Está en la página 1de 34

HIRYADI

 Bencana adalah gabungan antara ancaman


(Hazard) dan kerentanan (Vulnerability).
Ancaman (Hazard) yaitu fenomena, bahaya
atau resiko, baik alami maupun tidak alami.
Sedangkan kerentanan (Vulnerability) adalah
keadaan didalam suatu komunitas yang
membuat mereka mudah terkena dampak
buruk dari ancaman diantaranya: kerentanan
fisik, sosial, dan psikologi/sikap.
 Menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia definisi bencana adalah
peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang
mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian
kehidupan manusia serta memburuknya
kesehatan dan pelayanan kesehatan yang
bermakna sehingga memerlukan bantuan luar
biasa dari pihak luar.
 Bencana adalah situasi dan kondisi yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Tergantung pada cakupannya, bencana ini
bisa merubah pola kehidupan dari kondisi
kehidupan masyarakat yang normal menjadi
rusak, menghilangkan harta benda dan jiwa
manusia, merusak struktur sosial masyarakat,
serta menimbulkan lonjakan kebutuhan dasar
(BAKORNAS PBP).
 bencana (disaster) adalah suatu gangguan
serius terhadap fungsi suatu komunitas
sehingga menyebabkan kerugian yang
meluas pada kehidupan manusia dari segi
materi, ekonomi atau lingkungan dan yang
melampaui kemampuan komunitas tersebut
untuk mengatasi dengan menggunakan
sumberdaya mereka sendiri.
 BENCANA adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yg mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yg
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
nonalam maupun faktor manusia, sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis
 BENCANA ALAM : bencana yg diakibatkan
oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yg
disebabkan oleh alam a.l gempa bumi,
tsunami, gunung meletus.
 BENCANA NONALAM : bencana yg
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yg disebabkan oleh nonalam a.l
gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi,
wabah penyakit.
 BENCANA SOSIAL : bencana yg diakibatkan
oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yg
disebabkan oleh manusia yg meliputi konflik
sosial antar kelompok atau antar komunitas,
dan teror.
 STATUS KEADAAN DARURAT BENCANA :
Suatu keadaan yg ditetapkan oleh pemerintah
untuk jangka waktu tertentu atas dasar
rekomendasi Badan yg diberi tugas untuk
menanggulangi bencana.
 Jumlah korban
 Kerugian harta benda
 Kerusakan sarana dan prasarana
 Cakupan luas wilayah yang terkena bencana
 Dampak sosial ekonomi yg ditimbulkan
 Menurut Barbara Santamaria (1995), ada 3
fase dalam terjadinya suatu bencana yaitu;
◦ fase preimpact,
◦ fase impact
◦ fase postimpact
 Fase preimpact merupakan warning phase,
tahap awal dari bencana. Informasi didapat
dari badan satelit dan meteorologi cuaca.
Seharusnya pada fase inilah segala persiapan
dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga,
dan warga masyarakat.
 Fase impact merupakan fase terjadinya
klimaks dari bencana. Inilah saat-saat dimana
manusia sekuat tenaga mencoba untuk
bertahan hidup (survive). Fase impact ini
terus berlanjut hingga terjadi kerusakan dan
bantuan-bantuan darurat dilakukan.
 Fase postimpact adalah saat dimulainya
perbaikan dan penyembuhan dari fase
darurat, juga tahap dimana masyarakat mulai
berusaha kembali pada fungsi komunitas
normal. Secara umum dalam fase postimpact
ini para korban akan mengalami tahap respon
psikologis mulai penolakan, marah, tawar-
menawar, depresi hingga penerimaan.
 Manjemen Bencana (Disaster Management)
adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan
untuk mengendalikan bencana dan keadaan
daruat, sekaligus memberikan kerangka kerja
untuk menolong masyarakat dalam keadaan
beresiko tinggi agar dapat menghindari
ataupun pulih dari dampak bencana.
 Dalam suatu lingkaran manajemen bencana
(disaster management cycle) ada dua
kegiatan besar yang dilakukan, yaitu:
◦ Sebelum terjadinya bencana (pre event),
◦ Setelah terjadinya bencana (post event).
 Kegiatan setelah terjadinya bencana dapat
berupa disaster response/emergency response
(tanggap bencana) ataupun disaster recovery.
 Kegiatan yang dilakukan sebelum terjadinya
bencana dapat berupa disaster preparedness
(kesiapsiagaan menghadapi bencana) dan
disaster mitigation (mengurangi dampak
bencana). Ada juga yang menyebut istilah
disaster reduction, sebagai perpaduan dari
disaster mitigation dan disaster preparedness
(Makki, 2006).
 Mengurangi atau menghindari kerugian
secara fisik, ekonomi maupun jiwa yang
dialami oleh perorangan, masyarakat ,negara,
 Mengurangi penderitaan korban bencana,
 Mempercepat pemulihan,
 Memberikan perlindungan kepada pengungsi
atau masyarakat yang kehilangan tempat
ketika kehidupannya terancam.
 Prevention (pencegahan);
 Mitigation (mitigasi atau memperkecil efek
bencana);
 Preparedness (kesiap-siagaan);
 Response (respon atau reaksi cepat);
 Recovery (perbaikan);
 Development (pengembangan).
 Pencegahan adalah upaya yang dilakukan
untuk menghilangkan sama sekali atau
mengurangi ancaman.
 Mengukur dan memperkirakan bencana apa
saja yang akan terjadi. Memang pada
dasarnya sangat susah untuk memperkirakan
dimana bencana akan menghadang akan
tetapi kita bisa (berusaha) mencegah.
 Cth ; pembuatan hujan buatan, melarang
penebangan hutan, menanam pohon di
lereng gunung dll
 Mitigasi atau pengurangan adalah upaya untuk
mengurangi atau meredam risiko.
 Contoh :
◦ Membuat bendungan, tanggul, kanal untuk
mengendalikan banjir; pembangunan tanggul sungai
dan lainnya
◦ Penetapan dan pelaksanaan peraturan, sanksi;
pemberian penghargaan mengenai penggunaan lahan,
tempat membangun rumah, aturan bangunan
◦ Penyediaan informasi, penyuluhan, pelatihan,
penyusunan kurikulum pendidikan penanggulangan
bencana
 Kesiapsiagaan adalah upaya menghadapi
situasi darurat serta mengenali berbagai
sumber daya untuk memenuhi kebutuhan
pada saat itu. Hal ini bertujuan agar warga
mempunyai persiapan yang lebih baik untuk
menghadapi bencana
 Kepanikan bisa menimbulkan efek yg lebih
mematikan dibanding bencana itu sendiri
 Contoh tindakan kesiapsiagaan:
◦ Pembuatan sistem peringatan dini
◦ Membuat sistem pemantauan ancaman
◦ Membuat sistem penyebaran peringatan ancaman
◦ Pembuatan rencana evakuasi
◦ Membuat tempat dan sarana evakuasi
◦ Penyusunan rencana darurat, rencana siaga
◦ Pelatihan, gladi dan simulasi atau ujicoba
◦ Memasang rambu evakuasi dan peringatan dini
 Warning (peringatan)
 Threat (ancaman)
 Precaution ( tindakan pencegahan)
 Warning (peringatan). Ketika suatu daerah
mengalami tanda-tanda alam ataupun berita
adanya bencana yang mendekat baik oleh
BMG maupun dari instansi yang terkait, maka
tanda peringatan harus difungsikan
semaksimal mungkin. Kentongan, pengeras
suara di Masjid-masjid, breaking news di
televisi dan radio maupun pesan singkat
melalui SMS dapat digunakan untuk
memberikan peringatan awal.
 Threat (ancaman). Ketika gejala dan
peringatan sudah dapat dikenali sebagai
bencana yang berpotensi berbahaya, maka
penduduk diminta untuk bersiap-siap
mengungsikan diri dengan dibimbing oleh
tenaga yang sudah dilatih dalam manajemen
bencana agar tidak terjadi kesimpang-siuran
penanganan.
 - Precaution (tindakan pencegahan). Tindakan
nyata dilakukan setelah kejelasan berita bencana
yang mendekat adalah betul membahayakan,
antara lain : menutup perkantoran, sekolah dan
tempat-tempat umum berkumpulnya massa;
membawa generator atau pembangkit tenaga
darurat; mengarahkan ke tempat pengungsian
yang sudah dipersiapkan keamanannya;
membawa peralatan yang terdiri atas peralatan
minimal untuk bertahan hidup seperti persediaan
air bersih, tenda dan makanan.
 Tanggap darurat adalah upaya yang
dilakukan segera setelah bencana terjadi
untuk mengurangi dampak bencana, seperti
penyelamatan jiwa dan harta benda.
 Contoh tindakan tanggap darurat:
◦ Evakuasi
◦ Pencarian dan penyelamatan
◦ Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
◦ Pengkajian cepat kerusakan dan kebutuhan
◦ Penyediaan kebutuhan dasar seperti air dan
sanitasi, pangan, sandang, papan, kesehatan,
konseling
◦ Pemulihan segera fasilitas dasar seperti
telekomunikasi, transportasi, listrik, pasokan
air untuk mendukung kelancaran kegiatan tanggap
darurat
 Tahap rehabilitatif (pemulihan)
 Contoh :
◦ Memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar fisik,
pendidikan, kesehatan, kejiwaan, ekonomi, sosial,
budaya, keamanan, lingkungan, prasarana
transportasi, penyusunan kebijakan dan
pembaharuan struktur penanggulangan bencana di
pemerintahan.
 Tahap rekonstruksi
(pembangunan berkelanjutan)
 Contoh :
◦ Membangun prasarana dan pelayanan dasar fisik,
pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, budaya,
keamanan, lingkungan, pembaharuan rencana tata
ruang wilayah, sistem pemerintahan dan lainnya
yang memperhitungkan faktor risiko bencana
 Pengembangan dan moderninsasi penanganan
bencana yang tidak bisa ditebak wujudnya.
Dengan pengembangan yang terus-menerus
maka budaya ‘lupa’ bisa dihindari. Budaya ‘lupa’
adalah ancaman terselubung dari penanganan
bencana, dengan melupakan kejadian bencana
pada masa lalu maka kita juga melupakan hal-
hal yang bisa menyelamatkan hidup dan harta
pada saat bencana menghantam. Dibutuhkan
pengembangan simulasi-simulasi berbagai
macam bencana yang mungkin menghantam
negara kita agar kita selalu siap dalam
menghadapi efek-efek bencana.
TERIMA KASIH

También podría gustarte