Está en la página 1de 21

Click to edit Master subtitle style

Artritis Reumatoid

ASKEP (Asuhan Keperawatan)

4/28/12

Kelompok Praktek
Fernando Hengkelare Feby R.Bawinti Ofrida Goyugut Shintia Mangodeng Desy Bawiling Nadia Runtunuwu Endang Wangkanusa Dety Nusali Dian N. Tampanguma Ivone Pande Alfiester Reppi Makfud Boham

4/28/12

Latar Belakang
Insiden pucak dari artritis reumatoid terjadi pada umur dekade keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari pada laki- laki. Terdapat insiden familial (HLA DR-4 ditemukan pada 70% pasien ). Artritis reumatoid diyakini sebagai respon imun terhadap antigen yang tidak diketahui. Stimulusnya dapat virus atau bakterial. Mungkin juga terdapat predisposisi terhadap penyakit.

4/28/12

Definisi
Artritis Reumatoid adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248). Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan ( Diane C. Baughman. 2000 ). Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit peradangan kronik yang menyebabkan degenerasi jaringan ikat, peradangan (inflamasi) terjadi secara terus-menerus terutama pada organ sinovium dan menyebar ke struktur sendi di sekitarnya seperti tulang rawan, kapsul fibrosa sendi, legamen dan tendon.

4/28/12

Contoh Gambar

Gambar : Artritis reumatoid pada jari tangan ( http://www.sonicmend.com/_img/rheumatoid_arthritis.jpg )


4/28/12

Etiologi
Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara pasti. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus. Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Dapat juga gabungan dari faktor genetik dan faktor lingkungan.

4/28/12

ANATOMI FISIOLOGI Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk meminyaki sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan. Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai mempunyai fungsi ganda yaitu untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan memungkinkan pergerakan sendi menjadi 4/28/12 mulus/licin,

PATOFISIOLOGI

Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial . Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk panus, atau penutup yang menutupi kartilago. Panus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis. Lamanya artritis reumatoid berbeda dari tiap orang. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor reumatoid (seropositif gangguan reumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif. Pada Artritis reumatoid, reaksi autoimun terutama terjadi pada jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial, dan akhirnya membentuk panus. Panus akan meghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang, akibatnya menghilangkan permukaan sendi yang akan mengalami perubahan generative dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot.

4/28/12

PATOFLOW

4/28/12

Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala setempat Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung lama. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah. Poli artritis simetris sendi perifer Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih besar seringkali terkena juga. Artritis erosif sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran sinar X.
4/28/12

Lnjt..
Deformitas

pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi metakarpofalangea, deformitas boutonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total. Rematoid nodul merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah, bentuknya oval atau bulat dan padat. Kronik Ciri khas rematoid artritis. 4/28/12

Pemeriksaan Diagnostik

Faktor rematoid: positif pada 80%-95% kasus. Fiksasi lateks: positif pada 75% dari kasus-kasus khas. Reaksi-reaksi aglutinasi: Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas. LED: Umumnya meningkat pesat (80-100mm/h). Mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat. Protein C-reaktif: Positif selama masa eksaserbasi. SDP: Meningkat pada waktu timbul proses inflamasi. JDL: Umumnya menunjukkan anemia sedang. Ig (IgM dan IgG): Peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai penyebab AR. Sinar x dari sendi yang sakit: Menunjukkan pembengkakkan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan. sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.

4/28/12

Penatalaksanaan Medik dan Terapi


Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya : Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan prognosis penyakit ini. Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi pasien Termoterapi Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat Pemberian Obat-obatan : Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada dosis yang telah ditentukan. Obat-obat untuk Reumatoid Artitis : Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate (Analgetik, Antipyretik, Anty Inflamatory) Indomethacin/Indocin(Analgetik, Anti Inflamatori) Ibufropen/motrin (Analgetik, Anti Inflamatori) Tolmetin sodium/Tolectin(Analgetik Anti Inflamatori) Naproxsen/naprosin (Analgetik, Anti Inflamatori) Sulindac/Clinoril (Analgetik, Anti Inflamatori) Piroxicam/Feldene (Analgetik, Anti Inflamatori)

4/28/12

Komplikasi
Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule. Pada otot dapat terjadi miosis, yaitu proses granulasi jaringan otot. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli. Terjadi splenomegali

4/28/12

Prognosis
Perjalanan penyakit artritis reumatoid sangat bervariasi, bergantung pada ketaatan pasien untuk berobat dalam jangka waktu lama. Sekitar 50 70% pasien artritis reumatoid akan mengalami prognosis yang lebih buruk. Golongan ini umumya meninggi 10 15 tahun lebih cepat dari pada orang tanpa artritis reumatoid. Penyebab kematiannya adalah infeksi, penyakit jantung, gagal pernapasan, gagal ginjal, dan penyakit saluran cerna. Umumnya mereka memiliki keadaan umum yang buruk, lebih dari 30 buah sendi yang mengalami peradangan, dengan manifestasi ekstraartikuler, dan tingkat pendidikan yang rendah. Golongan ini memerlukan terapi secara agresif dan dini karena kerusakan tulang yang luas dapat terjadi dalam 2 tahun 4/28/12 pertama.

Pencegahan
Selain dengan menggunakan obat-obatan, untuk mengurangi nyeri juga bisa dilakukan tanpa obat , misalnya dengan menggunakan kompres es. Kompres es bias menurunkan ambang nyeri dan menggurangi fungsi enzim. Kemudian banyak jenis sayuran yang dapat di konsumsi oleh penderita rematik, misalnya jus seledri, kubis dan wortel yang dapat mengurangi gejala rematik. Beberapa jenis herbal juga dapat melawan nyeri rematik, misalnya jahe, kunyit, biji seledri, daun lidah buaya atau minyak juniper yang bisa menghilangkan bengkak pada sendi. Menjaga berat badan ideal juga perlu. Kelebihan berat badan dapat membebani sendi di bagian ekstermitas bawah. Selain itu bobot tubuh berlebih dapat memperbesar resiko terkena penyakit rematik. Olahraga ringan seperti 4/28/12

Askep Teori

4/28/12

Pengkajian
Riwayat Keperawatan Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai. Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi. Pemeriksaan Fisik Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan. Lakukan pengukuran passive range of mation pada
4/28/12

Lnjt..
Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan

Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral

Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang Ukur kekuatan otot

Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

Riwayat Psiko Sosial Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien. 4/28/12

Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu: 1. Nyeri Kronik berhubungan dengan proses inflamasi dan destruksi sendi. 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal. 3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan dan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum. 4. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeltal. 5. Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi.

4/28/12

???

4/28/12

También podría gustarte