Está en la página 1de 54

PNEUMOTHORAK SPONTAN

Oleh: Maria Alexandra Sinta 030.04.140 Pembimbing: Dr. M. Simangunsong, Sp.B

DEFINISI
Pneumothorak

(Pneumothorax) adalah penimbunan udara atau gas di dalam rongga pleura.

Rongga

pleura rongga yang terletak di antara selaput yang membatasi paru-paru dan rongga dada.

RONGGA PLEURA (PLEURAL CAVITY)

JENIS PNEUMOTHORAK
Pneumothorak spontan Pneumothorak traumatik Tension pneumothorak

JENIS PNEUMOTHORAK
spontan terjadi tanpa penyebab yang jelas Pneumothorak traumatik terjadi akibat cedera traumatik pada dinding thorak Tension Pneumothorak terjadi jika paruparu mengalami tekanan berlebihan sehingga paru kolaps
Pneumothorak

PNEUMOTHORAK SPONTAN

Pneumothorak Spontan Primer (PSP)

Pneumothorak Spontan Sekunder (PSS)

PNEUMOTHORAK SPONTAN PRIMER (PSP)


Terjadi

jika pada penderita tidak ditemukan penyakit paru Diduga disebabkan oleh pecahnya kantung kecil berisi udara di dalam paru-paru bleb atau bulla Pria muda, dewasa muda 20 40 tahun, postur tubuh tinggi kurus (asthenicus) Timbul pada saat istirahat

PNEUMOTHORAK SPONTAN SEKUNDER (PSS)


Merupakan

komplikasi dari penyakit paruparu,misalnya Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Tuberkulosis, asma, fibrosis kistik. Umumnya bersifat lebih serius keadaannya dibanding PSP

TUBERKULOSIS

ETIOLOGI
Tuberkulosis

adalah penyakit menular yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis.

infeksi oleh

Sifat kuman M. tuberculosis: Berbentuk batang Aerob Ukuran: 1-4 um Sebagian besar dinding sel terdiri atas asam lemak (lipid),peptidoglikan dan arabinomannan Dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen tampak berwarna merah

PATOFISIOLOGI
Tempat masuk kuman: saluran pernapasan, saluran pencernaan, luka terbuka pada kulit. Kuman dibatukkan ke udara droplet nuclei (bercak ludah) menetap dalam udara selama 1-2 jam tergantung pada ada tidaknya sinar UV, ventilasi yang buruk dan kelembaban.

PATOFISIOLOGI
Partikel terhirup oleh orang sehat kuman menempel di saluran napas atau jaringan paru. Bila ukuran < 5 um kuman masuk ke alveolar dihadapi oleh netrofil & makrofag. Kebanyakan kuman akan mati atau dibersihkan oleh makrofag bersama dengan gerakan silia & sekretnya. Bila kuman menetap berkembang dalam sitoplasma makrofag terbawa masuk ke organ tubuh lainnya.

FASE PERJALANAN PENYAKIT TB


1. Fase Tuberkulosis Primer

kuman bersarang di jaringan paru afek primer / fokus Ghon. Kuman masuk ke kelenjar limfe di hilus paru limfadenitis regionalis. Afek primer + limfangitis lokal + limfadenitis regionalis Kompleks Primer Ranke
2. Fase Kedua: penyebaran hematogen kompleks primer mengalami komplikasi penyebaran miliar melalui pembuluh darah & bronkus TB di seluruh paru,tulang, meningen. Infeksi dapat berkembang atau mengalami resolusi pembentukan jaringan parut

3. Fase Ketiga: Fase Laten kuman tidur (dormant), dapat di tulang panjang,vertebra,tuba falopii, otak, ginjal, kelenjar limfe hilus & leher. Dapat bertahun-tahun atau seumur hidup. 4. Fase Keempat dapat terjadi di paru atau di luar paru: ginjal,kelenjar limfe, genitalia, tulang, otak, meningen, perikardium. Proses ini dapat sembuh tanpa cacat, sembuh dengan fibrosis & kalsifikasi, membentuk kavitas (kaverne), di paru mengakibatkan bronkiektasis

GEJALA KLINIS
Demam

subfebril menyerupai influenza Batuk atau batuk darah Sesak napas Nyeri dada Malaise

PEMERIKSAAN FISIK
Suhu

demam (subfebris) Konjungtiva mata atau kulit pucat Badan kurus (berat badan menurun) Retraksi otot interkostal Perkusi redup Auskultasi: suara napas melemah/amforik, ronki basah, kasar, nyaring

LABORATORIUM
Darah Sputum Tes

Tuberkulin: Mantoux test Teknik biakan

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

PENATALAKSANAAN
medikamentosa kombinasi 2 atau lebih obat. OAT tingkat I: isoniazid,rifampisin,pirazinamid, streptomisin,etambutol OAT tingkat II: kanamisin,PAS,tiasetazon,etionamid, protionamid,sikloserin,piomisin, siprofloksasin,norfloksasin,klofazimin,dll. Terapi bedah
Terapi

PNEUMOTHORAK SPONTAN

ANATOMI DINDING THORAK

ANATOMI SISTEM RESPIRASI

Otot-otot inspirasi
M.

Otot-otot ekspirasi
M.

intercostalis externus M. levator costae M. serratus posterior superior M. scalenus

intercostalis internus M. transversus thoracis M. serratus posterior inferior M. subcostalis

FISIOLOGI RESPIRASI

PROSES INSPIRASI
Tekanan paru < tekanan atmosfer kontaksi diafragma rongga dada membesar volume paru membesar udara bergerak dari lingkungan luar ke alveolus. O2 berdifusi masuk ke kapiler. CO2 berdifusi dari kapiler ke alveolus (disebut proses aktif)

PROSES EKSPIRASI
Tekanan paru > tekanan atmosfer relaksasi diafragma rongga dada kembali ke ukuran semula tekanan kavum pleura (+) dan mendesak paru tekanan intrapulmonal meningkat udara yang kaya akan CO2 keluar dari paru-paru ke atmosfer (proses pasif)

DEFINISI PNEUMOTHORAK

Terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura Rongga pleura (pleural space) merupakan ruang potensial antara kedua lapis pleura dan berisi sedikit cairan pleura yang berfungsi melumasi permukaan pleura sehingga memungkinkan gesekan kedua lapisan tersebut pada saat pernafasan.

KLASIFIKASI PNEUMOTHORAK (BERDASARKAN PENYEBABNYA)


Pneumothorak Spontan Primer (PSP) Pneumothorak Pneumothorak Spontan Spontan Sekunder (PSS)

Iatrogenik Pneumothorak Bukan iatrogrenik

Traumatik

KLASIFIKASI PNEUMOTHORAK (BERDASARKAN SIFAT LUBANGNYA)


Pneumothorak tertutup (simple pneumothorax)

Pneumothorak terbuka (open pneumothorac)

Tension pneumothorax

PATOFISIOLOGI
Pneumothorak

Spontan Primer (PSP) karena robeknya suatu kantong udara dekat pleura visceralis. Pasien yang parunya direseksi ada 1 atau 2 ruang berisi udara bulla / bleb.

Bulla: kantong yang dibatasi sebagian oleh pleura fibrotik yang menebal,sebagian oleh jaringan fibrosa paru sendiri dan sebagian lagi oleh jaringan paru emfisematous. Bleb terbentuk dari suatu alveoli yang pecah melalui jaringan interstisial ke dalam lapisan fibrosa tipis pleura visceralis yang kemudian berkumpul dalam bentuk kista.

PATOFISIOLOGI
Pneumothorak

Spontan Sekunder (PSS) terjadi karena pecahnya bleb visceralis atau bulla subpleura sering merupakan akibat komplikasi penyakit paru: PPOK, tuberkulosis paru, asma, fibrosis kistik

GEJALA KLINIS
Sesak

napas Nyeri dada Batuk Mudah lelah Denyut jantung cepat Gejala lainnya: Hidung tampak kemerahan Cemas, stress, tegang Tekanan darah rendah (hipotensi)

PEMERIKSAAN FISIK
Bentuk

dada asimetris Fremitus melemah menghilang Suara napas melemah / menghilang Perkusi dapat normal/meningkat/hipersonor Takikardi, hipotensi, pergeseran mediastinum dan trakea pada Tension Pneumothorax

PEMERIKSAAN PENUNJANG
gas darah arteri gambaran hipoksemia EKG: perubahan segmen QRS dan gelombang T Rontgen dada CT scan
Analisa

Rontgen dada pneumothorak: Garis pleura visceralis tampak putih lurus atau cembung terhadap dinding dada dan terpisah dari garis pleura parietalis. Celah antara kedua garis pleura tampak lusens karena berisi kumpulan udara. Tidak didapatkan corakan vaskular pada daerah tersebut. Susunan mediastinum bergeser ke arah kontralateral.

DIAGNOSA BANDING
Miokard

infark Emboli paru Pneumonia

PENATALAKSANAAN
Observasi

dan pemberian tambahan O2 Aspirasi sederhana dengan jarum & pemasangan tube torakostomi Torakoskopi dan penanganan terhadap adanya bleb atau bulla Torakostomi

WATER SEAL DRAINAGE (WSD)


Suatu

sarana dengan menggunakan sistem drainase air untuk tetap mempertahankan tekanan negatif rongga pleura. Merupakan sarana diagnostik, terapi, dan preventif Syarat penggunaan pipa WSD: transparan, lunak, cukup besar, tidak terlalu panjang

TEKNIK PEMASANGAN WSD


Penderita

berada dalam posisi duduk atau setengah duduk. Bila tidak mungkin dapat juga penderita tiduran dengan sedikit miring ke sisi yang sehat Ditentukan tempat pemasangan WSD: sela iga VII atau VIII linea aksilaris posterior. Bila di dada bagian depan di sela iga II garis midclavicularis kanan atau kiri Secara steril diberikan tanda pada selang WSD dari lubang terakhir selang WSD

TEKNIK PEMASANGAN WSD


Cuci

tempat yang akan dipasang WSD dan sekitarnya dengan cairan antiseptik Tutup dengan duk steril Daerah tempat yang akan dimasukkan selang WSD dan sekitarnya dianestesi setempat secara infiltrasi dan blok Insisi subkutis dan otot di tengah sela iga Irisan diteruskan menembus pleura Dengan klem arteri lupus, lubang diperlebar secara tumpul

TEKNIK PEMASANGAN WSD


Selang

WSD diklem dengan klem arteri dan didorong masuk ke rongga pleura Fiksasi selang WSD Daerah luka dibersihkan dan diberi zalf steril agar kedap udara Selang WSD disambung dengan botol steril

KOMPLIKASI PEMASANGAN WSD


Infeksi

pleura Kerusakan saraf intercostal,arteri,vena dan bisa berkembang menjadi hematothorax Pneumothorak persistent

TORAKOSKOPI

INDIKASI TORAKOSKOPI
Tindakan

aspirasi atau WSD gagal Paru tidak mengembang setelah 3 hari pemasangan tube torakostomi Fistula bronkopleura Penyakit kambuh kembali Pasien khusus: pilot dan penyelam

PROGNOSIS
Pasien

dengan pneumothorak spontan hampir separuhnya mengalami kekambuhan setelah sembuh dari operasi maupun setelah pemasangan tube thoracostomy Kekambuhan jarang terjadi pada pasienpasien pneumothorak yang dilakukan torakotomi terbuka

DAFTAR PUSTAKA

Sjamsuhidajat, R dan Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Edisi 2. 2004. Jakarta: 2530 Http://medicineworld.org/images/blogs/112007/mycobacterium-tuberculosis-299290.jpg Http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/71/Myco bacterium_tuberculosis_Ziehl-Neelsen_stain_02.jpg Http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/images/ency/fulls ize/19099.jpg Sudoyo Aru W, Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus, K Marcellus Simadibrata, Setiati Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi 4. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006. Jakarta: 988-994 Kliegman, Behrman, Jenson, Stanton. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi 18. Sauders Elsevier. 2007. United States of America: 1240-1255

DAFTAR PUSTAKA

Http://priory.com/med/tbl.jpg Http://api.ning.com/files/C1AmroipsrPU8sJa14bswjhK-Mr-zi4aJ1P*RjsmfM_/MiliaryTB.jpg Brunicardi F Charles. Schwartzs Manual of Surgery. Edisi 8. McGraw Hill. 2006. United States of America: 414-416 Http://www.madelinelester.com/070806/07080612.JPG Http://medicastore.com/penyakit/148/Kolaps Paruparu.Pneumothoraks.html Price A Sylvia, Wilson Lorraine M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006:739

También podría gustarte