Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Data Perencanaan :
1 Sudut Kemiringan Atap = 17.5 ᵒ = 0.305 rad
2 Jarak Antar Kuda-kuda ( c ) = 5m
3 Jarak Antar Gording ( b ) = 1.45 m
4 Jumlah Penggantung = 2 buah
5 Penutup Atap = Asbes Gelombang
6 Berat Pentutup Atap = 11 kg/m
7 Tekanan Tiup Angin = 25 kg/m2
8 BJ = 37
9 Fu = 3700 kg/cm2
10 Fy = 2400 kg/cm2
11 Profil = LLC 150.50.20.4,5
W = 9.2 kg/m b = 50 mm
Ix = 368 cm4 h = 150 mm
Iy = 35.7 cm4 tf=tw = 4.5 mm
Zx = 49 cm3
Zy = 10.5 cm3
11 E = 200000 Mpa
12 Tegangan Ijin = 1600 kg/m2
Sketsa
Beban Angin
Koefisien Angin Tekan = -0.05 qW
qWx = 1.8125 kg/m
Koefisien Angin Hisap = -0.4
qWy = 14.5 kg/m
5 m
1⁄8×𝑞𝐿𝑎×(𝑙/3)^2
1⁄8×𝑞𝐷𝑦×𝑙^2
(α didapatkan menggunakan interpolasi)
Perhitungan Momen
Jenis Beban Arah Y
Beban Mati Momen Momen
MDx = = 2.32 Kgm qD total
1⁄8×𝑞𝐿𝑎×(𝑙/3)^2
MDy = = 66.224 Kgm
1⁄8×𝑞𝐿𝑎×𝑙^2
P P
1×𝑃𝑥×(𝑙/3) P= 55.55 Kg
P P
P= 36.25 Kg
Cek Kelangsingan
= 5.5555556 = 11
𝑀𝑢𝑥/(ø×𝑀𝑛𝑥)+𝑀𝑢𝑦/(ø×𝑀𝑛𝑦)
= 33.333333 = 108.4435
λf
OK
KOMPAK
OK (5/384×𝑞𝐷𝑥× 〖 𝑙𝑥〗 (5/384×𝑞𝐷𝑦× 〖 𝑙𝑦〗
^4)/(�×𝐿𝑦) ^4)/(�×𝐿𝑥)
0.014104 cm 0.3058148 cm
3 Akibat Beban Pekerja
0.000406 cm 0.0033745 cm
4 Akibat Beban Angin
0.1603279 cm
F Total ≤
0.704 ≤ 2 cm OK
Data Perencanaan :
1 Berat Gording = 9.2 kg/m
2 Jarak Antar Gording (b) = 1.45 m
3 Berat Asbes Gelombang = 11 kg/m2
4 Sudut Kemiringan atap = 17.5 ᵒ
= 0.3 rad
5 Tekanan Tiup Angin = 25 kg/m2
6 Jumlah Gording (n) = 14 buah
7 Jumlah Penggantung = 2 buah
8 Fy = 2400 kg/cm2
9 Fu = 3700 kg/cm3
10 Jarak Antar Kuda-Kuda = 5m
11 L = 20 m
Sketsa
Kombinasi Pembebanan
No Kombinasi Beban Kg
1 1,4D 38.731
2 1,2D + 1,6L + 0,8W 82.76
3 0,9D + 1,3W 27.25
Kontrol Leleh
Ag = Pu/φ x Fy = 1.05975 cm2
Kontrol Putus
Ag = Pu/φ x Fu x 0,75 = 0.91654 cm2
Dipakai Ag = 0.53 cm2
d = √ 4 x Ag/π = 1.16189 cm
Diameter penggantung gording sebesar 1.2 cm
Kontrol Kelangsingan
d ≥ √Panjang penggantung gording/Jarak Kuda-Kuda
1.2 ≥ 0.5 OK
Data Perencanaan :
1 Jarak antar gording = 1.45 m 12 Koefisien AnginTekan = -0.05
2 Sudut kemiringan atap = 17.5 ⁰ 13 b = 5m
3 Tekanan tiup = 25 kg/m²
4 Tinggi kolom = 6m
5 Jarak antar kuda-kuda = 5m
6 Bentang Kuda-kuda = 20 m
7 Tinggi bangunan = 6m
8 Penutup atap = Asbes Gelombang
9 Mutu Baja = BJ 37
10 fu = 3700 kg/cm²
11 fy = 2400 kg/cm²
Sketsa
P1 = 𝑞/2 𝑥
ℎ1/2
= -9.375 kg
P2 = 𝑞𝑥
ℎ2/2
= -23.677 kg q hk
P3 = 𝑞𝑥
ℎ3/2
= -28.603 kg
R = P1 + P2 + P3
= -61.655 kg
Menghitung gaya dalam yang terjadi pada batang diagonal (menggunakan metode ritter). Menghitung
gaya dalam batang 1 dan 2 karena konstruksi simetris maka batang 3 dan 4 juga dapat diketahui
P1 P2
θ = tan-1 4/6
P1 P2 Batang 2
S2 sin θ ΣV = 0
R - P1 -P2 - S2 cos θ = 0
S2 = (R - P1 - P2)
S2 cos θ S2 cos θ
S2 = -28.61 kg
= -0.123 cm²
- Tinjauan terhadap putus :
Pu = Ø fu. Ae = Ø fu. (U.Ag) Ø = 0.75
Ag = 𝑃𝑢/(∅ . 𝑈. �𝑢) U= 1
= -0.096 cm²
d perlu = 0.40 cm
d pakai = 1 cm OK
Penampang pakai ikatan angin
1/4 𝜋 𝑑²
Ag pakai =
Tu = N/sin θ
= -271.9 kg
Tn = Ø. Ag . Fy Ø = 0.9
= 1696.46 kg
Tu ≤ Ø. Tn
271.9 ≤ 1696 OK
- Stress Ratio : Tu
≤ 1
Tn
-271.9
≤ 1
1696.46
-0.1602 ≤ 1 OK
Dari kedua nilai diameter (r) tersebut, diambil yang terbesar dan yang dipasang haruslah sesuai dengan
diameter yang tersedia di pasaran. Digunakan penggantung berdiamete 10 mm
Data Perencanaan:
1 Sudut Kemiringan Atap = 17.5 ᵒ = 0.31 rad
2 Jarak Antar Kuda-kuda ( d ) = 5m
3 Jarak Antar Gording ( b ) = 1.45 m = 11 kg/m2
4 Jumlah Penggantung = 2 buah
5 Penutup Atap = Asbes Gelombang
6 Berat Pentutup Atap = 11 kg/m
7 Tekanan Tiup Angin = 25 kg/m2
8 BJ = 37
9 Fu = 3700 kg/cm2 = 370 MPa
10 Fy = 2400 kg/cm2 = 240 MPa
11 Fr = 70 MPa
11 Profil Gording = LLC 150.50.20.4,5
W = 9.2 kg/m
12 Profil Kuda - Kuda (rangka utama) = LL 60.60.10
ø leleh = 0.9
ø fraktur = 0.75
U fraktur = 0.85
11 Tinggi bangunan (hk) = 6m
12 E = 200000 Mpa
13 Tegangan Ijin = 1600 kg/m2
Sketsa
2. Beban Hidup
* Berat air hujan (PPIUG 1938 pasal 3.2 2a)
W = 40-0,8 α ≤ 20 kg/m2
= 26 ≤ 20 kg/m2 (tebal air hujan 2 cm)
Maka, W yang dipakai adalah 20 kg/m2
qLL = W * b *d
= 145 kg
Koefisien tiup angin pada bangunan jauh dari laut(q) = 25 kg/m2 (PPIUG 1983 pasal 4.2.1)
(α didapatkan menggunakan interpolasi)
* Angin tekan
c = koefisien angin tekan bangunan tertutup = 0,02α - 0,4
= -0.05
W tekan = c*q*b*d
= -9.0625 kg
Beban Angin pada atap hanya ada angin tekan, dimana nilainya terproyeksikan dalam 2 arah yaitu :
Arah x = 9.063 * sin 17.5 = -2.73 kg
Arah z = 9.063 * cos 17.5 = -8.64 kg
# Kombinasi Pembebanan
a.) 1,4 D
b.) 1,2 D + 0,5L Metode LRFD halaman 104
c.) 1,2 D + 1,3W + 0,5L
d.) 0,9 D + 1,3 W
Didapatkan nilai kombinasi yang paling menentukan (maksimum) terjadi pada kombinasi 1,2D + 0,5L dengan
hasil gaya aksial maksimal yaitu :
* Batang utama kuda-kuda (LL 60.60.10)
Gaya tekan (Nu) = 278.3 kg
Gaya tarik (Tu) = 311.0 kg
Perencanaan Plat Kopel sesuai SNI 03 1729 2002 pasal 9.3.7,maka direncanakan sebanyak 3 buah
Li = L/((n−1)) = 550 mm
syarat : λl ≤ 50
47.826 ≤ 50 OKE
Cek kelangsingan sumbu bahan (sumbu x) sesuai SNI 03-1729-2002 pasal 9.3.7
λx = ((k.L))/((r𝑥)) = 61.79775
syarat : λx ≥ 1,2λl
61.798 ≥ 57.3913 OKE
Cek kelangsingan sumbu bebas (sumbu y) sesuai SNI 03 1729 2002 pasal 9.3.7
Iy = 2(ly + 〖 Ag (ey + = 1821875 mm4
tp/2) 〗 ^2)
A profil(2siku) = 2220 cm2
ry = √(Iy/(𝐴 �𝑟𝑜�𝑖𝑙))
= 28.65 mm
Berdasarkan SNI 03 1729 2002 pasal 10.1 komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial terfaktur
harus memenuhi
Tu < øTn
0.311 < 239760 OKE
Data Perencanaan:
1 Sudut Kemiringan Atap = 17.5 ᵒ = 0.31 rad
2 Jarak Antar Kuda-kuda ( d ) = 5m
3 Jarak Antar Gording ( b ) = 1.45 m = 11 kg/m2
4 Jumlah Penggantung = 2 buah
5 Penutup Atap = Asbes Gelombang
6 Berat Pentutup Atap = 11 kg/m
7 Tekanan Tiup Angin = 25 kg/m2
8 BJ = 37
9 Fu = 3700 kg/cm2 = 370 MPa
10 Fy = 2400 kg/cm2 = 240 MPa
11 Fr = 70 MPa
11 Profil Gording = LLC 150.50.20.2,3
W = 4.96 kg/m
12 Profil Kuda - Kuda (rangka utama) = LL 100.100.10
(rangka batang) = LL 110.110.10
ø leleh = 0.9
ø fraktur = 0.75
U fraktur = 0.85
11 Tinggi bangunan (hk) = 7m
12 E = 200000 Mpa
13 Tegangan Ijin = 1600 kg/m2
Sketsa
2. Beban Hidup
* Berat air hujan (PPIUG 1938 pasal 3.2 2a)
W = 40-0,8 α ≤ 20 kg/m2
= 26 ≤ 20 kg/m2 (tebal air hujan 2 cm)
Maka, W yang dipakai adalah 20 kg/m2
qLL = W * b *d
= 145 kg
Koefisien tiup angin pada bangunan jauh dari laut(q) = 25 kg/m2 (PPIUG 1983 pasal 4.2.1)
(α didapatkan menggunakan interpolasi)
* Angin tekan
c = koefisien angin tekan bangunan terbuka = 0,02α - 0,4
= 0.9
W tekan = c*q*b*d
= 163.125 kg
Beban Angin pada atap hanya ada angin hisap, dimana nilainya terproyeksikan dalam 2 arah yaitu :
Arah x = 123.75 * sin 22.5 = 49.05 kg
Arah z = 123.75 * cos 22.5 = 155.6 kg
Gaya beban beban angin hisap arah X
Pada titik simpul tengah (P1) = 49.05 kg
Pada titik simpul tepi (P2) = ½xP1 = 24.53 kg
Gaya beban beban angin hisap arah Z
Pada titik simpul tengah (P1) = 155.6 kg
Pada titik simpul tepi (P2) = ½xP1 = 77.79 kg
* Angin hisap
c = Koefisien angin hisap untuk bangunan tertutup = -0.4
W hisap = c*q*b*d = 72.5 kg
Beban Angin pada atap hanya ada angin hisap, dimana nilainya terproyeksikan dalam 2 arah yaitu :
Arah x = 55 * sin 22.5 = 16.54 kg
Arah z = 55 * cos 22.5 = 52.45 kg
Gaya beban beban angin hisap arah X
Pada titik simpul tengah (P1) = 16.54 kg
Pada titik simpul tepi (P2) = ½xP1 = 8.269 kg
Gaya beban beban angin hisap arah Z
Pada titik simpul tengah (P1) = 52.45 kg
Pada titik simpul tepi (P2) = ½xP1 = 26.23 kg
# Kombinasi Pembebanan
a.) 1,4 D
b.) 1,2 D + 0,5L Metode LRFD halaman 104
c.) 1,2 D + 1,3W + 0,5L
d.) 0,9 D + 1,3 W
Didapatkan nilai kombinasi yang paling menentukan (maksimum) terjadi pada kombinasi 1,2D + 0,5L dengan
hasil gaya aksial maksimal yaitu :
* Batang utama kuda-kuda (LL 60.60.10)
Gaya tekan (Nu) = 311 kg
Gaya tarik (Tu) = 278 kg
λy = (�×𝐿_𝑦)/𝑟_𝑦 = 58.89
Kelangsingan Ideal :
m = 2 (Konstanta yang besarnya telah ditentukan dalam peraturan SNI)
λiy =√(λ_𝑦^2+𝑚/2 λ_1^2 ) = 75.863257
ωy 1.43/(1.6
= −0.67𝜆_𝑐𝑦 ) = 1.376
Nn = Ag * Fcr
= Ag * (fy/ωy) = 193659.18 N = 19.366 ton
Periksa terhadap tekuk lentur torsi :
Perhitungan yang diperlukan
v = 0.3
G = �/(2(1+𝑣)) = 76923.077 Mpa
= = 811.08 mm4
H = = 0.7753
= = 3132.87 Mpa
= 2132.94
= 0.08
= = 172.22 Mpa
Kondisi fraktur :
Diasumsikan banyak baut adalah 1 baris (Ø = 19 mm)
Ketentuan : Jika Ø < 24 mm, maka D lubang tempat baut ditambah 2 mm
(SNI 03-1729-2002 pasal 17.3.5) Maka nilai D = Ø + 2 mm = 21 mm
An = 2 (Ag - (tp * D))
= 1884 mm2
cek: An < 0,85 . Ag
1884 < 1887 OK
Ae = U * An
= 1601.4 mm2
Ø . Tn = Ø . Fu . Ae
= 444388.5 N .==> 44 Ton
Dengan demikian kondisi fraktur yang menentukan, dimana untuk mengontrolnya yaitu :
Ø . Tn > Tu
44 > 21.287 OK (Profil tersebut kuat)
λy = (�×𝐿_𝑦)/𝑟_𝑦 = 64.26
Kelangsingan Ideal :
m = 2 (Konstanta yang besarnya telah ditentukan dalam peraturan SNI)
λiy =√(λ_𝑦^2+𝑚/2 λ_1^2 ) = 72.977403
Mengingat bahwa nilai λiy > λx, maka tekuk terjadi pada sumbu bebas bahan
𝜆𝑖𝑦/𝜋
λcy = √(�𝑦/�) = 0.805
ωy 1.43/(1.6
= −0.67𝜆_𝑐𝑦 ) = 1.348
Nn = Ag * Fcr
= Ag * (fy/ωy) = 180004.44 N = 18.000 ton
Periksa terhadap tekuk lentur torsi :
Perhitungan yang diperlukan
v = 0.3
G = �/(2(1+𝑣)) = 76923.077 Mpa
= = 661.89 mm4
H = = 0.7861
= = 3448.60 Mpa
= 2306.88
= 0.08
= = 176.02 Mpa
= 0.21 < 1 OK
Kondisi fraktur :
Diasumsikan banyak baut adalah 1 baris (Ø = 19 mm)
Ketentuan : Jika Ø < 24 mm, maka D lubang tempat baut ditambah 2 mm
(SNI 03-1729-2002 pasal 17.3.5) Maka nilai D = Ø + 2 mm = 21 mm
An = 2 (Ag - (tp * D))
= 1686 mm2
cek: An < 0,85 . Ag
1686 < 1718.7 OK
Ae = U * An
= 1433.1 mm2
Ø . Tn = Ø . Fu . Ae
= 397685.25 N .==> 40 Ton
Dengan demikian kondisi fraktur yang menentukan, dimana untuk mengontrolnya yaitu :
Ø . Tn > Tu
40 > 4.979 OK (Profil tersebut kuat)
PERHITUNGAN KOLOM
Data Perencanaan:
1 Sudut Kemiringan Atap = 17.5 ᵒ = 0.31 rad
2 Jarak Antar Kuda-kuda ( c ) = 5m
3 Jarak Antar Gording ( b ) = 1.45 m = 11 kg/m2
4 Jumlah Penggantung = 2 buah
5 Penutup Atap = Asbes Gelombang
6 Berat Pentutup Atap = 11 kg/m
7 Tekanan Tiup Angin = 25 kg/m2
8 BJ = 37
9 Fu = 3700 kg/cm2 = 370 MPa
10 Fy = 2400 kg/cm2 = 240 MPa
11 Fr = 70 MPa
11 Profil Gording = LLC 150.50.20.4,5
W = 9.2 kg/m
12 Profil Kolom = WF 300.300.9.14
A = 298 mm tw = 9
B = 299 mm tf = 14
Ag = 110.8 cm2 Jy = 6240
r0 = 118 mm ix = 13
d = 298 mm iy = 7.51
w = 87 kg/m Zx = 1270
Jx = 18800 cm4 Zy = 417
11 E = 200000 Mpa
12 Tegangan Ijin = 1600 kg/m2
Sketsa
Output SAP
M1 = 6.98 kgm
M2 = 1751.56 kgm
Nu = 1573.87 kg
MA (1/4 bentang) = 600.29 kgm
MB (1/2 bentang) = 15503 kgm
MC (3/4 bentang) = 798.27 kgm
Flens λ = b/(2.tf)
= 10.68
λp = 250/√fy
= 16.137
λ < λp maka flens Kompak
Web λ = h/tw h = 𝑑−2(𝑡�+𝑟_0 )
= 3.7778 = 34 mm
λp = 665/√fy
= 42.926
λ < λp maka web Kompak
Lp < L
3815.592 < 5000 mm Periksa Lr
Cw = (If.h^2)/2
= 1527633009076.42 mm6
J = 1/3.[(2.b.tf^3 )+(h.tw^3)]
= 619385 mm4
G = 80000 Mpa
X1 = (π/Zx).(√((E.G.J.Ag)/2))
= 18329.1 Mpa
X2 = 4.(Zx/(G.J))^2.(Cw/Iy)
= 0.00006433 mm4/N2
Lr = ry.X1/(fy−fr).√(1+√(1+ 〖 (X2.
= (fy−fr)
20545.4
〗 mm
^2))) ≈ 20.545 m
Momen Lentur
øb. Mn ≥ Mu
274320000 ≥ 1751560 OKE
Faktor Kekakuan
∑(�/�)_�𝑜𝑙𝑜𝑚 = 31.33 ∑(�/�)_(𝐾𝑢𝑑𝑎−�𝑢𝑑𝑎) = 17.02 ∑(�/�)_𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠𝑡𝑒� = 56.29
Ga = (∑(�/�)_����� )/(∑(�/�)_(�𝑢𝑑𝑎−�𝑢𝑑𝑎) ) = 2
Gb = 10
nilai K yang didapat dari diagram 0.74
= 28.46154
λcx = λ_x/π.√(fy/E)
= 0.313833
1.43/(1.6−(0.67.λ_(cx)) )
w =
= 1.028976
Nn = Ag.fy/w
= 258431.77 N
Cm = 0.6−0.4.(M1/M2)
= 0.598406
Ncrb = (π^2.E.Ag)/λ_x
= 768442063.748
δb = Cm/(1−(Nu/Ncrb) ) ≥ 1
Rumus Interaksi
(Nu/(2.ϕt.Nn))+(Mux/(ϕb.Mnx)+Muy/(ϕb.Mny)) ≤ 1
Momen arah x diabaikan, maka:
(Nu/(2.ϕt.Nn))+(Muy/(ϕb.Mny)) ≤ 1
0.60 ≤ 1 OK
Perhitungan Lendutan
Δ = (5.Muy.L^2)/(48.E.Ix)
= 0.006961 mm
Kontrol Lendutan
Nu/Ag ≤ 1600
1420 ≤ 1600 OK
● MMAX ● MA
● Nu
Data Perencanaan :
1 φ Leleh = 0.9 10 Ab = 79 mm2
2 φ Fraktur = 0.75 11 db = 22 mm
3 U Fraktur 0.85 12 tp = 10 mm
4 ø Baut = 10 mm 13 Ukuran pelat = 10 x 200
5 Mutu Baut = A325 14 n bidang geser = 2
6 fuᵇ = 825 Mpa
7 r1 = 0.5 (Untuk baut tanpa ulir pada bidang geser)
0.4 (Untuk baut dengan ulir pada bidang geser)
8 Fu = 3700 kg/cm2 = 370 Mpa
9 Fy = 2400 kg/cm2 = 240 Mpa
Tabel Baut :
Sketsa
Tinjauan Tarik
Rn = 0.75×�𝑢^�×𝐴�
= 48596.5 N = 4859.65 Kg
Tinjauan Tumpu
Rn = ∅×2,4×𝑑�×𝑡�×�𝑢
= 146520 N = 14652 Kg
Kondisi yang lebih menentukan adalah kondisi Geser = 2429.83 Kg
Tinjauan Tarik
Rn = 0.75×�𝑢^�×𝐴�
= 48596.5 N = 4859.65 Kg
Tinjauan Tumpu
Rn = ∅×2,4×𝑑�×𝑡�×�𝑢
= 146520 N = 14652 Kg
Kondisi yang lebih menentukan adalah kondisi Geser = 2429.83 Kg
Tinjauan Tarik
Rn = 0.75×�𝑢^�×𝐴�
= 48596.5 N = 4859.65 Kg
Tinjauan Tumpu
Rn = ∅×2,4×𝑑�×𝑡�×�𝑢
= 146520 N = 14652 Kg
Kondisi yang lebih menentukan adalah kondisi Geser = 2429.83 Kg
Data Perencanaan :
1 Mutu baja = BJ 37
2 Mutu beton = 30 Mpa
3 σ ijin = 1600 Kg/cm²
4 Dimensi kolom = 300.300.9.14
5 Dimensi pelat = 500x500 mm2
Sketsa
B = 500 mm = 50 cm
H = 500 mm = 50 cm
b = 100 mm = 10 cm
a = 100 mm = 10 cm
Output SAP
Nu = 1573.87 Kg
Mu = 1751.56 Kgm
= 0.545 Kg/cm²
M = 1/6×�×𝑎×�×𝜎𝑚𝑎𝑥
= 29734 Kg.cm
= 2 cm
= 717.466
σ◦ < σ ijin
717.4658 < 1600 OK
Jadi ,tebal pelat yang dipakai adalah 2 cm
● Mu
Data Perencanaan :
1 Mutu baja = BJ 37 B = 500 mm = 50 cm
2 Mutu beton = 30 Mpa H = 500 mm = 50 cm
3 σ ijin = 1600 Kg/cm² b = 100 mm = 10 cm
4 Dimensi kolom = 300.300.9.14 a = 100 mm = 10 cm
5 Dimensi pelat = 500.500. mm2
Output SAP
Nu = 1573.87 Kg
Mu = 1751.56 Kgm
Jumlah Angkur
𝑁/𝐴+𝑀/𝑊 𝑁𝑢/(�×𝐻)+(6×𝑀𝑢)/(�×𝐻^2 )
σ max = =
= 0.714 Kg/cm²
𝑁/𝐴−𝑀/𝑊 𝑁𝑢/(�×𝐻)−(6×𝑀𝑢)/(�×𝐻^2 )
σ min = =
= 0.545 Kg/cm²
Gambar diagram tegangan
0.545 -
+ 0.714
X Y
Jadi angkur yang digunakan dengan jumlah 4 buah dan panjang 175.828 mm
● Mu