
Penelitian Survai. Pustaka LP3ES Wiradinata. 2004. Latar Belakang, Kondisi
Indonesia, Jakarta Fisik, Mental dan Aktifitas pada Lanjut
Usia di Panti Wredha Sukma Rahardja
United Nations. 2000. The World Nutrition dan Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan
Situation (4 th edition). United Nations, Situgede, Kota Bogor. Skripsi Sarjana
Administrative Commitee on Coordi- Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber-
nation Sub-committee on Nutrition daya Keluarga, Fakultas Pertanian, IPB,
(ACCISCN) in Collaboration with Inter- Bogor.
national Food Policy Research Institute.
New York Wirakusumah E. 2002. Tetap Bugar Di usia
Lanjut. Trubus Agriwidya, Jakarta

También podría gustarte