Está en la página 1de 10

MATERI

MATA KULIAH MANAJEMEN

MOTIVASI

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM
SAMARINDA
MOTIVASI

A. PENGERTIAN
Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu Movere yang berarti “menggerakkan”
(to move). Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang
individu untuk mencapai tujuannya. Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati
seseorang untuk melakukan atau mencapai suatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai
rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan. Dengan kata
lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai
motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam hidup.
Menurut Kanfer, motivasi (motivation) merupakan sebuah kekuatan psikologis yang
akan menentukan arah dan tujuan dari perilaku seseorang, besarnya usaha dari seseorang dan
level ketegaran pada saat orang itu dihadapkan pada berbagai rintangan.
Definisi motivasi diatas memiliki beberapa point penting yang dapat dipaparkan sebagai
berikut.
a. Arah dan tujuan perilaku seseorang menyatakan berbagai kemungkinan pilihan
perilaku yang dapat dipilih oleh seseorang.
b. Besarnya upaya, menunjukkan sampai sejauh mana upaya orang tersebut untuk
menggapai suatu tujuan atau pencapai suatu hasil. Tingkat upaya ini juga akan
menunjukkan intensitas dari dorongan (drive) atau acuan yang dimiliki seseorang
untuk mencapai suatu keinginan atau hasil tertentu.
c. Level ketegaran, memberikan arti bahwa apakah seseorang pada saat menghadapi
sebuah masalah atau sebuah rintangan akan tetap berusaha mengatasinya, akan
berusaha menyelesaikan masalahnya ataukan menyerah.
Menurut Santoso Suroso, motivasi merupakan suatu set atau kumpulan perilaku yang
memberikan sebuah landasan untuk seseorang dalam bertindak dengan suatu cara yang
diarahkan kepada sebuah tujuan tertentu yang spesifik (specific goal directed way)
Menurut Deslen G (2003) :
Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar
mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upaya untuk
mencapai kepuasan.
Gambar 1. Proses Bekerja Motivasi

B. TEORI – TEORI MOTIVASI


Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli, terutama dikaitkan dengan
kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Untuk memahami motivasi
individu dapat dilihat dari beberapa indikator di antaranya adalah:
a. Durasi kegiatan
b. Frekuensi kegiatan
c. Persistensi pada kegiatan
d. Ketabahan,keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan.
e. Devosi pengorbanan untuk mencapai tujuan
f. Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan
g. Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang
dilakukan
h. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
Untuk dapat lebih memahami tentang motivasi, akan dijelaskan beberapa teori
tentang motivasi, antara lain:
1. Teori Motivasi Abraham Moslow (1943-1970)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya
berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki
kebutuhan, yaitu:
a) Kebutuhan fisiologikal (physiological needs)
Contoh: rasa lapar, haus, istirahat, dll
b) Kebutuhan rasa aman (safety needs)
Contoh: mental, psikologikal, dan intelektual
c) Kebutuhan akan kasih sayang (love needs)
Contoh: cinta kasih terhadap sesama
d) Kebutuhan akan harga diri (esteem needs)
Contoh: status dalam kehidupan bermasyarakat
e) Aktualisasi diri (self actualization)
Contoh: tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi
yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

5 Kebutuhan aktualisasi diri


Kebutuhan sekunder
4 Kebutuhan harga diri

3 Kebutuhan kasih sayang

2 kebutuhan rasa aman


Kebutuhan primer
1 kebutuhan fisiologi

Gambar 2. Hirarki Kebutuhan Maslow

Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan)


kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara yang lain, misalnya dengan
menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula
dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi
kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis, dan intensitas kebutuhan
manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia itu tidak hanya
bersifat materi, akan tetapi bersifat psikologikal, mental, intelektual, dan bahkan juga
spiritual.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan
manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan
ini perlu ditekankan bahwa:
➢ Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di
waktu yang akan datang
➢ Pemuasan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser
dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
➢ Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya
suatu kondisi dimana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan
kebutuhan itu.
2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Dalam teori McClelland dikenal dengan teori kebutuhan untuk mencapai prestasi
atau Need for Achievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda,
sesuai dengan kekuatan dan kebutuhan seseorang akan prestasi, Murray sebagaimana
dikutip Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sesuai keinginan:
“Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau
mengorganisasi objek-objek fisik manusia, atau mungkin ide-ide melaksanakan hal-hal
tersebut secepat mungkin sesuai dengan kondisi yang berlaku.
Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers)
memiliki tiga ciri umum yaitu:
(1) Sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan
moderat
(2) Menyukai situasi-situasi dimana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya
mereka sendiri
(3) Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka

3. Teori Motivasi Clyton Alderfer (TEORI “ERG)


Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG”. Akronim “ERG” dalam teori
Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah, yaitu:
Existence = Kebutuhan akan eksistensi
Relatedness = Kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak lain
Growth = Kebutuhan akan pertumbuhan
Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama,
secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh
Maslow dan Alderfer. Karena Existence dapat dikatakan identik dengan hierarki
pertama dan kedua dalam teori Maslow. Relatedness senada dengan hierarki kebutuhan
ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan Growth mengandung makna sama
dengan “self actualization” menurut Maslow.
4. Teori Motivasi Herzberg (Teori Dua Faktor)
Teori yang dikembangkan oleh Herzberg dikenal dengan “Model Dua Faktor”
dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”.
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong
berprestasi dan sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang,
sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-
faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut
menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah
pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan
dalam karier, dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau
pemeliharaan antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu
dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan kerja di kantor, kebijakan
organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja, dan sistem imbalan
yang berlaku. Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg
ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam
kehidupan seseorang, apakah bersifat intrinsic atau bersifat ekstrinsik.

5. Teori Motivasi Douglas McGregor


Menurut teori X ada 4 pengandaian yang dipegang oleh manajer atau pimpinan,
yaitu:
(1) Karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
(2) Karyawan tidak menyukai kerja, jadi mereka harus diawasi atau diancam dengan
hukuman untuk mencapai tujuan
(3) Karyawan akan menghindari tanggung jawab
(4) Kebanyakan karyawan menaruh keamanan di atas semua faktor yang dikaitkan
dengan kerja
Menurut pandangan teori Y, bahwa:
(1) Karyawan akan memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan
bermain
(2) Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka
komitmen pada sasaran
(3) Rata-rata orang akan menerima tanggung jawab
(4) Kemampuan untuk mengambil keputusan biasanya inovatif
6. Teori Motivasi Victor H. VRoom (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan
mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat
melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut
Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
(1) Ekspektasi
Yaitu harapan atau keberhasilan pada suatu tugas
(2) Instrumentalis
Yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu
tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu)
(3) Valensi
Yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan positif, netral, atau negatif
Motivasi akan tinggi apabila usaha untuk menghasilkan sesuatu melebihi
harapan, dan motivasi akan menjadi rendah apabila usahanya menghasilkan kurang dari
yang diharapkan. Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata
bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu
itu cukup besar, dan yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal
yang diinginkannya itu. Sebaliknya jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya
itu tipis atau kecil, maka motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.

7. Teori keadilan dalam motivasi menurut J Staky Adams.


Teori Ekuitas/Keadilan (Equity Theory) merupakan teori motivasi yang memusatkan
kajiannya kepada persepsi yang dimiliki seseorang mengenai adil tidaknya hasil yang
dia dapat secara relatif dibandingkan dengan input yang mereka berikan pada
pekerjaan. Hal yang dapat disimpulkan dari teori ekuitas adalah bahwa orang akan
termotivasi untuk memberikan input secara terus-menerus bagi perusahaan apabila
keadilan terjadi.

C. PENERAPAN TEORI MOTIVASI


a. Penerapan Teori Motivasi Abraham Maslow
1) Tindakan yang dilakukan organisasi
✓ Memberi imbalan finansial (upah, gaji) yang sesuai dengan hasil
karyanya dalam bekerja.
✓ Memberi identitas organisasi pada setiap anggota, agar karyawan dapat
merasa dirinya sebagai anggotanya.
✓ Memberikan apresiasi berupa imbalan atau hadiah atas prestasi yang
dicapai.
2) Tindakan yang dilakukan oleh pemimpin
✓ Memastikan anggotanya mendapat imbalan sebagai hak mereka.
✓ Memastikan bahwa mereka mengerti peraturan dan program organisasi.
✓ Memberikan apresiasi kepada anggota yang berprestasi berupa pujian
atau materi.
b. Penerapan Motivasi dari J. Staky Adams
Ia menyatakan bahwa manusia mempunyai watak untuk
membandingkan dirinya dengan orang lain. Orang akan membandingkan segala
yang mereka miliki dengan apa yang orang lain miliki. Persepsi bahwa ada
ketidakadilan dalam kompensasi ditempat kerja akan sangat berpengaruh
terhadap motivasi untuk melakukan pekerjaan.
Tiga cara yang dapat dilakukan dalam menangani kehilangan motivasi adalah
sebagai berikut:
1) Menganalisa penyebab hilangnya motivasi. Bisa dengan cara
berkomunikasi atau berdialog dengan anggota yang terlihat hilang motivasi
dalam dirinya.
2) Mendorong kerjasama. Salah satu cara untuk mengubah pertentangan
diantara staff adalah dengan menempatkan mereka dalam sebuah tim. Cara
yang lain adalah dengan cara menukar posisi mereka agar mengetahui
beban kerja satu sama lain.
3) Berikan anggota staff konseling. Untuk menangani berbagai macam masalah
yang ada di setiap anggota adalah dengan menyediakan seseorang yang
mampu menjadi pendengar yang baik bagi mereka. Agar semua beban dan
masalah yang mereka miliki berkurang sedikit demi sedikit dengan
berkomunikasi.

D. FUNGSI DAN TUJUAN MANAJEMEN MOTIVASI


Fungsi manajemen motivasi, diantaranya:
a. Memberikan kekuatan secara psikologis untuk menentukan arah dari
perilaku seseorang.
b. Mendorong seseorang guna mencapai suatu hasil tertentu.
c. Membuat seseorang mampu menghadapi rintangan dan mengatasi
masalah yang ia miliki.
d. Memanfaatkan motivasi untuk menghasilkan kinerja karyawan yang
baik.
e. Memberikan kontribusi kepada efesiensi organisasi, efektivitas
organisasi dan pencapaian tujuan-tujuan organisasi.

Tujuan manajemen motivasi, diantaranya:


a. Menentukan arah perilaku seseorang.
b. Mencapai tujuan organisasi dengan efektif.
c. Menghasilkan kinerja karyawan yang baik.
d. Seseorang terdorong dalam mencapai suatu hasil tertentu.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN MOTIVASI
➢ Intrinsically Motivated Behavior
Perilaku yang dimotivasi secara intrinsik (intrinsically motivated behavior)
merupakan perilaku yang sumber motivasinya berasal dari diri mereka
sendiri dan kepuasan dalam melakukan pekerjaan mereka sendiri.
➢ Extrinsically Motivated Behavior
Perilaku yang dimotivasi secara eksrinsik (extrinsically motivated behavior)
merupakan perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang dengan tujuan
memperoleh imbalan material (upah), imbalan sosial, atau untuk
menghindari hukuman.

F. SOLUSI DALAM MENGATASI MASALAH DI BIDANG MOTIVASI


Secara umum ada beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi
beberapa masalah di bidang motivasi, diantaranya yaitu:
a. Pimpinan menciptakan suasana yang mendukung ke arah pembentukan
situasi dan kondisi kerja yang nyaman, saling menghargai, dan
menempatkan rasa simpati kepada mereka yang menjalankan pekerjaan
secara baik.
b. Seorang pemimpin yang bijaksana menghidari bahasa-bahasa dan
perintah yang bersifat atau memungkinkan untuk timbulnya sebuah
konflik.
c. Para pimpinan dan karyawan selalu berfikir positif.
d. Jika pimpinan atau karyawan memiliki prestasi, maka sebaiknya
berikan apresiasi karena itu akan membangkitkan semangat dan akan
menempatkan dirinya sebagai orang yang dihargai atas kerja keras
yang telah dilakukan.

También podría gustarte