Está en la página 1de 48

Wijana.dr.

,SpTHT-KL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN/ RS DR HASAN SADIKIN BANDUNG - 2010

Pendengaran
Perkembangan bicara dan bahasa
Perkembangan personal dan sosial Prestasi akademik

Proses Bicara dan Berbahasa


1.Proses Penerimaan
Kata/suara sistem pendengaran perifer
nukleus kokhlearis nukleus genikulatum lemniskus latera korteks cerebri untuk pendengaran (girus Heschl) korteks temporoparietal posterior (area Wecnicke) Suara diproses lebih lanjut pada korteks asosiasi untuk memberikan semantik (arti) dan menghubungkannya dengan kata-kata/suara berikutnya, impuls sensori lain dan memori yang lalu

Proses Bicara dan Berbahasa


2.Proses Ekspresi Verbal
-

Area Wernicke, suara/kata

Pusat Bicara (area Broca)

area motorik primer (area Brodman)

- Impuls
bicara

pusat pengontrol respirasi,laring dan otototot yang berperan dalam proses

Perkembangan Bahasa
Umur (bln) 0 -1 2-3 4-5 6 -7 Bahasa Reseptif Kegiatan anak terhenti akibat suara/wajah - Tampak mendengar - Melihat ke arah pembicara Bahasa Ekspresif - Menangis - Cooing - Tersenyum

- Memberi tanggapan yg berbeda -Jawaban vokal thd rangsang pada suara bernada marah/senang sosial - Berespon thd panggilan namanya - Berespon thd kata tidak - Bereaksi thd kata-kata naik, kemari - Babbling - Membuat suku kata yg sering didengar ; ma ma da da

8 -10

- Mengerti kata-kata yg rutin

- Menunjuk - Meniru rangkaian suara

Perkembangan Bahasa
Umur (bln)
11 - 12

Bahasa Reseptif
- Bereaksi thd pertanyaan sederhana dengan melihat/menoleh - Bereaksi dgn melakukan gerakan thd pertanyaan/perintah verbal - Mengetahui dan mengenali namanama bagian tubuh - Mengerti petunjuk yg berurutan - Mengetahui & mengenali objekobjek yg sudah akrab

Bahasa Ekspresif
- Kata pertama - Jargon

15 18 - 24

- Belajar kata secara lambat - Terdengar kata-kata yg benar - Banyak menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan keinginan - Belajar kata secara cepat - Kalimat dgn 2 kata -Perbendaharaan kata ; 3060 kata -Kalimat > 3 4 kata -Bertanya sederhana - Kalimat kompleks - Bercerita pendek

36 -48 48 - 60

- Menjawab pertanyaan

Perkembahan Bicara
Umur (thn) 2 Perkembangan Bicara - m,b,y,n,w,d,p dan h - 50% kalimat dapat dimengerti dengan jelas

3 5 6

- 75% kalimat dapat dimengerti dengan jelas - 100% kalimat dapat dimengerti dengan jelas - sh, th (think) dan s,z,th (the),l,r dan zh

- sp,tr dan bl

Gangguan dengar pada anak


-

Tersembunyi Handicap Terlambat diketahui : - orang tua tidak menyadari - tidak ada pemeriksaan rutin 10 15% anak yang menjalani skrining pendengaran (USA) Infeksi telinga

Gangguan dengar pada anak


USA :
6 dari 1000 bayi lahir ; penurunan pendengaran

1 dari 1000 bayi lahir ; gangguan dengar berat dan tuli


10 dari 1000 usia sekolah: SNHL menetap Pada 1000 usia sekolah : - 7 gangguan dengar bilateral

- 16-19 gangguan dengar unilateral


- 9 gangguan dengar berat sangat berat
Anak tuli : - 93% lahir dari keluarga dengan riwayat tuli (-)

- 7% lahir dari keluarga dengan riwayat tuli (+)


15% anak 6-19 tahun : gangguan dengar pada frek rendah atau

tinggi, pada satu atau kedua telinga.


5/5/2012 rsuwanto@yahoo.com

Gangguan dengar pada anak


o Bess : skrining1218 anak usia sekolah; 1 diantara

20 (5,4%) gangguan pendengaran sensorineural


ringan

o ASHA : 131 tiap 1000 anak (1 diantara 8)

mengalami gangguan dengar

Gangguan dengar pada anak


-

Jordan & Eagles : ( anak 5 10 th ) - 6% pemeriksaan telinga abnormal pada kedua telinga - 12% pemeriksaan telinga abnormal pada satu telinga Hull dkk : 0,73% ( anak kls 1 12 )

Leske : 1% ( anak 6 -11 th )

Gangguan dengar pada anak


American Academy of Otolaryngology and American Council of Otolaryngology :
Anak-anak lebih membutuhkan

kemampuan mendengar perkembangan dan sekolah Gangguan dengar : Ambang dengar > 15 dB HL

Ambang Dengar
(ANSI, American National Standards Institute)

Normal : 0 15 dBHL Gangguan dengar sangat ringan : 16 25 dBHL Gangguan dengar ringan : 26 40 dBHL Gangguan dengar sedang : 41 65 dBHL Gangguan dengar berat : 66 95 dBHL Gangguan dengar sangat berat : > 95 dBHL

T. Luar

T. Tengah

T. Dalam

Tuba Eustacian Gendang telinga (Tympani membran)

Efek Gangguan Dengar


Sangat ringan Ringan
-

Jelas mendengar suara vokal, tetapi tidak jelas mendengar konsonan tak bersuara (s,p,t,k,th,f,sh) Kurang memahami penekanan nada,irama, intonasi dan efek emosi pembicaraan

Pada gangguan dengar konduktif lebih terganggu pada frekuensi rendah


Kesulitan belajar

Efek Gangguan Dengar


Sedang
-

Tidak mendengar hampir semua suara pada level percakapan

Kurang perhatian
Mengalami kesulitan dalam mempelajari arti kata dan aturan tata bahasa (grammatical rules of language) Sulit dimengerti percakapannya oleh orang asing

Efek Gangguan Dengar


Berat
-

Tidak mendengar suara dan percakapan normal Mengalami masalah bicara dan berbahasa yang cukup berat Mengalami masalah belajar yang cukup berat.

Efek Gangguan Dengar


Sangat berat
-

Nada tinggi Monoton Lambat Vokal memanjang Distorsi vokal Irama abnormal Penggunaan aliran nafas yang tidak efektif Gerak mandibular > Gerak lidah kurang, posisi posterior Masalah artikulasi

Gangguan Dengar pada Satu Telinga


-

3 13 dari 1000 anak (Berg) Tu : Gondongan Penderita dan orang tua tidak menyadari Masalah pendidikan

Masalah lokalisasi suara dan kemampuan untuk mengerti percakapan di lingkungan bising

Gangguan Dengar pada Satu Telinga


-

Bess dkk : - 30% anak-anak ini mengalami kegagalan min 1 kali dalam masa pendidikannya - Hampir 50% penderita memerlukan asisten di sekolah Oyler dkk : - Berisiko 10 kali lebih besar mengalami kegagalan pendidikan

DETEKSI DINI
- Pemeriksaan yang cepat dan murah (cost effective) - Memisahkan target menjadi 2 kelompok :

- Pass / lolos

: tidak mengalami gangguan dengar - Fail / tidak lolos : memerlukan pemeriksaan pendengaran lebih lanjut

DETEKSI DINI
Dilakukan pada : - bayi baru lahir - bayi - usia pra-sekolah - usia sekolah - pekerja industri - kelompok khusus

Tujuan
1.

Identifikasi dini gangguan pendengaran Merujuk kelompok yang tidak lulus penapisan untuk menjalani evaluasi diagnostik lebih lengkap Menyediakan program konservasi pendengaran yang komprehensif
Sumber: Ronny Suwento
24

2.

3.

Bayi
-

Dilakukan sebelum meninggalkan RS/Klinik Terlambat deteksi = perkembangan bahasa terlambat Pemeriksaan ; - tidak invasif, - bersifat objektif OAE dan ABR/BERA

Bayi
OAE (OtoAcoustic Emissions) - Mendeteksi sumbatan liang telinga, cairan pada telinga tengah dan kerusakan sel-sel rambut luar pada koklea - Respon (-) pada gangguan dengar > 30 dB ABR/BERA (Auditory Brainstem Response) - Mendeteksi kerusakan koklea, saraf pendengaran dan jaras pendengaran pada batang otak HASIL Pass : monitor audiologi tiap 6 bulan sampai usia 3 tahun Fail : follow up audiologi dan evaluasi medis sebelum usia 3 bulan

7 bulan 2 tahun
-

Deteksi dilakukan berdasarkan ; - kebutuhan - permintaan - kondisi yang berisiko


Monitor dilakukan tiap 6 bulan sampai 3 tahun, dan dengan interval teratur pada kelompok yang berisiko Pemeriksaan; - VRA (Visual Reinforcement Audiometry) - CPA (Conditioned Play Audiometry) - OAE - BERA

7 bulan 2 tahun
VRA - Usia 6 bulan 2 tahun - Melokalisasi sumber bunyi CPA - Usia 2 3 tahun - Bermain setelah mendengar rangsang suara

Anak menggunakan earphone Keterlibatan dan kerjasama anak Konfirmasi status pendengaran : 1 bulan, tidak lebih dari 3 bulan setelah skrining awal

Pra-sekolah (3-5 tahun)


-

Sering terjadi bersama penyakit pada telinga tengah skrining kelainan pada telinga luar dan telinga tengah Pemeriksaan ; - CPA (>>>) - Tympanometry - Refleks akustik Konfirmasi status pendengaran : 1 bulan, tidak lebih dari 3 bulan setelah skrining awal

Usia Sekolah
-

Gangguan dengar minimal : risiko kesulitan akademik dan komunikasi Dilakukan periodik Pemeriksaan : - Audiometri nada murni - Tympanometri - Refleks akustik

Konfirmasi status pendengaran : 1 bulan, tidak lebih dari 3 bulan setelah skrining awal

LANGKAH LANGKAH SKRINING PENDENGARAN

KORDINASI DENGAN PIHAK SEKOLAH


WAKTU

TEMPAT PEMERIKSAAN
TARGET SARANA RUJUKAN

PERSIAPAN PEMERIKSAAN KASUS RUJUKAN EVALUASI KESIMPULAN & SARAN LAPORAN

Sumber : Ronny Suwento

WAKTU SKRINING PENDENGARAN

American Speech-Language-Hearing Association's (ASHA)


Kelas I II - III Tidak naik kelas

INDONESIA
Panduan ?? Ideal

: Kelas I s/d VI

Selektif : Kelas I III VI

Kecurigaan Gangguan pendengaran

Sumber : Ronny Suwento

Observasi
Apakah anak tersebut :
-

Memasang volume TV dengan keras? Memberi jawaban yang kurang tepat? Tidak berespon bila dipanggil?

Mengalami masalah artikulasi atau keterlambatan bicara/ berbahasa?


Mengalami masalah akademik? Mengeluh nyeri telinga, bising di telinga, keluar cairan dari telinga? Mengalami kesulitan untuk memahami percakapan lawan bicara? Tampak cara berbicara berbeda dengan anak sebayanya?

Observasi
Tingkah laku sering menarik-narik daun telinga meminta untuk mengulangi kata yang telah diucapkan menolehkan kepala kearah orang yang mengajak berbicara membaca gerakan bibir sering salah mendengar instruksi yang diberikan sering mengisolasi diri, berbicara terlalu keras atau

terlalu lemah,gangguan berbicara

Sumber : Ronny Suwento

AUDIOMETRI NADA MURNI

Penapisan dengan Nada murni


Sumber Frekuensi yang dites
1000,2000,4000Hz

Level Intensitas
20 db

Kriteria Lolos/gagal
Gagal bila tidak respons pada satu nada pada kedua telinga

ASHA,1985

Anderson,1978

1000,2000,4000Hz

20 db

Gagal: bila tidak respons pada satu nada manapun pada telinga manapun.

National Conference on 1000,2000,4000,6000Hz Identification Audiometry

20 db pada Gagal: bila tidak 1000,2000,6000 Hz mendengar nada tersebut di kedua 30 db pada 4000Hz telinga

Sumber : Ronny Suwento

Northen&Downas 1991 1000,2000,3000, dan atau 4000 and 6000Hz

25 db

Gagal : bila tidak respons pada salah satu nada pada 1000 atau 2000 Hz; atau Gagal : bila tidak respons dua dari tiga nada pada 3000,4000 dan 6000 Hz. Gagal: bila tidak respons pada salah satu nada pada 35 db atau tidak respons pada dua nada pada 25 db pada telinga yang sama Gagal: bila tidak respons 25 db pada 500 Hz atau tidak respons 20 db pada nada 1000,2000,4000 Hz

State of Illinois Departemen of Public Health

500,1000,2000,dan 4000 Hz

25 atau 35 db

Minnesota Departement 500,1000,2000,4000 Hz 20 db pada 500Hz of Health Hearing and 15 db pada VisionConservation 1000,2000,4000Hz Program, 1996

Sumber : Ronny Suwento

Pemeriksaan ditempat yang tenang. Bising lingkungan 40 dB Hanya air conduction

Intensitas 20 40 dB
Pemeriksa tidak memberi tanda visual seperti ekspresi muka, gerakan mata atau kepala

Penempatan yang tepat dari headphone atau earphone.


Penapisan sebaiknya 3-5 menit. Pemberian stimulus 1-2 detik

Sumber : Ronny Suwento

KRITERIA PENILAIAN
National Vision Hearing Screening Protocols (2004)

PASS : Intensitas 20 dB HL pada 1000, 2000, 4000 Hz dan 30 dB dgn 500 Hz terdengar 2 telinga. FAIL : 45 dBHL atau lebih besar pada 2 frekuensi

Sumber : Ronny Suwento

Peran Guru dan Dokter Umum/ Puskesmas


GURU/ PENDIDIK Identifikasi dini Pem Telinga rutin Inspeksi Otoskopi Rujuk
DOKTER UMUM/PUSKESMAS PEM. TELINGA &

PENDENGARAN
OTOSKOPI AUDIOMETRI NADA MURNI TES PENALA

MENERIMA & MENERUSKAN RUJUKAN

Sumber : Ronny Suwento

Pemeriksaan
-

Pemeriksaan telinga (Otoskopi) Tes pendengaran Pemeriksaan perkembangan bahasa, level vokalisasi dan bicara Pemeriksaan perilaku (behavioral)

Saran untuk Orang Tua


( Dr. Noel Matkin, University of Arizona)

Bercakap-cakap - Tatap dan tunggu perhatiannya - Jaga jarak : tidak lebih dari 1 meter - Bicara lebih keras daripada biasanya - Jadilah contoh yang baik - Bermain - Membaca
-

Di Sekolah
(Oyler dkk, Arizona)

Tingkatkan perhatian anak sebelum mulai bicara Gunakan kata-kata yang familiar dan struktur kalimat sederhana Susun kembali statement yang salah dimengerti Gunakan rangsang visual untuk meningkatkan pemahaman

Di Sekolah
(Oyler dkk, Arizona)

Berikan posisi duduk yang baik di kelas Kurangi atau hilangkan bising di dalam maupun di luar kelas Monitor secara rutin perkembangan bicara dan bahasa serta perkembangan akademik

Pertimbangkan untuk menggunakan alat bantu dengar dan penunjangnya

Di Sekolah
(Oyler dkk, Arizona)

Lakukan konservasi pendengaran, untuk melindungi telinga yang lebih baik : > Jauhi paparan bising > Lakukan pemeriksaan medis bila terjadi infeksi telinga > Hindari memasukkan sesuatu ke dalam telinga > Hindari obat ototxic > Dapatkan perawatan kesehatan yang baik terutama saat musim pilek

Di Sekolah
(Oyler dkk, Arizona)

> Lakukan pemeriksaan telinga dan pendengaran sekali setahun

> Jangan meminta nasihat untuk pengobatan dari seseorang kecuali dari yang berkompeten

Terima kasih
Hatur Nuhun

También podría gustarte