Está en la página 1de 26

Bagian Kulit dan kelamin Tugas Laporan Kasus

Fakultas Kedokteran Januari 2019


Universitas Pattimura

XEROSIS CUTIS

Raden A. C. U. Hasanusi
2013-83-030

Pembimbing:
dr. Novriyani Masuku, sp. KK. M.Kes

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik


Bagian Kulit dan kelamin
Fakultas Kedokteran
Universitas Pattimura
Ambon
2019
PENDAHULUAN (GIZI BURUK)
• Kekurangan gizi adalah masalah kesehatan di negara-negara
berkembang di dunia, termaksud di indonesia
• 34-62% : Anak usia sekolah
• Kekurangan gizi yang berkepanjangan menghambat
pertumbuhan dan meningkatkan kerentanan anak terhadap
penyakit
• KEP :
1. Marasmus : kulit akan tampak kering, kusut, dan kendur karena kehilangan
lemak subkutan
2. Kwashiorkor : perubahan rambut dan kulit “crazy pavment” , edema,
gangguan pertumbuhan, dan perut buncit
3. Campuran
PENDAHULUAN (XIROSIS CUTIS)
• Xirosis Cutis adalah suatu bentuk iritasi yang
disebabkan oleh kurangnya kelembaban di
kulit.
• Usia tua > muda
• Tampilan klasik : "cracked porcelain" / "dry
riverbed“
• Terapi : antihistamin, steroid topikal, emolient
KASUS
• Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun, tidak bekerja
dan berekolah, suku ambon, bangsa indonesia,
alamat suli bawah, masuk rumah sakit umum daerah
(RSUD) dr. M. Haulussy Ambon tanggal 15 Januri
2019 (NO. RM : 09-29-98) dengan keluhan
munculnya luka pada siku kiri dan lutut kiri.
ANAMNESIS (ALLO-AUTOANAMNESIS)

• Pasien anak laki-laki usia 7 tahun diantar oleh orangtuanya


dengan keluhan munculnya luka pada siku kiri, dan lutut kiri sejak
4 hari yang lalu (Sabtu, 12 Januari 2019). Keluhan disertai adanya
bercak kehitaman pada wajah, kedua tangan, dan kedua kaki,
keseluruhan kulit kering, gatal, dan bersisik, penurunanan berat
badan tanpa disertai penurunan nafsu makan, dan sulit berjalan
yang muncul tiba-tiba sejak 3 tahun yang lalu. Demam, batuk,
gangguan buang air kecil (BAK), dan buang air besar (BAB)
disangkal. Pasien lahir normal dengan usia kehamilan dan berat
badan lahir cukup di rumah dengan dibantu bidan. ibu pasien
mengaku bahwarutin memeriksakan kandungannya selama 9
bulan mengandung di puskesmas terdekat. Imunisasi pasien
lengkap dan cukup air susu ibu (ASI).
ANAMNESIS

RIWAYAT PENYAKIT
• DISANGKAL
DAHULU

KELUARGA • DISANGKAL

ALERGI • DISANGKAL
ANAMNESIS

RIWAYAT • DISANGKAL
PENGOBATAN

• pasien rutin menjaga


kebersihan tubuhnya dan
RIWAYAT KEBIASAAN sehari-hari hanya berada di
dalam rumah
PEMERIKSAAN FISIK (STATUS GENERALIS)

• Keadaan umum : Kesan Sakit Berat


• Kesadaran : kompos mentis
• kesan gizi : kurang (Indeks massa tubuh/IMT 8.6)
• TV : Nadi 90x/menit, Pernapasan 26x/menit, dan suhu 36⸰C
• Kepala : Normochephali, Konjungtiva anemis (-)
• Mulut : Sianosis (-), T1/T1, hiperemis (-), Kandidiasis oral (-),
bibir kering
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
PEMERIKSAAN FISIK (STATUS GENERALIS)

• Thoraks :
Jantung → Bunyi Jantung SI/SII, reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru → Bunyi napas dasar vesikuler, bunyi tambahan (-)
• Abdomen : Hepar dan lien tidak dan nyeri tekan (-)
• Inguinal : Tidak ada pembesaran kelenjar betah bening
• Genital : Tidak diperiksa
• Ekstremitas : Akral dingin , edema (-)
PEMERIKSAAN FISIK (STATUS DERMATOLOGI)

• Lokasi : (General )
Regio capitis, regio collum, regio ekstremitas atas, regio
ekstremitas bawah
• Ukuran : Plakat
• Effloresensi : Makula hiperpigmentasi, krusta, erosi
PEMERIKSAAN TAMBAHAN (LAB 15/1/19)
PEMERIKSAAN TAMBAHAN (LAB 17/1/19)
KASUS
• DIAGNOSA BANDING

1. Xerosis cutis
2. Iktiosis vulgaris
3. Xeroderma pigmentosum
• DIAGNOSIS
1. Xerosis cutis
KASUS
• PENATALAKSANAAN
1. Sagestam krim 2x1
2. Emolient

• PROGNOSIS
1. Quo ad Vitam: dubia ad bonam
2. Quo ad Functionam: dubia ad bonam
3. Quo ad Sanationam: dubia ad bonam
4. Qua ada Kosmetikan: dubia ad malam

• ANJURAN
Perhatikan kebersihan dan asupan gizi seimbang
FOTO PASIEN (PRE)
FOLLOWUP
FOTO PASIEN POST
DISKUSI (ANAMNESIS)
• KASUS
seorang anak laki-laki berusia 7 tahun mengeluh luka pada siku dan lutut.
disertai adanya bercak kehitaman pada wajah, kedua tangan, dan kedua
kaki, kulit kering, gatal, dan bersisik, penurunanan berat badan disertai
penurunan nafsu makan, dan sulit berjalan

• PUSTAKA
1. Xerosis kutis (Eksim asteatotik) biasanya dikaitkan dengan hilangnya
lipid (lemak)
2. faktor-faktor yang memprovokasi timbulnya serosis kutis seperti :
kondisi iklim yang panas, penggunaan sistem pemanas, mandi berlebihan,
malnutrisi (jarang), dan penggunaan obat-obatan tertentu
3. Berkurangnya jaringan lemak dibawah kulit juga menurunkan fungsi
kulit sebagai dinding perlindungan pertama, sehingga trauma dan luka
sering kali ditemukan pada daerah-daerah penonjolan tulang
DISKUSI (PEMERIKSAAN FISIK)

• KASUS
Makula hiperpigmentasi dengan bentuk plakat
ireguler, erosi, dan kulit kering pada hampir
keseluruhan permukaan tubuh

• PUSTAKA
Klasik dari xerosis kutis "cracked porcelain" atau "dry
riverbed"
DISKUSI (PEMERIKSAAN FISIK)
• KASUS
1. Kulit tampak bercak kehitaman, kering, dan kendur
2. Perut buncit yang khas

• DISKUSI
1. Marasmus : kulit akan tampak kering, kusut, dan kendur
2. Kwashiorkor : Perubahan rambut dan kulit (crazy
pavement dermatosis), edema, gangguan pertumbuhan,
dan perut buncit
3. Marasmus-kwashiorkor : menunjukkan fitur dari kedua
kondisi
DISKUSI (DIAGNOSA BANDING)

• ICHTIOSIS VULGARIS

pada iktiosis vulgaris sisik dan lesi


yang ditimbulkan lebih dalam
dibandingkan xerosis cutis sehungga
akan menimbulkan rasa nyeri. Selain
itu juga ikhtiosis vulgaris dapat
sembuh atau tidak menimbulkan
keluhan pada tempat yang hangat
dan seiring pertambahan usia
DISKUSI (DIAGNOSA BANDING)

• XERODERMA PIGMENTOSUM

pada xeroderma
pigmentosum penderita
biasanya akan menunjukan
gejala sensitivitas terhadap
paparan sinar matahari yang
signifikan seperti kulit
menjadi bersisik, menebal,
dan gatal. Namun pada
penderita ini tidak
DISKUSI (TERAPI)

• KASUS
Emolient krim
Sagestam krim
• DISKUSI
Terapi yang diberikan dapat dengan menggunakan
antihistamin dan steroid topikal. Namun drug of
choice terapi adalah dengan penggunaan emolient
topikal
DISKUSI (PROGNOSIS)

• KASUS : Prognosis penderita ini adalah ad vitam dubia ad


bonam, ad fungtionam dubia ad bonam, ad sanationam ad
bonam, dan ad kosmetikam dubia ad malam
• PUSTAKA : penatalaksanaan dengan menggunakan
emolient secara teratur sudah dapat menurukan keluhan
pasien terkait xerosis kutis dan membantu penderita dalam
menjalankan fungsi sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Vizwaroopan D, Arun GR, Shailaja U, Mallannavar V, Priya SL.
Undernutrition in children : an update review. Mooksha publishing house.
2017; p.13-18
2. Degarede A, Degarege D, Animut A. Undernutrition and associated risk
factors among school age children in Addis Ababa, Ethiopia. BMC public
health. 2015; p.1-9
3. Maleta K. Undernutrition. Malawi Medical Journal. 2006 ; p.189-205
4. The skin in old age. In: Gawkrodger D J, editors. Dermatology : An
illustrated colour text. 3rd ed. UK: Churchill Livingstone; 2002. p. 110
5. Casler NM, Burris AM, Nguyen JC. Asteatotic Eczema in Hypoesthetic Skin
A Case Series. JAMA Dermatology. 2014 ; p.1088-1090
6. Eczema and dermatitis. In: Weller R ,Hunter J, Savil J, Dahl M, editors.
Clinical dermatology. 4st ed. USA: Blackwell publishing; 2008. p.101
DAFTAR PUSTAKA
7. Nutritional disease. In: James WD, Berger TG, Elson DM,
editors. Andrews’ Disease of the skin : clinical dermatology.
11st ed. UK: Sauders elsavier; 2011. p.475
8. Mertz SE, Thea D. Nguyen, Spies LA. Ichthyosis Vulgaris A
Case Report and Review of Literature. Journal of
dermatology nurse assosiation. 2018; p.235-237
9. Lehmann AR, McGibbon D, Stefanini M. Xeroderma
pigmentosum. Orphanet journal of rare disease. 2011; p.1-
6
10.Epidermal and Dermal Lesions, Eczematous Lesions, and
Atrophies. In: Trozak DJ, Tennenhouse DJ, Russel JJ, editors.
Dermatology skills for primary care. New Jersey: Humana
pers; 2006. p.213-217

También podría gustarte