Está en la página 1de 45

Rehabilitasi Medik Pada Fraktur

Kelompok:
Anggia Putri Male Kasuma
Tanissa Rizky Alya
Mutia Ramadhani Sakti Lubis
Agung Purmana
Iman Agus Lisanto

Pembimbing: dr. Juli Hartati Sp.KFR


FRAKTUR

 Definisi :
Terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan dan
lempeng pertumbuhan yang disebabkan oleh
trauma dan non trauma.

 Manifestasi klinis fraktur


1. Rasa sakit/nyeri
2. Deformitas
3. Edema
4. Kehilangan fungsi
5. Spasme otot
6. Atrofi otot
7. Gerakan abnormal
8. Keterbatasan gerak sendi
Klasifikasi fraktur
Komplikasi
Lokal Sistemik
 Saraf dan pembuluh  Emboli lemak
darah rusak saat cedera,  Konstipasi
manipulasi atau prosedur  Trombosis vena dalam (DVT)
ortopedik
 Ulkus tekan
 Compartment syndrome  Anemia
 Delayed union
 Non-union
 Malunion
 Kekakuan (stiffness) dan
atrofi otot
 Penyakit sendi
degeneratif dini
Penyembuhan tulang
Determining when a fracture has healed
1. Tidak adanya rasa sakit saat menahan
beban, mengangkat atau bergerak
2. Tidak ada nyeri tekan pada palpasi di lokasi
fraktur
3. Kekaburan atau hilangnya garis fraktur pada
X-ray
4. Kemampuan fungsional penuh atau hampir
penuh
Abnormalitas penyembuhan tulang
 Delayed union :
 penyembuhan berjalan dalam waktu lebih lama
daripada normal (>4 bulan)

 Non union:
 kegagalan penyembuhan tulang (>8 bulan)

 Mal union
 Penyembuhan berjalan normal, union terjadi dalam
waktu semestinya, namun tidak tercapai bentuk aslinya
attau abnormal
Pemeriksaan

 Anamnesa:
 Nyeri, luka memar, pembengkakan, dan
deformitas lokal.
 Fungsi anggota gerak atau sendi yang terkena.
 Mekanisme dan tingkat cedera.
 Riwayat medis sebelumnya.
Pemeriksaan Umum:
 Tanda vital
 Status gizi
 Sistem kardiorespirasi
 Cedera lain
Pemeriksaan khusus

 Muskuloskeletal & Neuromuskuler Skema


pemeriksaan klasik (Apley):
 Look: deformitas, edema, hematom, permukaan
kulit, sendi berdekatan dan pemendekan
anggota gerak.
 Feel: temperatur, nyeri tekan,edema, sensasi
perifer, pulsasi perifer.
 Move: tidak akan dilakukan untuk menimbulkan
mobilitas abnormal atau krepitasi pada fraktur
tulang. Pergerakan sendi dites jika pasien dapat
melakukannya secara aktif.
Pemeriksaan Dasar KFR
 ROM
 Tonus
 Kekuatan otot
 Refleks
 Status psikologis
 Untuk setiap kasus fraktur yang dikonsulkan, ingat:
 Lihat minggu ke berapa
 Lihat tingkat neglected
 Lihat gambaran radiologis : konsolidasi, kalus
 Gangguan fungsionalprogram
 ROM distal fraktur lihat proksimalnya
 Look, feel, move per regio
 Pasca operasi sendi tidak boleh langsung latihan ROM, tunggu
penyembuhan jaringan ikat.
 Penilaian fungsional :
 FIM (Functional Independence Measure) khusus AKS

 Penilaian sosial :
 keadaan lingkungan fisik (keadaan tempat
tinggal)
 dukungan sosial (social support) (peran keluarga
dan orang-orang di sekitarnya)
 faktor ekonomi (asuransi kesehatan, penghasilan).
DIAGNOSIS FUNGSIONAL

 Impairment
 Disabilitas
 Handicap
PROGNOSIS FUNGSIONAL

 Baik, kecuali terdapat komplikasi


REHABILITASI SESUAI TAHAP
PENYEMBUHAN FRAKTUR

GOAL REHABILITASI MEDIK:


Mengatasi nyeri
Memperbaiki deformitas
Melindungi jaringan yang cedera
Mencegah komplikasi
Mengembalikan gerakan sendi (ROM)
Memperbaiki kekuatan otot
PROGRAM REHABILITASI MEDIK
 Tujuan umum :
 mobilisasi segera untuk mencegah terjadinya komplikasi
akibat tirah baring yang lama
 mencegah disabilitas
 penderita dapat kembali ke tingkat fungsional sebelum
terjadinya fraktur
 Tujuan khusus :
 meningkatkan ambulasi
 mengurangi nyeri
 meningkatkan lingkup gerak sendi-sendi di sekitar fraktur
maupun daerah yang berjauhan dari daerah fraktur pada
anggota gerak yang sama
 memulihkan kekuatan otot.
Tatalaksana Fraktur :

Tahap awal :
 Pergerakan aktif.
 Elevasi.
 Terapi fisik
 Latihan.
Tahap awal
 Pergerakan Aktif :

 Edema normalnya bertahan hingga 1-2 minggu


pasca fraktur.

 Disabilitas yang sering terjadi pasca fraktur


disebabkan oleh adanya edema yang persisten.

 Metode yang mudah dan murah untuk


menghilangkan edema adalah dengan pergerakan
aktif anggota gerak.
 Elevasi
 Metode elevasi merupakan metode terbaik untuk
mengurangi edema apabila pergerakan aktif tidak
dapat dilakukan.
• Terapi Fisik
• Pemanasan
 Efek fisiologis dari pemanasan adalah untuk mengurangi
nyeri, meningkatkan sirkulasi darah dan melunakkan
jaringan fibrosa.
• Massase
 Efek fisiologis massase adalah untuk
menghilangkan nyeri dan mengurangi edema.
Massase dapat meningkatkan sirkulasi darah
vena sehingga dapat mengurangi edema.
Stretching jaringan fibrosa yang dilakukan pada
massase dapat membantu dalam latihan
lingkup gerak sendi.
• Latihan
 Latihan pada rehabilitasi tahap awal adalah
latihan aktif assistif. Latihan tersebut dapat
dilakukan di bagian proksimal atau distal area
yang diimobilisasi.
Tatalaksana Fraktur :

Tahap lanjut :
 Bila pasien baru dirujuk untuk rehabilitasi, 2
bulan atau lebih setelah cedera.
 Tatalaksana rehabilitasi medik menjadi
berbeda.
Tatalaksana Fraktur:

Tahap lanjut :
 Terapi panas; sedasi, meningkatkan sirkulasi dan
melunakkan perlekatan fibrosa.
 Massage; gerakan usapan dalam (deep stroking)
dan penekanan (compression) ----> meregangkan
perlekatan fibrosa serta menghilangkan udem yang
masih ada.
 Panas dan massage harus selalu diikuti
latihan/exercise.
 Terapi Latihan pada Fraktur

 Terapi latihan (Therapeutic exercise) merupakan


salah satu modalitas rehabilitasi medik yang
pelaksanaannya menggunakan gerak tubuh baik
secara aktif maupun pasif.
 Tujuan utama dari terapi latihan pada fraktur
adalah mengembalikan fungsi, gerakan,
kekuatan otot dan daya tahan (endurance) ke
tingkat semula sebelum terjadi trauma.
Latihan Lingkup Gerak Sendi (LGS) /Range
of Motion (ROM) Exercise :
Latihan LGS adalah latihan pergerakan sendi dengan
jangkauan parsial atau penuh.
Berikut ini macam-macam bentuk dari latihan LGS :

 Full ROM
 Full ROM artinya ROM yang sesuai dengan dasar anatomi dari sendi
itu sendiri. Contohnya lutut yang mempunyai ROM 0 sampai
dengan 120 derajat.
 Functional ROM
 ROM fungsional adalah gerakan sendi yang diperlukan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari atau kegiatan pasien yang spesifik.
Contohnya : ROM lutut dari ekstensi penuh (0 derajat) sampai fleksi
90 derajat merupakan ROM yang tidak penuh, tetapi ROM tersebut
adalah ROM fungsional untuk duduk.
 Active ROM
 Pasien melakukan gerakan sendi secara parsial atau
penuh tanpa bantuan orang lain. Sasaran latihan
tersebut adalah otot dengan kekuatan poor sampai
dengan good (2 s.d 4).
 Active assistive ROM
 Latihan ini dilakukan pasien dengan cara
mengkontraksikan otot untuk menggerakkan sendi,
dan terapis membantu pasien dalam melakukannya.
 Passive ROM
 Latihan ini dilakukan dengan menggerakkan sendi
tanpa kontraksi otot pasien. Seluruh gerakan
dilakukan oleh dokter atau terapis. Sasaran latihan ini
adalah otot dengan kekuatan zerro – trace (0-1)
TABEL KEKUATAN OTOT
Derajat Otot Deskripsi

5 – Normal ROM penuh, mampu melawan


gravitasi dengan tahanan penuh

4 – Good ROM penuh, mampu melawan


gravitasi dengan tahanan sedang

3 – Fair ROM penuh, mampu melawan


gravitasi dengan tahanan minimal

2 – Poor ROM penuh, tanpa melawan


gravitasi

1 – Trace Kontraksi ringan, tanpa gerakan


sendi

0 – zerro Tiada ada kontraksi otot


Latihan Kekuatan
(Strengthening Exercise)
 Latihan Isometrik
 Latihan Isokinetik
 Latihan Isotonik
 Closed-Chain Exercise
 Open-Chain Exercise
 Plyometric Exercise
 Latihan fungsional/Task Specific Exercise
 Latihan ini ditujukan untuk mengembalikan performa,
meningkatkan hipertrofi serabut otot, koordinasi
neuromuskular, agilitas dan kekuatan.
 Contohnya : naik tangga pada pasien pasca fraktur
femur dan membuka pegangan pintu pada pasien
fraktur colles yang gipsnya telah dilepas.
 Latihan Ketahanan Tubuh (Endurance
Exercise)/Conditioning Exercise
 Pada latihan ini memerlukan waktu latihan yang
panjang, dengan frekuensi yang tinggi dan
menggunakan beban yang rendah.
 Conditioning Exercise bertujuan untuk meningkatkan
ketahanan tubuh. Latihan ini secara keseluruhan
meningkatkan fungsi kardiopulmonal, yaitu dengan
latih sepeda statis atau latihan dengan
menggunakan treadmill.
Latihan Weight Bearing
 Latihanweight bearing merupakan
latihan pembebanan berat badan
pada kaki.
 Program latihan ini didesain untuk
merefleksikan kerja otot pada
fungsi weight bearing dalam
kegiatan sehari-hari seperti berdiri,
berjalan atau menaiki tangga.
 Tingkatan latihan weight bearing dibedakan
menjadi lima yaitu:
 (1) Non Weight Bearing (NWB): kaki tidak boleh
menyentuh lantai. Non weight bearing adalah 0 % dari
beban tubuh, dilakukan selama 3 minggu pasca operasi.
 (2) Touch Down Weight Bearing (TDWB): berat kaki pada
lantai saat melangkah tidak lebih dari 5 % beban tubuh.
Alat bantu yang dibutuhkan adalah walker/crutches.
 (3) Partial Weight Bearing (PWB): berat dapat berangsur
ditingkatkan dari 30-50 % beban tubuh, dilakukan 3-6
minggu pasca operasi. Alat bantu yang dibutuhkan
adalah walker/crutches.
 (4) Weight Bearing as Tolerated (WBAT): tingkatannya
dari 50-100 % beban tubuh. Pasien dapat meningkatkan
beban jika merasa sanggup melakukannya. Alat bantu
yang dibutuhkan adalah cane/tongkat.
 (5) Full Weight Bearing (FWB): kaki dapat membawa 100
% beban tubuh setiap melangkah, dilakukan 8-9 bulan
pasca operasi.
Manajemen nyeri
 Modalitas yang sering digunakan pada fraktur:

Modality Tissue heated Indication Contraindication Frequency


of use

Superficial Skin Pain Burn Common


heat Subcutaneous Muscle tension Anasthetic area
Hot packs Peripheral
Infra red vascular disease

Paraffin Skin Pain Burn Common


bath Subcutaneous Muscle tension Anasthetic area
Reduced ROM Peripheral
vascular disease
Modality Tissue heated Indication Contraindication Frequency of
use
Deep heat Bone Contracture of Local fracture Occasional
Ultrasound Muscle muscle or joint Metal implant
capsule
SWD Subcutaneous Postoperative Metal implant Rare
adhesion Pacemaker
Superficial
contracture
MWD Muscle Muscle Metal implant Rare
contracture Pacemaker
Walker

Cane

Kruk
Three-point gait

Two-point gait
Three-point gait
Cara naik dan
turun tangga
Gluteal sets : rapatkan kedua belahan
Gluteal, tahan 5 dtk

Quadriceps sets : menegangkan otot-otot


quadriceps dgn menekan lutut
ke bawah sementara tumit
diganjal, tahan 5 detik.

Ankle pump: gerakan dorsofleksi dan plantarfleksi


ankle secara berulang
TeRiMa KaSiH

También podría gustarte