Está en la página 1de 54

A.

PENGKAJIAN
Cara Pengkajian :
1. Anamnesa ( wawancara ) : dapat
dilakukan pada klien dan keluarga.
2. Observasi : dapat dilakukan dengan
cara pemeriksaan fisik pada klien
3. Mencari data tambahan/data sekunder
: melalui catatan kesehatan klien dan
pertanyaan yang diajukan klien
terhadap perawat tentang hal yg tidak
dipahami.
Hal yang perlu dikaji :
1. Faktor Predisposisi.
a. Riwayat Keperawatan :
1) Usia
Hal yg perlu diperhatikan :
Pertanyaan yg diajukan hendaknya
sederhana.
Pada klien lansia pertanyaan yg diajukan
harus perlahan-lahan dan dilakukan secara
berulang.
Pada klien anak, pengkajian dilakukan
melalui observasi ketika anak melakukan
aktivitas atau bermain, sehingga didapatkan
data tentang kemampuan motorik dan
perkembangan intelektualnya.
2) Persepsi klien
tentang keadaan atau masalah kesehatan dan
perhatian klien terhadap masalahnya. Hal
tersebut menunjukan seberapa jauh
pengetahuan klien ttg masalahnya dan
dampak terhadap kebiasaan sehari-hari.

3) Kepercayaan klien
Tentang kesehatannya, agama dan budaya.
Contoh :
- Kepercayaan tidak boleh menerima
transfusi darah.
- Tdk boleh menjadi pendonor organ tubuh.
- Tdk boleh menggunakan alat kontrasepsi.
4). Status Ekonomi.
Status ekonomi berpengaruh
terhadap sumber-sumber yang ada
pada klien untuk mendukung proses
belajar.
5). Cara belajar klien.
Cara belajar klien berbeda-beda tiap
individu, yaitu sbb :
- Menonton / melihat.
- Melakukan secara aktual.
- Membaca.
6). Sistem pendukung bagi klien.
b. Pengkajian Fisik
1) Status Mental.
2) Kekuatan Fisik.
3) Status Nutrisi.
4) Kapasitas fisik utk belajar dan
perawatan diri.
5) Kemampuan melihat dan
mendengar.
6) Fungsi sistem muskuloskeletal.
7) Toleransi aktivitas.
C. Pengkajian Kesiapan klien untuk belajar
Hal yg harus dikaji :
1. Kesiapan mengikuti proses belajar.
Klien yg siap belajar dpt dibedakan dgn
klien yg tdk siap utk belajar.
Ciri klien siap utk belajar :
- Mencari informasi : bertanya, membaca
buku/artikel.
- Tukar pendapat.
Ciri klien tdk siap utk belajar :
- Menghindar dr masalah atau situasi.
2. Kesiapan Fisik.
Hal yg perlu dikaji : apakah klien berfokus pd
pembelajaran / pd keadaan fisik, contoh :
pusing, lelah, dll.

3.Kesiapan Emosi.
Hal yg perlu dikaji : cemas, depresi, berduka.
Jika klien tdk siap belajar scr emosional maka
perawat tdk boleh memaksakan ttp hrs
menunggu sampai keadaan memungkinkan.
4. Kesiapan Kognitif.
Hal yg perlu dikaji :
- Kemampuan berpikir.
- Apakah klien dpt berfikir jernih.
- Apakah klien dlm keadaan sadar penuh.
- Apakah klien dlm pengaruh zat yg
mengganggu kesadaran.

5. Kesiapan Komunikasi.
Hal yg perlu dikaji : rasa percaya terhadap
perawat.
d. Pengkajian Motivasi
Hal yg perlu dikaji yaitu keinginan atau
motivasi klien utk belajar.
Motivasi seseorang dpt dipengaruhi oleh :
- Masalah keuangan.
- Denial terhdp masalah kesehatan.
- Kurangnya dukungan.
- Faktor emosi : cemas, takut, malu,
konsep diri negatif.
- Sikap dan kepercayaan.
e. Pengkajian Kemampuan Klien

Hal yg perlu dikaji :


- Tingkat kemampuan membaca.
- Tingkat kesenangan membaca.

Pengkajian membaca dapat dilakukan


secara langsung. Kemampuan membaca tdk
dapat dilihat dari pengalaman seseorang.
2. Pengkajian Faktor Pemungkin

a. Kemampuan klien utk mengubah prilaku.


b. Sumber daya, meliputi :
1) Fasilitas utk belajar.
2)Tempat.
3) Biaya.
4) Waktu.
5) Jarak.
3. Pengkajian Faktor Penguat
Faktor penguat adalah faktor yg
menentukan apakah tindakan kesehatan
memperoleh dukungan atau tidak.
Contoh :
Faktor penguat bagi klien di rumah sakit
dpt diberikan oleh perawat, dokter, ahli
gizi, klien lain dan keluarga.

positif atau negatifnya faktor penguat


tergantung pd sikap dan prilaku orang
lain yg berpengaruh.
BREAK 1
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.

Diagnosa keperawatan yang


berkaitan dengan kebutuhan
belajar dikelompokan dlm
kategori : kurang
pengetahuan.
Definisi Kurang Pengetahuan
Kurang pengetahuan adalah
pernyataan pada saat individu,
keluarga, atau masyarakat :
• Tidak dapat memahami
• Tidak dapat belajar
• Tidak dapat menunjukan
pengetahuannya tentang tindakan
keperawatan kesehatan yg penting
utk mempertahankan kesehatan.
Ciri-Ciri Kurang Pengetahuan

- Pengungkapan secara verbal


tentang masalah.
- Ketidak akuratan mengikuti
suatu intruksi.
- Ketidak akuratan penampilan
dalam suatu ujian.
- Ketidak sesuaian prilaku.
Faktor-Faktor Penyebab Kurang
Pengetahuan :
• Kurangnya informasi.
• Kurangnya mengulang pelajaran.
• Salah Penafsiran
• Kurang tertarik dalam belajar.
• Tidak familiernya klien dengan
sumber informasi.
Kurang pengetahuan dpt
dijadikan problem dan etiologi
dalam diagnosa keperawatan
aktual dan potensial.
Contoh Diagnosa Keperawatan
Aktual :
• Kurang pengetahuan tentang
diit rendah kalori atau diit
TKTP berhubungan dengan
kurang informasi tentang diit
tersebut.
• Kurang pengetahuan tentang
diit DM berhubungan dengan
kurang pengalaman.
• Kurang pengetahuan tentang
efek pengobatan berhubungan
dengan adanya perbedaan
bahasa dan kesalahan dlm
menafsirkan informasi.
• Kurangnya pengetahuan tentang
bahaya keamanan di rumah
berhubungan dengan kurangnya
ketertarikan untuk belajar
Contoh Diagnosa Keperawatan
Potensial :
• Resiko tinggi terjadinya infeksi
berhubungan dengan kurang
pengetahuan dalam perawatan
penyakit menular.
• Resiko tinggi terjadinya penularan
penyakit TB Paru pada anggota
keluarga berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang
cara pencegahan penularan.
C. PERENCANAAN PROMOSI
KESEHATAN

DEFINISI.
Perencanaan promosi kesehatan adalah
suatu kegiatan yg dilakukan oleh
perawat dan klien yg merupakan proses
pengambilan keputusan dari berbagi
kemungkinan ttg cara yg terbaik untuk
membantu klien ke arah perubahan
tingkah laku yg diharapkan.
MANFAAT.

Dengan melibatkan klien dalam


menyusun perencanaan dpt
bermanfaat antara lain :
• Meningkatkan motivasi klien.
• Memudahkan klien dalam mencapai
tujuan.
• Menciptakan perencanaan yg
bermanfaat bagi klien.
KOMPONEN PERENCANAAN

1 Menentukan prioritas pengajaran.


• Kebutuhan belajar klien harus
disusun berdasarkan prioritas.
• Dalam menentukan prioritas
hendaknya dilakukan bersama antar
perawat dan klien.
Kriteria atau kerangka pikir yg
digunakan utk menentukan prioritas
yaitu :
1. Motivasi klien utk berkonsentrasi pd
kebutuhan belajar.
2.Hirarki Abraham Maslow, dgn
memperhatikan keadaan klien.
3.Sistem scoring, utk menentukan
prioritas pd asuhan keperawatan
keluarga.
2. Menetapkan tujuan belajar /
tujuan intruksional.
a. Definisi tujuan intruksional.
Yaitu hasil yg diharapkan dapat
dicapai oleh audien setelah
dilakukan pembelajaran.
b. Tujuan memiliki 3 kawasan belajar :
1) Kognitif ( pengetahuan ), ciri-ciri tujuan
kognitif :
• Mengutamakan dan mengungkapkan
kembali apa yg telah dipelajari.
• Berhubungan dengan apa yg harus
diketahui, dimengerti atau dijelaskan.
• Kata kerja yg digunakan :
membandingkan, membedakan,
menguraikan, menggambarkan,
menjelaskan, merangkum, memecahkan,
dll.
2) Afektif ( sikap ), ciri-ciri tujuan
afektif :
• Mengutamakan perasaan, emosi,
atau sikap.
• Berhubungan dengan bagaimana
menghargai dan merasakan
sesuatu.
• Kata kerja yg digunakan :
menentukan, memilih,
menyepakati, berpartisipasi,
mengikuti, membantu,
bekerjasama, merespon, dll.
3) Psikomotor ( keterampilan ), ciri-ciri
tujuan psikomotor :
• Mengutamakan keterampilan otot
dan gerak.
• Berhubungan dgn bagaimana
mengontrol dan mengerakkan
tubuhnya.
• Kata kerja yg digunakan :
merangkai, menghitung,
mendemontrasikan, mengukur,
menunjukan, mengerjakan, dll.
c. Tujuan Intruksional Umum ( TIU ), ciri-ciri
TIU :
• Bersifat umum, tidak spesifik, tidak
operasional.
• Rumusannya menggambarkan tujuan pokok
dr bahasan.
• Rumusannya berisi sub pokok bahasan yg
dibuat dlm kalimat ringkas.
• Jika tujuan lebih dari satu, pembuatannya
harus berurutan sesuai dengan
sistematika pembahasannya.
• Kata kerja yg digunakan bersifat terbuka
dan lebih luas diantaranya : memahami,
mengetahui, menyusun, menerapkan,
menguasai, mengerti, meneliti,
menggunakan dan mempertimbangkan.
d. Tujuan Intruksional Khusus ( TIK ), ciri-ciri
TIK :
• Tujuan ini merupakan tujuan
perantara/segera, karena merupakan
penjabaran dari tujuan umum dan sebagai
perantara utk mencapai tujuan umum.
• Harus bersifat operasional dan
berorientasi pd klien.
• Harus jelas dan dapat diukur.
• Harus menyampaikan informasi ttg
tingkah laku yg diharapkan.
• Kata kerja yg dpt digunakan :
menjelaskan, menyebutkan,
menggambarkan, menyatakan,
membandingkan, membedakan dan
memecahkan masalah.
• Kata kerja yg dpt digunakan : menjelaskan,
menyebutkan, menggambarkan, menyatakan,
membandingkan, membedakan dan
memecahkan masalah.
• Tujuan harus jalas, dpt diukur dan dpt
diamati.
• Tujuan merupakan tolak ukur keberhasilan
dan utk menentukan aktivitas lain yg
berkaitan dgn pendidikan kesehatan.
• Tujuan merupakan titik tolak utk
menentukan materi, media, metode,
kegiatan belajar mengajar dan evaluasi.
• Tujuan harus mencakup kriteria waktu yg
spesifik.
Tujuan yg baik harus memiliki 4 komponen :
ABCD
A ( Audiens ) : yaitu klien yg dpt
mengerjakan perbuatan sesuai dengan
tujuan.
B ( Behaviour ) : yaitu tingkah laku yg
diharapkan dpt dilakukan oleh klien yg
dinyatakan dengan kata kerja yg dpt
diamati.
C ( Condition ) : yaitu keadaan yg harus
dipenuhi mis : dimana, kapan, bagaimana
prilaku dilakukan.
D ( Degree ) : yaitu standar minimal dari
tujuan.
4. Memilih Isi Materi.
Hal yg harus diperhatikan dlm memilih materi :
- Materi harus dpt membantu tercapainya tujuan.
- Materi sangat ditentukan oleh tujuan yg hendak
dicapai.
- Materi merupakan sumber utama pengajaran.
- Materi harus senantiasa dinamis (berubah) dan
merupakan hasil perpaduan antara yg lama dan baru.
- Sumber materi berupa : buku, artikel, majalah,
film,alat-alat, lingkungan, manusia, pengalaman,
jurnal, perawat lain, dokter atau tim kesehatan lain.
- Sumber materi harus akurat.
- Sumber materi hrs menyesuaikan dgn usia,budaya,
kemampuan, waktu dan sumber daya.
5. Memilih Metode Belajar.

Hal yg harus diperhatikan :


- Dalam menentukan metode belajar hrs disesuaikan
dgn kondisi klien, materi belajar dan tujuan.
- Metode digunakan utk menyampaikan informasi
kepada sasaran.
- Metode yg digunakan hrs sesuai dgn tujuan belajar.
- Patokan yg digunakan dlm memilih metode belajar :
a. Tujuan intruksional.
b. Pokok bahasan materi yg akan disampaikan.
c. Jumlah audiens.
d. Waktu dan fasilitas yg tersedia.
e. Kemampuan penyuluh.
6. Memilih Media / Alat Bantu Belajar.
Hal yg harus diperhatikan :
- Media merupakan alat bantu utk mengajar
bukan sbg pengganti utk berhubungan dgn
manusia.
- Media digunakan utk menguatkan dan
memperjelas proses pengajar.
- Media yg digunakan harus sesuai dgn
kemampuan klien.
- Media sangat ditentukan oleh tujuan
belajar.
- Media yg digunakan hrs menarik perhatian
audien shg dpt merangsang pemikiran,
perasaan dan kemauan klien.
- Dlm membuat media diperlukan kreatifitas.
7. Membuat Rencana Evaluasi.
Definisi evaluasi.
adalah suatu kegiatan memberikan nilai
terhadap sesuatu ( orang, benda, keadaan,
peristiwa ) dlm mengambil keputusan.
Jenis evaluasi : Lisan, tulisan, tindakan.
Bentuk evaluasi.
- Pilihan ganda, benar salah, menjodohkan.
- Melengkapi isian dan essay.
Aspek-aspek yg dinilai mengacu pd TIK.
Tujuan evaluasi :
- Utk menentukan tingkat perolehan audiens
sesuai dgn tujuan.
- Utk mengukur kemampuan audiens.
- Utk menilai keberhasilan tujuan.
- Menilai keefektifan strategi yg digunakan.
- Menilai perencanaan yg digunakan baik atau
tidak.

Prosedur pelaksanaan evaluasi : diawal proses,


ditengah proses dan diakhir proses.
Kerangka SAP ( Satuan Acara Penyuluhan )
1. Pokok bahasan.
2. Sub pokok bahasan.
3. Sasaran.
4. Tempat.
5. Waktu.
6. TIU.
7. TIK.
8. Materi
9. KBM.
10. Metode.
11. Media.
12. Daftar pustaka.
13. Evaluasi.
Break 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Penyakit Menular.
Sub Pokok bahasan : Tb Paru.
Sasaran : Keluarga Tn. A.
Waktu : 30 menit.
Tempat : Desa Astanajapura.

A. Tujuan.
1. Tujuan Intruksional Umum.
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 35
menit diharapkan keluarga Tn. A mampu
memahami tentang penyakit Tb Paru.
2. Tujuan Intruksional Khusus.

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 15 menit


diharapkan Tn. A dapat :
a. Menjelaskan definisi Tb Paru menggunakan
bahasanya sendiri dengan benar.
b. Menyebutkan penyebab Tb Paru menggunakan
kalimat sederhana dengan benar.
c. Menyebutkan 3 dari 5 gejala Tb Paru dengan tepat.
d. Menjelaskan cara pencegahan penularan Tb Paru
sesuai dengan bahasanya sendiri dengan benar.
e. Menjelaskan tindakan penatalaksanaan pada Tb Paru
menggunakan bahasa sendiri dengan benar.
B. Materi.

1. Definisi Tb Paru.
2. Penyebab Tb Paru.
3. Tanda dan gejala Tb Paru.
4. Cara pencegahan Tb Paru.
5. Tindakan penatalaksanaan pada Tb paru.
C. Kegiatan Belajar Mengajar.
1. Kegiatan pra pembelajaran.
- Memberi salam.
- Memperkenalkan diri.
2. Kegiatan Membuka Pelajaran.

- Menjelaskan topik yang akan


diajarkan.
- Menyampaikan tujuan yang akan
dicapai.
- Melakukan apersepsi.
3. Kegiatan Inti Pembelajaran.
• Keluarga diberikan kesempatan
untuk mengemukakan difinisi Tb
Paru.
• Keluarga menyimak penjelasan
tentang definisi Tb paru.
• Keluarga diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya ttg
penyebab Tb Paru.
- Keluarga menyimak penjelasan ttg penyebab
Tb Paru.
- Keluarga menyimak penjelasan ttg gejala Tb
paru.
- Keluarga diberikan kesempatan utk
mengemukakan pendapatnya ttg cara
penularan Tb paru.
- Keluarga menyimak penjelasan ttg cara
pencegahan dan penularan Tb paru.
- Keluarga diberi kesempatan utk
mengemukakan pendapatnya ttg
penatalaksanaan Tb Paru.
- Keluarga menyimak penjelasan ttg tindakan
penatalaksanaan Tb paru.
4. Kegiatan Penutup.

• Keluarga bersama perawat menyimpulkan


materi yg telah dibahas.
• Keluarga diingatkan utk menerapkan
pengetahuan yg diperolehnya setelah
penjelasan tersebut.
• Keluarga diberi motivasi agar dapat
menerapkan hal yang telah dijelaskan.
D. Metode.
Ceramah, tanya jawab dan demontrasi.

E. Media.
Plif chart, alat-alat/benda asli,
penanyangan atau pemutaran film.
F. Daftar Pustaka.
Depkes 2007, Perawatan Tb Paru, EGC :
Jakarta, dst.

G. Evaluasi.
- Prosedur : diakhir proses.
- Jenis : lisan.
- Bentuk : essay dan tindakan.
IV. Implementasi.
• Dalam mengimplementasikan rencana
pendidikan kesehatan perawat harus
fleksibel dan luwes karena perencanaan
mungkin membutuhkan perbaikan jika ada
faktor yg tak terduga.
• Untuk mengimplementasikan rencana
pengajaran dibutuhkan keterampilan
personal :
- Tehnik komunikasi.
- Pendekatan yang ramah.
- Penampilan/sikap.
• Beberapa hal yg harus diperhatikan dalam
mengimplementasikan rencana
pendidikan kesehatan :
Beberapa hal yg harus diperhatikan dalam
mengimplementasikan rencana pendidikan kesehatan :

1. Waktu : harus disesuaikan dengan kemampuan


klien/klg.
2. Kecepatan pengajaran : tidak terlalu cepat/lambat.
3. Lingkungan : dapat membantu/menurunkan minat
belajar.
4. Alat bantu mengajar : untuk memfokuskan perhatian
klien.
5. Motivasi : utk meningkatkan proses belajar maka
perawat harus mmampu merangsang motivasi klien.
6. Pengulangan : utk menguatkan belajar.
7. Materi : harus logis.
8. Bahasa : harus disesuikan dengan kemampuan klien.
V. Evaluasi.
Evaluasi sangat penting utk dilakukan
karena utk menilai kemampuan ( klien
dan perawat ).
Evaluasi harus mencakup pertimbangan
semua faktor : waktu, strategi, jumlah
informasi, keefektipan dan pengalaman.
Klien dapat melakukan evaluasi
terhadap perawat.
Evaluasi harus mengacu pada tujuan
belajar (TIK).

También podría gustarte