Está en la página 1de 71

PENENTUAN MASALAH GIZI SECARA LANGSUNG

BERDASARKAN ANTROPOMETRI
ANTROPOMETRI

 Pengukuran berbagai dimensi tuuh dan komposisi dasar tubuh manusia


pada tingkat umur dan gizi yang berbeda
 Negara miskin : menggambarkan kecukupan asupan protein dan energi
 Negara maju : mengidentifikasi adanya gagal tumbuh dan obesitas
 2 jenis pengukuran antropometri :
1. Ukuran tubuh : BB, TB, PB, tinggi lutut, rentang lengan, lingkar kepala
2. Komposisi tubuh : tebal lemak, lingkar pinggang, lingkar panggul, lingkar
lengan atas, tebal limgkar lengan atas
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE ANTROPOMETRI
Keuntungan Kekurangan
1. Dapat menggambarkan paparan masa lalu 1. Kurang sensitif dan tidak dapat mendeteksi
(retrospective), proses saat ini, atau kejadian pengaruh terhadap status gizi dlm waktu
yang akan datang yang pendek
2. Sederhana, aman, dan menggunakan teknik 2. Tidak dapat mengidentifikasi defisiensi gizi
non-invasive tertentu yg spesifik
3. Peralatan yang digunakan murah 3. Tidak dapat membedakan antara pengaruh
defisiensi gizi tertentu dengan pertumbuhan
dan komposisi tubuh.
4. Pengukuran tidak emmbutuhkan yg benar2
ahli
5. Metode presisi dan akurat
6. Dpt mengidentifikasi kurang gizi ringan-
sedang
7. Dapat memantau perubahan status gizi
8. Dapat digunakan untuk tes skrining
9. Cocok untuk populasi yang banyak
PENGUKURAN UKURAN TUBUH
BERAT BADAN

Tidak semua pasien dewasa diketahui BBA, karena


terkendala penyakitnya

Rumus estimasi BBA dari lingkar perut dan lingkar


paha (Buckley dkk., 2012)

BB estimasi (laki-laki) = -47,8 + (0,78 x xlingkar perut) + (1,06 x


Lingkar Paha)

BB estimasi (perempuan) = -40,2 + (0,47 x Lingkar Perut) + (1,30 x


Lingkar Paha)
BERAT BADAN

Lingkar Perut

• Diukur yang sama dengan lingkar pinggang dan panggul, hanya saja
sejajar dengan pusar (umbilicus)

Lingkar Paha

• Diukur 10 cm di atas ujung terluar (superior pole) dari tempurung kaki


(patella)
BERAT BADAN

◦ Bernal-Orozco dkk., (2010) formula untuk memperkirakan BB wanita usia lanjut (≥60
tahun)

BB estimasi = (1,599 x tinggi lutut) + (1,135 x lingkar


lengan atas) + (0,735 x lingkar betis) + (0,621 x
tebal lemak triceps) – 83,123
TINGGI LUTUT

a. Digunakan untuk mengukur :


 Lansia dengan tubuh yang bungkuk atau setengah bungkuk (Fatmah dkk., 2008)
 Orang dengan disabilitas atau kesulitan dalam pengukuran TB (Rxkinetics, 2012)
 Orang dengan penyakit skoliosis (Pini dkk., 2001)
b. Tinggi lutut sering menunjukkan korelasi yang lebih kuat terhadap tinggi badan
dibandingkan rentang lengan.
c. Cara mengukur :
 Diukur menggunakan knee calliper dari atas lutut (patella) sampai ujung tumit
 Posisi kaki membentuk sudut 90° dan disarankan kaki kiri
TINGGI LUTUT

Chumlea dkk (1998)

TB (laki-laki) • = 64,19 – (0,04 x usia dalam tahun) + (2,02 x TL dlm cm)

TB (perempuan) • = 84,88 – (0,24 x usia dalam tahun) + (1,83 x TL dlm cm)


PENGUKURAN KOMPOSISI TUBUH
Rasio Lingkar Pinggang-Panggul

Manfaat rasio lingkar pinggang-panggul (WHO, 2011)

1. Menentukan distribusi lemak dalam tubuh


2. Mengetahui komposis tubuh dan risiko penyakit yang berkaitan dengan profil
lemak (penyakit metabolis)
3. Menggambarkan perubahan metabolisme tubuh, termasuk daya tahan
tubuh terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas.
4. Dapat mengukur obesitas abdominal lebih baik daripada IMT, sebagai
prediktor risiko penyakit kardiovaskuler dan diabetes.
Rasio Lingkar Pinggang-Panggul

Rasio Lingkar Pinggang-Panggul = Lingkar Pinggang (cm)

Lingkar Pinggul (cm)

 Hasil rasio lingkar pinggang-pinggul dipengaruhi berbagai faktor : umur, jenis kelamin,
dan etnis.
Klasifikasi Rasio Lingkar Pinggang-Panggul

Jenis Kelamin Sangat Bagus Bagus Rata-rata Berisiko


Laki-laki < 0,85 0,85-0,89 0,90-0,95 ≥ 0,95
Perempuan < 0,75 0,75-0,79 0,80-0,86 ≥ 0,86

Cut off Point Lingkar Pinggang, Lingkar Pinggul, dan Rasio Pinggang Panggul, serta Risiko Komplikasi Metabolik
(WHO, 2011)

Indikator Cut off Point Bagus


Lingkar Pinggang > 94 cm (L) ; > 80 cm (P) Meningkat
Lingkar Pinggul > 102 cm (L) ; > 88 cm (P) Meningkat drastis
Rasio Pinggang-Pinggul > 0,90 cm (L) ; ≥ 85 cm (P) Meningkat drastis
Rasio Lingkar Pinggang-Panggul

Kelemahan :

1. Tidak bisa membedakan tinggi badan


2. Harus dilakukan oleh tenaga terlatih
3. Posisi pengukuran harus tepat, karena perbedaan posisi akan memberikan
hasil yang berbeda
LINGKAR LENGAN ATAS (LILA)

 Terdiri atas lemak subkutan dan otot


 Penurunan pengukuran LILA menunjukkan penurunan jaringan lemak atau
otot atau mungkin keduanya
 Perubahan LILA sangat mudah dideteksi dan membutuhkan waktu yang
singkat dan peralatan sederhana
 Cocok untuk skrining KEP pada kondisi darurat (pengukuran BB dan TB tidak
memungkinkan untuk dilakukan, serta umur anak tidak diketahui)
LINGKAR LENGAN ATAS (LILA)

 Pada WUS, salah satu deteksi dini bagi masyarakat awam untuk mengetahui
kelompok yg berisiko KEK.
 Deteksi dini KEK penting untuk mencegah kelahiran BBLR
 Peningkatan BB selama kehamilan menjadi faktor protektif terjadinya BBLR
Skema Tindak Lanjut Pengukuran LILA

Dasa Kelompok Polindes/


Posyandu Perusahaan Lain-lain
wisma masy Pustu

< 23,5 cm ≥ 23,5 cm

Risiko KEK Bukan KEK

Anjuran :
1. Makan cukup, dg pedoman umum gizi Anjuran :
seimbang 1. Pertahankan kondisi kesehatan
2. Hidup sehat 2. Hidup sehat
3. Tunda kehamilan 3. Bila hamil, periksa kehamilan kepada
4. Bila hamil segera dirujuk sedini mungkin petugas kesehatan
5. Diberi penyuluhan & melaksanakan
anjuran
PENENTUAN MASALAH GIZI PADA ANAK
PENGERTIAN

PERTUMBUHAN :
 Bertambahnya ukuran fisik dari waktu ke waktu
 Contoh : anak bertambah tinggi dan bertambah besar
PERKEMBANGAN :
 Berkembangnya fungsi mental, psikomotor, dan sosial
 Contoh : anak dari berbaring mampu duduk, berjalan, dapat
bergaul, dan bersosialisasi.
Pertumbuhan Sebagai Indikator Status Gizi

o Pertumbuhan merupakan hasil akhir dari keseibangan antara asupan dan kebutuhan
zat gizi
o Kebutuhan zat gizi meningkat pada masa percepatan pertumbuhan
 ANAK YANG PERTUMBUHANNYA BAIK
Adalah bukti yang menunjukkan bahwa antara asupan dan kebutuhan gizinya
seimbang
 ANAK YANG PERTUMBUHANNYA TIDAK BAIK
Adalah bukti yang menunjukkan bahwa antara aupan dan kebutuhan gizinya tidak
seimbang (kurang)
o Status gizi normal ~ anak tumbuh normal
PERTUMBUHAN
ADALAH:
Perubahan ukuran fisik
dari waktu ke waktu,
baik dari segi DIMENSI,
PROPORSI, maupun
KOMPOSISI tubuh

Pada manusia, ukuran


fisik (tubuh) disebut
juga dengan istilah
ANTROPOMETRI
PERKEMBANGAN

ADALAH:
0 bln 1 bln 2 bln 3 bln
Perubahan kemampuan
anak dalam gerakan
motorik kasar/halus,
4 bln 5 bln 6 bln 7 bln kecerdasan, mental,
perilaku dari waktu ke
waktu
8 bln 9 bln 10 bln 11 bln

Perubahan
motorik kasar
12 bln 13 bln 14 bln 15 bln
KESEIMBANGAN ZAT GIZI

Mempengaruhi
Pertumbuhan

Perkembangan

Kecerdasan

Pemeliharaan
kesehatan

Aktivitas dan
Lain-lain
Pertumbuhan dan Perkembangan

Ukuran fisik

Anak yang sehat akan tumbuh


dan berkembang dengan baik

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Umur Anak (bulan)


Perbedaan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan:

Perubahan yang dapat diukur secara


kuantitatif (Contoh: dari 5 kg menjadi
6 kg, dari 54 cm menjadi 60 cm)

Perkembangan:

Perubahan yang hanya dapat diukur


secara kualitatif (Contoh: dari dapat
merangkak menjadi dapat berdiri,
dari tidak dapat bicara menjadi dapat
bicara, dsb.)
Kesamaan Pertumbuhan dan
Perkembangan

1. Pertumbuhan dan Perkembangan merupakan


proses perubahan yang mengikuti perjalanan
waktu (Contoh: dari bulan ke bulan)

2. Pertumbuhan dan Perkembangan hanya dapat


diketahui bila dilakukan pemantauan secara
teratur dan terus menerus

3. Setiap anak memiliki Jalur Pertumbuhan dan


Perkembangan NORMAL (“Trajectory”) yang
bervariasi
27
Tumbuh Normal & Tumbuh Terganggu

Pertumbuhan Normal
(Dipantau Pertumbuhannya)

Berakhir beda
Pertumbuhan terganggu
(Tidak dipantau pertumbuhannya)

Berawal sama
PENAFSIRAN PERTUMBUHAN BALITA DENGAN KMS

◦ Untuk dapat menilai pertumbuhan, perlu dilakukan pengukuran BB, TB/PB


secara berkala
◦ Penilaian pertumbuhan dilakukan dengan membuat garis yang
menghubungkan antara dua titik hasil penimbangan pada KMS
◦ Pertumbuhan disebut baik : bila grafik BB mengikuti garis sejajar/berimpit (N2)
atau lebih dibanding kurva baku (N1) pada KMS.
◦ Sebaliknya pertumbuhan dikatakan tidak baik : bila grafik BB menunjukkan
penurunan (T3), datar (T2) atau naik dengan peningkatan BB yang kurang
mencukupi (T1).
PENAFSIRAN PERTUMBUHAN BALITA DENGAN KMS

 Pertumbuhan disebut BAIK :


 N1 (tumbuh kejar) : bila BB naik dibanding bulan lalu dan grafik berpindah ke pita
yang lebih atas (tua)
 N2 (tumbuh normal) : bila BB naik dibanding bulan lalu dan grafik mengikuti pita
warna yang sama.

 Pertumbuhan TIDAK BAIK :


 T1 (tumbuh tidak memadai) : bila BB naik dibanding bulan lalu tetapi grafik
berpindah ke pita dibawahnya (lebih muda)
 T2 (tidak tumbuh) : bila BB bulan ini tetap dibandingkan bulan lalu, sehingga grafik
KMS mendatar.
 T3 (tumbuh negatif) : bila BB bulan ini turun dibanding bulan lalu, sehingga grafik di
KMS turun.
N1 : tumbuh kejar
N2 : tumbuh normal
32

Anak Yang Tidak Naik Berat Badannya (T)

T1 T2 T3

T1 (tumbuh tidak memadai). Garis pertumbuhan naik, tetapi pindah ke pita warna di bawahnya
T2 (tidak tumbuh). Garis pertumbuhan mendatar, atau sama dengan bulan lalu
T3 (tumbuh negatif). Garis pertumbuhan menurun, atau lebih rendah dari bulan lalu
33
Bagaimana Dengan Anak BGM ?

a. Anak MENJADI BGM Anak PERTAMA KALI Anak BGM yang tumbuh
b. BGM yang T ditimbang dan BGM NORMAL, karena anak
*) Harus dirujuk ke *) Harus dirujuk ke Pus- tersebut memiliki tinggi
Puskesmas/RS untuk kesmas utk konfirma- badan yang PENDEK
diperiksa dan mempe- si apakah anak GIZI *) Tidak perlu dirujuk
roleh perawatan BURUK atau TIDAK ke Puskesmas
Posisi Strategis KMS Dalam Monitoring Pertumbuhan

 Bila kecenderungan grafik “N” maka pertumbuhan tidak


bermasalah

 Bila kecenderunagn grafik “T” maka pertumbuhan bermasalah,


sehingga GIZI BURUK
Posisi Strategis KMS Dalam Monitoring Pertumbuhan

 Bila nilai (absolut) BB naik, tetapi grafik berpindah ke pita yang lebih bawah (T1) :
kenaikan/pertumbuhan BB yang tidak memadai artinya “pembentukan jaringan baru
lebih lambat dari anak yang sehat”

 Bila nilai BB tetap sehingga arah grafik mendatar (T2) : pertumbuhan berhenti artinya
“pembentukan jaringan baru tidak terjadi”

 Bila nila BB berkurang sehingga arah grafik menurun (T3) : pertumbuhan negatif
artinya “penghancuran jaringan yang sebelumnya telah terbentuk”
Posisi Strategis KMS Dalam Monitoring Pertumbuhan

Kesalahan Menilai Status Pertumbuhan

Berat badan Berat badan


bulan lalu bulan ini

Dibandingkan

Penilaian kader/petugas
kesehatan

Asal Naik
37

Berat badan terus turun,


tetapi status gizi tetap baik

Tiba-tiba menjadi
gizi kurang

Status Gizi: B B B B B B K K
Status Pertumbuhan: T T T T T T T T

B=Baik; K=Kurang; T=Tidak naik


Gangguan Pertumbuhan

Penyebab Gangguan Pertumbuhan

Infeksi Kurang makan


(akut & kronis) (kuantitas & kualitas)
Gangguan Pertumbuhan

 Penyebab yang paling sering dalam kegagalan kenaikan berat badan pada anak
balita :
1. Demam
2. Batuk pilek, sesak nafas (ISPA)
3. Diare
4. Campak
5. TBC
6. Gangguan telinga
7. Susah makan
8. Cacat bawaan
POSYANDU SEBAGAI TEMPAT
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
41
PENIMBANGAN PEMANTAUAN
BULANAN PERTUMBUHAN

D = Datang D = Deteksi
D = Daftar D = Dini
T = Timbang T = Tumbuh
K = Kue K = Kembang
B = Bubar B = Balita
UMUM TERJADI SEHARUSNYA
42
PENIMBANGAN BULANAN BALITA DI POSYANDU

1. DATANG KE 2. DIDAFTAR 3. DITIMBANG


POSYANDU

6. PULANG
5. DIBAGI MAKANAN/ 4. DICATAT DALAM
KUE BUKU REGISTER
43
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

1. DATANG KE 2. DIDAFTAR 3. DITIMBANG 4. BB ANAK DICATAT


POSYANDU & DI PLOT KE KMS

KONSELING
PELAYANAN GIZI N = NAIK
DAN KESEHATAN

6.
DASAR 5. DINILAI STATUS
T = TIDAK PERTUMBUHAN
NAIK BERDASARKAN
KURVA BB ANAK
TIDAK
GIZI
BURUK KONFIRMASI BGM, PERTAMA
DITIMBANG

DIRUJUK GIZI BURUK


Tumbuh Normal & Tumbuh Terganggu

Pertumbuhan Normal
(Dipantau Pertumbuhannya)

Berakhir beda
Pertumbuhan terganggu
(Tidak dipantau pertumbuhannya)

Berawal sama
APA TUJUAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN?

1. Mengetahui status pertumbuhan individu balita dari waktu ke waktu secara teratur
2. Mengetahui secara lebih dini (awal) terjadinya gangguan pertumbuhan pada
individu balita
3. Memberikan tindakan penanggulangan (intervensi) segera pada anak yang
mengalami gangguan pertumbuhan  agar dapat dikembalikan ke jalur
pertumbuhan normalnya
4. Memberikan konseling pada ibu/pengasuh anak dalam upaya mempertahankan
atau meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan anak
SYARAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN

1. Anak ditimbang secara teratur setiap bulan (di Posyandu atau di tempat Lain) dan memiliki KMS
2. Setiap ditimbang KMS anak harus dibawa

3. Berat badan anak harus di PLOT ke dalam grafik KMS

4. Status pertumbuhan anak harus dinilai dengan melihat kurva berat badannya dalam KMS untuk
menilai N=naik atau T=tidak naiknya

5. Anak diidentifikasi apakah perlu tumbuh-kejar atau


mempertahankan pertumbuhannya

6. Ibu atau Pengasuh Balita harus diberikan informasi atau konseling sehubungan dengan status
pertumbuhan anak
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN

1. CARA memasang timbangan (dacin) dan cara menimbang anak

2. CARA menghitung umur anak yang lebih teliti

3. CARA PLOT berat badan anak dalam KMS

4. CARA menilai status pertumbuhan anak

5. CARA identifikasi anak yang harus tumbuh-kejar

6. CARA menentukan GARIS PERTUMBUHAN IDEAL bagi anak yang harus


tumbuh-kejar
Posyandu Sebagai Tempat Pemantauan Pertumbuhan

Timbang

Plot hasil
penimbangan Naik (N1, N2) Beri pujian

Buat grafik
Tidak Naik
pada KMS Analisa
(T1, T2, T3)

Interpretasi hasil
penimbangan Cek kemungkinan
penyebab

Rujuk
Cari pemecahan
masalah
49
KENAPA PERTUMBUHAN DIPANTAU?

GIZI SEIMBANG? Pertumbuhan Normal


Ya

Tidak
Indikasi
Pertumbuhan Keadaan Gizi tetap baik
Terganggu

Indikasi PERTUMBUHAN sebagai


Keadaan gizi yang INDIKATOR Memburuknya
memburuk atau Tetap Baiknya
Keadaan Gizi
Deteksi Dini Gizi Buruk Melalui Pemantauan Pertumbuhan
Timbang anak

Isi KMS

BB tidak BGM

Tentukan status gizi dengan BB/U

BB/U < -2 SD (Z Score) BB/U < -2 SD (Z Score)

Anak gizi kurang Tentukan status gizi dengan BB/TB

BB/TB ≥ -3 SD BB/TB < - 3 SD

Anak gizi
Anak kurus/gizi kurang
buruk/sangat kurus
Deteksi Dini Gizi Buruk Melalui Pemantauan Pertumbuhan
BGM

Ukur kembali TB/PB dan BB Periksa tanda-tanda klinis


kwashiorkor/marasmus

BB/TB < -3 SD (Z Score)

Tidak Ya
Ya Tidak

Edema (-) Edema (+)

GIZI BURUK

BUKAN GIZI BURUK


PERANAN POSYANDU SEBAGAI SISTEM KEWASPADAAN DINI GIZI BURUK
Semua balita ke Posyandu (S)

Balita datang ditimbang (D)

Balita dapat KMS (K)

Non BGM BGM

N T Cek dengan tabel BB/U

BB/U < -3 SD (Z Score) BB/U ≥ -3 SD (Z Score)


Penyuluhan Gizi Konseling Gizi
Cek dengan tabel  Konseling gizi
BB/TB  PMT

BB/TB ≥ -3 SD (Z Score)
BB/TB > -3 SD (Z Score) disertai edema BB/TB < -3 SD (Z Score)
kedua kaki

 Konseling gizi Rawat puskesmas/RS


 PMT

Pos pemulihan
Rumah
gizi
PERANAN POSYANDU SEBAGAI SISTEM KEWASPADAAN DINI GIZI BURUK

 RUJUKAN KASUS :
 BB berada di bawah garis merah (BGM)
 T1, T2, T3 (walau BB masih > BGM)
 Balita sakit
 LAPORAN KASUS :
 Formulir W1 dan W2 (Puskesmas/RS)
 Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi
 Kejadian luar biasa ? KLB gizi buruk
MENGUKUR BERAT BADAN
 DEGAN DACIN :
 Sudah ditera
 Bandul digeser di posisi nol
 Batang timbangan harus seimbang, bila belum seimbang, sekrup timbangan perlu
diatur
 Anak ditimbang tanpa sepatu dan dalam keadaan tenang
 Pembacaan timbangan harus teliti, sampai 0,1 kg
 DENGAN ALAT TIMBANG PEGAS:
 Sudah ditera
 Dalam keadaan kosong, jarum diangka nol
 Anak ditimbang tanpa sepatu dan dalam keadaan tenang
 Pembacaan timbangan harus teliti, sampai 0,1 kg
1. Pilih Pelana rumah
atau dahan peng-
gantung yang kuat

2. Tali penggantung
dacin yang kuat

3. Gantungkan dacin dengan


posisi batang dacin sejajar
dengan mata penimbang
4. Sarung atau celana
timbang tempat 5. Bandul geser
anak diletakkan di angka NOL
6. Bandul penyeimbang
dapat berupa kantong/
plastik berisi kerikil
atau pasir

CARA MEMASANG DACIN YANG BENAR


7. Posisi kedua paku
timbangan harus
lurus
CARA MENIMBANG ANAK YANG BENAR
58 KESALAHAN MENIMBANG ANAK
Batang dacin tidak
datar (seimbang)

Bandul penyeimbang
tidak dipasang

Sarung timbang
sudah dipasang
Anak langsung ditimbang
 berat badan anak lebih
berat dari sebenarnya
MENGUKUR TINGGI BADAN/PANJANG BADAN

 Bila anak masih kecil < 2 th:


 Dikukur sambil berbaring : panjang badan (PB) menggunakan alat stadio meter
 Anak ditelentangkan & dipegang oleh seorang asisten terutama pada lutut dan
telapak kaki
 Petugas pengukur meletakkan kepala anak menempel pada “bidang kepala” yang
statis sedangkan “bidang kaki” yang dapat digeser ditempatkan pada telapak kaki
dalam keadaan tegak lurus
 Hasil pengukuran dibaca pada skala, dengan ketelitian 0,1 cm
60
KEADAAN ALAT UKUR PANJANG BADAN YANG BARU DIKELUARKAN
ATAU YANG SIAP DIMASUKKAN KE DALAM TAS PENYIMPAN

Alat geser
Sekrup pengikat kedua
bagian alat ukur

Bagian pertama alat ukur


panjang badan Bagian kedua alat ukur panjang
badan di taruh terbalik
61

Lubang tempat
pasak kayu di
Pasak kayu masukkan
Sekrup pengikat di buka

kedua bagian alat ukur dilepas


dan siap untuk disambungkan
62
KEADAAN ALAT UKUR PANJANG BADAN SETELAH
KEDUA BAGIAN DISAMBUNGKAN
63

Pita pengukur

Posisi alat geser menempel rapat di dinding


tempat kepala anak menempel

Ujung pita pengukur ditarik dan baud pengikatnya


dimasukkan ke dalam lubang yang terdapat di
di bagian ujung alat ukur
64

Alat geser menempel


rapat ke dinding alat
ukur

Jendela baca

Putar sekrup pengikat ke kanan


0 atau ke kiri sampai angka pada
jendela baca menunjukkan NOL
65

SALAH: Telapak kaki tidak


menempel dua-duanya
66
MENGUKUR TINGGI BADAN/PANJANG BADAN

 Bila anak sudah besar > 2 th :


Biasanya diukur sambil berdiri : tinggi badan (TB) dengan “microtoise”
 Microtoise digantungkan pada dinding tegak lurus pada ketinggian 2 m
 Pada waktu mengukur TB, punggung, tumit, pantat, dan belakang kepala menempel
pada tembok, posisi kepala tegak dan pandangan mata lurus ke depan
 Meteran microtoise diturunkan hingga mengenai kepala anak
 Hasil pengukuran dibaca pada skala, dengan ketelitian 0,1 cm
Alat Ukur Tinggi Badan (“Microtoise”)
Tempat paku atau perekat untuk
menempelkan alat ke dinding

Pita pengukur tinggi badan


Sisi siku-siku yang menempel

Jendela pembaca angka


tinggi badan anak
ke dinding

Sisi siku-siku yang menempel


ke kepala anak
5. Pakukan atau rekatkan ujung
pita ke dinding

4. Tarik pita ke atas menempel di dinding sampai


CARA MEMASANG MICROTOISE

pada jendela baca menunjukkan angka NOL


2. Pilih dinding yang rata dan
tegak lurus ke lantai

1. Pilih lantai yang rata

3. Letakkan microtoise dgn bagian yang


akan menempel pada kepala anak
rapat di lantai
CARA MENGUKUR TINGGI BADAN
3. Gerakkan microtoise

2. Bagian belakang kepala, punggung dan


sampai menempel di
kepala anak dan baca

tumit menempel raopat ke dinding


angka pada jendela baca

1. Anak berdiri tegak


membelakangi dinding
dengan pandangan
ke depan
INDEKS ANTROPOMETRI YANG DIGUNAKAN

 BB/U : Berat badan menurut Umur, menggambarkan ada atau tidak adanya
malnutrisi, tidak bisa menjelaskan apakah akut atau kronis.

 TB/U : Tinggi badan menurut Umur, menggambarkan ada atau tidak adanya
malnutrisi kronik.

 BB/TB : Berat badan menurut Tinggi badan, meggambarkan ada atau tidak adanya
malnutrisi akut.

También podría gustarte