Está en la página 1de 61

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

si
Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016

ne
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada

do
gu tingkat kasasi memutus sebagai berikut dalam perkara antara:
RIDWAN, bertempat tinggal di Gg. Sahara RT 42 Nomor 59,

In
A
Sangata Utara Kutai Timur, dalam hal ini memberi kuasa kepada
Saepul Anwar, Pengurus Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Kimia
ah

lik
Energi dan Pertambangan, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PP
SPKEP SPSI), pada kantor Pimpinan Pusat SPKEP SPSI
beralamat di Ruko Mega Grosir Cempaka Mas, Blok P-30, Jalan
am

ub
Letjend Suprapto Nomor 1, Cempaka Putih, Jakarta Pusat,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 23 November 2015;
ep
Pemohon Kasasi I juga Termohon Kasasi II dahulu Tergugat II;
k

Lawan
ah

PT KALTIM PRIMA COAL, berkedudukan Bakrie Timur Lantai 15


R

si
Jalan H.R. Rasuna Said, Kompleks Rasuna Epicentrum, Jakarta
Selatan, dalam hal ini diwakili Saptari Hoedaja selaku Presiden

ne
ng

Direktur, dalam hal ini memberi kuasa kepada Moh. Nispalah, dan
kawan-kawan, karyawan PT. Kaltim Prima Coal, beralamat di M1

do
gu

Building Mine Site Jalan Dr.Sutomo, Swarga Bara, Sangata,


Kabupaten Kutai Timur, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal
3 Juni 2015;
In
A

Termohon Kasasi I juga Pemohon Kasasi II dahulu Penggugat;


Dan
ah

lik

KRISTIAN PRIHADI, bertempat tinggal di Gg.Kapital RT 04 RW


82, Sangata Utara, Kutai Timur;
m

ub

Turut Termohon Kasasi I, juga Termohon Kasasi II dahulu


Tergugat I;
ka

Mahkamah Agung tersebut;


ep

Membaca surat-surat yang bersangkutan;


ah

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang


R

Termohon Kasasi I juga Pemohon Kasasi II dahulu Penggugat telah


es

mengajukan gugatan terhadap Pemohon Kasasi I juga Termohon Kasasi II


M

ng

dahulu Tergugat II dan Turut Termohon Kasasi I juga Termohon Kasasi II


on

Halaman 1 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dahulu Tergugat I di depan persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada

si
Pengadilan Negeri Samarinda, pada pokoknya sebagai berikut:
I. Duduk Perkara Tergugat I

ne
ng
1. Bahwa Tergugat I telah bekerja di PT Kaltim Prima Coal Sangatta sejak 28
Agustus 1991 sebagai serviceman, dengan jabatan terakhir sebagai leading
hand mechanical maintenance dengan gaji pokok terakhir Rp9.234.000,00

do
gu (sembilan juta dua ratus tiga puluh empat ribu rupiah);
2. Bahwa pada tanggal 20 Nopember 2014 Tergugat I, telah memberikan

In
A
keterangan tidak benar secara tertulis dan menyebarkan berita tidak benar
melalui surat dan siaran radio kepada karyawan PT Kaltim Prima Coal yang
ah

lik
isinya menyatakan :
a. Bahwa Tergugat I telah melakukan pertemuan dengan Ketua dan
Pengurus Koperasi K3PC (Koperasi Karyawan Kaltim Prima Coal);
am

ub
b. Bahwa effektif mulai tanggal 1 Desember 2014 catering pack meal (nasi
kotak) dari Koperasi K3PC untuk karyawan sudah berjalan di divisi MOD
ep
(Mining Operation Division). Catatan jumlah karyawan di divisi MOD bulan
k

Desember 2014 adalah 2.580 (dua ribu lima ratus delapan puluh) orang;
ah

3. Bahwa pada tanggal 2 Desember 2014, Penggugat mengeluarkan Surat


R

si
Pembebasan Tugas Sementara Untuk Kepentingan Penyelidikan (PTSUKP)
kepada Tergugat I terhitung mulai tanggal 2 Desember 2014, mengingat

ne
ng

bahwa isi surat tanggal 20 November 2014 yang dibuat oleh Tergugat I
adalah tidak benar dan merupakan pelanggaran PTD (Pedoman Tindakan

do
gu

Disiplin) butir 3 Perjanjian Kerja Bersama (PKB) KPC Tahun 2013-2015


yang berbunyi : “Memberikan keterangan tidak benar secara tertulis dan/atau
tidak tertulis yang menyangkut kepentingan perusahaan”, sanksi pemutusan
In
A

hubungan kerja;
4. Bahwa pada tanggal 3 Desember 2014 Penggugat melaporkan Tergugat I
ah

lik

kepada investigator perusahaan untuk ditindaklanjuti melalui investigasi


dengan dasar pelanggaran memberikan keterangan yang tidak benar secara
m

ub

tertulis melalui surat terbuka yang ditujukan kepada karyawan PT Kaltim


Prima Coal;
ka

5. Bahwa pada tanggal 4 Desember 2014 investigator perusahaan melakukan


ep

pemeriksaan terhadap Tergugat I yang dituangkan dalam Berita Acara


ah

Pemeriksaan (BAP) yang isi pokoknya sebagai berikut:


R

a. Tergugat I mengakui, tujuannya mengeluarkan surat tentang pack meal


es

tersebut untuk memberitahukan kepada karyawan PT Kaltim Prima Coal


M

ng

bahwa mulai tanggal 1 Desember 2014 pack meal yang dilayani K3PC
on

Halaman 2 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sudah bisa dinikmati oleh karyawan PT Kaltim Prima Coal Divisi MOD;

si
b. Tergugat I mengaku hanya bertemu dengan saudara Suriadi dan terjadi
di depan meja kerja saudara Chaerullah dengan posisi berdiri saja;

ne
ng
c. Tergugat I mengakui surat tentang pack meal diberitahukan kepada
karyawan dengan cara ditempelkan pada papan informasi setiap
Departemen PT KPC dan juga melalui siaran Radio GWP (Gema Wana

do
gu Prima) Sangatta sebanyak 4 (empat) kali, namun baru 1 (satu) kali
disiarkan;

In
A
6. Bahwa berdasarkan laporan Penggugat pada tanggal 3 Desember 2014,
investigator perusahaan melakukan investigasi kepada beberapa saksi dan
ah

lik
dari hasil investigasi tersebut diperoleh keterangan saksi-saksi yang
menegaskan dan membuktikan bahwa Tergugat I, telah memberikan dan
menyebarkan keterangan tidak benar secara tertulis yang menyangkut
am

ub
kepentingan perusahaan. Saksi-saksi yang diminta keterangannya adalah
sebagai berikut:
ep
a. Suriadi (karyawan PT Kaltim Prima Coal);
k

b. Devi (karyawan Radio GWP Sangatta);


ah

c. Chaerullah (karyawan PT Kaltim Prima Coal);


R

si
1. Bahwa pada tanggal 9 Desember 2014 dilakukan investigasi terhadap
Saudara Suriadi yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (saksi)

ne
ng

oleh investigator, diperoleh isi pokok keterangan sebagai berikut:


a. Saudara Suriadi menegaskan bahwa pertemuan antara Ketua dan

do
gu

Pengurus Koperasi K3PC dengan Tergugat I tidak pernah dilakukan,


hanya kebetulan ketemu dengan Tergugat I secara tidak sengaja pada
saat saudara Suriadi datang ke kantor M1 PT KPC pada tanggal 18
In
A

November 2014, tepatnya di depan meja kerja saudara Chaerullah,


dimana Tergugat I sekilas menanyakan masalah pack meal (nasi kotak)
ah

lik

untuk karyawan MOD (jumlah karyawan MOD = 2.580 (dua ribu lima
ratus delapan puluh) orang);
m

ub

b. Tergugat I menanyakan kepada saudara Suriadi, apakah bisa tanggal 1


Desember 2014 catering Koperasi K3PC melayani karyawan MOD, dan
ka

dijawab oleh Saudara Suriadi bahwa catering Koperasi K3PC tidak bisa
ep

dipastikan melayani karyawan Divisi MOD tanggal 1 Desember 2015;


ah

c. Saudara Suriadi menegaskan bahwa informasi tentang pack meal ini


R

bukan untuk kebutuhan umum atau tidak untuk diketahui public


es

(karyawan KPC) karena permasalahan pack meal tersebut belum pasti


M

ng

dan yang berhak menyampaikan pengumuman secara resmi kepada


on

Halaman 3 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
karyawan adalah dari divisi HRD (Human Resources Division);

si
d. Pengurus Koperasi K3PC merasa dirugikan, sehingga mengeluarkan
surat bantahan tanggal 26 November 2014 yang menyatakan bahwa

ne
ng
tidak pernah ada pertemuan antara Ketua dan Pengurus Koperasi K3PC
dengan Tergugat I;
2. Bahwa pada tanggal 9 Desember 2014 dilakukan investigasi terhadap

do
gu saudari Devi yang dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (saksi) oleh
investigator, diperoleh isi pokok keterangan sebagai berikut:

In
A
a. Tergugat I meminta kepada Radio GWP menyiarkan berita tentang pack
meal yang ditujukan kepada seluruh karyawan KPC yang isinya efektif
ah

lik
mulai tanggal 1 Desember 2014 catering pack meal dari Koperasi K3PC
sudah berjalan di divisi MOD;
b. Tergugat I meminta Radio GWP menyiarkan berita tentang pack meal (di
am

ub
divisi MOD) disiarkan sebanyak 4 (empat) kali, yaitu tanggal 27 dan 29
November 2014 serta tanggal 1 dan 3 Desember 2014;
ep
c. Radio GWP baru menyiarkan berita pack meal tersebut satu kali tepatnya
k

tanggal 27 November 2014, karena pada hari yang sama staf HR KPC
ah

meminta pemberitaan tentang pack meal tersebut dihentikan karena


R

si
informasi tersebut tidak benar;
3. Bahwa pada tanggal 29 Desember 2014 investigasi terhadap saudara

ne
ng

Chaerullah yang dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (saksi) oleh


investigator, diperoleh isi pokok keterangan sebagai berikut :

do
gu

a. Tergugat I dan Saudara Suriadi kebetulan berpapasan atau sambil lalu


didepan meja Saudara Chaerullah dan kemudian keduanya berbincang-
bincang hanya sekitar 5 (lima) menit;
In
A

b. Saudara Chaerullah dalam kesaksiannya menegaskan bahwa kejadian


pada butir a diatas bukan merupakan suatu pertemuan antara Ketua dan
ah

lik

Pengurus Koperasi K3PC dengan Tergugat I;


4. Bahwa pada tanggal 30 Desember 2014, atas dasar pelanggaran dan bukti-
m

ub

bukti serta isi pokok keterangan para saksi tersebut di atas, perusahaan
membentuk Tim Komisi Disiplin yang akan menyidangkan pelanggaran yang
ka

dilakukan oleh Tergugat I. Sidang komisi disiplin beranggotakan SP KEP


ep

SPSI yang mendampingi karyawan, atasan karyawan dan wakil dari industrial
ah

relation departement. Pembentukan Tim Komisi Disiplin dilakukan


R

berdasarkan Pasal 60.3 PKB KPC tahun 2013-2015 yang berbunyi:


es

“Pelanggaran atau kesalahan berat yang dilakukan oleh karyawan dan


M

ng

on

Halaman 4 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menjurus kepada pemutusan hubungan kerja maka tindakan disiplin yang

si
diambil harus melalui rapat komisi disiplin”;

ne
ng
5. Bahwa pada tanggal 7 Januari 2015 Tim Komisi Disiplin melaksanakan
sidang komisi disiplin terhadap Tergugat I atas pelanggaran Pedoman
Tindakan Disiplin (PTD) butir 3 PKB KPC tahun 2013-2015 di Gedung

do
gu M1 PT Kaltim Prima Coal Sangatta;
6. Bahwa sesuai dengan rekomendasi para pihak yaitu Tim Komisi Disiplin,

In
A
Manager Maintenance Service, General Manager MSD dan General
Manager Human Resources, perusahaan memutuskan melakukan
ah

lik
PHK (pemutusan hubungan kerja) terhadap Tergugat I dengan alasan
utama pelanggaran “ Memberikan keterangan tidak benar secara tertulis
dan/atau tidak tertulis yang menyangkut kepentingan perusahaan.”
am

ub
sesuai dengan PTD butir 3 PKB KPC tahun 2013 - 2015 dengan
pertimbangan sebagai berikut:
ep
a. Bahwa pertemuan antara Ketua dan Pengurus K3PC dengan Tergugat I
k

tidak pernah terjadidan tidak terdapat bukti-bukti bahwa pertemuan


ah

telah dilaksanakan, baik berupa absensi, undangan maupun notulen


R

si
pertemuan. Hal ini diperkuat oleh surat bantahan Ketua dan Pengurus
Koperasi K3PC dengan surat Nomor 014/K3PC-Peng/Ext/XI/2014

ne
ng

tanggal 26 November 2014 yang isi pokoknya sebagai berikut:


1. Ketua dan Pengurus Koperasi K3PC serta Manajemen K3PC tidak

do
gu

pernah melakukan pertemuan dengan Tergugat I;


2. Ketua dan Pengurus Koperasi K3PC tidak bertanggung jawab atas
kebenaran segala informasi ataupun data yang disampaikan oleh
In
A

Tergugat I;
3. Bahwa pertemuan antara Ketua dan Pengurus Koperasi K3PC
ah

lik

dengan Tergugat I tidak pernah terjadi juga diperkuat oleh kesaksian


saudara Chaerullah yang dalam BAP pada pokoknya menyatakan
m

ub

sebagai berikut:
4. Tergugat I dan saudara Suriadi kebetulan berpapasan atau sambil
ka

lalu di depan meja saudara Chaerullah dan kemudian keduanya


ep

berbincang-bincang hanya sekitar 5 (lima) menit;


ah

5. Saudara Chaerullah dalam kesaksiannya menegaskan bahwa


R

saudara Suriadi berpapasan di depan meja kerja Chaerullah


es

bukanlah merupakan suatu pertemuan antara Ketua dan Pengurus


M

ng

Koperasi K3PC dengan Tergugat I;


on

Halaman 5 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa Tergugat I telah memberikan pernyataan tidak benar sebagaimana

si
tertulis dalam surat Nomor 026/PUK/SPKEP/SPSIKPC/XI/2014 tanggal 20
Nopember 2014 yang isinya efektif mulai tanggal 1 Desember 2014 catering

ne
ng
pack meal dari Koperasi K3PC untuk karyawan sudah berjalan di divisi MOD.
Menurut pengakuan Tergugat I dalam BAP nya bahwa informasi tersebut
diperoleh dari saudara Suriadi. Faktanya saudara Suriadi dalam BAP

do
gu menjelaskan bahwa Tergugat I pernah menanyakan kepada saudara Suriadi
apakah bisa tanggal 1 Desember 2014 atau sebelum tanggal 1 Desember

In
A
2014 Catering K3PC melayani MOD? Kemudian dengan tegas Saudara
Suriadi menjawab “saya tidak bisa pastikan karena sampai sekarang PO
ah

lik
belum terbit”.
Berdasarkan fakta-fakta di atas Penggugat menyatakan bahwa pernyataan
tertulis Tergugat I terbukti tidak benar bahwa “Efektif mulai tanggal 1 Desember
am

ub
2014 catering pack meal dari Koperasi K3PC untuk karyawan sudah berjalan
di divisi MOD.” Kenyataan ini diperkuat juga oleh fakta bahwa pada tanggal 1
ep
Desember 2014 pack meal di divisi MOD tidak dilayani oleh Koperasi K3PC;
k

b. Bahwa Tergugat I telah menyebarkan informasi tidak benar dengan cara


ah

menyuruh orang lain menempelkan surat di beberapa papan


R

si
pengumuman di area operasional PT Kaltim Prima Coal serta meminta
Radio GWP menyiarkan informasi yang tidak benar kepada seluruh

ne
ng

karyawan PT KPC. Informasi yang tidak benar dimaksud adalah bahwa


pada tanggal 1 Desember 2014 catering pack meal dari Koperasi K3PC

do
gu

sudah berjalan di Divisi MOD. Dengan demikian Penggugat


berkesimpulan bahwa Tergugat I melakukan pelanggaran PTD (Pedoman
Tindakan Disiplin) butir 3 PKB Kaltim Prima Coal tahun 2013-205 yang
In
A

berbunyi: “Memberikan keterangan yang tidak benar secara tertulis


dan/atau tidak tertulis yang menyangkut kepentingan perusahaan” sanksi
ah

lik

pemutusan hubungan kerja;


7. Bahwa Tergugat I juga melanggar PTD butir 10 huruf b yaitu “Tidak mentaati
m

ub

atau melakukan kesalahan prosedur, pedoman, ketentuan-ketentuan dan


instruksi baik lisan /tertulis dari perusahaan. Dengan alasan yang tidak dapat
ka

diterima dan mempunyai dampak”. Sanksi peringatan ketiga/terakhir sampai


ep

dengan pemutusan hubungan kerja;”, serta pelanggaran lainnya


ah

sebagaimana dijelaskan dibawah ini, dan semuanya juga menjadi dasar


R

pertimbangan Penggugat dalam mengambil keputusan terhadap Tergugat I


es

untuk dilakukan pemutusan hubungan kerja. Adapun pelanggaran-


M

ng

pelanggaran dimaksud adalah sebagai berikut:


on

Halaman 6 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Bahwa Tergugat I telah bertindak lancang di luar kewenangan dan

si
tugasnya sebagai karyawan, yaitu menyampaikan informasi yang sesat
(tidak benar) dan menyesatkan kepada seluruh karyawan. Tindakan

ne
ng
tersebut potensial memancing keresahan dan memunculkan tuntutan
karyawan kepada perusahaan agar memberikan ke Koperasi K3PC order
pengadaan pack meal bagi karyawan Divisi MOD tanggal 1 Desember

do
gu 2014, bila tidak maka akan mendorong karyawan untuk melakukan
tekanan lebih besar lagi ke perusahaan yaitu dengan cara melakukan

In
A
tindakan memperlambat pekerjaan (slow down) dan akhirnya dapat
mengarah atau memicu terjadinya pemogokan;
ah

lik
b. Bahwa dengan tindakan-tindakan yang dilakukan Tergugat ini, Penggugat
patut dan pantas bertanya; keuntungan besar apa yang didapatkan oleh
Tergugat dari prilaku dan tindakan kelancangannya itu?;
am

ub
c. Bahwa Tergugat pernah melakukan pelanggagaran sangat serius berupa
menghasut, menyebarkan dan menjelaskan informasi yang menyesatkan
ep
(tidak benar), memprofokasi, menyuruh dan memerintahkan karyawan kru
k

malam di bawah tanggung jawabnya untuk melanggar aturan perusahaan


ah

berupa menghasut, menyuruh, mengajak dan memprovokasi serta


R

si
memerintahkan karyawan kru malam di MSD untuk meninggalkan
pekerjaan dan pulang lebih awal dari jadwal yang ditentyukan perusahaan.

ne
ng

Akibat dari perbuatan dan kejadian tersebut banyak alat berat yang
seharusnya bisa di service akhirnya ditinggalkan pekerja. Perusahaan

do
gu

mengalami kerugian besar dimana ketersediaan alat berat menurun dan


tidak dapat beroperasi tepat waktu, karena proses servisnya tertunda
karena 24 (dua puluh empat) orang mekanik kru malam meninggalkan
In
A

pekerjaan 3 (tiga) jam lebih awal. Akibat Tergugat I melakukan


pelanggaran PTD butir 11 PKB KPC 2011-2013 yaitu “Memaksa atau
ah

lik

menghasut untuk melanggar atau tidak mentaati peraturan perusahaan


atau ketentuan perundangan.”. Sanksi PHK (pemutusan hubungan
m

ub

kerja). Tergugat I pula melakukakan pelanggaran PTD Butir 16 PKB KPC


2011-2013 yaitu “lalai dalam menjalankan tugas.” Sanksi antara
ka

peringatan kedua sampai dengan pemutusan hubungan kerja. Terhadap


ep

kedua butir pelanggaran di atas, perusahaan memutuskan Tergugat I di


ah

pemutusan hubungan kerja. Namun saat itu perusahaan masih


R

memberikan pembinaan dan kesempatan untuk memperbaiki prilakunya.


es

Perusahaan dengan bijaksana menurunkan saksi dari pemutusan


M

ng

hubungan kerja menjadi peringatan terakhir (peringatan ketiga);


on

Halaman 7 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
d. Bahwa Tergugat I telah melakukakan tindakan pelanggaran lagi yaitu
menyampaikan informasi yang menyesatkan (tidak benar) kepada

ne
ng
karyawan secara tertulis dan tidak tertulis serta menyebarkannya melalui
siaran radio kepada seluruh karyawan dan masyarakat umum. Tergugat I
tidak mengambil pelajaran dari pembinaan dan niat baik diberikan

do
gu perusahaan sebelumnya. Sebaliknya Tergugat I semakin menunjukkan
tindakan dan perilaku yang buruk dan menentang serta melanggar aturan

In
A
perusahaan. Terlebih lagi dalam menyebarkan informasi, Tergugat I telah
melakukan perbuatan yang diluar kewajiban, tugas dan tanggung
ah

lik
jawabnya sebagai karyawan. Tergugat I telah pula melanggar PTD butir
10 huruf b. PKB KPC 2013-2015 yaitu “Tidak mentaati atau melakukan
kesalahan prosedur, pedoman, ketentuan-ketentuan dan instruksi baik
am

ub
lisan/tertulis dari perusahaan. Dengan alasan yang tidak dapat diterima
dan mempunyai dampak”. Sanksi peringatan ketiga/terakhir sampai
ep
denganpemutusan hubungan kerja;
k

8. Bahwa berdasarkan penjelasan dan fakta-fakta butir 6 dan butir 7 di atas,


ah

Tergugat I terbukti dan meyakinkan telah memberikan pernyataan dan


R

si
menyebarkan informasi yang menyesatkan (tidak benar) dan dengan
melakukan tiandakan dan perbuatan yang diluar kewajiban, kewenangan

ne
ng

serta tanggung jawabnya sebagai karyawan. Tergugat I dinyatakan telah


melanggar PTD (Pedoman Tindakan Disiplin) butir 3 PKB Kaltim Prima Coal

do
gu

Tahun 2013-2015 yang berbunyi: “Memberikan keterangan yang tidak


benar secara tertulis dan/atau tidak tertulis yang menyangkut kepentingan
Perusahaan.” Sanksi pemutusan hubungan kerja. Dan juga melanggar
In
A

PTD butir 10 huruf b. PKB KPC 2013-2015 yaitu “Tidak mentaati atau
melakukan kesalahan prosedur, pedoman, ketentuan-ketentuan dan
ah

lik

instruksi baik lisan /tertulis dari perusahaan. Dengan alasan yang tidak
dapat diterima dan mempunyai dampak.”. Sanksi peringatan ketiga/terakhir
m

ub

sampai dengan pemutusan hubungan kerja. Di sisi lain Tergugat I telah


dan tidak menghargai pembinaan serta niat baik perusahaan yang diberikan
ka

sebelumnya, dengan tetap mengulangi perbuatan yang melanggar


ep

peraturan dan ketentuan perusahaan yang berlaku. Dengan berdasar pada


ah

semua penjelasan dan fakta tersebut, adalah sangat layak dan pantas
R

Penggugat memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja


es

terhadap Tergugat I;
M

ng

9. Bahwa pada tanggal 4 Februari 2015 dilakukan pertemuan bipartit pertama


on

Halaman 8 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
antara Penggugat dan Tergugat I dengan agenda menyampaikan

si
keputusan perusahaan dan hasilnya sbb :
1. Penggugat menyampaikan keputusan perusahaan kepada Tergugat I

ne
ng
bahwa Tergugat I telah melanggar PTD butir 3 PKB KPC Tahun
2013 – 2015 dan Tergugat I dinyatakan di PHK (pemutusan hubungan
kerja);

do
gu 2. Tergugat I tidak dapat menerima keputusan perusahaan;
3. Tidak ada kesepakatan dalam pertemuan dan pertemuan bipartit akan

In
A
dilanjutkan pada tanggal 9 Februari 2015;
10. Bahwa pada tanggal 9 Februari 2015 dilakukan pertemuan bipartit kedua
ah

lik
dengan hasil sebagai berikut:
1. Penggugat tetap pada pendiriannya, bahwa Tergugat I di PHK
(pemutusan hubungan kerja);
am

ub
2. Tergugat I menolak keputusan perusahaan;
3. Tidak ada kesepakatan dalam pertemuan;
ep
11. Bahwa mengingat tidak adanya kesepakatan dalam pertemuan bipartit,
k

baik bipartit pertama maupun bipartit kedua, maka Penggugat


ah

mengeluarkan surat PHK (pemutusan hubungan kerja) kepada Tergugat I


R

si
terhitung mulai tanggal 13 Februari 2015, dengan memberikan hak-hak
Tergugat I sesuai dengan Pasal 77.4 PKB KPC Tahun 2013-2015

ne
ng

dengan perhitungan sebagai berikut:


- Uang pisah 3 (tiga) bulan upah pokok x Rp9.234.000,00;

do
gu

= Rp27.702.000,00;
- Penggantian hari cuti yang belum diambil 54 (lima puluh empat) hari
= Rp19.945.440,00
In
A

- Biaya pemulangan ke Balikpapan


= Rp9.790.000,00
ah

lik

Jumlah = Rp57.437.440,00
II. Duduk Perkara Tergugat II:
m

ub

12. Bahwa Tergugat II telah bekerja di PT Kaltim Prima Coal Sangatta sejak
11 April 2001 sebagai operator truck, dengan jabatan terakhir sebagai
ka

operator heavy equipment dengan gaji terakhir Rp6.110.000,00 (enam juta


ep

seratus sepuluh ribu);


ah

13. Bahwa pada tanggal 21 November 2014 Tergugat II melakukan


R

pelanggaran berupa menyampaikan keterangan dan menyebarkan


es

informasi tidak benar kepada sekitar 253 (dua ratus lima puluh tiga) orang
M

ng

karyawan crew alpha Departemen Hatari sekitar jam 19.00 tepatnya di


on

Halaman 9 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
master area Departemen Hatari yang isinya: Efektif mulai tanggal 1

si
Desember 2014 catering pack meal (nasi kotak) dari Koperasi K3PC untuk
karyawan sudah berjalan di Divisi MOD (Mining Operation Divison). Pada

ne
ng
saat melakukan pelanggaran Tergugat II masih dalam status peringatan
serius atau peringatan kedua yang masih berlaku;
14. Bahwa pada tanggal 16 Desember 2014 mengingat bahwa pelanggaran

do
gu yang dilakukan oleh Tergugat II merupakan pelanggaran sangat serius
yang menjurus kearah pemutusan hubungan kerja, maka Penggugat

In
A
mengeluarkan Surat Pembebasan Tugas Sementara Untuk Kepentingan
Penyelidikan (PTSUKP) terhitung mulai tanggal 17 Desember 2014.
ah

lik
Pelanggaran dimaksud berupa pelanggaran terhadap PTD (Pedoman
Tindakan Disiplin) butir 3 PKB KPC Tahun 2013-2015 yang berbunyi:
“Memberikan keterangan tidak benar secara tertulis dan/atau tidak tertulis
am

ub
yang menyangkut kepentingan Perusahaan” Sanksi Pemutusan Hubungan
Kerja;
ep
15. Bahwa pada tanggal 19 Desember 2014, dilakukan Berita Acara
k

Pemeriksaan oleh investigator perusahaan terhadap Tergugat II, diperoleh


ah

pokok keterangan sebagai berikut:


R

si
a. Pada hari Jumat tanggal 21 November 2014 sekitar jam 19.00 Wita
bertempat di Master Area Departemen Hatari Tergugat II

ne
ng

menyampaikan informasi yang tidak benar kepada seluruh karyawan


crew alpha Departemen Hatari bahwa pack meal untuk MOD akan

do
gu

dilayani oleh Koperasi K3PC mulai tanggal 1 Desember 2014;


b. Tergugat II menyampaikan informasi kepada seluruh karyawan crew
alpha Departemen Hatari dengan menggunakan pengeras suara
In
A

(microphone);
c. Tergugat II juga mengakui telah menyebarkan informasi yang tidak
ah

lik

benar tersebut dengan cara menempelkan Surat Nomor: 026/PUK/


SPKEP/SPSIKPC/XI/2014 tanggal 20 November 2014 yang isinya
m

ub

tentang pack meal di papan pengumuman Departemen Hatari;


16. Bahwa atas pelanggaran yang dilakukan oleh Tergugat II, Penggugat
ka

meminta investigator perusahaan untuk memeriksa 2 (dua) orang


ep

karyawan untuk memberikan keterangan sebagai saksi yang terkait


ah

dengan tindakan yang dilakukan Tergugat II. Saksi-saksi tersebut adalah:


R

a. Syamsu Rizal (karyawan KPC);


es

b. Doni Sulistyo (karyawan KPC);


M

ng

17. Bahwa pada tanggal 19 Desember 2014, dilakukan investigasi terhadap


on

Halaman 10 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
saudara Syamsu Rizal yang dituangkan dalam berita acara pemeriksaan

si
(saksi) oleh investigator diperoleh isi pokok keterangan sebagai berikut:
a. Tergugat II menyampaikan kepada Saya (Syamsu Rizal) dan

ne
ng
karyawan lain bahwa pada tanggal 1 Desember 2014 pack meal untuk
karyawan Divisi MOD akan dilayani oleh Koperasi K3PC. Hal tersebut
disampaikan pada hari Jumat tanggal 21 November 2014 sekitar pukul

do
gu 19.00 WITA (awal shift) malam pertama di Departemen Hatari;
b. Tergugat II menyampaikannya dengan menggunakan microphone

In
A
di depan seluruh karyawan crew alpha bahwa pada tanggal 1
Desember 2014 pack meal untuk karyawan KPC, khususnya di Divisi
ah

lik
Mining Operation (MOD) akan dilayani oleh Koperasi K3PC;
c. Bahwa sampai pada tanggal 19 Desember 2014 pack meal untuk
Departemen Hatari belum dilayani oleh Koperasi K3PC, sehingga
am

ub
pengumuman yang disampaikan oleh Tergugat II pada tanggal 21
November 2014 tidak benar;
ep
[Catatan: Departemen Hatari adalah salah satu departemen yang berada
k

dibawah Divisi MOD. Jumlah karyawan Departement Hatari adalah


ah

852 (delapan ratus lima puluh dua) orang.]


R

si
18. Bahwa pada tanggal 19 Desember 2014, dilakukan investigasi terhadap
saudara Doni Sulistyo yang dituangkan dalam berita acara pemeriksaan

ne
ng

(saksi) oleh investigator, diperoleh isi pokok keterangan sebagai berikut:


a. Tergugat II menyampaikan kepada saya (Doni Sulistyo) dan karyawan

do
gu

lain bahwa pada tanggal 1 Desember 2014 pack meal untuk karyawan
Divisi MOD KPC akan dilayani oleh Koperasi K3PC. Hal tersebut
disampaikan pada hari Jumat tanggal 21 November 2014 sekitar pukul
In
A

19.00 WITA (awal shift) malam pertama di Departemen Hatari;


b. Tergugat II menyampaikanya dengan menggunakan microphone di
ah

lik

depan semua karyawan crew alpha Departemen Hatari bahwa pada


tanggal 1 Desember 2014 pack meal untuk karyawan Divisi MOD
m

ub

KPC akan dilayani oleh Koperasi K3PC;


c. Sampai pada tanggal 19 Desember 2014 pack meal untuk
ka

Departemen Hatari belum dilayani oleh Koperasi K3PC, sehingga


ep

pengumuman yang disampaikan oleh Tergugat II pada tanggal 21


ah

Nopember 2014 adalah tidak benar;


R

19. Bahwa pada tanggal 30 Desember 2014, atas dasar pelanggaran dan
es

fakta-fakta serta isi pokok keterangan para saksi sebagaimana disebutkan


M

ng

pada butir 13 sampai dengan 16 di atas, Perusahaan membentuk Tim


on

Halaman 11 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Komisi Disiplin yang akan menyidangkan pelanggaran yang dilakukan oleh

si
Tergugat II. Sidang Komisi Disiplin beranggotakan wakil dari SP KEP SPSI
yang mendampingi Tergugat II, atasan Tergugat II dan wakil dari Industrial

ne
ng
Relation Departemen. Pembentukan Tim Komisi Disiplin dilakukan
berdasarkan Pasal 60.3 PKB KPC tahun 2013-2015 yang berbunyi:
“Pelanggaran atau kesalahan berat yang dilakukan oleh karyawan dan

do
gu menjurus kepada pemutusan hubungan kerja maka tindakan disiplin yang
diambil harus melalui rapat komisi disiplin”.

In
A
20. Bahwa pada tanggal 9 Januari 2015 Tim Komisi Disiplin melaksanakan
sidang Komisi Disiplin terhadap Tergugat II di ruang meeting Departemen
ah

lik
Hatari;
21. Bahwa pada tanggal 2 Februari 2015, dengan dasar rekomendasi para
pihak: Tim Komisi Disiplin, Manager Hatari,General Manager Mining
am

ub
Operation Division (MOD) dan General Manager Human Resources,
Perusahaan memutuskan melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja)
ep
terhadap Tergugat II dengan alasan utama pelanggaran “Memberikan
k

keterangan tidak benar secara tertulis dan/atau tidak tertulis yang


ah

menyangkut kepentingan perusahaan” Sanksi pemutusan hubungan kerja


R

si
sesuai dengan Pedoman Tindakan Disiplin (PTD) butir 3 PKB KPC tahun
2013-2015 dengan pertimbangan sebagai berikut:

ne
ng

a. Bahwa Tergugat II menyampaikan informasi yang tidak benar tentang


pack meal dihadapan crew alpha di Master Area Departemen Hatari

do
gu

pada tanggal 21 Nopember 2014 dengan menggunakan pengeras


suara (microphone) yang isinya bahwa terhitung mulai tanggal 1
Desember 2014, pelayanan catering pack meal oleh Koperasi K3PC
In
A

untuk karyawan MOD sudah berjalan;


b. Bahwa Tergugat II menyebarkan informasi yangtidak benar dengan
ah

lik

cara menempelkan surat pada papan pengumuman di area


operasional PT Kaltim Prima Coal yang isinya tidak benar, bahwa
m

ub

pada tanggal 1 Desember 2014 catering pack meal dari Koperasi


K3PC sudah berjalan di Divisi MOD;
ka

c. Bahwa berdasarkan fakta-fakta dan keterangan diatas, Tergugat II


ep

telah terbukti memberikan keterangan dan menyebarkan informasi


ah

tidak benar, bahwa pada tanggal 1 Desember 2014 catering pack


R

meal dari Koperasi K3PC sudah berjalan di Divisi MOD. Dengan


es

demikian Tergugat II dinyatakan melakukan pelanggaran Pedoman


M

ng

Tindakan Disiplin (PTD) butir 3 PKB PT Kaltim Prima Coal tahun


on

Halaman 12 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2013-2015 yang berbunyi:” Memberikan keterangan yang tidak benar

si
secara tertulis dan/atau tidak tertulis yang menyangkut kepentingan
Perusahaan”. Sanksi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja);

ne
ng
22. Bahwa pada tanggal 6 Februari 2015 dilakukan pertemuan bipartit
pertama antara Penggugat dengan Tergugat II yang didampingi oleh
Pengurus SPKEP SPSI dengan hasil sebagai berikut:

do
gu a. Penggugat menyampaikan keputusan perusahaan kepada Tergugat II
bahwa:

In
A
Tergugat II telah melanggar PTD butir 3 PKB KPC tahun 2013 – 2015
dan Tergugat II dinyatakan di PHK (pemutusan hubungan kerja);
ah

lik
b. Tergugat II tidak dapat menerima keputusan perusahaan;
c. Tidak ada kesepakatan dalam pertemuan dan pertemuan bipartit akan
dilanjutkan pada tanggal 9 Februari 2015;
am

ub
23. Bahwa pada tanggal 9 Februari 2015 dilakukan pertemuan bipartit kedua
dengan hasil sebagai berikut :
ep
a. Penggugat tetap pada pendiriannya bahwa Tergugat II di PHK
k

(pemutusan hubungan kerja);


ah

b. Tergugat II menolak keputusan Penggugat;


R

si
c. Tidak ada kesepakatan dalam pertemuan;
24. Bahwa mengingat tidak adanya kesepakatan dalam pertemuan bipartit,

ne
ng

baik bipartit pertama maupun bipartit kedua, maka Penggugat


mengeluarkan surat PHK (pemutusan hubungan kerja) kepada Tergugat II

do
gu

terhitung mulai tanggal 13 Februari 2015, dengan memberikan hak-hak


Tergugat II sesuai dengan Pasal 77.4 PKB PT Kaltim Prima Coal Tahun
2013-2015 dengan perhitungan sebagai berikut:
In
A

- Uang pisah 3 (tiga) bulan upah pokok = Rp18.330.000,00


- Penggantian hari cuti yang belum diambil 31 hari = Rp 7.576.400,00
ah

lik

Jumlah = Rp25.906.400,00
25. Bahwa atas putusan Penggugat tersebut baik Tergugat I maupun Tergugat
m

ub

II mengajukan pencatatan perkara perselisihan hubungan industrial &


permintaan mediasi kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
ka

Kabupaten Kutai Timur tanggal 22 Februari 2015;


ep

26. Bahwa pada tanggal 4 dan 12 Maret 2015 diadakan sidang mediasi oleh
ah

Mediator Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Timur dan
R

disampaikan hasilnya melalui Anjuran No 560/625HIJ tanggal 22 April 2015,


es

dan PT Kaltim Prima Coal menolak pendapat dan pertimbangan serta


M

ng

anjuran mediator dengan surat Nomor L998-HR.IR/IV/2015 tanggal 23 April


on

Halaman 13 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2015. Adapun isi anjuran mediator yang ditolak adalah sebagai berikut:

si
1) Agar pihak perusahaan PT Kaltim Prima Coal Sangatta
mempekerjakan kembali Pekerja atas nama saudara Kristian Prihadi

ne
ng
(BN 12493) dan saudara Ridwan (BN 14914) serta memberikan surat
peringatan ketiga (final warning) kepada yang bersangkutan sebagai
upaya pembinaan;

do
gu 2) Agar pihak perusahaan PT Kaltim Prima Coal Sangatta memulihkan/
membayar hak-hak pekerja mulai tanggal 13 Februari 2015 (sejak di

In
A
PHK) sampai dengan tanggal dikeluarkannya anjuran ini;
27. Bahwa Penggugat menolak pendapat dan pertimbangan mediator dalam
ah

lik
surat Anjuran Mediator Nomor 560/625HIJ tanggal 22 April 2015
sebagaimana butir-butir di bawah ini dengan tanggapan sebagai berikut:
1) Bahwa terhadap pendapat Mediator sebagaimana dalam Anjurannya
am

ub
Nomor 560/625/HIJ bagian IV point 6 (halaman 17) yang yang
berbunyi: Berdasarkan keterangan kesaksian yang disampaikan oleh
ep
saudara Kristian Prihadi (Tergugat I) dan saudara Jamaluddin
k

menyatakan bahwa benar telah terjadi pertemuan antara dirinya


ah

dengan bapak Suriadi di M1 tepatnya di depan meja Pak Chaerullah


R

si
pada tanggal 20 Nopember 2014 dan Pak Suriadi memberikan
keterangan bahwa, ”Tolong sampaikan kepada teman-teman kalau

ne
ng

tidak ada halangan tanggal 1 Desember 2014 pihak K3PC sudah bisa
mensuplay pack meal ke divisi MOD.”;

do
gu

2) Bahwa berdasarkan butir 7 pendapat Mediator dalam Surat Anjuran:


“Bahwa berdasarkan poin 6 tersebut di atas menunjukan isi surat
Nomor 026/PUK/SPKEP/SPSI/KPC/XI/2014 tanggal 20 November
In
A

2014 bersumber dari keterangan yang diberikan oleh Pak Suriadi


pada tanggal 20 November 2014 di Gedung M1 tepatnya di depan
ah

lik

meja Pak Chaerullah yang memberikan keterangan bahwa mulai


tanggal 1 Desember 2014 catering pack meal dari Koperasi K3PC
m

ub

untuk karyawan sudah berjalan di divisi MOD.”;


Tanggapan Penggugat untuk butir 1 dan 2:
ka

a. Bahwa pertemuan antara Ketua dan Pengurus Koperasi K3PC dengan


ep

Tergugat I sebagaimana dimaksudkan dalam surat Tergugat I tanggal 20


ah

November 2014tidak pernah terjadi. Tidak terdapat bukti-bukti seperti


R

undangan pertemuan, daftar hadir pertemuan dan notulen hasil


es

pertemuan antara Ketua dan Pengurus Koperasi K3PC dengan Tergugat


M

ng

I. Adapun pengakuan dari Tergugat I bahwa pernah melakukan


on

Halaman 14 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pertemuan dengan Ketua dan Pengurus Koperasi K3PC di depan meja

si
kerja saudara Chaerullah adalah tidak benar. Faktanya yang terjadi
adalah secara kebetulan saudara Suriadi sendiri dan Tergugat I

ne
ng
berpapasan di depan meja kerja saudara Chaerullah lalu keduanya
berbincang-bincang sekitar 5 (lima) menit. Fakta ini diperkuat oleh
kesaksian Chaerullah dalam BAP yang menyatakan “Sepengetahuan

do
gu saya saudara Kristian dan saudara Suriadi tidak pernah melakukan
pertemuan di depan meja saya, hanya berpapasan saja (sambil lalu

In
A
saja). Ketidakbenaran pertemuan antara Ketua dan Pengurus Koperasi
K3PC dengan Tergugat I diatas diperkuat pula dengan surat bantahan
ah

lik
dari Pengurus Koperasi K3PC Nomor 014/K3PC-Peng/Ext/XI/2014
tanggal 26 November 2014 yang intinya menyatakan bahwa hingga surat
bantahan dikeluarkan tanggal 26 November 2014, Ketua dan Pengurus
am

ub
Koperasi K3PC tidak pernah melakukan pertemuan dengan Tergugat I;
b. Bahwa tidak benar pernyataan tertulis Tergugat I dalam surat Nomor
ep
026/PUK/SPKEP/SPSI/KPC/XI/2014 tanggal 20 November 2014 yang
k

menyatakan “Effektif mulai tanggal 1 Desember 2014 catering pack meal


ah

dari Koperasi K3PC untuk karyawan sudah berjalan di divisi MOD“.


R

si
Logikanya kalau tidak pernah terjadi pertemuan antara Ketua dan
Pengurus Koperasi K3PC dengan Tergugat I, tentu tidak akan ada pula

ne
ng

hasil pertemuan yang menyatakan bahwa tanggal 1 Desember 2014


catering pack meal dari Koperasi K3PC untuk karyawan sudah berjalan

do
gu

didivisi MOD.Karenanya dapat diartikan bahwa Tergugat I mengada-ada


dan merekayasa informasi dan memberikan keterangan yang tidak benar.
Hal ini diperkuat dengan surat bantahan dari Pengurus Koperasi K3PC
In
A

yang menyatakan bahwa Ketua dan Pengurus Koperasi K3PC tidak


pernah melakukan pertemuan dengan Tergugat I dan pula Pengurus
ah

lik

K3PC tidak bertanggung jawab atas kebenaran segala informasi ataupun


data yang disampaikan dalam surat Tergugat I. Oleh karenanya
m

ub

Penggugat menolak dan tidak menerima pendapat dari Mediator pada


butir 6 dan 7 dalam Surat Anjuran Mediator. Catatan jumlah karyawan
ka

Divisi MOD sebanyak 2.580 (dua ribu lima ratus delapan puluh) orang;
ep

3) Bahwa terhadap pendapat Mediator sebagaimana dalam Anjurannya


ah

Nomor 560/625/HIJ bagian IV butir 8 (halaman 18) yang berbunyi: “Bahwa


R

dengan tersebarnya informasi dengan keluarnya surat Nomor


es

026/PUK/SPKEP/SPS/XI/2014 tanggal 20 November 2014 tersebut tidak


M

ng

menimbulkan dampak kerugian materiil apapun secara langsung kepada


on

Halaman 15 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pihak perusahaan PT KPC baik berupa terganggunya operasional

si
perusahaan maupun hal-hal lain.”;
Tanggapan Penggugat

ne
ng
Bahwa Penggugat tidak menerima atau menolak pendapat mediator.
Penyebaran informasi yang tidak benar melalui surat dan siaran Radio
GWP (Gema Wana Prima) Sangatta yang dilakukan oleh Tergugat I

do
gu sangat berdampak negative dan menyebabkan kerugian finansial,
menurunnya reputasi dan kepercayaan pihak lain atau kontraktor terhadap

In
A
perusahaan. Dampak negative dan kerugian perusahaan dapat kami
sampaikan sebagai berikut:
ah

lik
a. Penyebaran informasi yang tidak benar kepada karyawan divisi MOD
potensial akan menimbulkan keresahan dan tuntutan karyawan akan
perubahan pack meal dari kontraktor lama ke Koperasi K3PC. Situasi ini
am

ub
bila tidak terkendali akan berakibat pada terjadinya pemogokan atau
perlambatan aktifitas kerja (slow down) oleh karyawan. Hal ini akan
ep
mengakibatkan kerugian finansial yang sangat besar bagi perusahaan;
k

b. Penyebaran informasi yang tidak benar kepada karyawan telah


ah

mengakibatkan terjadinya tekanan kepada KPC untuk memberikan


R

si
kontrak bisnis kepada koperasi K3PC secepatnya dan telah
mempersempit ruang dan waktu bagi KPC untuk bernegosiasi guna

ne
ng

mendapatkan harga yang lebih efisien. Akibat tekanan dan sempitnya


waktu bagi KPC akhirnya harus terpaksa menerima harga yang tidak

do
gu

effisien. Keadaan ini merupakan kerugian finansial yang besar bagi KPC;
c. Penyebaran informasi yang tidak benar kepada karyawan
mengakibatkan terjadinya ketidakpercayaan kontraktor catering dan
In
A

kontraktor lainnya terhadap KPC. Dan hal ini mengakibatkan


menurunnya reputasi perusahaan di mata para kontraktor;
ah

lik

d. Pemberian informasi yang tidak benar mengenai catering kepada


seluruh karyawan adalah bukan kewenangan Tergugat I, namun
m

ub

merupakan kewenangan penuh perusahaan. Dengan tindakan


Tergugat I menyebarkan informasi yang tidak benar kepada seluruh
ka

karyawan, Tergugat I telah bertindak lancang dan melecehkan


ep

kewenangan perusahaan;
ah

Karenanya guna mengurangi dan mengantisipasi meluasnya dampak-


R

dampak negatif dan kerugian butir a sampai dengan d di atas, maka


es

perusahaan dengan segera menghentikan penyebaran dan penyiaran


M

ng

informasi yang tidak benar yang dilakukan oleh Tergugat I.


on

Halaman 16 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Diantaranya Penggugat meminta radio GWP untuk tidak lagi

si
melanjutkan siaran yang kedua, ketiga dan keempat tentang informasi
yang tidak benar mengenai pelayanan pack meal di Divisi MOD oleh

ne
ng
Koperasi K3PC;
4) Bahwa terhadap pendapat Mediator sebagaimana dalam Anjurannya
Nomor 560/625/HIJ bagian IV butir 9 (halaman 18) yang berbunyi:

do
gu “Berdasarkan poin 6 tersebut di atas, kami berpendapat bahwa kapasitas
saudara Kristian Prihadi pada surat tersebut bertindaklah bukanlah sebagai

In
A
pemberi keterangan melainkan hanya sebagai penyampai keterangan
orang lain, dalam hal ini menyampaikan keterangan dari Pak Suriadi
ah

lik
sewaktu bertemu denganya di gedung M1 sedangkan saudara Ridwan
hanyalah bertindak sebagai meneruskan isi surat dimaksud kepada
karyawan yang lain, oleh karena itu kami berpendapat bahwa tindakan
am

ub
yang saudara Kristian Prihadi dan saudara Ridwan tidak dapat
dikategorikan sebagai tindakan/perbuatan yang dapat dikenakan sanksi
ep
pemutusan hubungan kerja berdasarkan ketentuan PTD PKB KPC 2013-
k

2015 lampiran 2 poin 3: ”Memberikan keterangan tidak benar


ah

secara tertulis dan/atau tidak tertulis yang menyangkut kepentingan


R

si
perusahaan.”;
Tanggapan Penggugat:

ne
ng

Bahwa Penggugat tidak sependapat dengan pendapat Mediator dalam butir


4 di atas dengan alasan; karena sewaktu saudara Suriadi dan Tergugat I

do
gu

berpapasan di depan meja kerja saudara Chaerullah, saudara Suriadi tidak


pernah mengatakan bahwa efektif tanggal 1 Desember 2014 catering pack
meal dari Koperasi K3PC untuk karyawan sudah berjalan di Divisi MOD.
In
A

Hal ini dikuatkan oleh pernyataan saudara Suriadi dalam BAP, dimana pada
saat itu kebetulan berpapasan dan berbincang di depan meja kerja saudara
ah

lik

Chaerullah sekitar 5 (lima) menit, Tergugat I menanyakan kepada saudara


Suriadi, apakah tanggal 1 Desember 2014 pack meal dari K3PC sudah
m

ub

berjalan di Divisi MOD. Dengan tegas saudara Suriadi menjawab tidak bisa
dipastikan. Selengkapnya pernyataan saudara Suriadi dalam BAP adalah:
ka

“Saudara Kristian menanyakan apakah bisa tanggal 1 Desember 2014 atau


ep

sebelum tanggal 1 Desember 2014 catering K3PC melayani MOD dan saya
ah

menjawab saya tidak bisa pastikan karena sampai sekarang PO belum


R

terbit.” Fakta ini membuktikan bahwa keterangan yang disampaikan oleh


es

Tergugat I melalui surat Nomor 026/PUK/SPKEP/SPS/XI/2014 tanggal 20


M

ng

November 2014 adalah tidak benar dan bukan berasal dari pernyataan
on

Halaman 17 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
saudara Suriadi. Namun pernyataan tersebut adalah merupakan asumsi dan

si
rekayasa semata dari Tergugat I sendiri. Oleh karenannya tidak benar
pendapat dari Mediator yang menyatakan bahwa Tergugat I adalah hanya

ne
ng
sebagai penyampai keterangan orang lain (saudara Suriadi). Tetapi
sebenarnya adalah Tergugat I telah menyampaikan informasi atau
pernyataan tidak benar yang merupakan hasil rekayasa dan asumsi semata

do
gu dari Tergugat I sendiri;
Sedangkan Tergugat II telah dengan lancang menyebarkan informasi

In
A
yang tidak benar atau informasi yang merupakan hasil rekayasa dan
asumsi semata dari Tergugat I kepada karyawan crew alpha (sekitar 253
ah

lik
(dua ratus lima puluh tiga) orang) Departemen Hatari bertempat di Muster
Area Departemen Hatari pada tanggal 21 November 2014 dengan
menggunakan pengeras suara dan juga menempelkan surat Nomor
am

ub
026/PUK/SPKEP/SPS/XI/2014 tanggal 20 November 2014 di papan
Pengumuman Departemen Hatari;
ep
5) Bahwa terhadap pendapat Mediator sebagaimana dalam Anjurannya
k

Nomor 560/625/HIJ bagian IV butir 10 (halaman 18) yang berbunyi:


ah

“Bahwa tindakan yang dilakukan oleh saudara Kristian Prihadi (Tergugat I)


R

si
dan saudara Ridwan (Tergugat II) tiada lain adalah tindakan dalam rangka
melakukan kegiatan berserikat demi untuk kepentingan anggotanya namun

ne
ng

tindakan kegiatan tersebut dilakukan melampaui batas kewenangannya


yang tidak sepatutnya dilakukan, dimana isi surat tersebut ditujukan tidak

do
gu

terbatas bagi anggotanya saja melainkan kepada seluruh karyawan yang


merupakan anggota serikat lain, hal tersebut kami anggap sebagai
tindakan kelalaian yang perlu diberikan sanksi berupa Surat Peringatan
In
A

sebagai upaya pembinaan kepada yang bersangkutan sebagaimana


diamanatkan oleh Pasal 161 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun
ah

lik

2003 tentang Ketenagakerjaan.”;


Tanggapan Penggugat:
m

ub

Bahwa Penggugat tidak sependapat dengan pendapat Mediator dalam


butir 5 di atas, dengan alasan sebagai berikut: Penggugat memberikan
ka

kebebasan berserikat bagi setiap karyawan dan mengakui serta


ep

menghargai keberadaan dari setiap organisasi Serikat Pekerja di


ah

lingkungan perusahaan, begitu pula halnya terhadap Tergugat I dan


R

Tergugat II. Namun semua karyawan dalam menjalankan kegiatan


es

organisasi di dalam lingkungan perusahaan tidak terlepas dari statusnya


M

ng

sebagai karyawan KPC yang wajib bertanggung jawab atas segala


on

Halaman 18 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tindakan yang dilakukannya sebagai karyawan. Oleh karenanya sebagai

si
karyawan KPC, Tergugat I dan Tergugat II wajib
mempertanggungjawabkan segala tindakan pelanggaran yang telah

ne
ng
dilakukannya yaitu berupa tindakan memberikan keterangan dan
menyebarkan informasi yang menyesatkan (tidak benar) kepada seluruh
karyawan. Tindakan Tergugat I dan Tergugat II ini telah melanggar PTD

do
gu (Pedoman Tindakan Disiplin) butir 3 PKB KPC Tahun 2013 – 2015 yaitu
“Memberikan keterangan tidak benar secara tertulis dan/atau tidak tertulis

In
A
yang menyangkut kepentingan perusahaan.” dan pula keduanya telah
melakukan tindakan yang melampaui batas kewenangannya sebagai
ah

lik
karyawan. Sesuai dengan PKB yang berlaku dan telah disepakati antara
karyawan dan perusahaan, pelanggaran PTD butir 3 PKB KPC Tahun
2013 – 2015 dikenakan sanksi PHK (pemutusan hubungan kerja) tanpa
am

ub
harus mengeluarkan terlebih dahulu surat peringatan pertama, kedua dan
ketiga. Penerapan sanksi pemutusan hubungan kerja dalam PKB KPC
ep
yang tanpa harus melalui urutan peringatan pertama, kedua dan ketiga
k

telah sesuai dengan penjelasan Pasal 161 ayat 2 alinea pertama Undang
ah

Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang berbunyi: “masing-masing surat


R

si
peringatan dapat diterbitkan secara berurutan atau tidak, sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja atau perjanjian kerja

ne
ng

bersama”. Dengan demikian mediator tidak tepat dan keliru dalam


menerapkan dasar hukum pendapatnya. Oleh karena itu Penggugat

do
gu

menolak pendapat Mediator dalam butir 10 Surat Anjuran Mediator;


6) Bahwa Penggugat tidak menerima pendapat Mediator sebagaimana dalam
Surat Anjuran Nomor 560/625/HIJ bagian IV butir 11 (halaman18) yang
In
A

berbunyi “Berdasarkan Pasal 151 ayat (1) Undang Undang Nomor 13


Tahun 2003 “Pengusaha, Buruh/Pekerja, Serikat Buruh/Serikat Pekerja
ah

lik

dan Pemerintah dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan


terjadi pemutusan hubungan kerja.”;
m

ub

Tanggapan Penggugat:
Faktanya dalam UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 juga mengatur
ka

adanya pemutusan hubungan kerja sebagaimana tertera dalam Bab XII


ep

tentang pemutusan hubungan kerja yang diuraikan dalam Pasal 156


ah

sampai dengan 164”;


R

7) Bahwa terhadap pendapat Mediator sebagaimana dalam Surat Anjuran


es

Nomor 560/625/HIJ bagian IV butir 12 (halaman 18) yang berbunyi:


M

ng

”Berdasarkan Pasal 155 ayat (2) dan (3) Undang Undang Nomor 13 tahun
on

Halaman 19 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2003: ”Selama penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum

si
ditetapkan maka baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap
melaksanakan segala kewajibannya pengusaha dapat melakukan

ne
ng
penyimpangan dari ketentuan tersebut dengan melakukan skorsing kepada
pekerja/buruh yang sedang dalam proses pemutusan hubungan kerja
dengan tetap wajib membayar upah beserta hak-hak lainya yang biasa

do
gu diterima pekerja buruh.”;
Tanggapan Penggugat:

In
A
Bahwa Penggugat tidak sependapat dengan Pendapat Mediator
sebagaimana Surat Anjuran Nomor 560/625/HIJ bagian IV butir 12
ah

lik
(halaman 18), karena antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi
perselisihan hubungan industrial yang tidak memungkinkan Penggugat
dan Tergugat melaksanakan segala hak dan kewajibannya masing-
am

ub
masing dengan baik termasuk Tergugat dalam melakukan pekerjaannya,
maka sesuai dengan Pasal 93 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun
ep
2003 yang berbunyi: ”Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak
k

melakukan pekerjaan”. Oleh karenanya perusahaan tidak wajib membayar


ah

upah kepada Tergugat selama tidak menjalankan pekerjaannya;


R

si
8) Bahwa berdasarkan fakta-fakta dan uraian tersebut di atas Penggugat dengan
tegas menolak anjuran Mediator Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kutai Timur

ne
ng

Nomor 560/625/HIJ tanggal 22 April 2015 untuk mempekerjakan kembali


Tergugat I dan Tergugat II. Karena pendapat Mediator tidak berdasarkan

do
gu

atas fakta-fakta sebenarnya sebagaimana yang dijelaskan oleh Penggugat,


maka dengan demikian Penggugat tetap pada keputusannya yaitu
melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja) terhadap Tergugat I dan
In
A

Tergugat II terhitung mulai tanggal 13 Februari 2015;


Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada
ah

lik

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Samarinda agar


memberikan putusan sebagai berikut:
m

ub

Dalam Pokok Perkara:


Primair:
ka

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


ep

2. Menetapkan Tergugat I dan Tergugat II diputus hubungan kerjanya (PHK)


ah

karena melanggar:
R

 PTD (Pedoman Tindakan Disiplin) butir 3 PKB KPC tahun 2013-2015 yang
es

berbunyi: “Memberikan keterangan tidak benar secara tertulis dan/atau tidak


M

ng

on

Halaman 20 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tertulis yang menyangkut kepentingan perusahaan. Sanksi pemutusan

si
hubungan kerja.”;
 PTD butir 10 huruf b. PKB KPC 2013-2015 yaitu “Tidak mentaati atau

ne
ng
melakukan kesalahan prosedur, pedoman, ketentuan-ketentuan dan
instruksi baik lisan /tertulis dari perusahaan. Dengan alasan yang tidak dapat
diterima dan mempunyai dampak.”. Sanksi pemutusan hubungan kerja.”;

do
gu
3. Menetapkan Tergugat I dan Tergugat II untuk diputus hubungan kerjanya
(PHK) dengan PT Kaltim Prima Coal terhitung sejak tanggal 13 Februari 2015;

In
A
4. Menetapkan Hak Tergugat sesuai dengan Pasal 77.4 PKB PT Kaltim Prima
Coal Tahun 2013-2015 dengan perhitungan sebagai berikut:
ah

lik
Hak Tergugat I:
- Uang pisah 3 (tiga) bulan upah pokok = Rp 27.702.000,00
- Penggantian hari cuti yang belum diambil 54 hari = Rp. 19,945,440,-
am

ub
- Biaya pemulangan ke Balikpapan = Rp. 9,790,000,-
Jumlah = Rp. 57,437,440,-
ep
HAK TERGUGAT II :
k

- Uang pisah 3 (tiga) bulan upah pokok = Rp18,330,000,00


ah

- Penggantian hari cuti yg belum diambil 31 hari = Rp 7,576,400,00


R

si
Jumlah = Rp 25,906,400,00
5. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar biaya-biaya yang

ne
ng

timbul dalam perkara ini;


Subsidair

do
gu

Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya;
In
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan
A

eksepsi dan rekonvensi yang pada pokoknya sebagai berikut:


Dalam Eksepsi:
ah

lik

Bahwa Para Tergugat menolak, membantah, menyangkal seluruh dalil-dalil


Penggugat dalam gugatan a quo, kecuali apa yang diakui oleh Para Tergugat
m

ub

secara tegas;
a. Tentang surat gugatan tidak sah karena tidak memenuhi syarat formil
ka

gugatan;
ep

1. Bahwa Tergugat dengan tegas menolak seluruh dalil-dalil yang


ah

disampaikan oleh Penggugat dalam gugatannya kecuali yang diakui


R

secara jelas dan tegas;


es
M

ng

on

Halaman 21 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Bahwa dalam Pasal 2 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 1985

si
dengan tegas dijelaskan mengenai dokumen apa saja yang harus
dikenakan bea materei, diantaranya:

ne
ng
a. surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan
untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan,
kenyataan, atau keadaan yag bersifat perdata;

do
gu 3. Bahwa surat gugatan merupakan dokumen yang dibuat dengan tujuan
untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan,

In
A
kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata oleh karenanya gugatan
haruslah dibubuhi dengan materai sehingga memenuhi ketentuan
ah

lik
Undang Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai juncto
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1995 tentang Perubahan Tarif Bea
Materai, juncto Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2000 tentang
am

ub
Perubahan Tarif Bea Materai Dan Besarnya Batas Pengenaan Harga
Nominal Yang Dikenakan Bea Meterai;
ep
4. Bahwa dalam faktanya, surat gugatan yang diajukan oleh Penggugat
k

tidak dibubuhi materai sehingga tidak memenuhi ketentuan Undang


ah

Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai juncto Peraturan


R

si
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1995 tentang Perubahan Tarif Bea Materai,
juncto Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perubahan

ne
ng

Tarif Bea Materai Dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal Yang
Dikenakan Bea Meterai, dengan demikian gugatan Penggugat tidak

do
gu

memenuhi syarat formil gugatan;


5. Bahwa oleh karena surat gugatan Penggugat tidak memenuhi syarat
formil gugatan sebagaimana terurai di atas maupun kebiasaan dalam
In
A

praktek peradilan maka gugatan Penggugat harus dikembalikan, ditolak


atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard);
ah

lik

b. Tentang Gugatan Kurang Pihak/Plurium Litis Consortium:


1. Bahwa Penggugat dalam dalil gugatannya pada halaman 11 sampai
m

ub

dengan halaman 15 menyampaikan dalil-dalil bantahan sebagai


tanggapan atas pertimbangan hukum dari Mediator Hubungan Industrial
ka

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Timur, yang


ep

tertuang dalam surat anjuran Nomor 560/625 HIJ, tanggal 22 April 2015;
ah

2. Bahwa oleh karena Penggugat dalam gugatannya menyampaikan dalil-


R

dalil bantahan atau tanggapan atas pertimbangan hukum dari Mediator


es

Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten


M

ng

Kutai Timur maka akibat hukumnya Mediator Hubungan Industrial Dinas


on

Halaman 22 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Timur haruslah ditarik

si
sebagai pihak dalam perkara a quo untuk didengar keterangannya dan
diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban atau pembelaan (audi

ne
ng
alteram partem) sebagaimana ketentuan HIR Pasal 125 dan Pasal 127;
3. Bahwa dalam faktanya, Mediator Hubungan Industrial Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Timur tidak ditarik sebagai pihak

do
gu (sebagai Turut Tergugat) dalam perkara a quo oleh karenanya, gugatan a
quo menjadi error in persona dalam bentuk gugatan kurang pihak/plurium

In
A
litis consortium, sehingga cukup alasan hukum bagi Majelis Hakim untuk
menyatakan gugatan Penggugat ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat
ah

lik
diterima (niet ontvantkelijke verklaard);
Dalam Rekonvensi
1. Bahwa hal-hal yang terungkap dalam Konvensi mohon secara mutatis
am

ub
mutandis merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam
Rekonvensi;
ep
2. Bahwa Penggugat Rekonvensi I/Tergugat I yaitu saudara Kristian Prihadi,
k

telah bekerja di PT Kaltim Prima Coal (PT KPC)/Tergugat Rekonvensi sejak


ah

tanggal 28 Agustus 1991, dengan jabatan terakhir sebagai leading hand


R

si
mechanick dan setiap bulannya menerima upah sebesar Rp9.934.000,00
(sembilan juta sembilan ratus tiga puluh empat ribu rupiah) yang terdiri dari

ne
ng

upah pokok sebesar Rp9.234.000,00/bulan (sembilan juta dua ratus tiga


puluh empat ribu rupiah/bulan) ditambah uang pengganti fasilitas perumahan

do
gu

sebesar Rp700.000,00/bulan (tujuh ratus ribu rupiah/bulan), dengan upah


terakhir yang diterima yaitu upah bulan Januari 2015;
3. Bahwa Penggugat Rekonvensi II/Tergugat II yaitu saudara Ridwan, telah
In
A

bekerja di PT Kaltim Prima Coal (PT KPC)/Tergugat Rekonvensi, sejak


tanggal 11 April 2001, dengan jabatan terakhir sebagai operator HE dan
ah

lik

setiap bulannya menerima upah sebesar Rp6.560.000,00 (enam juta lima


ratus enam puluh ribu rupiah) yang terdiri dari upah pokok sebesar
m

ub

Rp5.860.000,00/bulan (lima juta delapan ratus enam puluh ribu rupiah/bulan)


ditambah uang pengganti fasilitas perumahan sebesar Rp700.000,00/bulan
ka

(tujuh ratus ribu rupiah/bulan), dengan upah terakhir yang diterima yaitu
ep

upah bulan Januari 2015;


ah

4. Bahwa Penggugat Rekonvensi I/Tergugat I dan Penggugat Rekonvensi


R

II/Tergugat II dalam gugatan rekonvensi ini secara bersama-sama disebut


es

sebagai Para Penggugat Rekonvensi;


M

ng

5. Bahwa selama bekerja di perusahaan Tergugat Rekonvensi, Para


on

Halaman 23 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penggugat Rekonvensi menunjukkan prestasi kerja yang baik, hal ini

si
dibuktikan dengan upah pokok yang diterima oleh Para Penggugat
Rekonvensi berdasarkan ketentuan Pasal 22 Perjanjian Kerja Bersama PT

ne
ng
KPC, pada posisi upah maksimal di gradenya masing-masing;
Latar Belakang Dan Duduk Perkara Perselisihan:
1. Bahwa pada tanggal 20 Mei 2014, PUK SPKEP SPSI PT KPC

do
gu melaksanakan musyawarah unit kerja yang salah satu agendanya adalah
memilih ketua dan menetapkan susunan komposisi kepengurusan PUK

In
A
SPKEP SPSI PT KPC untuk periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2017;
2. Bahwa dalam musyawarah unit kerja tersebut, Penggugat Rekonvensi I
ah

lik
terpilih secara demokratis oleh anggota sebagai Ketua PUK SPKEP SPSI
PT KPC, dan Penggugat Rekonvensi II ditetapkan sebagai Wakil Ketua II
PUK SPKEP SPSI PT. KPC, untuk selanjutnya kepengurusan PUK SPKEP
am

ub
SPSI PT KPC hasil musyawarah unit kerja dilantik dan dikukuhkan oleh
Pimpinan Pusat SPKEP SPSI dengan Surat Keputusan Pengukuhan/
ep
Pengesahan Nomor Kep.012/PP SPKEP/SPSI/V/2014, tanggal 30 Mei 2014;
k

3. Bahwa setelah dilantik dan dikukuhkan sebagai Pengurus PUK SPKEP SPSI
ah

PT KPC maka seluruh jajaran pengurus PUK SPKEP SPSI PT KPC secara
R

si
de facto dan de jure berwenang dan berkewajiban untuk melaksanakan
tugas dan fungsi organisasi SPKEP SPSI sesuai dengan ketentuan

ne
ng

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SPKEP SPSI maupun


peraturan perundang-undangan yang berlaku;

do
gu

4. Bahwa pada tanggal 9 Juni 2014, sebagian pekerja PTKPC di Divisi MOD
(mining operation division) mengalami keracunan makanan dari pack
mealbox (nasi kotak) yang di supply/disediakan oleh PT ISS;
In
A

5. Bahwa dengan terjadinya kasus pekerja keracunan makanan, para pekerja


di Divisi MOD (mining operation division)meminta kepada PUK SPKEP SPSI
ah

lik

PT KPC melalui Penggugat Rekonvensi II untuk mengusulkan kepada


management agar pack meal box (nasi kotak) bagi pekerja di Divisi MOD
m

ub

(mining operation division) disediakan oleh Koperasi Karyawan K3PC


sebagaimana penyediaan makan oleh Koperasi Karyawan K3PC untuk
ka

pekerja di Divisi MSD (mining support division);


ep

6. Bahwa selanjutnya Penggugat Rekonvensi II sebagai Wakil Ketua II PUK


ah

SPKEP SPSI PT KPC menyampaikan keinginan pekerja di Divisi MOD


R

tersebut kepada Penggugat Rekonvensi I sebagai Ketua PUK SPKEP SPSI


es

PT KPC;
M

ng

7. Bahwa Penggugat Rekonvensi I dan Penggugat Rekonpensi II sebagai


on

Halaman 24 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ketua dan Pengurus PUK SPKEP SPSI PT KPC secara persuasif dan

si
musyawarah kekeluargaan melakukan pendekatan dan membangun
komunikasi dengan jajaran managemen PT KPC membicarakan permintaan

ne
ng
pekerja mengenai pergantian catering/penyedia makan bagi pekerja di Divisi
MOD dari PT ISS berubah menjadi Koperasi Karyawan (K3PC);
8. Bahwa sebagai tindaklanjut dari pembicaraan secara persuasif tersebut,

do
gu PUK SPKEP SPSI PT KPC melalui surat Nomor 017/PUK
SPKEP/SPSI/KPC/IX/2014 tanggal 2 September 2014, menyampaikan surat

In
A
permohonan untuk pertemuan secara formal guna membicarakan pergantian
penyedia makan dari PT ISS menjadi Koperasi Pekerja K3PC;
ah

lik
9. Bahwa terhadap permohonan pertemuan formal tersebut, Managemen PT
KPC menyampaikan jawaban kesediaannya melalui surat Nomor L-380/HR/-
IR&R/IX/2014, tanggal 8 September 2014, yang pada pokoknya bersedia
am

ub
untuk bertemu dengan PUK SPKEP SPSI PT KPC pada tanggal 9
September 2014;
ep
10. Bahwa pada tanggal 9 September 2014, telah dilaksanakan pertemuan
k

antara Managemen PT KPC dan PUK SPKEP SPSI PT KPC, bertempat di


ah

Gedung M1;
R

si
11. Bahwa dalam rangka keterbukaan informasi mengenai perkembangan kegiatan
organisasi dalam memperjuangkan aspirasi anggotanya, PUK SPKEP SPSI PT

ne
ng

KPC menyampaikan informasi kepada seluruh anggotanya melalui surat Nomor


ORG/PUK SPKEP/SPSI/KCP/ IX/2014, tanggal 10 September 2014, dengan

do
gu

menyampaikan kesimpulan pertemuan sebagai berikut:


1. Catering dari Koperasi K3PC untuk penyediaan makan shift 12 (dua
beas) jam untuk karyawan MOD dalam waktu dekat akan segera
In
A

terealisasi, sementara saat ini masih menunggu proses administrasi


Managemen setingkat yang lebih tinggi seperti TOW, WTT, dan PO;
ah

lik

2. Memaksimalkan komite monitoring penyediaan pack meal ke seluruh


divisi harus melibatkan karyawan dilapangan agar komunikasi dua
m

ub

arah tetap terjaga untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan;


3. Pack meal yang dikonsumsi dari catering PT ISS baru-baru ini yang
ka

berdampak pada karyawan MOD sudah diinvestigasi oleh


ep

managemen melibatkan PT ISS dan hasilnya segera akan


ah

disosialisasikan kepada karyawan;


R

12. Bahwa Para Penggugat Rekonvensi sebagai pengurus PUK SPKEP SPSI
es

PT KPC selalu berkoordinasi dengan saudara Suriadi sebagai Ketua


M

ng

Koperasi Karyawan (K3PC) mengenai perkembangan peralihan (proses


on

Halaman 25 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kontrak) penyediaan makan/catering dari PT ISS ke Koperasi Karyawan

si
(K3PC) untuk pekerja di divisi MOD (mining operation division);
13. Bahwa pada tanggal 30 Oktober 2014, dilakukan pertemuan LKS Bipartit

ne
ng
yang dihadiri oleh 5 (lima) serikat pekerja yang ada di perusahaan Tergugat
Rekonvensi tanpa dihadiri oleh PUK SPKEP SPSI PT KPC, bahwa salah
satu permasalahan yang dikemukan dalam pertemuan LKS Bipartit tersebut

do
gu adalah Divisi MOD telah mengajukan proposal untuk penggunaan jasa dari 2
kontraktor penyedia pack meal (nasi kotak), dengan target pelaksanaan

In
A
pada bulan November 2014, dan perkembangannya dalam tahap proses
administrasi PO Supply;
ah

lik
14. Bahwa pada tanggal 19 November 2014, sekitar jam 07.15 WITA, Penggugat
Rekonvensi sebagai Ketua dan saudara Jamaluddin sebagai Pengurus PUK
SPKEP SPSI PT KPC datang ke gedung M1 dengan maksud menghadap
am

ub
bapak Ashok Mitra akan tetapi bapak Ashok Mitra tidak berada diruang
kerjanya, dan Penggugat Rekonvensi bersama saudara Jamaluddin
ep
menghadap bapak Endang Ruchijat selaku CEO PT Kaltim Prima Coal
k

diruangan kerjanya, dalam pertemuan tersebut, Penggugat Rekonvensi


ah

membicarakan dan mempertanyakan apakah pengajuan peralihan penyedia


R

si
makan/pack meal untuk divisi MOD dari PT ISS ke Koperasi Karyawan KPC
(K3PC) telah disetujui oleh bapak Ashok Mitra, dan pada kesempatan itu

ne
ng

bapak Endang Ruchijat menyampaikan akan mengupayakan agar pengajuan


peralihan penyedia makan dapat disetujui oleh bapak Ashok Mitra;

do
gu

15. Bahwa pada tanggal 20 November 2014, sekitar jam 07.30 WITA,
Penggugat Rekonvensi sebagai Ketua dan saudara Jamaluddin sebagai
Pengurus PUK SPKEP SPSI PT KPC datang ke gedung M1 dengan maksud
In
A

untuk menghadap bapak Endang Ruchijat selaku CEO PT Kaltim Prima Coal
akan tetapi bapak Endang Ruchijat tidak berada diruangan kerjanya,
ah

lik

selanjutnya Penggugat Rekonvensi sebagai Ketua dan saudara Jamaluddin


sebagai Pengurus PUK SPKEP SPSI PT KPC menemui bapak Khudori
m

ub

selaku GM HR (General Manager Human Resouces) dan bapak M. Nispalah


selaku manager industrial relation;
ka

16. Bahwa pada hari dan tanggal yang sama, tanggal 20 November 2014,
ep

setelah pertemuan dengan bapak M. Nispalah, sekitar jam 10.00 WITA,


ah

Penggugat Rekonpensi dan saudara Jamaluddin datang ke meja bapak


R

Chaerullah dengan maksud meminjam telepon kantor untuk menghubungi


es

bapak Ardi M selaku manager supplyer, pada saat itulah bapak Suriadi
M

ng

selaku Ketua Koperasi Karyawan (K3PC) datang dan menemui Penggugat


on

Halaman 26 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Rekonpensi I dan saudara Jamaluddin, dalam pertemuan tersebut

si
membicarakan masalah pengajuan peralihan penyedia makan/pack meal
dari PT ISS ke Koperasi Karyawan (K3PC) dan bapak Suriadi selaku Ketua

ne
ng
Koperasi Karyawan (K3PC) mengatakan bahwa “Mulai tanggal 1 Desember
2014 pack meal dari Koperasi K3PC sudah bisa melayani karyawan MOD,
tolong informasikan ke teman-teman, berita ini juga sudah saya email ke

do
gu pengurus koperasi untuk dipersiapkan segala sesuatunya.”;
17. Bahwa berdasarkan pembicaraan dalam pertemuan antara Penggugat

In
A
Rekonpensi I selaku Ketua dan saudara Jamaluddin selaku pengurus PUK
SPKEP SPSI PT KPC dengan bapak Suriadi selaku Ketua Koperasi
ah

lik
Karyawan (K3PC) tersebut, pada hari yang sama, tanggal 20 November
2014, PUK SPKEP SPSI PT Kaltim Prima Coal mengeluarkan surat dengan
Nomor 026/PUK SPKEP/SPSI/KPC/XI/2014, tanggal 20 November 2014.
am

ub
Perihal Pack Meal K3PC, yang pada pokok surat memberitahukan bahwa:
“sesuai pertemuan dengan ketua dan pengurus koperasi K3PC, “efektif
ep
mulai tanggal 1 Desember 2014 catering pack meal dari koperasi K3PC
k

untuk pekerja sudah berjalan di Divisi MOD”, seperti halnya yang telah
ah

diberlakukan di Divisi MSD sebelumnya. Saya berterimakasih kepada


R

si
management dan rekan-rekan pengurus FSP KEP SPSI yang telah
berusaha mengupayakan semaksimal mungkin dengan proses yang sangat

ne
ng

panjang agar catering dari koperasi K3PC bisa melayani rekan-rekan di


MOD saat ini, sehingga sesuai harapan dan kesabaran kita, ini bisa

do
gu

terrealisasi di MOD.”;
18. Bahwa surat Nomor 026/PUK SPKEP/SPSI/KPC/XI/2014, tanggal 20
November 2014 perihal Pack Meal K3PC, merupakan surat resmi yang
In
A

dikeluarkan oleh organisasi Pimpinan Unit Kerja SPKEP SPSI PT KPC,


dibuat diatas kop surat organisasi, dibubuhi stample organisasi dan
ah

lik

ditandatangani oleh Penggugat Rekonvensi I selaku Ketua dan saudara


Baharuddin selaku Sekretaris PUK SPKEP SPSI PT KPC;
m

ub

19. Bahwa pada tanggal 21 November 2014, Penggugat Rekonvensi II sebagai


Pengurus dengan jabatan Wakil Ketua II PUK SPKEP SPSI PT KPC
ka

memberitahukan kepada anggota serikat pekerja yang juga rekan-rekan


ep

kerjanya dan menempelkan surat resmi organisasi PUK SPKEP SPSI PT


ah

KPC Nomor 026/PUK SPKEP/SPSI/KPC/XI/2014, tanggal 20 November


R

2014 perihal Pack Meal K3PC, di papan pengumuman di area kerjanya yaitu
es

di Departemen Hatari;
M

ng

20.Bahwa tindakan Para Penggugat Rekonvensi membuat surat resmi


on

Halaman 27 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
organisasi serikat pekerja dan memberitahukan kepada anggotanya serta

si
menempel surat resmi organisasi di papan pengumuman merupakan
tindakan dalam rangka melaksanakan kegiatan serikat pekerja guna

ne
ng
memperjuangkan hak dan kepentingan para anggotanya;
21. Bahwa pada tanggal 26 November 2014, Koperasi Karyawan (K3PC)
mengeluarkan surat Nomor 014/K3PC-Peng/Ext/XI/2014, tanggal 26

do
gu November 2014, perihal: Klarifikasi Surat PUK SPKEP SPSI PT KPC Nomor
026/PUK SPKEP/SPSI/KPC/XI/2014, perihal Pack Meal K3PC. Bahwa

In
A
dalam pokok suratnya tersebut, Koperasi K3PC menyatakan bahwa:
“Ketua dan Pengurus K3PC serta Managemen tidak pernah melakukan
ah

lik
pertemuan secara formal dengan Pengurus PUK SPKEP SPSI PT KPC
sehingga K3PC tidak bertanggung jawab atas kebenaran segala informasi
ataupun data yang disampaikan dalam surat tersebut.”;
am

ub
22. Bahwa pada tanggal 2 Desember 2014, Penggugat Rekonvensi menerima
telephone dari sekretaris manager maintenance service dan Penggugat
ep
Rekonvensi I diminta untuk datang ke gedung M1, Bahwa dengan iktikad
k

baik dan mentaati perintah atasan, sekitar pukul 13.30 WITA, Penggugat
ah

Rekonvensi I datang ke gedung M1 menghadap bapak Aris Reza M Syukri,


R

si
jabatan manager maintenance service;
23. Bahwa dalam pemanggilan tersebut, Tergugat Rekonvensi melalui bapak

ne
ng

Aris Reza M Syukri, jabatan manager maintenance service, memberikan


surat skorsing kepada Penggugat Rekonvensi I selaku Ketua PUK SPKEP

do
gu

SPSI PT KPC (surat tersebut tanpa nomor) tanggal 2 Desember 2014,


perihal: Pembebasan Tugas Sementara untuk Kepentingan Penyelidikan/
skorsing.Bahwa dalam pemanggilan tersebut Penggugat Rekonvensi I tidak
In
A

diberikan kesempatan untuk membela diri;


24. Bahwa pada tanggal 3 Desember 2014, Tergugat Rekonvensi melalui
ah

lik

Richard Sitohang, jabatan manager Hatari, memberikan surat kepada


saudara Baharuddin, selaku Sekretaris PUK SPKEP SPSI PT KPC, Nomor
m

ub

Ref. L01/Hatari-Adm/XII/2014, tanggal 2 Desember 2014, Perihal


Pembebasan Tugas Sementara untuk Kepentingan Penyelidikan/skorsing;
ka

25. Bahwa pada tanggal 3 Desember 2014, Penggugat Rekonvensi I menerima


ep

surat panggilan untuk hadir ke perusahaan Tergugat Rekonvensi pada


ah

tanggal 4 Desember 2014, guna dimintai keterangan oleh Tim Investigator


R

dalam rangka penyelidikan;


es

26. Bahwa pada tanggal 16 Desember 2014, Tergugat Rekonvensi melalui


M

ng

Richard Sitohang, jabatan manager Hatari, memberikan surat skorsing


on

Halaman 28 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepada Penggugat Rekonpensi I, selaku Wakil Ketua II PUK SPKEP SPSI PT

si
KPC, Nomor ref L02/Hatari-Adm/XII/2014, tanggal 16 Desember 2014, perihal
Pembebasan Tugas Sementara untuk Kepentingan Penyelidikan/skorsing;

ne
ng
27. Bahwa pada tanggal 4 Februari 2015, Tergugat Rekonvensi dan PUK
SPKEP SPSI PT KPC mewakili Penggugat Rekonvensi I melakukan
perundingan bipartit, dalam perundingan bipartit tersebut, Tergugat

do
gu Rekonvensi menyampaikan kehendaknya untuk memutuskan hubungan
kerja Para Penggugat Rekonvensi, dan PUK SPKEP SPSI PT KPC dengan

In
A
tegas menolak pemutusan hubungan kerja tersebut, oleh karenanya
perundingan tidak mencapai kesepakatan;
ah

lik
28. Bahwa pada tanggal 6 Februari 2015, Tergugat Rekonvensi dan PUK
SPKEP SPSI PT KPC mewakili Penggugat Rekonvensi II melakukan
perundingan bipartit, dalam perundingan bipartit tersebut, Tergugat
am

ub
Rekonvensi menyampaikan kehendaknya untuk memutus hubungan kerja
Para Penggugat Rekonvensi, dan PUK SPKEP SPSI PT KPC dengan tegas
ep
menolak pemutusan hubungan kerja tersebut, oleh karenanya perundingan
k

tidak mencapai kesepakatan;


ah

29. Bahwa pada tanggal 9 Februari 2015, dilaksanakan perundingan bipartit


R

si
yang kedua, perundingan bipartit yang kedua tidak mencapai kesepakatan
karenakedua belah pihak tetap bersikukuh pada pendiriannya;

ne
ng

30. Bahwa pada tanggal 13 Februari 2015, Tergugat Rekonvensi secara sepihak,
tanpa penetapan dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan

do
gu

Industrial melakukan tindakan pemutusan hubungan kerja kepada Para


Penggugat Rekonvensi melalui surat Nomor L-80-/HR.IR/II/2015, tanggal 13
Februari 2015, dan Nomor L-82-/HR.IR/II/2015, tanggal 13 Februari 2015,
In
A

yang ditandatangani oleh saudara Moh. Nispalah, jabatan manager industrial


relations & recruitment, perihal pemutusan hubungan kerja;
ah

lik

31. Bahwa pada tanggal 22 Februari 2015, PUK SPKEP SPSI PT KPC melalui
surat Nomor 031/PUK SPKEP/SPSI/KPC/II/2015, tanggal 22 Februari 2015,
m

ub

menyampaikan permohonan pencatatan perkara dan permohonan mediasi


kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Timur;
ka

32. Bahwa dalam sidang mediasi yang dilakukan pada tanggal 4 Maret 2015 dan
ep

tanggal 12 Maret 2015, tidak tercapai kesepakatan, maka Mediator


ah

Hubungan Industrial Disnakertrans Kabupaten Kutai Timur sesuai dengan


R

kewenangannya mengeluarkan anjuran melalui surat Nomor 560/625/HIJ,


es

tanggal 22 April 2015, yang amar anjurannya sebagai berikut:


M

ng

1. Agar pihak perusahaan PT Kaltim Prima Coal Sangatta


on

Halaman 29 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mempekerjakan kembali pekerjanya atas nama saudara Kristian

si
Prihadi (BN 12493) dan saudara Ridwan (BN 14914) serta
memberikan surat peringatan ketiga (final warning) kepada yang

ne
ng
bersangkutan sebagai upaya pembinaan;
2. Agar pihak perusahaan PT Kaltim Prima Coal Sangatta memulihkan/
membayarkan hak-hak pekerja mulai tanggal 13 Februari 2015 (sejak

do
gu di PHK) sampai dengan tanggal dikeluarkannya anjuran ini;
3. Agar kedua belah pihak memberikan jawaban secara tertulis atas

In
A
anjuran tersebut diatas selambat-lambatnya dalam jangka waktu 10
(sepuluh) hari setelah menerima anjuran ini;
ah

lik
4. Apabila pihak-pihak menerima anjuran ini, maka Mediator akan
membantu membuat perjanjian bersama dan didaftarkan ke
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Samarinda;
am

ub
5. Apabila anjuran ini ditolak oleh salah satu pihak atau para pihak,
maka para pihak atau salah satu pihak dapat melanjutkan
ep
penyelesaian perselisihan ke Pengadilan Hubungan Industrial pada
k

Pengadilan Negeri Samarinda;


ah

33. Bahwa terhadap anjuran dari Mediator Hubungan Industrial Disnakertrans


R

si
Kabupaten Kutai Timur, Para Penggugat Rekonvensi melalui PUK SPKEP
SPSI PT KPC menyampaikan Jawaban Anjuran melalui surat Nomor

ne
ng

033/PUK SPKEP/SPSI/KPC/IV/2015, tanggal 24 April 2015, yang pada


pokoknya menyatakan menerima sepenuhnya isi anjuran;

do
gu

Pemutusan Hubungan Kerja Batal Demi Hukum Dan Akibat Hukumnya


Tergugat Rekonvensi Wajib Mempekerjakan Kembali Dan Membayar Upah
Para Penggugat Rekonvensi:
In
A

1. Bahwa pada tanggal 4 Februari 2015 dan 9 Februari 2015, Tergugat


Rekonvensi dan PUK SPKEP SPSI PT KPC mewakili Para Penggugat
ah

lik

Rekonvensi melakukan perundingan bipartit akan tetapi tidak tercapai


kesepakatan karena kedua belah pihak tetap pada pendiriannya;
m

ub

2. Bahwa pada tanggal 13 Februari 2015, Tergugat Rekonvensi secara sepihak


dan tanpa adanya penetapan dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan
ka

Hubungan Industrial telah melakukan tindakan pemutusan hubungan kerja


ep

kepada Para Penggugat Rekonvensi melalui surat Nomor L-80-/HR.IR/II/


ah

2015, tanggal 13 Februari 2015, dan surat Nomor L-82-/HR.IR/II/2015,


R

tanggal 13 Februari 2015, yang ditandatangani oleh saudara Moh. Nispalah,


es

jabatan manager industrial relations & recruitment;


M

ng

3. Bahwa pada tanggal 22 Februari 2015, PUK SPKEP SPSI PT KPC mewakili
on

Halaman 30 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
para Penggugat Rekonvensi mengajukan permohonan pencatatan perselisihan

si
dan bantuan mediasi kepada Disnakertrans Kabupaten Kutai Timur;
4. Bahwa pada tanggal 22 April 2015, Mediator Hubungan Industrial

ne
ng
Disnakertrans Kabupaten Kutai Timur mengeluarkan Surat Anjuran Nomor
560/625/HIJ, tanggal 22 April 2015, menganjurkan agar Tergugat
Rekonvensi mempekerjakan kembali Para Penggugat Rekonvensi;

do
gu 5. Bahwa berdasarkan kronologi kejadian terurai di atas, tindakan pemutusan
hubungan kerja yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi terhadap para

In
A
Penggugat Rekonvensi dilakukan tanpa adanya penetapan dari lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial, maka tindakan pemutusan
ah

lik
hubungan kerjatersebut pemutusan hubungan kerja;
Pasal 151 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
berbunyi:
am

ub
1) Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah,
dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi
ep
pemutusan hubungan kerja;
k

2) Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan


ah

kerja tidak dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja


R

si
wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh
atau dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang bersangkutan

ne
ng

tidak menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh;


3) Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) benar-

do
gu

benar tidak menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat


memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh
penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
In
A

6. Bahwa oleh karena pemutusan hubungan kerja dilakukan tanpa adanya


penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan
ah

lik

secara melawan hukum yaitu melanggar Pasal 151 ayat (3) Undang Undang
Nomor 13 Tahun 2003, maka pemutusan hubungan kerja tersebut batal
m

ub

demi hukum, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 155 ayat (1) Undang
Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi:
ka

1) Pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan sebagaimana dimaksud


ep

dalam Pasal 151 ayat (3) batal demi hukum;


ah

7. Bahwa akibat hukum dari pemutusan hubungan kerja batal demi hokum
R

maka Tergugat Rekonvensi wajib mempekerjakan kembali Para Penggugat


es

Rekonvensi, hal ini ditegaskan dalam Pasal 170 Undang Undang Nomor 13
M

ng

Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi:


on

Halaman 31 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
”Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan tidak memenuhi ketentuan

si
Pasal 151 ayat (3) dan Pasal 168, Pasal 158 ayat (1), Pasal 160 ayat (3),
Pasal 162, dan Pasal 169 batal demi hukum dan pengusaha wajib

ne
ng
mempekerjakan pekerja/buruh yang bersangkutan serta membayar seluruh
upah dan hak yang seharusnya diterima.”;
8. Bahwa berdasarkan alasan dan pertimbangan hukum terurai pada angka 1

do
gu sampai dengan angka 7 di atas, sangat berdasar hukum bagi Majelis Hakim
yang memeriksa perkara ini untuk menyatakan pemutusan hubungan kerja

In
A
batal demi hukum dan menghukum Tergugat Rekonvensi untuk
mempekerjakan kembali dan membayar upah Para Penggugat Rekonvensi;
ah

lik
Tergugat Rekonvensi Wajib Mengikut sertakan Dan Membayar Iuran Asuransi
Jiwa Dan Kecelakaan Kolektif Dan Iuran Jaminan Sosial Nasional:
1. Bahwa oleh karena pemutusan hubungan kerja maka hubungan kerja antara
am

ub
Tergugat Rekonvensi dan Para Penggugat Rekonvensi demi hukum belum
terputus, dengan demikian, sesuai dengan ketentuan Pasal 155 ayat (2)
ep
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjan: “Selama
k

putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum


ah

ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap


R

si
melaksanakan segala kewajibannya” dan sesuai dengan ketentuan Pasal
13, Pasal 17 dan Pasal 18 Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang

ne
ng

Sistem Jaminan Sosial Nasional, juncto Undang Undang Nomor 24 Tahun


2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, juncto Peraturan

do
gu

Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program


Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian, juncto Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelengaraan Program
In
A

jaminan Pensiun, juncto Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015,


tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua, juncto Pasal 32
ah

lik

Perjanjian Kerja Bersama PT KPC, Tergugat Rekonvensi berkewajiban


untuk tetap mengikutsertakan Para Penggugat Rekonvensi dalam program
m

ub

Jaminan Sosial Nasional dan karenanya Tergugat Rekonvensi wajib


membayar iuran jaminan sosial nasional melalui kantor BPJS Kesehatan
ka

dan kantor BPJS Ketenagakerjaan yang terdiri dari Jaminan Kecelakaan


ep

Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, Jaminan


ah

Pensiun, dan Jaminan Hari Tua;


R

2. Bahwa demikian pula, sesuai dengan ketentuan Pasal 33 Perjanjian Kerja


es

Bersama PT KPC, Tergugat Rekonvensi berkewajiban untuk tetap


M

ng

mengikutsertakan dan membayar iuran bagi Para Penggugat Rekonvensi


on

Halaman 32 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam program asuransi jiwa dan kecelakaan kolektif;

si
3. Bahwa berdasarkan alasan dan pertimbangan hukum terurai pada angka 1
dan angka 2 di atas, maka sangat berdasar hukum bagi Majelis Hakim yang

ne
ng
memeriksa perkara ini untuk menghukum Tergugat Rekonvensi untuk tetap
mengikutsertakan dan membayar iuran bagi Para Penggugat Rekonvensi
dalam program Jaminan Sosial Nasional dan iuran asuransi jiwa dan

do
gu kecelakaan kolektif;
Pemutusan Hubungan Kerja Merupakan Tindakan Anti Serikat Pekerja (Union

In
A
Busting):
1. Bahwa pada tanggal 20 November 2014, Penggugat Rekonvensi I dalam
ah

lik
kapasitas dirinya sebagai Ketua dan saudara Baharuddin selaku Sekretaris
PUK SPKEP SPSI PT Kaltim Prima Coal mengeluarkan surat resmi
organisasi yang dibuat di atas kop surat organisasi, dibubuhi stample
am

ub
organisasi, Nomor 026/PUK SPKEP/SPSI/KPC/XI/2014, tanggal 20
November 2014. perihal Pack Meal K3PC;
ep
2. Bahwa pada tanggal 21 Nopember 2014, Penggugat Rekonvensi II
k

melakukan penyebarluasan informasi kegiatan serikat pekerja dengan cara


ah

menempelkan surat resmi organisasi yang dikeluarkan oleh PUK SPKEP


R

si
SPSI PT KPC di papan pengumuman di area kerjanya;
3. Bahwa tindakan Penggugat Rekonvensi I selaku Ketua PUK SPKEP SPSI

ne
ng

PT KPC membuat surat resmi organisasi dan Penggugat Rekonvensi II


selaku Wakil Ketua II PUK SPKEP SPSI PT KPC menempelkan surat resmi

do
gu

organisasi PUK SPKEP SPSI PT KPC di papan pengumuman di area


kerjanya merupakan kegiatan dalam rangka melaksanakan kegiatan
organisasi serikat pekerja guna memperjuangkan hak dan kepentingan
In
A

anggotanya yang dilindungi oleh Undang Undang Nomor 21 Tahun 2000


tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh;
ah

lik

4. Bahwa terhadap hal ini, dikuatkan dengan pendapat dan pertimbangan


hukum Mediator Hubungan Industrial Disnakertrans Kabupaten Kutai Timur
m

ub

dalam surat anjurannya pada butir 10 halaman yang menyatakan:


“Bahwa tindakan yang dilakukan oleh saudara Kristian Prihadi (Penggugat
ka

Rekonvensi I) dan saudara Ridwan (Penggugat Rekonvensi II) tiada lain


ep

adalah tindakan dalam rangka melakukan kegiatan berserikat demi


ah

kepentingan anggotanya, ... “;


R

5. Bahwa terhadap tindakan Para Penggugat Rekonvensi yang sednag


es

melaksanakan kegiatan organisasi serikat pekerja tersebut, Tergugat


M

ng

Rekonvensi memberikan sanksi skorsing/pembebasan tugas sementara dan


on

Halaman 33 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemutusan hubungan kerja dengan demikian secara sah dan

si
meyakinkanskorsing dan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh
Tergugat Rekonvensi melanggar Pasal 153 ayat (1) huruf (g) dan ayat (2)

ne
ng
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan yang
berbunyi:
Pasal 153 ayat (1) huruf (g) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003:

do
gu 1) Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan
alasan:

In
A
g. Pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikat
pekerja/serikat buruh, pekerja/buruh melakukan kegiatan serikat
ah

lik
pekerja/buruh di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja atas
kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama;
am

ub
Pasal 153 ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003:
2) Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan dengan alasan sebagaimana
ep
dimaksud dalam ayat (1) batal demi hukum dan pengusaha wajib
k

mempekerjakan kembali pekerja/buruh yang bersangkutan;


ah

6. Bahwa demikian pula, tindakan pemberian sanksi pemberhentian tugas


R

si
sementara/skorsing dan tindakan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan
oleh Tergugat Rekonvensi terhadap Para Penggugat Rekonvensi secara sah

ne
ng

dan meyakinkan merupakan tindakan balasan terhadap Para Penggugat


Rekonvensi karena melakukan kegiatan serikat pekerja;

do
gu

7. Berdasarkan fakta-fakta yang didukung dengan bukti yang sah serta


didukung denganpertimbangan hukum dari Mediator Hubungan Industrial
Disnakertrans Kabupaten Kutai Timur maka secara sah dan meyakinkan,
In
A

Tergugat Rekonvensi telah melakukan serangkaian tindak pidana kejahatan


yaitu melakukan menghalang-halangi kebebasan berserikat sebagaimana
ah

lik

dimaksud Pasal 28 Undang Undang Nomor 21 Tahun 2000 yang berbunyi:


“Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh untuk
m

ub

membentuk atau tidak membentuk, menjadi pengurus atau tidak menjadi


pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota dan/atau menjalankan
ka

atau tidak menjalankan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh dengan cara:


ep

a. melakukan pemutusan hubungan kerja, memberhentikan sementara,


ah

menurunkan jabatan, atau melakukan mutasi;


R

b. tidak membayar atau mengurangi upah pekerja/buruh;


es

c. melakukan intimidasi dalam bentuk apapun;


M

ng

d. melakukan kampanye anti pembentukan serikat pekerja/serikat buruh;


on

Halaman 34 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dengan tegas Pasal 43 ayat (2) dan ayat (3) Undang Undang Nomor 21 Tahun

si
2000 menyatakan tindakan demikian merupakan tindak pidana kejahatan:
Pasal 43 ayat (2) dan ayat (3) Undang Undang Nomor 21 Tahun 2000:

ne
ng
1) Barang siapa yang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, dikenakan sanksi pidana
penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun

do
gu dan/atau denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);

In
A
2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak
pidana kejahatan;
ah

lik
8. Bahwa berdasarkan alasan dan pertimbangan hukum terurai pada angka 1
sampai dengan angka 7 di atas, maka sangat berdasar hukum bagi majelis
hakim yang memeriksa perkara ini untuk menyatakan Tergugat Rekonvensi
am

ub
telah melanggar Pasal 28 Undang Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang
Serikat Pekerja/Serikat Buruh;
ep
Putusan Sela/Provisi:
k

1. Bahwa pada tanggal 2 Desember 2014, Tergugat Rekonvensi


ah

mengeluarkan surat skorsing kepada Penggugat Rekonvensi I, surat


R

si
skorsing tersebut tanpa nomor, ditandatangani oleh Aris Reza M Syukri,
jabatan manager maintenance service, tanggal 2 Desember 2014, perihal

ne
ng

Pembebasan Tugas Sementara untuk Kepentingan Penyelidikan/skorsing;


2. Bahwa pada tanggal 16 Desember 2014, Tergugat Rekonvensi

do
gu

mengeluarkan surat skorsing kepada Penggugat Rekonvensi II, surat


skorsing tersebut ditandatangani oleh Richard Sihotang, jabatan manager
Pit-Hatari, Nomor Ref. L-02/Hatari-Adm/XII/2014, tanggal 16 Desember
In
A

2014, perihal: Pembebasan Tugas Sementara untuk Kepentingan


Penyelidikan/skorsing;
ah

lik

3. Bahwa dalam kedua surat pembebasan tugas sementara/skorsing tersebut,


Tergugat Rekonvensi dengan tegas melarang Para Penggugat Rekonvensi
m

ub

untuk memasuki area kerja atau wilayah operasional lainnya;


4. Bahwa tindakan Tergugat Rekonvensi mengeluarkan surat pembebasan
ka

sementara/skorsing dan melarang Para Penggugat Rekonvensi memasuki


ep

area kerja atau wilayah operasional lainnya telah mengakibatkan Para


ah

Penggugat Rekonvensi tidak dapat melaksanakan kewajiban sebagaimana


R

mestinya;
es

5. Bahwa oleh karena Para Penggugat Rekonvensi tidak dapat melaksanakan


M

ng

kewajibannya bukan akibat kehendaknya sendiri akan tetapi karena dilarang


on

Halaman 35 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
oleh Tergugat Rekonvensi, maka berdasarkan ketentuan Pasal 93 ayat (2)

si
huruf (f) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan,
Tergugat Rekonvensi wajib membayar upah beserta hak-hak lainnya

ne
ng
kepada Para Tergugat Rekonvensi;
Ketantuan Pasal 93 ayat (2) huruf (f) Undang Undang Nomor 13 Tahun
2003, berbunyi sebagai berikut:

do
gu 1) Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan;
2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku,dan

In
A
pengusaha wajib membayar upah apabila:
(f) pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan
ah

lik
tetapi pengusaha tidak mempekerjakanya, baik karena kesalahan
sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari
pengusaha;
am

ub
6. Bahwa ternyata, sejak periode pembayaran upah bulan Februari 2015,
Tergugat Rekonvensi menghentikan pembayaran upah beserta hak-hak
ep
lainnya yang seharusnya diterima oleh Para Penggugat Rekonvensi;
k

7. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 155 ayat (2) Undang Undang Nomor
ah

13 Tahun 2003, Tergugat Rekonvensi wajib membayar upah beserta hak-


R

si
hak lainnya kepada Para Penggugat Rekonvensi pada setiap waktu
pembayaran upah setiap bulannya sampai dengan adanya putusan

ne
ng

pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Hal ini sesuai dengan ketentuan
Pasal 155 ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang

do
gu

Ketenagakerjaan yang berbunyi:


(2).Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial
belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap
In
A

melaksanakan segala kewajibannya;


Juncto putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 37/PUU-IX/2011, tanggal 19
ah

lik

September 2011, pada amar ketiga yang berbunyi:


”Frasa ”belum ditetapkan” dalam Pasal 155 ayat (2) Undang Undang Nomor
m

ub

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik
ka

Indonesia Nomor 4279) tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat


ep

sepanjang tidak dimaknai belum berkekuatan hukum tetap.”;


ah

8. Bahwa oleh karena hubungan hukum antara Para Penggugat Rekonvensi


R

dan Tergugat Rekonvensi demi hukum belum terputus maka selain


es

kewajiban untuk membayar upah setiap bulannya, Tergugat Rekonvensi


M

ng

juga wajib membayar hak Para Penggugat Rekonvensi berupa tunjangan


on

Halaman 36 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hari raya keagamaan tahun 2015 yang jatuh pada bulan Juli 2015, hal ini

si
berdasarkan ketentuan Kitab Undang Undang Hukum Perdata Pasal 1602 a
yang berbunyi: “Upah yang ditetapkan menurut jangka waktu, harus dibayar

ne
ng
sejak saat buruh mulai bekerja sampai saat berakhirnya hubungan kerja”,
juncto Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981, tentang
Perlindungan Upah, yang berbunyi: “Hak untuk menerima upah timbul pada

do
gu saat adanya hubungan kerja dan berakhir pada saat hubungan kerja putus“
juncto Permenakertrans Republik Indonesia Nomor 04/Men/1994, tentang

In
A
Tunjangan Hari Raya Keagamaan;
9. Bahwa tunjangan hari raya keagamaan tahun 2015, yang menjadi hak Para
ah

lik
Penggugat Rekonvensi dan wajib dibayar oleh Tergugat Rekonvensi
berdasarkan ketentuan Pasal 34 ayat 1 Perjanjian Kerja Bersama PT KPC
adalah sebesar: 150 % (seratus lima puluh persen) bulan upah pokok
am

ub
ditambah 1 (satu) kali PPFP (Pembayaran Pengganti Fasilitas Perumahan)
ditambah Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah);
ep
Ketentuan Pasal 34 ayat (1) PKB PT KPC selengkapnya berbunyi:
k

34.1. Pada tanggal yang ditetapkan oleh perusahaan, dalam hal ini dibayar
ah

15 (lima belas) hari sebelum hari raya Idul Fitri, karyawan yang telah
R

si
bekerja 12 (dua belas) bulan atau lebih secara terus menerus sampai
dengan tanggal dimaksud akan dibayar tunjangan hari raya

ne
ng

keagamaan yang besarnya 150 % (seratus lima puluh persen) bulan


upah pokok ditambah 1 (satu) kali PPFP ditambah Rp1.500.000,00

do
gu

(satu juta lima ratus ribu rupiah);


10. Bahwa dengan demikian, upah beserta hak-hak lainnya yang seharusnya
diterima oleh Para Penggugat Rekonvensi dan wajib dibayar oleh Tergugat
In
A

Rekonvensi sejak bulan Februari 2015 sampai dengan saat diajukannya


jawaban gugatan dan gugatan rekonvensi a quo, berupa upah dan
ah

lik

tunjangan hari raya keagamaan tahun 2015 yang jatuh pada bulan Juli
2015, sebesar:
m

ub

Penggugat Rekonvensi I:
- Upah untuk bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015,
ka

sebesar Rp9.934.000,00 X 6 bulan = Rp59.604.000,00 (lima puluh


ep

sembilan juta enam ratus empat ribu rupiah);


ah

- Tunjangan hari raya keagamaan tahun 2015 sebesar 150 % x


R

Rp9.234.000,00 + Rp700.000,00 + Rp1.500.000,00 =


es

Rp16.051.000,00 (enam belas juta lima puluh satu ribu rupiah):


M

ng

Jumlah keseluruhannya sebesar Rp75.655.000,00 (tujuh puluh lima juta


on

Halaman 37 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
enam ratus lima puluh lima ribu rupiah);

si
Penggugat Rekonvensi II:
- Upah untuk bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015,

ne
ng
sebesar Rp6.560.000,00 X 6 bulan = Rp39.360.000,00 (tiga puluh
sembilan juta tiga ratus enam puluh ribu rupiah);
- Tunjangan Hari Raya Keagamaan tahun 2015 sebesar 150 % x

do
gu Rp5.860.000,00 + Rp700.000,00 + Rp1.500.000,00 = Rp10.990.000,00
(sepuluh juta sembilan ratus sembilan puluh ribu rupiah);

In
A
Jumlah keseluruhannya sebesar Rp50.350.000,00 (lima puluh juta tiga
ratus lima puluh ribu rupiah);
ah

lik
11. Bahwa berdasarkan fakta-fakta dan alasan serta pertimbangan hukum
sebagaimana terurai di atas dan didukung dengan bukti yang sah, maka
terbukti Tergugat Rekonvensi telah memberikan sanksi skorsing dan
am

ub
melarang Para Penggugat Rekonvensi memasuki area kerja serta terbukti
Tergugat Rekonvensi tidak membayar upah beserta hak-hak lainnya kepada
ep
Para Penggugat Rekonvensi, maka berdasarkan ketentuan Pasal 96 ayat
k

(1) dan (2) Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
ah

Perselisihan Hubungan Industrial, Para Penggugat Rekonvensi memohon


R

si
kiranya Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri Samarinda yang memeriksa dan mengadili perkara a quo segera

ne
ng

menjatuhkan Putusan Sela berupa perintah agar Tergugat Rekonvensi


membayar upah dan tunjangan hari raya keagamaan tahun 2015 secara

do
gu

tunai tanpa dicicil beserta hak-hak lainnya yang dihentikan pembayarannya


sejak bulan Februari 2015 sampai adanya putusan yang berkekuatan tetap
dalam perkara ini;
In
A

Pasal 96 ayat (1) dan (2) Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004
selengkapnya berbunyi:
ah

lik

(1) Apabila dalam persidangan pertama, secara nyata-nyata pihak


pengusaha terbukti tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana
m

ub

dimaksud dalam Pasal 155 ayat (3) Undang-undang Nomor 13 Tahun


2003 tentang Ketenagakerjaan, Hakim Ketua Sidang harus segera
ka

menjatuhkan putusan sela berupa perintah kepada pengusaha untuk


ep

membayar upah beserta hak-hak lainnya yang biasa diterima


ah

pekerja/buruh yang bersangkutan;


R

(2) Putusan sela sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dijatuhkan
es

pada hari persidangan itu juga atau pada hari persidangan kedua;
M

ng

12.Bahwa berdasarkan alasan dan pertimbangan hukum terurai pada angka 1


on

Halaman 38 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sampai dengan angka 11 diatas, maka sangat berdasar hukum bagi Majelis

si
Hakim yang memeriksa perkara ini untuk mengabulkan permohonan
putusan sela yang dimohonkan oleh Para Penggugat Rekonvensi;

ne
ng
Uang Paksa (Dwangsom):
1. Bahwa berdasarkan keseluruhan dalil-dalil dan pertimbangan hukum terurai
dalam gugatan rekonvensi, maka gugatan Para Penggugat Rekonvensi

do
gu haruslah dikabulkan untuk seluruhnya dan selanjutnya menghukum
Tergugat Rekonvensi untuk mempekerjakan kembali Para Penggugat

In
A
Rekonvensi pada posisi dan jabatan semula serta menghukum Tergugat
Rekonvensi untuk membayar upah beserta hak-hak lainnya yang telah
ah

lik
dihentikan pembayarannya sejak bulan Februari 2015 sampai dengan
adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap;
2. Bahwa demi terwujudnya asas keadilan masyarakat melalui ditegakkannya
am

ub
hukum serta demi terwujudnya kepastian hukum melalui dlaksanakannya
putusan pengadilan oleh pihak yang dikalahkan, maka Para Penggugat
ep
Rekonvensi memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa
k

perkara a quo untuk menghukum Tergugat Rekonvensi membayar uang


ah

paksa (dwangsom) yang besarnya ditetapkan sebesar Rp1.000.000,00 (satu


R

si
juta Rupiah) perhari kepada masing-masing Para Penggugat Rekonvensi
apabila Tergugat Rekonvensi lalai tidak mempekerjakan Para Penggugat

ne
ng

Rekonvensi sejak putusan perkara ini berkekuatan hukum tetap;


3. Bahwa oleh karena petitum yang dimohonkan oleh Para Penggugat

do
gu

Rekonvensi berupa penghukuman untuk melakukan suatu perbuatan yaitu


mempekerjakan kembali Para Penggugat Rekonvensi pada posisi dan
jabatan semula, yang artinya bukan merupakan penghukuman untuk
In
A

melakukan suatu pembayaran, maka menurut ketentuan Pasal 606 (a) dan
Pasal 606 (b) Rv, permohonan dwangsom yang dimohonkan oleh Para
ah

lik

Penggugat Rekonvensi haruslah dikabulkan;


Putusan Serta Merta (uitvoerbaar bij voorraad);
m

ub

Bahwa oleh karena gugatan Rekonvensi didukung dengan bukti yang


kuat dan sah maka berdasarkan ketentuan Pasal 108 Undang Undang Nomor 2
ka

Tahun 2004, tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial juncto


ep

Pasal 180 HIR juncto Pasal 191 R.Bg., dengan ini Para Penggugat Rekonvensi
ah

memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial


R

pada Pengadilan Negeri Samarinda kiranya berkenan memutus perkara ini


es

dengan amar putusan yang dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun ada
M

ng

perlawanan, banding maupun kasasi (uitvoerbaar bij voorraad);


on

Halaman 39 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Para Penggugat

si
Rekonvensi/Para Tergugat mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Samarinda agar memberikan putusan sebagai berikut:

ne
ng
Dalam Provisi:
1. Mengabulkan permohonan provisi/putusan sela untuk seluruhnya;
2. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar kepada Para Penggugat

do
gu Rekonvensi secara tunai upah beserta hak-hak lainnya yang seharusnya
diterima oleh Para Penggugat Rekonvensi dengan perincian sebagai berikut:

In
A
a. Penggugat Rekonvensi I;
- Upah untuk bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015, sebesar
ah

lik
Rp9.934.000,00 X 6 bulan = Rp59.604.000,00 (lima puluh sembilan juta
enam ratus empat ribu rupiah);
- Tunjangan hari raya keagamaan tahun 2015 sebesar 150 % x
am

ub
Rp9.234.000,00 + Rp700.000,00 + Rp1.500.000,00 = Rp16.051.000,00
(enam belas juta lima puluh satu ribu rupiah);
ep
Jumlah keseluruhannya sebesar Rp75.655.000,00 (tujuh puluh lima juta
k

enam ratus lima puluh lima ribu rupiah);


ah

b. Penggugat Rekonvensi II:


R

si
- Upah untuk bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015, sebesar
Rp6.560.000,00 X 6 bulan = Rp39.360.000,00 (tiga puluh sembilan juta

ne
ng

tiga ratus enam puluh ribu rupiah);


- Tunjangan Hari Raya Keagamaan tahun 2015 sebesar 150 % x

do
gu

Rp5.860.000,00 + Rp700.000,00 + Rp1.500.000,00 = Rp10.990.000,00


(sepuluh juta sembilan ratus sembilan puluh ribu rupiah);
Jumlah keseluruhannya sebesar Rp50.350.000,00 (lima puluh juta tiga
In
A

ratus lima puluh ribu rupiah);


Dalam Pokok Perkara:
ah

lik

1. Menyatakan pemutusan hubungan kerja tanpa adanya penetapan dari


Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang dilakukan
m

ub

oleh Tergugat Rekonvensi kepada Para Penggugat Rekonvensi melalui


Surat Nomor L-80-/HR.IR/II/2015, tanggal 13 Februari 2015, dan Surat
ka

Nomor L-82-/HR.IR/II/2015, tanggal 13 Februari 2015, melanggar Pasal 151


ep

Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;


ah

2. Menyatakan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh Tergugat


R

Rekonvensi terhadap Para Penggugat Rekonvensi batal demi hukum;


es

3. Memerintahkan kepada Tergugat Rekonvensi untuk mencabut surat Nomor


M

ng

L-80-/HR.IR/II/2015, tanggal 13 Februari 2015 dan surat Nomor L-82-


on

Halaman 40 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
/HR.IR/II/2015, tanggal 13 Februari 2015, perihal Pemutusan Hubungan

si
Kerja;
4. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk mempekerjakan kembali Para

ne
ng
Penggugat Rekonvensi pada posisi dan jabatan semula sejak putusan ini
dibacakan;
5. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar upah beserta hak-hak

do
gu lainnya yang seharusnya diterima oleh Para Penggugat Rekonvensi secara
tunai tanpa dicicil dengan perincian sebagai berikut:

In
A
a. Penggugat Rekonvensi I:
- Upah untuk bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015,
ah

lik
sebesar Rp9.934.000,00 X 6 bulan = Rp59.604.000,00 (lima puluh
sembilan juta enam ratus empat ribu rupiah);
- Tunjangan hari raya keagamaan tahun 2015 sebesar 150% x
am

ub
Rp9.234.000,00 + Rp700.000,00 + Rp1.500.000,00 =
Rp16.051.000,00 (enam belas juta lima puluh satu ribu rupiah);
ep
Jumlah keseluruhannya sebesar Rp75.655.000,00 (tujuh puluh lima juta
k

enam ratus lima puluh lima ribu rupiah);


ah

b. Penggugat Rekonvensi II:


R

si
- Upah untuk bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015,
sebesar Rp6.560.000,00 X 6 bulan = Rp39.360.000,00 (tiga puluh

ne
ng

sembilan juta tiga ratus enam puluh ribu rupiah);


- Tunjangan hari raya keagamaan tahun 2015 sebesar 150 % x

do
gu

Rp5.860.000,00 + Rp700.000,00 + Rp1.500.000,00 =


Rp10.990.000,00 (sepuluh juta sembilan ratus sembilan puluh ribu
rupiah);
In
A

Jumlah keseluruhannya sebesar Rp50.350.000,00 (lima puluh juta tiga


ratus lima puluh ribu rupiah);
ah

lik

6. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar upah pada setiap


tanggal pembayaran upah setiap bulannya kepada para Penggugat
m

ub

Rekonvensi beserta hak-hak lainnya yang seharusnya diterima oleh Para


Penggugat Rekonvensi sampai dengan adanya putusan pengadilan yang
ka

berkekuatan hukum tetap;


ep

7. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar iuran jaminan sosial


ah

Nasional melalui kantor BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan dan


R

iuran asuransi jiwa dan kecelakaan kolektif untuk Para Penggugat


es

Rekonvensi sampai dengan adanya putusan pengadilan yang berkekuatan


M

ng

hukum tetap;
on

Halaman 41 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8. Menyatakan Tergugat Rekonvensi telah melanggar Pasal 28 Undang

si
Undang Nomor 21 Tahun 2000, tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh;
9. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar uang paksa

ne
ng
(dwangsom) yang besarnya ditetapkan sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta
rupiah) perhari kepada masing-masing para Penggugat Rekonvensi apabila
Tergugat Rekonvensi lalai tidak mempekerjakan Para Penggugat

do
gu Rekonvensi sejak putusan perkara ini berkekuatan hukum tetap;
10. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu

In
A
meskipun ada perlawanan, banding maupun kasasi (uitvoerbaar bij
voorraad);
ah

lik
Dalam Konvensi Rekonvensi:
Membebankan segala biaya perkara yang timbul dari perkara ini kepada Negara
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil -
am

ub
adilnya (ex aequo et bono);
Bahwa, terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada
ep
Pengadilan Negeri Samarinda telah memberikan putusan Nomor 44/Pdt.Sus-
k

PHI/2015/PN Smr. pada tanggal 10 November 2015 yang amarnya sebagai


ah

berikut:
R

si
Dalam Konvensi:
Dalam Eksepsi

ne
ng

1. Menolak eksepsi Para Tergugat;


2. Memerintahkan kedua belah pihak untuk melanjutkan sidang pemeriksaan

do
gu

perkara ini;
Dalam Pokok Perkara:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
In
A

2. Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dengan Para Tergugat putus


sejak tanggal 13 Februari 2015;
ah

lik

3. Memerintahkan Penggugat untuk membayar kepada Para Tergugat uang


pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak
m

ub

dengan rincian sebagai berikut:


- Tergugat I:
ka

Jumplah uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan penggantian


ep

hak = Rp297.026.600,00
ah

Terbilang (dua ratus sembilan puluh tujuh juta dua puluh enam ribu enam
R

ratus rupiah);
es

- Tergugat II:
M

ng

on

Halaman 42 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jumlah uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan penggantian

si
hak= Rp173.512.000,00 ;
Terbilang (seratus tujuh puluh tiga juta lima ratus dua belas ribu rupiah);

ne
ng
4. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;
Dalam Rekonvensi
1. Menerima gugatan balik Tergugat/Penggugat Rekovensi untuk poin 2 dan

do
gu mengesampingkan untuk selain dan selebihnya;
2. Memerintahkan kepada Penggugat/Tergugat Rekonvensi untuk membayar

In
A
Tunjangan Hari Raya Keagamaan kepada Para Tergugat/Penggugat
Rekonvensi dengan rincian sebagai berikut :
ah

lik
Penggugat Rekonvensi I:
- Tunjangan Hari Raya Keagamaan tahun 2015 sebesar 150 % x
Rp9.234.000,00 + Rp700.000,00 + Rp1.500.000,00 =
am

ub
Rp16.051.000,00 (enam belas juta lima puluh satu ribu rupiah);
Penggugat Rekonvensi II:
ep
- Tunjangan Hari Raya Keagamaan tahun 2015 sebesar 150 % x
k

Rp5.860.000,00 + Rp700.000,00 + Rp1.500.000,00 =


ah

Rp10.990.000,00 (sepuluh juta sembilan ratus sembilan puluh ribu


R

si
rupiah);
Dalam Konvensi Dan Rekonvensi

ne
ng

- Membebankan biaya perkara kepada Negara;


Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada

do
gu

Pengadilan Negeri Samarinda tersebut diputus dengan dihadiri kuasa Tergugat


II pada tanggal 10 November 2015, terhadap putusan tersebut, Penggugat
melalui kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 23 November 2015
In
A

mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 24 November 2015 sebagaimana


ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 17/Kas/2015/PHI. Smr. juncto
ah

lik

44/Pdt.Sus-PHI/2015/PN Smr. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Hubungan


Industrial pada Pengadilan Negeri Samarinda, permohonan tersebut disertai
m

ub

dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan


Negeri/Hubungan Industrial Samarinda pada tanggal 7 Desember 2015;
ka

Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Penggugat pada


ep

tanggal 13 Januari 2016, kemudian Termohon Kasasi I/Penggugat mengajukan


ah

kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri/


R

Hubungan Industrial Samarinda pada tanggal 25 Januari 2016;


es

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya


M

ng

telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam


on

Halaman 43 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang,

si
sehingga permohonan kasasi Pemohon Kasasi I tersebut secara formal dapat
diterima;

ne
ng
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Samarinda tersebut diputus dengan dihadiri oleh kuasa
Penggugat pada tanggal 10 November 2015, terhadap putusan tersebut,

do
gu Penggugat melalui kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 3 Juni
2015 mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 26 November 2015

In
A
sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 17/Kas/2015/PHI.
Smr. juncto 44/Pdt.Sus-PHI/2015/PN Smr. yang dibuat oleh Panitera
ah

lik
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Samarinda,
permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri/Hubungan Industrial Samarinda pada tanggal
am

ub
14 Desember 2015;
Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Tergugat II pada
ep
tanggal 13 Januari 2016, kemudian Termohon Kasasi II/Tergugat II tidak
k

mengajukan kontra memori kasasi;


ah

Menimbang, bahwa Pemohon Kasasi II menyatakan kasasi pada tanggal


R

si
26 November 2015, sedangkan penerimaaan risalah/memori kasasi baru pada
tanggal 14 Desember 2015, maka permohonan kasasi Pemohon Kasasi II : PT.

ne
ng

KALTIM PRIMA COAL tidak dapat diterima;


Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh

do
gu

Pemohon Kasasi I dalam memori kasasinya adalah:


I. Dalam Provisi:
Judex Facti salah menerapkan hukum terkait upah yang wajib dibayar
In
A

sehubungan dengan adanya surat Pembebasan Tugas Sementara untuk


Kepentingan Penyelidikan (PTSUKP) atas nama Ridwan (Pemohon Kasasi)
ah

lik

B/N. 14914, Ref: L-02/Hatari-Adm/XII/2014 tanggal 16 Desember 2014


(Surat Skorsing) yang dilanjutkan dengan Surat Pemutusan Hubungan Kerja
m

ub

Sepihak Nomor L-82-/HR.IR/II/2015, tanggal 13 Februari 2015, dan


kewajiban membayar tunjangan hari raya keagamaan tahun 2015;
ka

1. Bahwa dalam gugatan rekonvensi, Pemohon Kasasi telah meminta


ep

kepada Judex Facti untuk menyatakan bahwa Termohon Kasasi (dahulu


ah

Tergugat Rekonvensi) wajib membayar upah beserta hak-hak lainnya


R

yang belum dibayarkan sejak bulan Februari 2015 sampai dengan


es

putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum tetap, termasuk uang


M

ng

tunjangan hari raya keagamaan 2015, dengan alasan Termohon Kasasi


on

Halaman 44 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengeluarkan surat skorsing dan pemutusan hubungan kerja batal demi

si
hukum karena pemutusan hubungan kerja dilakukan tanpa adanya
penetapan dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan

ne
ng
Industrial, yang didukung bukti-bukti yang kuat dan sah menurut hukum
serta pertimbangan hukum sebagai berikut:
a. Pada tanggal 16 Desember 2014, Termohon Kasasi mengeluarkan

do
gu suratskorsing (bukti T/PR-2) Nomor Ref. L-02/Hatari-Adm/ XII/2014,
perihal: Pembebasan Tugas Sementara untuk Kepentingan

In
A
Penyelidikan. Bahwa dalam surat pembebasan sementara/skorsing,
Termohon Kasasi melarang Pemohon Kasasi memasuki area kerja
ah

lik
atau wilayah operasional lainnya sehingga Pemohon Kasasi tidak
dapat melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya;
b. Bahwa oleh karena Pemohon Kasasi tidak dapat melaksanakan
am

ub
pekerjaannya bukan atas kehendak Pemohon Kasasi akan tetapi
karena dilarang oleh Termohon Kasasi, maka berdasarkan ketentuan
ep
Pasal 93 ayat (2) huruf (f) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003,
k

tentang Ketenagakerjaan, Termohon Kasasi wajib membayar upah


ah

beserta hak-hak lainnya kepada Pemohon Kasasi;


R

si
c. Pada tanggal 4 Februari 2015 dan tanggal 9 Februari 2015,
dilakukan perundingan bipartit akan tetapi tidak tercapai kesepakatan

ne
ng

karena kedua belah pihak tetap bersikukuh pada pendiriannya;


d. Pada tanggal 13 Februari 2015, Termohon Kasasi mengeluarkan

do
gu

surat pemutusan hubungan kerja (bukti T/PR-18 yang sama dengan


bukti P-16B), dengan Nomor L-82-/HR.IR/II/2015, tanggal 13
Februari 2015;
In
A

e. Bahwa sejak periode pembayaran upah bulan Februari 2015,


Termohon Kasasi menghentikan pembayaran upah beserta hak-hak
ah

lik

lainnya yang seharusnya diterima oleh Pemohon Kasasi;


f. Pada tanggal 22 April 2015, Mediator Hubungan Industrial
m

ub

Disnakertrans Kabupaten Kutai Timur menganjurkan Surat Anjuran


Nomor 560/625/HIJ tanggal 22 April 2015, yang menganjurkan agar
ka

Termohon Kasasi mempekerjakan kembali Pemohon Kasasi dan


ep

membayar upah Pemohon Kasasi yang dihentikan pembayarannya


ah

sejak bulan Februari 2015;


R

g. Pada tanggal 24 April 2015, PUK SPKEP SPSI PT Kaltim Prima Coal
es

melalui surat Nomor 033/PUK SPKEP/SPSI/KPC/IV/2015, tanggal 24


M

ng

April 2015, menyatakan menerima sepenuhnya isi anjuran;


on

Halaman 45 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
h. Bahwa berdasarkan kronologi dan bukti-bukti terurai diatas, maka

si
terbukti pemutusan hubungan kerja dilakukan tanpa adanya
penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan

ne
ng
industrial dan bertentangan dengan Pasal 151 ayat (3) juncto Pasal
155 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, sehingga pemutusan hubungan kerja tersebut

do
gu batal demi hukum akibat hukumnya ditegaskan dalam Pasal 170
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,

In
A
Termohon Kasasi wajib mempekerjakan kembali pemohon kasasi
dan wajib membayar upah beserta hak-hak lainnya termasuk hak
ah

lik
atas THR tahun 2015;
i. Bahwa dengan demikian, Termohon Kasasi wajib mempekerjakan
kembali Pemohon Kasasi pada posisi dan jabatan semula, serta
am

ub
wajib membayar upah yang dihentikan pembayarannya sejak bulan
Februari 2015 serta membayar tunjangan hari raya tahun 2015;
ep
2. Bahwa dalam Putusan a quo halaman 78, dalam pertimbangan
k

hukumnya, Majelis Hakim menjelaskan:


ah

“---Menimbang bahwa atas permohonan provisi/putusan sela para


R

si
Tergugat/ Penggugat Rekonvensi tentang Pembayaran upah beserta
hak-hak lainnya oleh tergugat Rekonvensi sejak bulan Februari 2015

ne
ng

hingga……, berupa upah dan tunjangan hari raya keagamaan tahun


2015 yang jatuh pada bulan Juli 2015, akan dipertimbangkan

do
gu

bersamaan dengan pokok perkara;


3. Bahwa dalam putusannya Judex Facti menolak untuk menyatakan:
“Pemutusan hubungan kerja tanpa adanya penetapan dari Lembaga
In
A

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang dilakukan oleh


Tergugat Rekonvensi (Termohon Kasasi) kepada Penggugat
ah

lik

Rekonvensi melalui Surat Nomor L-82-/HR.IR/II/2015, tanggal 13


Februari 2015 (Pemohon Kasasi), melanggar Pasal 151 Undang
m

ub

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.”;


4. Bahwa Judex Facti dalam amar putusannya pada halaman 107
ka

putusan, justru menyatakan putus hubungan kerja antara Pemohon


ep

Kasasi dan Termohon Kasasi sejak tanggal 13 Februari 2015;


ah

5. Bahwa dalam pertimbangan hukumnya pada halaman 104-105 putusan,


R

Judex Facti mengabulkan permohonan Pemohon Kasasi agar


es

Termohon Kasasi membayar tunjangan hari raya tahun 2015 yang jatuh
M

ng

pada bulan Juli tahun 2015;


on

Halaman 46 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6. Bahwa dalam petitum 2 halaman 108 putusan, hanya mewajibkan

si
Termohon Kasasi untuk membayar tunjangan hari raya keagamaan
tahun 2015 yang jatuh pada bulan juli tahun 2015, dengan tanpa

ne
ng
kewajiban membayar upah yang dihentikan pembayarannya sejak bulan
Februari 2015 sampai dengan putusan dalam perkara a quo
berkekuatan hukum tetap;

do
gu 7. Bahwa dengan pertimbangan dan amar putusan tersebut, Judex Facti
telah salah menerapkan hukum/peraturan perundang-undangan terkait

In
A
pemahaman dan pelaksanaan pembayaran upah dan hak lainnya yang
wajib dibayar selama hubungan kerja belum berakhir atau perkara
ah

lik
perselisihan pemutusan hubungan kerja belum berkekuatan hukum tetap;
8. Bahwa Judex Facti hanya mempertimbangkan pembayaran tunjangan
hari raya keagamaan 2015 namun tidak mempertimbangkan ketentuan
am

ub
hukum mengenai kewajiban Termohon Kasasi untuk membayar upah
Pemohon Kasasi selama proses perkara a quo belum berkekuatan
ep
hukum tetap (lazim dimaknai upah proses) seperti yang diatur dalam
k

Pasal 155 ayat (2) Undang Undang Ketenagakerjaan yang menyatakan:


ah

“Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan


R

si
industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh
harus tetap melaksanakan segala kewajibannya.”;

ne
ng

9. Bahwa terkait dengan pemaknaan upah proses, Mahkamah Konstitusi


dalam Putusan Nomor 37/PUU-IX/2011 yang dibacakan dalam sidang

do
gu

Pleno Putusan Mahkamah Konstitusi tanggal 19 September 2011 telah


menjelaskan secara konstitusional perihal kewajiban pengusaha untuk
membayar upah pekerja/buruh selama proses perselisihan pemutusan
In
A

hubungan kerja sampai berkekuatan hukum tetap:


Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 37/PUU-IX/2011 halaman 37:
ah

lik

“Menurut Mahkamah, frasa “belum ditetapkan” dalam Pasal 155 ayat (2)
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 harus dimaknai putusan
m

ub

pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap karena putusan


pengadilan hubungan industrial ada yang dapat langsung memperoleh
ka

kekuatan hukum tetap pada tingkat pertama oleh pengadilan hubungan


ep

industrial, yaitu putusan mengenai perselisihan kepentingan, putusan


ah

mengenai perselisihan antar serikat pekerja/ serikat buruh dalam satu


R

perusahaan, serta putusan mengenai perselisihan hak dan pemutusan


es

hubungan kerja yang tidak dimohonkan kasasi. Adapun putusan


M

ng

mengenai perselisihan hak dan pemutusan hubungan kerja yang


on

Halaman 47 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dimohonkan kasasi harus menunggu putusan kasasi dari Mahkamah

si
Agung terlebih dahulu baru memperoleh kekuatan hukum tetap.”;
10. Bahwa berdasarkan Pasal 155 ayat (2) Undang Undang

ne
ng
Ketenagakerjaan juncto Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 37/PUU-
IX/2011 dan fakta bahwa Pemohon Kasasi dilarang untuk masuk dan
bekerja oleh Termohon Kasasi per tanggal dikeluarkannya surat

do
gu skorsing a quo hingga saat ini, maka demi hukum Termohon Kasasi
wajib melaksanakan kewajibannya dengan membayar upah proses

In
A
sampai adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap;
11. Bahwa dalam surat pembebasan tugas sementara/skorsing tersebut,
ah

lik
Termohon Kasasi dengan tegas melarang Pemohon Kasasi untuk
memasuki area kerja atau wilayah operasional lainnya;
12. Bahwa tindakan Termohon Kasasi mengeluarkan surat pembebasan
am

ub
sementara/skorsing dan melarang Pemohon Kasasi memasuki area
kerja atau wilayah operasional lainnya telah mengakibatkan Pemohon
ep
Kasasi tidak dapat melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya;
k

13. Bahwa oleh karena Pemohon Kasasi tidak dapat melaksanakan


ah

kewajibannya bukan akibat kehendaknya sendiri akan tetapi karena


R

si
dilarang oleh Termohon Kasasi, maka berdasarkan ketentuan Pasal 93
ayat (2) huruf (f) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

ne
ng

Ketenagakerjaan, Termohon Kasasi wajib membayar upah beserta hak-


hak lainnya kepada Pemohon Kasasi;

do
gu

Ketentuan Pasal 93 ayat (2) huruf (f) Undang Undang Nomor 13 Tahun
2003, berbunyi sebagai berikut:
3) Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan.
In
A

4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku,dan


pengusaha wajib membayar upah apabila :
ah

lik

(f) pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan


tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan
m

ub

sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari


pengusaha;
ka

14. Bahwa Termohon Kasasi wajib membayar upah beserta hak-hak


ep

lainnya kepada Para Pemohon Kasasi pada setiap waktu pembayaran


ah

upah setiap bulannya sampai dengan adanya putusan pengadilan yang


R

berkekuatan hukum tetap. Hal ini sesuai dengan ketentuan:


es

Pasal 151 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang berbunyi:
M

ng

“Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) benar-


on

Halaman 48 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
benar tidak menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat

si
memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh
penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.”;

ne
ng
Juncto Pasal 155 ayat (1) yang berbunyi: Pemutusan hubungan kerja
tanpa penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (3)
batal demi hukum;

do
gu Juncto Pasal 155 ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi: (2). Selama putusan lembaga

In
A
penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum ditetapkan, baik
pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala
ah

lik
kewajibannya;
Juncto Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 37/PUU-IX/2011, tanggal
19 September 2011, pada amar ketiga yang berbunyi:
am

ub
”Frasa ”belum ditetapkan” dalam Pasal 155 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara
ep
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara
k

Republik Indonesia Nomor 4279) tidak mempunyai kekuatan hukum


ah

mengikat sepanjang tidak dimaknai belum berkekuatan hukum tetap”.


R

si
Juncto Kitab Undang Undang Hukum Perdata Pasal 1602 a yang
berbunyi:

ne
ng

“Upah yang ditetapkan menurut jangka waktu, harus dibayar sejak saat
buruh mulai bekerja sampai saat berakhirnya hubungan kerja”,

do
gu

Juncto Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang


Perlindungan Upah, yang berbunyi: “Hak untuk menerima upah timbul
pada saat adanya hubungan kerja dan berakhir pada saat hubungan
In
A

kerja putus.“;
Juncto Permenakertrans Nomor 04/Men/1994, tentang Tunjangan Hari
ah

lik

Raya Keagamaan;
15. Bahwa dengan demikian karena hubungan hukum antara para pihak
m

ub

demi hukum belum terputus maka selain kewajiban untuk membayar


upah setiap bulannya, Termohon Kasasi juga wajib membayar hak
ka

Pemohon Kasasi berupa tunjangan hari raya keagamaan tahun 2015


ep

yang jatuh pada bulan Juli 2015;


ah

16. Bahwa tunjangan hari raya keagamaan tahun 2015, yang menjadi hak
R

Para Penggugat Rekonvensi dan wajib dibayar oleh Tergugat Rekonvensi


es

berdasarkan ketentuan Pasal 34 ayat (1) Perjanjian Kerja Bersama PT


M

ng

KPC adalah sebesar: 150 % bulan upah pokok ditambah 1 kali PPFP
on

Halaman 49 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(Pembayaran Pengganti Fasilitas Perumahan) ditambah Rp1.500.000,00;

si
Pasal 34 ayat (1) PKB PT KPC selengkapnya berbunyi:
34.1. Pada tanggal yang ditetapkan oleh perusahaan, dalam hal ini

ne
ng
dibayar 15 (lima belas) hari sebelum hari raya Idul Fitri, karyawan yang
telah bekerja 12 (dua belas) bulan atau lebih secara terus menerus
sampai dengan tanggal dimaksud akan dibayar tunjangan hari raya

do
gu keagamaan yang besarnya 150 % (seratus lima puluh persen) bulan
upah pokok ditambah 1 (satu) kali PPFP ditambah Rp1.500.000,00

In
A
(satu juta lima ratus ribu rupiah);
17. Bahwa dengan demikian, upah beserta hak-hak lainnya yang
ah

lik
seharusnya diterima oleh Para Pemohon Kasasi dan wajib dibayar oleh
Termohon Kasasi sejak bulan Februari 2015 sampai dengan telah
terjadinya putus hubungan kerja dan perkara ini berkekuatan hukum
am

ub
tetap berupa upah dan tunjangan hari raya keagamaan tahun 2015
yang telah salah dan tidak diterapkan oleh Judex Facti;
ep
18. Bahwa berdasarkan fakta-fakta dan alasan serta pertimbangan hukum
k

sebagaimana terurai diatas dan didukung dengan bukti yang sah, Judex
ah

Facti telah salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku


R

si
dalam mengeluarkan putusan dimana putusan Judex Facti hanya
mewajibkan Termohon Kasasi membayar tunjangan hari raya

ne
ng

keagamaan tahun 2015 dan tidak menyertakan kewajiban Termohon


Kasasi untuk membayar upah dan hak lainnya yang biasa diterima oleh

do
gu

Pemohon Kasasi yang telah dihentikan pembayarannya sejak bulan


Februari 2015;
Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum terurai di atas, Pemohon Kasasi
In
A

memohon kiranya Judex Juris yang memeriksa dan mengadili perkara a quo
menjatuhkan putusan berupa perintah agar Termohon Kasasi membayar
ah

lik

upah yang telah dihentikan pembayarannya sejak bulan Februari 2015 dan
tunjangan hari raya keagamaan tahun 2015 secara tunai tanpa dicicil
m

ub

beserta hak-hak lainnya sampai adanya putusan yang berkekuatan tetap


dalam perkara ini;
ka

II. Dalam Pokok Perkara


ep

A. Judex Facti Melampaui Wewenang Dalam Pengambilan Putusan Dengan


ah

Tidak Memberikan Pertimbangan Yang Tidak Didasarkan Dalam Gugatan


R

Termohon Kasasi:
es

1. Bahwa dalam pertimbangan hukum putusan Judex Facti halaman 100


M

ng

dinyatakan:
on

Halaman 50 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1603 o poin 9 Kitab Undang

si
Undang Hukum Perdata menyatakan:
Pasal 1603 o:

ne
ng
Bagi majikan yang dipandang sebagai alasan-alasan mendesak dalam
arti pasal yang lalu, adalah perbuatan-perbuatan, sifat-sifat atau sikap
buruh yang sedemikian rupa sehingga mengakibatkan, bahwa tidak

do
gu pantaslah majikan diharapkan untuk meneruskan hubungan kerja;
Poin 9:

In
A
Jika buruh mengumumkan seluk beluk rumah tangga atau perusahaan
majikan yang seharusnya ia rahasiakan;
ah

lik
2. Bahwa Termohon Kasasi dalam gugatan, jawaban rekonvensi, ataupun
repliknya tidak pernah mengutarakan sama sekali bahwa keinginan putus
hubungan kerja (PHK) berdasarkan Pasal 1603 o poin 9 Kitab Undang
am

ub
Undang Hukum Perdata;
3. Bahwa Termohon Kasasi menggunakan dalil pelangggaran perjanjian
ep
kerja bersama di dalam perusahaan Termohon Kasasi yang masa
k

berlakunya 2013-2015 sebagai acuan pemutusan hubungan kerja


ah

Pemohon Kasasi;
R

si
“Tergugat II (sekarang Pemohon Kasasi) telah melanggar PTD butir 3
PKB KPC tahun 2013-2015 dan Tergugat II dinyatakan pemutusan

ne
ng

hubungan kerja (putusan halaman 14).”;


4. Bahwa pertimbangan hukum ataupun pendapat hukum Judex Facti yang

do
gu

mendasarkan Termohon Kasasi putus hubungan kerja dengan Pemohon


Kasasi kepada Pasal 1603 o poin 9 Kutab Undang Undang Hukum Perdata
telah melampaui wewenang dalam pengambilan putusan dan dianggap
In
A

melebihi dari apa yang diminta (ultra petita) oleh Termohon Kasasi;
5. Bahwa ultra petita menurut I.P.M.Ranuhandoko adalah melebihi yang
ah

lik

diminta, sehingga makna ultra petita adalah penjatuhan putusan oleh hakim
atas perkara yang tidak dituntut atau memutus melebihi apa yang diminta;
m

ub

6. Bahwa larangan terhadap putusan ultra petita di Indonesia terdapat


dalam lingkup acara perdata sebagaimana dalam perselisihan a quo,
ka

dalam Pasal 178 ayat (2) dan (3) Het Herziene Indonesisch Reglement
ep

(HIR) serta dalam Pasal 189 ayat (2) dan (3) R.Bg. yang melarang
ah

seorang hakim memutus melebihi apa yang dituntut (petitum);


R

7. Bahwa putusan yang sifatnya ultra petita dianggap sebagai tindakan yang
es

melampaui kewenangan lantaran hakim memutus tidak sesuai dengan


M

ng

apa yang dimohon (petitum);


on

Halaman 51 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8. Bahwa Terhadap putusan yang dianggap melampaui batas kewenangan,

si
Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi berhak membatalkan putusan
atau penetapan pengadilan-pengadilan dari semua lingkungan peradilan

ne
ng
karena tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;
9. Bahwa pemaknaan melampaui kewenangan dengan melakukan tindakan
yang tidak diminta tersebut yang dilakukan oleh Judex Facti tidak hanya

do
gu semata dilihat dari putusannya, namun juga terkait dengan dasar
pertimbangan putusan (pertimbangan hukum) yang menjadi acuannya

In
A
karena amar putusan dan pertimbangan hukum merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat pisahkan;
ah

lik
Bahwa putusan Judex Facti seharusnya hanya mempertimbangkan
sebatas hal-hal yang diajukan oleh para pihak (iudex non ultra petita atau
ultra petita non cognoscitur), dimana hakim bersifat pasif atau hakim
am

ub
bersifat menunggu serta hakim hanyamenentukan terhadap hal-hal yang
diajukan dan dibuktikan oleh Termohon Kasasi, bukan melakukan
ep
penambahan pasal sebagaimana dilakukan dalam putusan Judex Facti;
k

10. Bahwa putusan Judex Facti telah melanggar asas hukum acara perdata
ah

actori incumbit probatio yang berarti barang siapa mempunyai sesuatu


R

si
hak atau mengemukakan suatu peristiwa harus membuktikan adanya hak
atau peristiwa itu (Pasal 163 HIR). Termohon Kasasi tidak membuktikan

ne
ng

upaya pemutusan hubungan kerja yang akan dilakukannya terhadap


Pemohon Kasasi menggunakan Pasal 1603 o poin 9 Kitab Undang

do
gu

Undang Hukum Perdata;


11. Bahwa menurut Yahya Harahap dalam Hukum Acara Perdata, Hakim
yang melakukan ultra petita dianggap telah melampaui wewenang atau
In
A

ultra vires sehingga putusan tersebut harus dinyatakan cacat meskipun


putusan tersebut dilandasi oleh iktikad baik maupun telah sesuai
ah

lik

kepentingan umum. Bahkan lebih lanjut disampaikan jika terdapat hakim


melanggar prinsip ultra petita maka sama dengan pelanggaran terhadap
m

ub

prinsip rule of law;


12. Bahwa dengan demikian putusan Judex Facti telah melampui
ka

kewenangan yang dimilikinya sehingga Judex Juris harus membatalkan


ep

putusan tersebut;
ah

B. Judex Facti Salah Menerapkan Hukum Perihal Putus Hubungan Kerja Para
R

Pihak:
es

1. Bahwa penjelasan pada bagian ini mutatis mutandis dengan penjelasan


M

ng

dan argumentasi sebelumnya sepanjang tidak dikatakan lain;


on

Halaman 52 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Bahwa Judex Facti dalam pertimbangan hukumnya pada paragraf 3

si
halaman 100 putusan menyatakan: “menimbang bahwa perbuatan
Tergugat I dan Tergugat II yang telah menyebarkan informasi baik secara

ne
ng
lisan maupun tertulis dengan cara sendiri atau menyuruh orang lain
menempel surat dibeberapa papan pengumuman di area operasional PT
Kaltim Prima Coal serta meminta Radio GWP menyiarkan informasi

do
gu tersebut, sebagaimana bukti P-1; P-6A sampai dengan P6D; dan T/PR-13.
Majelis berpendapat bahwa tindakan Tergugat I dan Tergugat II

In
A
merupakan tindakan yang tidak bertanggungjawab karena kewenangan
memberikan informasi terkait kebijakan managemen PT Kaltim Prima Coal
ah

lik
bukan merupakan kewenangan dan tanggung jawab Tergugat I dan
Tergugat II selaku pribadi atau Pengurus Pimpinan Unit Kerja (PUK
SPKEP SPSI PT Kaltim Prima Coal).”;
am

ub
3. Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti tersebut merupakan
pertimbangan hukum yang menyesatkan dan salah serta tidak benar sama
ep
sekali dengan alasan sebagai berikut:
k

Bahwa surat Nomor 026/PUK SPKEP/SPSI/KPC/XI/2014, tanggal 20


ah

November 2014 perihal Pack Meal K3PC, (bukti T/PR-13 yang sama
R

si
dengan bukti P-1) dihubungkan dengan surat Nomor 014/K3PC-Peng/Ext/
XI/2014, tanggal 26 November 2014, perihal: Klarifikasi surat PUK SPKEP

ne
ng

SPSI PT KPC Nomor 026/PUK SPKEP/SPSI/KPC/XI/ 2014, perihal Pack


Meal K3PC (bukti T/PR-14 yang sama dengan bukti P-2) adalah surat

do
gu

resmi organisasi yang dikeluarkan oleh PUK;


a. SPKEP SPSI PT KPC karena dibuat di atas kop surat organisasi,
dibubuhi stample organisasi dan ditandatangani oleh pejabat yang
In
A

berwenang yaitu Ketua dan Sekretaris PUK SPKEP SPSI PT Kaltim


Prima Coal, selanjutnya Pemohon Kasasi dalam kapasitas dirinya
ah

lik

sebagai Wakil Ketua II (Pengurus Bidang Advokasi) PUK SPKEP SPSI


PT KPC menempelkan surat tersebut di papan pengumuman serta
m

ub

memberitahukan secara lisan kepada teman kerja di bagiannya;


b. Bahwa terhadap hal ini didukung dengan keterangan saksi di bawah
ka

sumpah saudara Suriadi sebagai Ketua K3PC dalam persidangan


ep

memberikan keterangan:
ah

- Bahwa surat K3PC Nomor 014/K3PC-Peng/Ext/ XI/2014, tanggal 26


R

November 2014 (bukti T/PR-14 sama dengan bukti P-2) sebagai


es

bantahan atas surat PUK SPKEP SPSI PT KPC;


M

ng

on

Halaman 53 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa benar dirinya bertemu dengan Tergugat I saudara Kristian

si
Prihadi dan membicarakan masalah pack meal;
c. Bahwa tuduhan adanya kerugian yang diderita oleh Termohon Kasasi

ne
ng
tidak terbukti, hal ini didukung dengan keterangan saksi di bawah
sumpah saudara Suriadi yang di dalam persidangan memberikan
keterangan bahwa harga nasi kotak/pack meal yang disupply oleh

do
gu Koperasi K3PC baik sebelum maupun sesudah dikeluarkannya surat oleh
PUK SPKEP SPSI PT KPC (bukti T/PR-13/bukti P-1) tidak mengalami

In
A
perubahan/kenaikan harga yaitu tetap sebesar Rp28.500,00/box (dua
puluh delapan ribu lima ratus rupiah/box);
ah

lik
d. Bahwa Termohon Kasasi tidak dapat membuktikan dalil gugatannya
yang mendalilkan bahwa akibat tindakan Pemohon Kasasi telah
mengakibatkan terjadinya keresahan dan berpotensi terjadinya
am

ub
pemogokan. Bahwa fakta yang terungkap dipersidangan membuktikan
sebaliknya, yaitu keterangan saksi di bawah sumpah yaitu saudara
ep
Suriadi dan saudara Syamsu Rizal, memberikan keterangan tidak terjadi
k

keresahan di kalangan pekerja PT KPC akibat tindakan membuat surat


ah

maupun menempel surat PUK SPKEP SPSI PT KPC di papan


R

si
pengumuman. Bahwa fakta yang terjadi justru para pekerja merasa
senang setelah koperasi K3PC mensupply nasi kotak/pack meal ke

ne
ng

divisi MOD karena ada perbaikan menu maupun rasa dari nasi kotak
yang disediakan untuk para pekerja;

do
gu

e. Bahwa isi surat Nomor 026/PUK SPKEP/SPSI/KPC/XI/2014, tanggal 20


November 2014. Perihal Pack Meal K3PC, (bukti T/PR-13 yang sama
dengan bukti P-1) berupa informasi perkembangan dan hasil perjuangan
In
A

serikat pekerja dalam memperjuangkan perubahan supplyer nasi kotak


dari PT ISS kepada Koperasi K3PC akibat adanya keracunan dan
ah

lik

aspirasi yang disampaikan kepada PUK SPKEP SPSI PT KPC, dengan


demikian, isi surat tersebut bukan mengenai kebijakan perusahaan yang
m

ub

menjadi kewenangan perusahaan untuk mengumumkannya;


4. Bahwa dalam putusan Judex Facti halaman 101, dinyatakan oleh
ka

Termohon Kasasi bahwa Pemohon Kasasi telah melanggar PTD Butir 10


ep

huruf b, PKB KPC 2013-2015 yakni:


ah

Tidak mentaati atau melakukan kesalahan prosedur pedoman, ketentuan-


R

ketentuan dan instruksi baik lisan/tertulis dari perusahaan, dengan alasan


es

yang tidak dapat diterima dan mempunyai dampak,” sanksi pemutusan


M

ng

hubungan kerja;
on

Halaman 54 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Bahwa pelanggaran PKB tersebut kemudian dihubungkan oleh Judex Facti

si
dengan Pasal 1603 o poin 9 Kitab Undang Undang Hukum Perdata untuk
melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap para pihak:

ne
ng
Pasal 1603 o:
Bagi majikan yang dipandang sebagai alasan-alasan mendesak dalam arti
pasal yang lalu, adalah perbuatan-perbuatan, sifat-sifat atau sikap buruh

do
gu yang sedemikian rupa sehingga mengakibatkan, bahwa tidak pantaslah
majikan diarapkan untuk meneruskan hubungan kerja;

In
A
Poin 9:
Jika buruh mengumumkan seluk beluk rumah tangga atau perusahaan
ah

lik
majikan yang seharusnya ia rahasiakan;
6. Bahwa tindakan Judex Facti tersebut telah menyalahi penerapan hukum yang
berlaku terkait dengan pemutusan hubungan kerja karena kesalahan berat;
am

ub
7. Bahwa Pasal 1603 o poin 9 Kitab Undang Undang Hukum Perdata
memiliki makna yang sama dengan dengan Pasal 158 huruf (i) Undang
ep
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang berbunyi:
k

(i) membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya


ah

dirahasiakan kecuali untuk kepentingan Negara;


R

si
8. Bahwa Pasal 158 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan telah dinyatakan inkonstitusional bersyarat

ne
ng

keberlakuannya oleh Mahkamah Konstitusi. Bahwa Mahkamah Konstitusi


melalui putusan Nomor 012/PUU-I/2003 tanggal 28 Oktober 2004 tentang

do
gu

Hak Uji Materil Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan telah memberikan tafsir konstitusional perihal pemaknaan
“Kesalahan Berat” termasuk membocorkan rahasia perusahaan yang
In
A

didalilkan dalam putusan Judex Facti sepanjang pelanggaran/kesalahan


berat yang terdapat dalam pasal tersebut dibuktikan terlebih dahulu dengan
ah

lik

putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap;


Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 012/PUU-I/2003:
m

ub

“Menimbang bahwa Mahkamah dapat menyetujui dalil Para Pemohon


bahwa Pasal 158 Undang Undang a quo bertentangan dengan UUD 1945
ka

khususnya Pasal 27 ayat (1) yang menyatakan bahwa segala


ep

warganegara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan


ah

pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan


R

tidak ada kecualinya, karena Pasal 158 memberi kewenangan pada


es

pengusaha untuk melakukan pemutusan hubungan kerjadengan alasan


M

ng

buruh/pekerja telah melakukan kesalahan berat tanpa due process of law


on

Halaman 55 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melalui putusan pengadilan yang independen dan imparsial, melainkan

si
cukup hanya dengan keputusan pengusaha yang didukung oleh bukti-bukti
yang tidak perlu diuji keabsahannya menurut hukum acara yang berlaku.”;

ne
ng
9. Bahwa dalam proses persidangan Judex Facti, Termohon Kasasi tidak
dapat membuktikan adanya putusan hakim pidana yang telah berkekuatan
hukum tetap sebagai dasar surat pemutusan hubungan kerja a quo;

do
gu 10. Bahwa dengan demikian pelanggaran berat yang ditafsirkan dengan
mengumumkan seluk beluk perusahaan yang seharusnya dirahasiakan

In
A
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1603 o butir 9 Kitab Undang Undang
Hukum Perdata yang dijadikan dasar pemutusan hubungan kerjadalam
ah

lik
putusan Judex Facti salah diterapkan untuk digunakan sebagai dasar
pemutusan hubungan kerja tanpa adanya putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap yang menyatakan terbukti kesalahan berat yang
am

ub
telah dilakukan oleh Pemohon Kasasi;
11. Bahwa dengan demikian dasar penggunaan PTD butir 10 huruf b PKB PT
ep
KPC juncto Pasal 1603 o poin 9 Kitab Undang Undang Hukum Perdata
k

sebagai dasar pemutusan hubungan kerja haruslah dinyatakan batal oleh


ah

putusan Judex Juris karena Judex Facti telah salah menerapkan hukum
R

si
yang berlaku;
12. Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka

ne
ng

surat pemutusan hubungan kerja a quo tidak sah dan Judex Juris demi
hukum memerintahkan kepada Termohon Kasasi untuk mempekerjakan

do
gu

kembali Pemohon Kasasi pada jabatan, posisi, masa kerja, dan hak-
haknya seperti semula;
C. Judex Facti Salah Menerapkan Hukum Terkait Penerapan Pasal 164
In
A

Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan:


1. Bahwa argumentasi dalam bagian ini mutatis mutandis dengan
ah

lik

penjelasan dan argumentasi sebelumnya sepanjang tidak dikatakan lain;


2. Bahwa Judex Facti dalam pertimbangan hukumnya pada paragraf 4
m

ub

halaman 101 putusan, menyatakan bahwa “karena prakarsa pemutusan


hubungan kerja dari Penggugat, maka Majelis Hakim menyatakan sesuai
ka

ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003,
ep

Penggugat berkewajiban untuk memberikan kompensasi kepada Para


ah

Tergugat yaitu uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156
R

ayat (2) uang penghargaan masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156
es

ayat (3), dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4)”;
M

ng

on

Halaman 56 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti yang demikian itu merupakan

si
pertimbangan hukum yang sangat keliru dan salah dalam menerapkan
hukum dengan alasan:

ne
ng
a. Bahwa pokok perselisihan antara Pemohon Kasasi dengan Termohon
Kasasi adalah mengenai pemberian sanksi skorsing yang dilanjutkan
dengan pemutusan hubungan kerja sepihak tanpa penetapan

do
gu pengadilan hubungan industrial yang dilakukan oleh Termohon Kasasi
karena Pemohon Kasasi sebagai pengurus PUK SPKEP SPSI PT

In
A
Kaltim Prima Coal menempel surat organisasi PUK SPKEP SPSI PT
Kaltim Prima Coal dan menyampaikan secara lisan kepada teman kerja
ah

lik
di bagian tempat kerjanya;
Bahwa skorsing dan pemutusan hubungan kerja sepihak tersebut
melanggar Pasal 153 ayat (1) huruf (g) dan ayat (2) Undang Undang
am

ub
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan karena pemutusan
hubungan kerja dilakukan terhadap Pemohon Kasasi yang sedang
ep
melaksanakan kegiatan organisasi serikat pekerja, dan merupakan
k

pelanggaran Pasal 28 dengan ancaman sanksi Pasal 43 Undang


ah

Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh;


R

si
b. Bahwa ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan mengatur bahwa “Pengusaha dapat

ne
ng

melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena


perusahaan tutup bukan karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun

do
gu

berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa (force majeur)


tetapi perusahaan melakukan efisiensi, dengan ketentuan
pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 2 (dua) kali
In
A

ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar
1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3), dan uang penggantian hak
ah

lik

sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4)”;


c. Bahwa Termohon Kasasi di dalam gugatan, jawaban rekonvensi
m

ub

maupun repliknya tidak sama sekali menyampaikan alasan peutusan


hubungan kerja akibat efisiensi;
ka

4. Bahwa oleh karena terbukti bahwa Judex Facti telah salah dalam
ep

pertimbangan hukum dan penerapan hukumnya maka sangat berdasar


ah

hukum bagi Judex Juris untuk membatalkan putusan Judex Facti;


R

D. Judex Facti Salah Menerapkan Hukum Terkait Dwangsom:


es

1. Bahwa argumentasi dalam bagian ini mutatis mutandis dengan penjelasan


M

ng

dan argumentasi sebelumnya sepanjang tidak dikatakan lain;


on

Halaman 57 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Bahwa dengan pertimbangan sebelumnya yang menyatakan putusan

si
Judex Facti telah melampaui wewenang dan salah menerapkan hukum,
maka Judex Juris berhak dan wajib membatalkan putusan Judex Facti

ne
ng
tersebut dan mengabulkan permohonan Pemohon Kasasi untuk
dipekerjakan kembali pada posisi, kedudukan, dan jabatan semula di
perusahaan Termohon Kasasi;

do
gu 3. Bahwa dalam putusan a quo halaman 105-106, dalam pertimbangannya
Hakim menjelaskan:

In
A
“----Menimbang bahwa uang paksa (dwangsom) pada hakekatnya hanya
bisa dijatuhkan terhadap putusan pengadilan yang berupa menghukum
ah

lik
(condemnatoir), ada dwangsom apabila ada perkara pokok yang
gugatannya berkaitan dengan perjanjian yang sudah disepakati oleh para
pihak dan dikabulkan oleh pengadilan. Tidak ada putusan dwangsom
am

ub
apabila tidak ada putusan pokok perkara terlebih dahulu yang
berkekuatan hukum tetap”
ep
“menimbang bahwa berdasarkan uraian diatas dan fakta dalam
k

persidangan dalam permohonan uang paksa (dwangsom) maka Majelis


ah

Hakim memutuskan terhadap permohonan uang paksa (dwangsom) oleh


R

si
Penggugat Rekonvensi tidak dapat dikabulkan.”;
4. Bahwa pengertian uang paksa dwangsom menurut para ahli hukum

ne
ng

(sebagaimana dikutip dari Buku Tuntutan Uang Paksa Dalam Teori Dan
Praktek karangan Lilik Muliyadi, S.H. M.H. 2001);

do
gu

a) Prof. Mr. P.A. Stein, mengemukakan batasan bahwa uang paksa


(dwangsom/astreinte) sebagai :“sejumlah uang yang ditetapkan dalam
putusan, hukuman tersebut diserahkan kepada Penggugat, di dalam
In
A

hal sepanjang atau sewaktu-waktusi terhukum tidak melaksanakan


hukuman. Uang paksa ditetapkan di dalam suatu jumlah uang, baik
ah

lik

berupa sejumlah uang paksa sekaligus, maupun setiap jangka waktu


atau setiap pelanggaran”;
m

ub

b) Marcel Some, sesorang guru besar Rijksuniversiteit Gent, Antwerpen


Belgia memberi batasan tentang uang paksa, merupakan: “suatu
ka

hukuman tambahan pada si berhutang tersebut tidak memenuhi


ep

hukuman pokok, hukuman tambahan mana dimaksudkan untuk menekan


ah

si berhutang agar supaya dia memenuhi putusan hukuman pokok.”;


R

c) Mr. H. Oudelar dengan tegas menyebutkan bahwa uang paksa


es

adalah: “suatu jumlah uang yang ditetapkan hakim yang dibebankan


M

ng

on

Halaman 58 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepada terhukum berdasarkan atas putusan hakim dalam keadaaan ia

si
tidak memenuhi suatu hukuman pokok.”;
5. Bahwa dihubungan dengan bukti T/PR-22 yaitu pendapat Dr. Harifin A.

ne
ng
Tumpa, S.H. M.H., dalam buku “Memahami Eksistensi Uang Paksa
(Dwangsom) dan Implementasinya di Indonesia” pada halaman 3, yang
menyatakan bahwa “Penerapan dwangsom ini hanya dimungkinkan pada

do
gu putusan comdemnatoir yang bukan merupakan pembayaran sejumlah
uang”, lebih lanjut pada halaman 25 menyatakan bahwa “Kesemua

In
A
putusan yang berisi penghukuman tersebut, kecuali hukuman
pembayaran sejumlah uang, dapat disertai suatu hukuman tambahan
ah

lik
berupa pembayaran uang paksa (dwangsom).”;
6. Bahwa karena Pemohon Kasasi tidak menuntut kompensasi pesangon,
akan tetapi menuntut agar surat pemutusan hubungan kerja a quo
am

ub
dinyatakan bertentangan dengan Pasal 151 Undang Undang Nomor 13
Tahun 2003, dinyatakan tidak sah demi hukum dan memerintahkan
ep
kepada Termohon Kasasi untuk mempekerjakan kembali Pemohon
k

Kasasi pada jabatan, posisi, masa kerja, dan hak-haknya seperti semula,
ah

maka untuk menjamin agar Termohon Kasasi menjalankan putusan


R

si
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap dalam perkara a quo maka
Termohon Kasasi berdasarkan Pasal 606 a RV diwajibkan membayar

ne
ng

uang paksa (dwangsom) kepada Pemohon Kasasi sebesar


Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) perhari hingga dijalankannya putusan

do
gu

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;


Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah
Agung berpendapat:
In
A

Bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah


meneliti secara saksama memori kasasi Pemohon Kasasi I yang diterima
ah

lik

Kepaniteraan Pengadilan Negeri/Hubungan Industrial Samarinda pada tanggal


7 Desember 2015, dan kontra memori kasasi yang diterima Kepaniteraan
m

ub

Pengadilan Negeri/Hubungan Industrial Samarinda pada tanggal 25 Januari


2016 dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini Pengadilan
ka

Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Samarinda tidak salah


ep

menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:


ah

1. Bahwa pekerja/Tergugat melakukan penyebaran informasi yang tidak benar


R

bersesuaian dengan rekomendasi Tim Komisi Disiplin, perbuatan tersebut


es

melanggar ketentuan Pedoman Tindakan Disiplin butir 3 Perjanjian Kerja


M

ng

Bersama;
on

Halaman 59 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Bahwa dalam pemutusan hubungan kerja Judex Facti tidak mengkualifikasi

si
hak kompensasi sesuai dengan pelanggaran perjanjian kerja bersama
melainkan menyatakan pemutusan hubungan kerja karena efisiensi sesuai

ne
ng
ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan;
3. Bahwa oleh Judex Facti pemutusan hubungan kerja telah disahkan dengan

do
gu alasan efisiensi sejak pemutusan hubungan kerja dikenakan pengusaha
pada tanggal 2 Desember 2014, sehingga pekerja tidak berhak lagi atas

In
A
upah skorsing sejak tanggal a quo;
4. Bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, permohonan kasasi Pemohon
ah

lik
Kasasi I untuk diperkerjakan kembali harus ditolak;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata
bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
am

ub
Samarinda dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau
undang-undang, sehingga permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon
ep
Kasasi I RIDWAN tersebut harus ditolak;
k

Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini di bawah
ah

Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah), sebagaimana ditentukan


R

si
dalam Pasal 58 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka biaya perkara
dalam tingkat kasasi ini dibebankan kepada Negara;

ne
ng

Memperhatikan, Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian

do
gu

Perselisihan Hubungan Industrial, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009


tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang
In
A

Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3
Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;
ah

lik

M E N G A D I L I:
1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I RIDWAN tersebut;
m

ub

2. Menyatakan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi II PT KALTIM


PRIMA COAL tersebut tidak dapat diterima
ka

3. Membebankan biaya perkara kepada Negara;


ep

Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada


ah

hari Kamis tanggal 18 Agustus 2016 oleh H. Yulius, S.H., M.H., Hakim Agung
R

yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis,


es

Dr. Horadin Saragih, S.H., M.H., dan Dr. Fauzan, S.H., M.H., Hakim-Hakim Ad
M

ng

Hoc PHI pada Mahkamah Agung, masing-masing sebagai Anggota, putusan


on

Halaman 60 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh

si
Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Para Hakim Anggota tersebut dan N.L.
Perginasari A.R., S.H., M.Hum., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para

ne
ng
pihak.

Hakim-Hakim Anggota Ketua Majelis

do
gu
ttd./ ttd./

In
A
Dr. Horadin Saragih, S.H., M.H. H. Yulius, S.H., M.H.
ah

lik
ttd./
am

ub
Dr. Fauzan, S.H., M.H.
Panitera Pengganti
ep
ttd./
k

N.L. Perginasari A.R., S.H., M.Hum.


ah

si
ne
ng

Untuk Salinan
MAHKAMAH AGUNG R.I.
a.n. Panitera

do
gu

Panitera Muda Perdata Khusus In


A

RAHMI MULYATI, S.H., M.H.


NIP: 19591207 1985 12 2 002
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 61 dari 61 hal. Put. Nomor 531 K/Pdt.Sus-PHI/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61

También podría gustarte