Está en la página 1de 8

Amplitudo Dalam Dua

Gangguan Sumber
• Untuk menambahkan dua fungsi sinusoidal
dengan perbedaan fase, kami menggunakan
representasi fasor yang sama yang kami gunakan
untuk gerakan harmonik sederhana
• Setiap fungsi sinusoidal diwakili oleh vektor yang
berputar (fasor) yang proyeksi pada sumbu
horizontal pada setiap saat mewakili nilai sesaat
dari fungsi sinusoidal Setiap fungsi sinusoidal
diwakili oleh vektor yang berputar (fasor) yang
proyeksi pada sumbu horizontal pada setiap saat
mewakili nilai sesaat dari fungsi sinusoidal
• Diagram fasor untuk superposisi pada titik dua
gelombang dengan amplitudo yang sama E
dengan perbedaan fase 
• Seperti ditunjukkan dalam diagram, kedua fasor
memiliki besaran yang sama E, tetapi E1 di depan
E2 dalam fase oleh sudut . Kedua fasor berputar
berlawanan arah jarum jam dengan kecepatan
sudut konstan  dan jumlah proyeksi pada
sumbu horizontal kapan saja memberikan nilai
seketika dari total E medan pada titik P
• Jadi, amplitudo EP gelombang sinusoidal yang
dihasilkan pada P adalah besarnya fasor merah
gelap di diagram (berlabel EP)
• EP2 = E2 + E2 – 2 E2 cos ( - )
= E2 + E2 + 2 E2 cos 
Kemudian, menggunakan identitas 1 + cos  =
2cos2(/2), kita dapatkan:
EP2 = 2E2 (1 + cos ) = 4E2 cos2(/2)

Ep = 2E |cos /2| (Amplituo dalam dua gangguan sumber)


Intensitas Dalam Dua Gangguan
Sumber
• Untuk gelombang sinusoidal dengan amplitudo Ep
medan listrik dengan Emax digantikan oleh Ep.
Dengan demikian kita dapat menyatakan
intensitas dalam beberapa bentuk yang setara:
𝐸𝑝2 1 0 2 1
• 𝐼 = 𝑆𝐴 𝑉 = = 𝐸𝑝 = 0 𝐸𝑝2
2 𝑐 2 0 2
Disibtutisi persamaan diatas dengan perrsamaan
amplitudo
1 2
• 𝐼 = 0 𝑐𝐸𝑝2 = 20 𝑐𝐸 2 𝑐𝑜𝑠 2
2 2
• I0 intensitas maksimum yang terjadi pada titik-
titik di mana perbedaan fasa adalah nol (=0).
Adalah: 𝐼 = 20 𝑐𝐸 2
• kita dapat mengekspresikan intensitasnya I
pada titik tertentu sangat sederhana dalam
hal intensitas maksimum I0:
𝟐
• 𝑰 = 𝑰𝟎 𝒄𝒐𝒔 (intensitas dalam dua gangguan sumber)
𝟐

También podría gustarte