Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Oleh :
Ikhwan Yuda Kusuma, S.Farm., Apt.
SCIZOPHRENIA
• Patofisiologi skizoprenia melibatkan system dopaminergik dan serotonergik (more
recently : glutamat)
• Hipotesis/teori tentang patofisiologi skizoprenia :
• Pada pasien skizoprenia terjadi hiperreaktivitas sistem dopaminergik
• Hiperdopaminergia pada sistem mesolimbic berkaitan dengan gejala positif
• Hipodopaminergia pada sistem mesocortis dan nigrostriatal bertanggungjawab
thd gejala negatif dan gejala ekstrapiramidal
APA ITU DOPAMIN?
Klasifikasi reseptor dopamin
Berdasarkan signal transduksinya, reseptor Dopamin digolongkan menjadi 2 family
yaitu : D1 family dan D2 family
Selanjutnya masing-masing terbagi lagi menjadi beberapa subtipe:
■ D1 family terdiri dari : D1 dan D5 terikat dgn Gs (stimulatory G protein) aktivasi
Adenilat Siklase
■ D2 family terdiri dari : D2, D3, D4 terikat dgn Gi (inhibitory G protein) menghambat
Adenilat Siklase
Neuron yang mengandung dopamin terkelompok di otak tengah : substantia nigra dan
tegmental area Dopamine receptors in various tracks
Yang paling berperan dlm klinik : reseptor D2 skizoprenia, parkinson, Track Origin Innervations Function Antipsychotic
hiperprolaktinemia, adiksi obat, mual dan muntah effect
Mesolimbic Midbrain, Struktur limbic Emotional and Hallucinations,
Ventral daerah tengah intellectual deulsions,
tegmental (agak agak ke basal disordered
ke basal) cognition
Nigrostriatal
pathway: •dari substantia nigra ke basal ganglia fungsi gerakan, EPS
•Antagonism of D2 receptors in the nigrostriatal pathway is
Extrapyramidal associated with increased risk of extrapyramidal symptoms
Symptoms
High Potency – decanoate helpful for homeless, few social supports, frequent relapse
• Fluphenazine (Prolixin) also has decanoate formulation
• Haloperidol (Haldol) also decanoate
Low Potency – dopamine + histamine, acetylcholine, muscarinic
• Thioridizine (Mellaril)
• Loxapine (Loxatane)
• Chlorpromazine (Thorazine)
• Thiothixene (Navine)
• Perphenazine (Trilafon)
HALOPERIDOL
Mechanism of
Pharmacokinetics Dose & Indication
Action
Adverse Effects
Interaction Warning
(Efek Samping)
Mechanism of Action
• Memblok reseptor dopaminergik D1
dan D2 di postsinaptik mesolimbik
otak. Menekan pelepasan hormon
hipotalamus dan hipofisa, menekan
Reticular Activating System (RAS)
sehingga mempengaruhi metabolisme
basal, temperatur tubuh, kesiagaan,
tonus vasomotor dan emesis.
Pharmacokinetics
• Bioavailabilitas oral : 60-70%,
ABSORBSI : •
•
Onset kerja : 30-60 menit (IM/IV)
Durasi dekanoat : 2-4 minggu (decanoate)
• Peak plasma time : 2-6 jam (PO); 10-20 menit (IM); 6-7 hari (decanoate)
•Schizophrene, Psycosis/Sedasi : Oral : Awal : •Schizophrene, Psycosis:: i.m. sebagai laktat •Schizophrene, Psycosis: •Schizophrene, Psycosis:
0,05 mg/kg/hari atau 0,25-0,5 mg/hari dibagi (prompt-acting): 1-3 mg/dosis setiap 4-8 jam •Oral : moderate disease 0,5-2 mg, sehari •Oral : dosis awal rendah dan penyesuaian
dalam 2-3 dosis; peningkatan 0,25-0,5 mg ditingkatkan sampai maksimum 0,15 2-3 kali, severe desease 3-5 mg, sehari 2-3 dosis bertahap lebih dianjurkan; 0,25-0,5 mg
setiap 5-7 hari p.r.n; Maintenance : 0,05-0,15 mg/kg/hari; ubah ke terapi oral sesegera kali, maksimum lazimnya 30 mg/hari. oral sehari 1-2 kali,
mg/kg/hari dibagi dalam 2-3 dosis. mungkin. •I.M. sebagai laktat (prompt-acting): 2-5 mg •I.M. sebagai laktat (prompt-acting): dosis
setiap 4-8 jam sesuai kebutuhan; dewasa terendah
•Tourette Disorder : Awal : 0,5 mg / hari PO; •I.M. sebagai dekanoat (depot): Awal 10-20 •I.M. sebagai dekanoat (depot): dosis awal
dosis meningkat sebesar 0,5 mg setiap 5-7 x dosis harian diberikan dengan interval 4 rendah dan penyesuaian dosis bertahap
hari sampai efek terapi tercapai, kemudian minggu, tidak melebihi 100 mg; jika konversi lebih dianjurkan; dosis bulanan 10-15 kali
dikurangi hingga dosis pemeliharaan membutuhkan dosis awal > 100 mg, berikan dosis PO setiap hari.
terendah yang efektif dari 0,05-0,075 mg / kg dalam 2 suntikan (misalnya, 100 mg awalnya, •IV. (Off Label) : 0,25-0,5 mg IV setiap 4 jam;
/ hari PO dibagi dalam 2-3 dosis. kemudian sisanya dalam 3-7 hari). hanya menggunakan laktat (tidak Decanoate)
Pemeliharaan dosis bulanan 10-15 kali untuk administrasi IV; monitor EKG untuk
•Behavioral Disorders : Awal : 0,5 mg / hari dosis PO setiap hari pmanjangan interval QT.
PO; dosis meningkat sebesar 0,5 mg setiap 5- •IV. (Off Label) : Delirium di ICU hanya •Tidak disetujui untuk psikosis terkait
7 hari sampai efek terapi tercapai, kemudian menggunakan haloperidol laktat untuk demensia, karena peningkatan risiko
dikurangi hingga dosis pemeliharaan administrasi IV; tidak menggunakan kematian terkait kardiovaskular atau infeksi
terendah yang efektif dari 0,05-0,075 mg / kg haloperidol dekanoat. Awal 2-10 mg;
/ hari PO dibagi dalam 2-3 dosis. dapat diulang secara bolus setiap 15-30
•Tourette Disorder : dosis awal rendah dan
menit sampai dicapai kondisi tenang,
penyesuaian dosis bertahap lebih
•Acute Agitation : Tidak direkomendasikan. kemudian berikan 25% dosis maksimum
dianjurkan; 0,25-0,5 mg oral sehari 1-2 kali.
setiap 6 jam, monitor EKG dan interval QT.
Orthostatic hypotension
Akathisia Anticholinergic effects (after IM injection), ECG changes Seizure Rhabdomyolysis
tachycardia
Aripiprazol + + + + + +
Chlorpromazine ++++ +++ +++ ++++ ++ +++
Clozapine ++++ + ++++ ++++ ++++ +
Fluphenazine + ++++ + + + ++++
Haloperidol + ++++ + + + ++++
Olanzapine ++ ++ ++ ++ ++++ +
Perphenazine ++ ++++ ++ + + ++++
Quetiapine ++ + + ++ ++ +
Risperidone + ++ + ++ ++ ++++
Thioridazine ++++ +++ ++++ ++++ + +++
Thiothixene + ++++ + + + ++++
Ziprasidone ++ ++ + + + +
Sindrom Ekstrapiramidal (EPS)
adanya blockade diatasi dengan obat
dopaminergik di antikolinergik
Pseudoparkinsonism striatum muncul (benztropin, THF, dan
gejala mirip Parkinson difenhidramin,
(TRAP) amantadin)
diatasi dengan
Reaksi Distonia pergerakan wajah dan
antikolinergik atau
tubuh yang tidak
benzodiazepin
(kekejangan otot yang normal, yang lebih
(Benztropin,
sering terjadi pada anak
difenhidramin,
nyeri) atau dewasa muda
diazepam, lorazepam)
diatasi dengan
tidak bisa diterapi
tidak bisa duduk tenang, propanolol atau
dengan antikolinergik --
Akatisia (restlessness) dan gerakan-gerakan
turunkan dosis
benzodiazepine
yang tidak bisa berhenti (diazepam, lorazepam,
antipsikosis
klonazepam)
Bentuk dekanoat jangan diberikan secara iv. Hindari penggunaan pada toksikosis.
Hati-hati digunakan pada gangguan yang menunjukkan depresi SSP karena menimbulkan sedasi.
Hati-hati penggunaan pada pasien yang mengalami ketidakstabilan hemodinamik, kecenderungan kejang, kerusakan subkortikal otak,
penyakit ginjal dan pernafasan.
Hati-hati pada penderita yang beresiko menderita pneumonia (misalnya penyakit Alzheimer) karena kemungkinan terjadi dismotil
esofagus dan aspirasi.
Hati-hati pada penderita kanker payudara atau tumor yang dependen terhadap prolaktin karena mungkin meningkatkan kadar
prolaktin. Mungkin mengubah pengaturan temperatur tubuh, atau menutupi efek toksik obat lain karena efek anti emetik.
Hipotensi dapat terjadi dengan pemberian secara im, hati-hati pada pasien dengan penyakit: serebrovaskuler, kardiovaskuler, atau
obat yang menimbulkan penyakit-penyakit tersebut karena dapat menimbulkan hipotensi ortostatik.
Pemberian sebagai dapat memperpanjang reaksi yang tidak dikehendaki. Beberapa obat mengandung tartazine.
FLUPHENAZINE
Mechanism of
Pharmacokinetics Dose & Indication
Action
Adverse Effects
Interaction Warning
(Efek Samping)
Mechanism of Action
Fluphenazine
site of action
Pharmacokinetics
Pharacokinetics
• Rapidly absorbed
• Onset kerja : garam HCl 1 hr; decanoate 24-72 jam.
ABSORBSI : • Durasi : garam HCl 6-8 jam, sebagai dekanoat 4 minggu.
• Peak plasma time : garam HCl 2 hr; decanoate 8-10 jam,
• Puncak efek : neuroleptik sebagai dekanoat : 48-96 jam.
• Safety and efficacy not • Schizophrene, Psycosis: • 1-2,5 mg / hari PO; Dosis
established • Fluphenazine HCL : Awal 2.5- dititrasi sesuai dengan respon
10 mg/hari PO sehari 3-4 kali.
Maintenance 1-5 mg PO/IM
sehari 3-4 kali. Tidak melebihi
40 mg/hari.
• Fluphenazine decanoate (depot)
: 12.5-25 mg (25 mg/mL) IM/SC
selama 2-4 minggu.
Orthostatic hypotension
Akathisia Anticholinergic effects (after IM injection), ECG changes Seizure
tachycardia
Agitation, anxiety, cerebral edema,
depression, dizziness, euphoria,
Dystonia Sedation headache, poikilothermia, Photosensitivity Priapism
restlessness, weakness
Anorexia, constipation,
Dyskinesia Weight gain Pruritus Cholestatic jaundice
dyspepsia, ileus
Neuroleptic malignant
Oligomenorrhea or
syndrome (NMS; infrequent Blood dyscrasia
amenorrhea
but serious)
Parkinsonism Galactorrhea
Aripiprazol + + + + + +
Chlorpromazine ++++ +++ +++ ++++ ++ +++
Clozapine ++++ + ++++ ++++ ++++ +
Fluphenazine + ++++ + + + ++++
Haloperidol + ++++ + + + ++++
Olanzapine ++ ++ ++ ++ ++++ +
Perphenazine ++ ++++ ++ + + ++++
Quetiapine ++ + + ++ ++ +
Risperidone + ++ + ++ ++ ++++
Thioridazine ++++ +++ ++++ ++++ + +++
Thiothixene + ++++ + + + ++++
Ziprasidone ++ ++ + + + +
Interaction
Warning
Hati-hati digunakan pada gangguan yang menunjukkan depresi SSP karena menimbulkan sedasi.
Hati-hati penggunaan pada pasien: penyakit Parkinson, hemodinamik tidak stabil, penekanan sumsum tulang, predisposisi kejang,
ginjal, pernafasan.
Hati-hati pada penderita yang berisiko menderita pneumonia (misalnya penyakit Alzheimer) karena kemungkinan terjadi dismotil
esofagus dan aspirasi.
Hati-hati pada penderita kanker payudara atau tumor yang dependen terhadap prolaktin karena mungkin meningkatkan kadar
prolaktin.
Hipotensi dapat terjadi terutama pemberian secara im, hati-hati pada pasien dengan penyakit : serebrovaskuler, kardiovaskuler, atau
obat yang menimbulkan penyakit-penyakit tersebut karena dapat menimbulkan hipotensi ortostatik.
Cara
pemberian
Injeksi depo dari antipsikosis konvensional dapat
meningkatkan risiko terjadinya reaksi Umumnya tidak lebih dari 2–3 ml dari injeksi berbasis minyak
sebaiknya diberikan pada satu tempat penyuntikan
ekstrapiramidal dibandingkan dengan sediaan oral.
Reaksi ekstrapiramidal lebih jarang terjadi pada Teknik injeksi yang benar (termasuk teknik penggunaan z-track)
dan rotasi tempat penyuntikan merupakan hal penting.
antipsikosis atipikal seperti risperidon. Informasi
Jika dosis perlu diturunkan untuk meringankan efek samping
penggunaan injeksi depo antipsikotik pada anak perlu TDM kadar obat dalam plasma tidak boleh turun
masih terbatas dan penggunaannya hanya boleh selama beberapa waktu setelah penurunan dosis.
dilaksanakan di unit-unit khusus Oleh karena itu mungkin butuh waktu sebulan atau lebih
sebelum efek samping hilang.
Dose
Dosis : Respon individual terhadap obat neuroleptik sangat bervariasi dan untuk Antipsikosis Dosis (mg) Interval
mendapatkan efek optimum, dosis dan interval dosis harus dititrasi tergantung respon
pasien. Flupentiksol dekanoat 40 2 minggu
Flufenazin dekanoat 25 2 minggu
Dosis ekuivalen dari depot antipsikosis Kesetaraan ini dimaksudkan hanya sebagai panduan Haloperidol (sebagai dekanoat) 100 4 minggu
umum; instruksi dosis individual juga sebaiknya diperhatikan; pasien sebaiknya berhati–hati
dan dimonitor terhadap setiap perubahan selama pengobatan. Pipotiazin palmitat 50 4 minggu
Zuklopentiksol dekanoat 200 2 minggu
Penting. Kesetaraan ini tidak boleh diekstrapolasikan melebihi dosis maksimum obat. Dosis
yang lebih tinggi membutuhkan titrasi yang sangat hati-hati oleh dokter spesialis dan
kesetaraan dosis di atas ini mungkin saja tidak sesuai.
Pemilihan. Tidak ada batas yang jelas pada penggunaan antipsikosis konvensional, tetapi
zuklopentiksol mungkin dapat digunakan untuk pengobatan agitasi atau pasien yang agresif
di mana flupentiksol dapat menjadi penyebab dari kegembiraan yang berlebihan pada pasien
ini. Kejadian reaksi ekstrapiramidal hampir sama dengan antipsikosis konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
• AHFS Drug Information Essentials 2014
• Dipiro, Joseph T, et al. 2014. Pharmacotherapy : a Pathophysiology
Approach 9th Edition. USA:McGraw-Hill Companies.
• Drug Information Handbook 25th edition
• Drugs.com
• McPhee, Stephen J., et al. 2012. Current Medical Diagnosis &
Treatments 51th Edition. New York: Mc Graw Hill.
• Medscape.com
• Offermanns, Stefan dan Walter Rosenthal. 2008. Encyclopedia of
Molecular Pharmacology 2nd Edition. New York: Springer Reference
TERIMAKASIH
Phenothiazine SAR
S S
2 2
N N
X X
CH2 CH2 CHCH 2 CH
2NR 2 2 CH2NR2
1. Propyl Side Chain 1 2 31 2 3
•Propyl is best, butyl is nearly inactive, ethyl has low activity. Compounds with ethyl
chains often have antihistaminic activity.
•Any substituent at the first position of the side chain decreases activity.
•Substitution of a methyl at position 2 of the chain is OK, phenyl is OK. Large aliphatic
substituents are not tolerated.
•A larger range of substitutions are tolerated at position 3. The nitrogen is often
included as part of a ring.
2. Modification of X and the the Tricyclic Nucleus
O O O O
OH < H < OCH 3 < CH3 < CCH3 ~ SCH 3 < Cl < SCH3 ~ SCH 3 ~ Br ~ SCF 3 < SCF3 < CF3
O O
Phenothiazine Metabolism
Three major processes; all give compounds that are less active.
(DeRuiter, 2001)