Está en la página 1de 17

Goran Karanovic Suzana Baresa Sinisa Bogdan University of Rijeka, Croatia 1 UTMS Journal of Economics, Vol. 1, No. 2, pp.

55-66, 2010

KELOMPOK 2
Firman Logos Tarigan (080521046) Mellysa Maria (090502208) Hafifah (090502211) Susanti (090502213)

ABSTRAKSI
Makalah ini mengkaji proses penganggaran modal dan teknik analisis risiko dalam proses pemilihan proyek yang optimal. Manajer perusahaan dalam proses penganggaran modal menggunakan beberapa teknik, beberapa di antaranya didasarkan pada intuisi dan pengalaman manajer dan beberapa di antaranya lagi berbasis analitis pada sensitifitas, scenario, pohon keputusan dan metode monte carlo. Semua metode digunakan untuk menentukan dan memprediksi pengaruh risiko terhadap sebuah proyek. Makalah ini berhubungan dengan teknik analisis dan masalah nyata yang dapat timbul dalam proses penganggaran modal.

PENDAHULUAN
Penganggaran modal adalah proses yang meliputi serangkaian analisis dan proses pengambilan keputusan yang memiliki dampak jangka panjang pada perusahaan. Dalam proses seleksi proyek, manajer perusahaan menggunakan berbagai kriteria dan metode dalam memilih proyek yang optimal. Penganggaran modal tradisional atau konvensional meliputi: Nilai Sekarang (Present Value), Net Present Value, Internal Rate of Return, Indeks Profitabilitas dan Payback Period. Keterbatasan kriteria Present Value (PV) dapat diatasi dengan menggunakan Net Present Value (NPV). Dalam proses perencanaan penganggaran modal, manajer perusahaan harus memperhitungkan risiko dengan menggunakan teknik analisis seperti analisis sensitivitas, analisis scenario, pohon keputusan dan metode Monte Carlo.

INTUITIF DAN ANALITIS TEKNIK ANALISIS RISIKO


Masalah utama yang timbul dari proses penganggaran modal: ketidakpastian, risiko dan penjualan masa depan yang tidak dapat diprediksi, harga, inflasi, tingkat diskonto dan biaya masa depan. Tabel 1: Pengaruh Tingkat Diskonto dalam Memilih Proyek yang Optimal

Grafik 1: Perbedaan Arus Kas dan Arus Kas NPV

Garis vertikal antara garis penuh dan putus-putus mewakili perbedaan arus kas. Dari grafik 1 manajer dapat melihat perbedaan dan dampak yang timbul dari tingkat diskonto. Seperti kita dapat melihat dari grafik 1 perbedaan antara arus kas yang teratur dan arus kas NPV meningkat seperti yang kita lihat ke kanan pada sumbu X yaitu pada horison waktu.

Tabel 2: Sensitifitas Arus Kas NPV atas Tingkat Diskonto dan Perhitungan Regresi

Grafik 2: Tingkat Diskonto dan NPV dengan Tren Regresi

Dari analisis diagram itu jelas bahwa dengan peningkatan tingkat diskonto akan cenderungan menurunkan NPV.

Tabel 3: Arus Kas untuk Sensitifitas Harga, Jumlah Produk dan Biaya

Dari data yang dikumpulkan dan dihitung, kita dapat menentukan Koefisien Korelasi Pearson(r) antara tingkat diskonto dan arus kas NPV. Koefisien Korelasi Pearson mengukur ketergantungan antara dua kuantitas. Jadi, korelasi dari Tabel 3 untuk 21 contoh tingkat diskonto adalah -0,97115278, tingkat signifikansi hampir sempurna dan memiliki hubungan yang negatif. Di mana kita dapat menyimpulkan bahwa pertumbuhan yang kecil dari tingkat diskonto mencerminkan penurunan dari arus kas NPV. Antara jumlah produk dan NPV terdapat korelasi positif (0,737208), yang menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah produk yang terjual mencerminkan secara positif pada peningkatan NPV.

TEKNIK UNTUK PENENTUAN STAND-ALONE RISK DAN PEMANFAATAN DALAM PROSES PEMILIHAN PROYEK OPTIMAL
Salah satu teknik untuk penentuan risiko adalah analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas adalah teknik yang menunjukkan berapa banyak NPV akan berubah dalam menanggapi perubahan yang diberikan dari variabel masukan, sementara lainnya hal lainnya tetap konstan. Tabel 4: Analisis Breakeven

Jika kita menganalisis Tabel 4, kita dapat menarik kesimpulan bahwa pada tingkat harga jual 32,53 euro adalah titik breakeven dari proyek ini.

Analisis skenario memperkirakan probabilitas perubahan nilai tidak hanya dari satu nilai tetapi lebih dari satu variabel sekaligus. Tabel 5: Analisis Skenario

Grafik 3: Analisis Skenario-Kasus Dasar (50%), Kasus Terbaik (30%), dan Kasus Terburuk (20%) NPV(dalam ribuan)

Simulasi Monte Carlo merupakan lanjutan analisis skenario, dan juga ikatan bersama sensitif dan distribusi probabilitas. Untuk pelaksanaan simulasi Monte Carlo manajer perusahaan menggunakan komputer dan program perangkat lunak. Dalam analisis simulasi perangkat lunak hitung 1,000 NPV didasarkan pada memilih acak dari nilai-nilai kunci. Langkah berikutnya setelah perangkat lunak menghitung acak 1.000 NPV, selanjutnya menghitung rata-rata dan standar deviasi. Rata-rata dan nilai rata-rata digunakan manajer perusahaan untuk mengukur NPV proyek yang diharapkan. Dengan koefisien variasi yaitu standar deviasi manajer proyek mengukur risiko.

Grafik 4: Pabrik Widget; Analisis Pohon Keputusan

Dari analisa grafik 4 manajer perusahaan dapat melihat tingkat risiko dan probabilitas dan mengembangkan kasus yang tidak diinginkan.

Tabel 6: Analisis Pohon Keputusan dan Perhitungan NPV yang Diharapkan dari Proyek

Dengan mempertimbangkan probabilitas bersama dan NPV, manajer dapat menetapkan besarnya NPV yang diharapkan berdasarkan harapan dari grafik 4.

KESIMPULAN
Manajer perusahaan memiliki kewajiban kepada pemegang saham pemilik yaitu untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan yaitu keuntungan jangka panjang. Masalah utama yang muncul dari penganggaran modal adalah risiko dan ketidakpastian. Melalui analisis risiko manajer dapat memprediksi nilai arus kas, dan bisa memprediksi bagaimana keputusan yang berbeda mempengaruhi nilai-nilai proyek. Dengan menggunakan metode ini manajer perusahaan dapat memutuskan dengan lebih baik tentang penerimaan atau penolakan terhadap proyek. Untuk kesimpulan, kita menentukan bahwa seleksi proyek yang optimal tidak dapat dilakukan tanpa pelaksanaan setidaknya dua atau lebih teknik untuk mengelola risiko di penganggaran modal.

También podría gustarte