Está en la página 1de 34

Artritis Reumatoid

Definisi Artritis Reumatoid


Arthritis rheumatoid adalah penyakit inflamasi non-bakterial yang bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. Artritis rheumatoid adalah suatu penyakit sistemik kronik yang melibatkan persendian, jaringan penghubung, otot, tendon, dan jaringan fibrosa. Ia biasanya menyerang pada kelompok dewasa produktif, umur antara 20 hingga 40, dan merupakan kondisi kecacatan kronik yang biasanya menyebabkan rasa nyeri dan deformitas.

Etiologi Artritis Reumatoid


Penyebab utama tidak diketahui. Ada beberapa teori yang mengatakan: 1.Endokrin. 2.Autoimun. 3.Metabolik. 4.Faktor genetik serta faktor pemicu lingkungan

Patologi Atritis Reumatoid


Kelainan yang dapat terjadi pada suatu artritis reumatoid yaitu: 1.KELAINAN PADA DAERAH ARTIKULER (Kelainan Pada Sinovia, Tendo Dan Tulang). 2.KELAINAN PADA JARINGAN EKSTRAARTIKULER

1. KELAINAN PADA DAERAH ARTIKULER (Kelainan Pada Sinovia, Tendo Dan Tulang) Terbagi atas tiga stadium: Stadium I (stadium sinovitis) Stadium II (stadium destruksi) Stadium III (stadium deformitas)

Stadium I (stadium sinovitis) Pada tahap awal terjadi kongesti vaskuler, poliferisasi sinovial disertai infiltrasi lapisan subsinovial oleh bel-bel polimorf limfosit dan bel plasma. Selanjutnya terjadi penebalan struktur kapsul sendi pada sinovium dan efusi pada sendi serta pembungkus tendo.

Stadium II (stadium destruksi) Inflamasi berlanjut menjadi kronik serta terjadi destruksi sendi dan tendo. Kerusakan pada tulang rawan sendi disebabkan oleh enzim proteolitik dan oleh jaringan vaskuler pada lipatan sinovial serta oleh jaringan granulasi yg terbentuk pada permukaan sendi (panus).

Stadium III (stadium deformitas) Pada stadium ini kombinasi antara destruksi sendi dan ruktur tendo menyebabkan instabilitas dan deformitas sendi. Kelainan yg mungkin didapat pada stadium ini adalah ankilosis jaringan yg selanjutnya menjadi ankilosis tulang.

2. KELAINAN PADA JARINGAN EKSTRAARTIKULER Perubahan patologis yg dapat terjadi pada jaringan ekstra-artikuler, yaitu : 1. OTOT 2. NODUL SUBKUTAN 3. PEMBULUH DARAH PERIFER 4. KELENJAR LIMFE 5. SARAF 6. VISERA

1. Otot Pada otot terjadi miopati yg pada elektromiograf menunjukan adanya degenerasi serabut otot. Degenerasi ini berhubungan dengan frakmentasi serabut otot serta gangguan retikulum sarkoplasma dan partikel glikogen. Selain itu umumnya terjadi pengecilan atau atrofi otot yg disebabkan oleh kurangnya penggunaan otot akibat inflamasi sendi yg ada.

2. Nodul Subkutan Nodul subkutan terdiri atas jaringan yang nekrotik dibagian sentral dan dikelilingi oleh lapisan sel mononuklear yg tersusun secara radier dgn jaringan ikat yg padat dan di infiltrasi oleh sel2 bulat. Ditemukan 25% dari semua penyakit ini.

3. Pembuluh darah perifer pada pembuluh ini terjadi proliferasi tunika intima, lesi pada pembuluh darah arteriol dan venosa. Terjadi perubahan pada pembuluh darah sedang dan kecil berupa atritis nekrotik yg akibatnya terjadi gangguan respon ateriol terhadap temperatur

4. Kelenjar Limfe terjadi pembesaran kelenjar limfe yg berasal dari aliran limfe sendi, hiperplasia folikuler, peningkatan aktivitas sistem retikuloendotelial dan proliferasi jaringan ikat yg mengakibatkan splenomegali.

5. Saraf pada saraf terjadi penambahan pada jaringan perineural berupa nekrosis fokal, reaksi epiteloid serta infiltrasi leukosit yang menyebabkan neuropati sehingga terjadi gangguan sensoris 6. Visera kelainan artritis reumatoid juga dapat terjadi pada organ visera seperti jantung, paru-paru, ginjal dan saluran gastrointestinal

Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan : 1. Peningkatan laju endap darah 2. Anemia normositik hipokrom 3. Reaksi C protein positif dan mukoprotein yg meninggi 4. Faktor reumatoid positif dan antinuklear faktor positif 5. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle aspiration)/ artoskopi

Pemeriksaan Radiologis Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher angsa

Diagnosis banding
Artritis reumatoid harus dibedakan dengan kelainan2 lain yg menyebabkan poll-atritis yaitu: 1. Poll-atritis serogenatif 2. Ankilosing spondilitis 3. Penyakit reiter 4. Atritis goat 5. Penyakit deposisi kalsium pirofospat

6. Artropati heberden 7. Sarkoidosis 8. Reumatik polimialgia 9. Demam reumatik

5.Nodul subkutan pada tonjolan-tonjolan tulang, permukaan extensor atau pada daerah juxta artikuler. 6.Pemeriksaan radiologi menunjukkan perubahan khas dari artritis reumatoid. 7.Test aglutinasi faktor reumatoid positif. 8.Bekuan mucin yang buruk pada cairan sinovia (dengan gumpalan seperti awan.) 9.Perubahan histologi yang khas pada sinovia. 10.Perubahan histologi yang khas pada nodul

Kriteria Diagnosa Rheumatoid Artritis diagnosa arthritis reumatoid dapat dikatakan positif apabila sekurang-kurangnya empat dari kriteria yang sekurang-kurangnya sudah berlangsung selama 6 minggu. Kriteria tersebut adalah: 1.Kekakuan dipagi hari lamanya paling tidak 1 jam 2.Arthritis pada tiga atau lebih sendi 3.Arthritis sendi-sendi jari tangan 4.Arthritis yang simetris 5.Nodul rheumatoid 6.Faktor rheumatoid dalam serum 7.Perubahan-perubahan radiologik, seperti: a. Pembengkakan jaringan lunak b.Erosi c.Osteoporosis artikular

Terapi Non Farmakologi


Pemberian suplemen minyak ikan (codliver oil) bisa digunakan sebagai NSAID-sparing agents pada penderita AR. Penggunaan terapi herbal, acupuncture dan splinting belum didapatkan bukti yg meyakinkan.

Terapi Farmakologi
1. OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi dijumpai. OAINS yang dapat diberikan : Aspirin Ibuprofen, naproksen, piroksikam, diklofenak, dan sebagainya.

2. DMARD (desease modifying antiremathoid drugs) digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat artritis reumatoid. Jenis-jenis yang digunakan adalah :

Klorokuin Sulfasalazin D-penisilamin Garam emas / gold standard bagi DMARD. Obat imunosupresif atau imunoregulator. Metotreksat Kortikosteroid

PREVENTIF Menghilangkan gejala inflamasi aktif baik lokal maupun sistemik Mencegah terjadinya destruksi jaringan Mencegah terjadinya deformitas dan memelihara fungsi persendian agar tetap dalam keadaan baik.

PROMOTIF Peranan Pendidikan dalam Pengobatan AR Penerangan tentang kemungkinan faktor etiologi, patogenesis, riwayat alamiah penyakit dan penatalaksanaan AR kepada penderita merupakan hal yang amat penting untuk dilakukan. Pendidikan pada pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan yang akan dilakukan diharapkan dapat menjamin ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam jangka waktu yang lama.

Rehabilitasi Rehabilitasi merupakan tindakan untuk mengembalikan tingkat kemampuan pasien AR dengan cara:
Mengurangi rasa nyeri Mencegah terjadinya kekakuan dan keterbatasan gerak sendi Mencegah terjadinya atrofi dan kelemahan otot Mencegah terjadinya deformitas Meningkatkan rasa nyaman dan kepercayaan diri Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung kepada orang lain. Rehabilitasi dilaksanakan dengan berbagai cara antara lain dengan mengistirahatkan sendi yang terlibat, latihan serta dengan menggunakan modalitas terapi fisis seperti pemanasan, pendinginan. Manfaat terapi fisis dalam pengobatan AR telah ternyata terbukti dan saat ini merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dalam penatalaksanaan AR.

Prognosis
pada stadium dini AR antara lain : Ada perubahan radiologis pada awal penyakit Ada nodul reumatoid/manifestasi ekstaartikular Meskipun prognosis untuk penderita tidak membahayakan, akan tetapi kesembuhan penyakit sukar tercapai.

Komplikasi
Anemia kanker Komplikasi kardiak Penyakit tulang belakang leher Deformitas sendi lainnya Nodul reumatoid Vaskulitis

Faktor Risiko
Faktor risiko yang berhubungan dengan peningkatan terjadinya AR antara lain : Jenis kelamin perempuan Riwayat keluarga menderita AR Umur Merokok Konsumsi kopi lebih dari 3 cangkir

Referensi
Buku Ilmu Bedah orthopedi Chairudin Rasjad Harris ED Jr., 1993, Etiology and Pathogenesis of Rheumatoid Arthritis. Dalam: Textbook of Rheumatology.Philadhelpia:Saunders Co Hirmawan, Sutisna., 1973. PATOLOGI. Jakarta : Bagian Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp : 437, 1 Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007. BUKU AJAR PATOLOGI Edisi 7. Jakarta : EGC Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, Wahyu I., Setiowulan, W., 2000. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta : Media Aesculapius Nasution..1996.Aspek Genetik Penyakit Reumatik dalam Noer S (Editor) Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: Balai penerbit FKUI. Price, SA. Dan Wilson LM., 1993, Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit bag 2. Jakarta: EGC. Priguna Sidharta, Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek, Jakarta : Dian Rakyat, 1996. http://bangkitarie.blogspot.com/2010/11/artritis-reumatoid-ar.html

También podría gustarte