Está en la página 1de 31

FARMAKOKINETIKA

Putu Indrayoni, S.Farm., M.Farm., Apt


Farmakokinetika
Studi mengenai kinetika absorpsi, distribusi, metabolisme dan
ekskresi (ADME) dari obat dan respon farmakologi, terapeutik,
atau toksiknya pada manusia dan hewan
(American Pharmaceutical Association, 1972).
• How the Body Absorbs and Uses Medicine _ Merck Manual Consumer
Version.mp4
Absorpsi Obat
 Adalah perpindahan obat dari tempat pemberian menuju ke
sirkulasi darah dan target aksinya.
 Untuk memasuki aliran sistemik/pembuluh darah obat harus dapat
melintasi membran/barrier
 Barrier : eksternal barrier dan blood-tissue barrier
Absorpsi Obat
• Eksternal barrier meliputi kulit dan membran mukosa
• Blood-tissue barrier terdiri dari capillary bed.
• Permeabilitas dinding capillar dipengaruhi oleh karakteristik struktur
dan fungsi sel endothelial
Transportasi Obat
• Molekul obat dapat menembus membran sel melalui :
• Difusi
• Sistem transport (carrier)
• Vesicular transport
• Transcytosis
• Receptor-mediated endocytosis
Transportasi Obat
Difusi
• Substansi yang lipofilik memasuki membran mulai dari bagian
ekstraselular, terakumulasi pada membran, dan masuk ke cytosol.
• Arah dan kecepatan penembusan membran dipengaruhi oleh
perbedaan konsentrasi relatif (gradien konsentrasi) pada fase cair
dan pada membran
Transportasi Obat
Difusi
• Semakin besar gradien konsentrasinya maka makin banyak yang akan
terdifusi per unit waktu (Hukum Fick)
• Substansi yang hidrofilik akan kesulitan menembus membran
Difusi
Difusi
• Faktor yang berpengaruh :
• Ukuran molekul
• Kelarutan dalam lipid
• Polaritas
• Derajat ionisasi
• pH lingkungan
• Cairan tubuh
• Cairan pada sel darah
• Urin
Sistem Transport (Carrier)
Sistem Transport (Carrier)
• Dibutuhkan kesesuaian affinitas antara obat/substansi dengan carrier.
• Berlaku adanya hambatan kompetitif dari substansi dengan afinitas
serupa
Sistem Transport (Carrier)
Vesicular transport
Transcytosis
• Terjadi penelanan substansi terlarut pada cairan ekstraselular oleh
vesicle (phagosom) dan dibawa ke sitoplasma
• Jika terjadi fusi vesicle dengan lisosom membentuk phagolysosom
maka substansi yang ditelan tadi akan dimetabolisme
Transcytosis
Vesicular transport
Receptor-mediated endocytosis
• Obat berikatan dengan reseptor yang terikat dengan protein khusus
yaitu adaptin (1-3)
• Kompleks obat-reseptor akan membentuk agregat dengan kompleks
lain melalui proses clathrin-dependent (4)
• Bagian membran yang terpengaruh proses clathrin-dependent akan
membentuk vesicle (5).
Vesicular transport
Receptor-mediated endocytosis
• Lapisan clathrin dan adaptin akan terurai (6) dan membentuk
endosome (7)
• Adanya peningkatan konsentrasi proton pada endosome
menyebabkan terjadi disosiasi kompleks obat-reseptor sehingga
bagian membran yang mengandung reseptor akan memisah dari
endosome (8)
• Bagian membran yang mengandung reseptor ini kan bersirkulasi
kembali ke plasmalemma (9) sedangkan endosome akan menuju
organel target (10)
Receptor-mediated endocytosis
Transportasi Obat
Difusi pasif:
• Perpindahan obat/senyawa dari kompartemen yang
berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
• Merupakan mekanisme transport sebagian besar obat

Transport aktif:
• Perpindahan obat/senyawa dari kompartemen yang
berkonsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi 
• membutuhkan energi dan protein pembawa/carrier 
mekanisme transport obat-obat tertentu
Distribusi Obat
• Apabila obat mencapai pembuluh darah, obat akan ditranspor lebih
lanjut bersama aliran darah ke dalam sistem sirkulasi.

• Faktor yg mempengaruhi distribusi obat:


 permeabilitas membran
 ikatan protein plasma
 depot penyimpanan
Faktor Yg Mempengaruhi
Distribusi Obat
 permeabilitas membran
Untuk masuk ke suatu organ, obat harus menembus semua
membran yang memisahkan organ itu dari tempat pemberian obat.
 depot penyimpanan
Obat-obatan lipofilik terakumulasi dalam lemak  dibebaskan
secara perlahan dari penyimpanan lemak
Faktor Yang Mempengaruhi
Distribusi Obat
 ikatan protein plasma
 Melibatkan albumin yaitu β-globulins dan acidic glycoprotein
 Kekuatan ikatan dipengaruhi oleh konsentrasi reaktan dan afinitas obat
terhadap protein
 ikatan pada protein plasma bersifat reversible
 Ikatan protein dari kebanyakan obat berbanding linear dengan
konsentrasinya
Faktor Yang Mempengaruhi
Distribusi Obat
 ikatan protein plasma
 zat yang terikat pada protein plasma tidak dapat dimetabolisme
 zat yang terikat pada protein plasma tidak dapat mencapai tempat kerja dan
menjadi tidak efektif
 zat yang terikat pada protein plasma tidak dapat dieliminasi melalui ginjal
 memperpanjang durasi aksi obat dengan memperlambat eliminasi namun
mengurangi intensitas efek obat
Metabolisme
(Biotransformasi)
 Suatu proses kimia di mana suatu obat diubah di dalam tubuh 
menjadi suatu metabolitnya

 Organ metabolisme utama : liver/hepar

 Hasil metabolisme  Lebih atau kurang aktif, inaktif, atau tidak


berubah, dalam kaitannya dengan aktivitasnya  umumnya
menjadi bentuk yang kurang aktif
Efek Metabolisme

• Obat menjadi lebih hidrofilik


sehingga mempercepat ekskresi
oleh ginjal karena metabolit yang
Efek kurang larut dalam lipid tidak
direabsorpsi di tubulus renal
Metabolisme • Metabolit biasanya menjadi
kurang aktif dibandingkan parent
drug namun terkadang menjadi
sama aktifnya
Reaksi pada metabolisme obat

Reaksi fase I Reaksi fase II

• Biotransformasi obat • Obat atau metabolit dari


menjadi metabolit yang fase I yang masih kurang
lebih polar polar dibuat menjadi lebih
• Oksidasi merupakan reaksi polar melalui konjugasi dg
utama senyawa endogen pada liver
• Reaksi lainnya adalah
reduksi dan hidrolisis
Faktor yg mempengaruhi
metabolisme obat
Inhibisi enzim
• Cth. Erythromycin menghambat sitokrom P-450 dan meningkatkan
aktivitas theophylline, warfarin, carbamazepine dan digoxin

Polimorfisme genetic

Usia
Eliminasi/Ekskresi
 Obat akan dieliminasi dari dalam tubuh dalam bentuk metabolitnya
atau bentuk tidak berubah

 Organ ekskresi utama adalah ginjal  urin

 Namun bisa juga melalui : paru-paru, keringat, air liur, feses, ASI
Ekskresi renal
• Merupakan prosesn eliminasi sebagian besar obat
• Obat yang diekskresikan adalah obat yang kurang larut dalam lemak.
• Obat yang larut lemak direabsorpsi pada tubulus ginjal melalui
mekanisme difusi pasif
• Metabolisme obat menghasilkan senyawa yang kurang larut dalam
lemak dan mempercepat ekskresi renalnya
• Manipulasi pH urin dapat meningkatkan ekskresi renal
Ekskresi empedu
• Terdapat beberapa obat yang konsentrasinya tinggi pada empedu dan
diekskresikan ke usus untuk selanjutnya direabsorpsi. Proses ini
termasuk ke dalam sirkulasi enterohepatic dan dapat memperanjang
durasi keberadaan obat dalam tubuh

También podría gustarte