Está en la página 1de 15

Cindy Hendrawan,drg

1
Tujuan terapi periodontik → memulihkan, menjaga
kesehatan dan integritas jaringan penyangga gigi
Hilang nya gigi → median diastema, multiple diastema,
rotasi gigi premolar atau molar → hilangnya oklusi posterior
dan penurunan dimensi vertikal

Perawatan ortodontik dapat memperbaiki kesehatan


periodontal
tetapi
juga memiliki potensi untuk kerusakan jaringan
periodontal 2
Alat removable diaktifkan pada gigi → kekuatan
intermitten
Fixed appliance → kekuatan terus menerus ke berbagai
arah untuk menciptakan torquing, intrusif, ekstrusif,
rotasi dan bodily
Tulang disekitar gigi merespon kekuatan → resorpsi
terjadi ketika terdapat tekanan dan terbentuk tulang
baru apabila terjadi ketegangan
Ketika tekanan diberikan pada gigi → ada periode awal
gerakan 6-8hari PDL tertekan (terkompresi)

3
Hasil kompresi PDL → bebas avaskular sel → hialinisasi
Hialinisasi → gigi berhenti bergerak
Hialinisasi hilang perpindahan gigi terjadi lagi

4
Jumlah penyakit periodontal pada anterior gigi yang
berdesakan jauh lebih besar daripada pada letak gigi
yang sesuai dengan lengkung
Koreksi gigi berdesakan dapat mengeliminasi
gangguan oklusal
Brown → penegakkan molar pada 4 pasien → 7 bulan
setelah pemasangan → poket pada gigi molar tersebut
berkurang 2,5 mm

5
Adanya plak → kekuatan alat orto → angular bone defect
→ mengganggu pergerakan gigi → kehilangan perlekatan
Kontrol plak → pergerakan gigi akan terjadi tanpa
merusak jaringan periodontal tersebut
Ketidakmampuan pasien ortodonsi untuk
membersihkan secara baik → gingivitis → terjadi setelah
pemasangan fixed appliance
Setelah penempatan band ortodontik → kenaikan jumlah
bakteri anaerob dan Prevotella Intermedia
6
Gerakan intrusif pada perawatan ortodonsia → dapat
memberikan efek yang negatif pada jaringan periodontal
→ resorbsi akar dan tulang alveolar, bone defect,
gangguan pulpa
Intrusif → mengubah posisi plak gigi dari supragingiva
ke subgingiva → kerusakan infrabony dan hilangnya
connective tissue attachment
Pada studi lain → terapi pembedahan periodontal pada
gigi atas → gerakan intrusif tidak memberikan tidak
menunjukkan efek negatif dan pengurangan probing
depth
Perawatan ortodontik yang tepat pada pasien dengan
kebersihan mulut yang sangat baik tidak akan
menimbulkan resiko periodontal
7
Pergerakan gigi → mengurangi ketebalan jaringan lunak
→ dehiscence
Jaringan yang tipis lebih rentan untuk terjadi nya resesi
selama perawatan ortodonti daripada di jaringan
normal atau tebal
Invaginasi gingiva → perubahan superficial bentuk gingiva
yang timbul setelah pergerakan gigi untuk menutup ruang
dari prosedur ekstraksi
Invaginasi gingiva → etiologi nya tidak diketahui

8
Histologis dan spesimen histo-chemical yang diambil
dari daerah invaginasi menunjukkan hipertrofi
gingiva di epitel dan jaringan ikat, dan kadang-
kadang, kehilangan kolagen gingiva
Teori:
 Terputusnya kontinuitas serat gingiva dan pergerakan
akar oleh karena alat ortodonsi
 Terkelupasnya gingiva pada beberapa penyakit
 Tempat ideal untuk penumpukan plak
 Faktor resiko kelainan periodontal pada gerakan
ortodonsi
9
Resesi gingiva pada perawatan ortodonsi lebih sering
terjadi pada gigi anterior atas dan bawah

Apabila pergerakan ke arah koronal


→ mukosa gingiva lebih tebal
Apabila pergerakan ke lingual
→ mukosa gingiva menjadi lebih tipis dan terjadi resesi
gingiva

10
Menurut Ngom:
menemukan korelasi yang signifikan antara maloklusi
dan kondisi periodontal
Hilangnya perlekatan gingiva tidak selalu terjadi →
tergantung dari metode dan bahan yang digunakan
Selama perawatan ortodontik, asalkan bisa menjaga OH
yang baik → tidak ada kontraindikasi pada periodontal
Hanya maloklusi yang parah dan tidak umum → yang
mempunyai resiko kelainan periodontal (Bollen, 2008)

11
Efek perawatan ortodontik terhadap gingivitis dan
attachment loss tidak berbanding lurus
Dari beberapa penelitian ditemukan kelainan
periodontal yang berhubungan dengan terapi
ortodontik, antara lain:
 Resesi gingiva 0,03 mm
 Bone loss 0,13 mm
 Kedalaman poket meningkat 0,23 mm

12
6 bulan setelah pemakaian fixed appliance → ada 6
bakteri patogen yang jumlahnya meningkat secara
bermakna (Provotella intermedia(PI), Tannerella
forythia(TF), Eikenella corrodens(EC), Fusobacterium
nucleatum(FN), Treponema denticola(TD), dan
Campylobacter rectus (CR) → setelah dalam waktu 12
bulan patogenitas kembali normal
Oleh karena itu, dapat disimpulkan → perawatan
ortodontik tidak meningkatkan resiko periodontal
patogen

13
Prosedur kontrol plak sebelum pemasangan alat
ortodontik diharapkan dapat meminimalkan resiko
inflamasi yang sering ditemukan selama perawatan

Diperlukan kerjasama yang baik antara periodontik


dan ortodontik untuk memperbaiki kesehatan
jaringan periodontal

14
15

También podría gustarte