Está en la página 1de 26

PENGAMATAN ARSITEKTUR DAN PERILAKU

“Place Centered Maps”


Study Kasus : BTN Himalayah Kompleks Bumi Praja Kota Kenari ( KP

Kelompok 4
La Ashak
Mego Ardianto
Suci Ariska Fausia
Geby Mediansyah
Sitti Rahmawati
La Ode Muh. Sarlan
Bayun Sartisya
PENGANTAR MATERI
1. Latar Belakang
Bangunan merupakan suatu bentuk karya seni arsitektur yang dituangkan dalam bentuk nyata untuk
memenuhi tuntutan kebutuhan manusia akan tempat bernaung sesuai dengan fungsinya. Desain
arsitektur tidak lepas dari perilaku manusia sebagai pembentuknya dan hubungan manusia dengan
lingkungan fisiknya. Fenomena ini menunjuk pada pola–pola perilaku pribadi, yang berkaitan dengan
lingkungan fisik yang ada, terkait dengan perilaku interpersonal manusia atau perilaku sosial
manusia
2. Tujuan

Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui bagaiman manusia dalam melakukan setting fisik
pada bangunan yang type kecil contohnya disini adalah bangunan BTN, dimana kita mengetahui
bahwa BTN itu merupakan bangunan skla kecil dengan pola ruang tanpa sekat, Khususnya BTN
type 36 jadi disini bemana seseorang dalam mengatasi permasalahan seperti ini.
3. METODE PENGAMATAN/PENELITIAN
Terdapat dua model pengamatan atau observasi dalam penelitian arsitektur dan perilaku manusia, yaitu model
dengan metoda place centered map dan person centered map.

a. Metoda Place Centered Mapping


Menuurt haryadi (1995), metode atau teknik ini adalah pemetaan berdasarkan tempat dimana kegiatan
berlangsung, bertujuan untuk mengetahu bagaimana manusia atau kelompok manusia memanfaatkan,
menggunakan, atau mengakomodasi perilakunya dalam suatu situasi waktu dan tempat tertentu. Perhatian
dari teknik atau metoda ini adalah suatu tempat yang spesifik baik kecil, atau pun besar dalam satu setting
yang tetap.

b. Metoda Person Centered Mapping


Salah satu metoda penelitian arsitektur penelitian dan perilaku yang dikenalkan oleh Sommer (1980), yaitu
metoda person centered mapping. Metoda ini menekankan pada pergerakan manusia pada periode waktu-
waktu tertentu, dimana teknik ini berkaitan dengan tidak hanya satu tempat atau lokasi, akan tetapi beberapa
tempat atau lokasi. Metoda ini mengharuskan peneliti berhadapan dengan seseorang atau kelompok manusia
yang khusus diamati.
STUDY KASUS : BTN HIMALAYAH KOMPLEKS BUMI PRAJA

KOMPLEKS BUMI PRAJA


METODE PENGAMBILAN SAMPEL
Metode Pengambilan
Sampel

Probability Non-Probability
Sampling Sampling

1. Simple random sampling 1. Sampling kuota


2. Systematic Random 2. Sampling incidental
Sampling
3. Purposive Sampling
3. Stratified random
4. Sampling jenuh
sampling (Proportionate
dan Disproportionate 5. Snowball sampling
Stratified Random 6. Systematic Sampling
Sampling)
4. Cluster sampling
Perbedaan pokok antara kedua metode terletak
pada probabilitas setiap elemen populasi terpilih
sebagai subyek sampel.
Metode probabilitas memberikan kesempatan yang
sama pada setiap elemen populasi untuk terpilih
sebagai sampel dengan pemilihan sampel yang
dilakukan secara acak.
Metode non-probabilitas, memilih sampel secara
tidak acak sehingga setiap elemen populasi
mempunyai probabilitas yang berbeda untuk dipilih
menjadi sampel.
METODE PEMILIHAN SAMPEL
PROBABILITAS (PROBABILITY
SAMPLING)
Metode pemilihan sampel probabilitas menggunakan
konsep bahwa setiap elemen populasi mempunyai
probabilitas yang sama untuk terpilih sebagai sampel.
Pemilihan sampel secara acak dapat dilakukan dengan
cara yang sederhana atau cara yang lebih komplek,
tergantung pada tujuan pemilihan sampel dan tersedianya
waktu, biaya dan tenaga. (Indriantoro&Supomo, 2002:122)
A. SIMPLE RANDOM SAMPLING

Dikatakan simple (sederhana) karena


pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu

Pada penarikan sampel acak


sederhana, sampel diambil
sedemikian rupa sehingga setiap
anggota populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih
menjadi sampel.
Contoh:
Peneliti ingin memilih 100
mahasiswa sebagai sampel dari Dapat dirumuskan sebagai
jumlah populasi 5.000 berikut:
mahasiswa. Peneliti membuat
• N (populasi) = 5.000
daftar nomor mahasiswa dari
nomor 1 sampai dengan 5.000 • N (sampel = 100
sebagai kerangka sampel. • Besarnya kesempatan = n/N
Selanjutnya pemilihan sampel = 100/5000 = 0,02
secara acak sederhana dapat
dilakukan dengan bantuan • Artinya, setiap anggota
komputer yang memuat table populasi memiliki
nomor mahasiswa secara acak. kemungkinan untuk dipilih
Pemilihan sampel dilakukan sebagai sampel sebesar 0,02.
dengan memilih nomor secara
acak dari 5.000 nomor yang
ada.
SEPERTI YANG DIKUTIP DARI BUKU AJAR METODOLOGI PENELITIAN FAKULTAS
EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA, DIKEMUKAKAN BEBERAPA TEKNIK
SAMPLING ACAK SEDERHANA ADALAH DENGAN CARA UNDIAN DAN
DENGAN TABEL BILANGAN RANDOM.
Cara Undian
Ada dua rancangan cara Suatu tabel yang terdiri dari
undian : Tabel Bilangan
bilangan-bilangan yangRandom
• Pengambilan sampel tanpa tidak berurutan. Secara
pengembalian, yang berarti prinsip, pemakaiannya
sampel yang pernah terpilih
tidak akan dipilih lagi. Akan adalah dengan memberi
menghasilkan nilai nomor pada setiap
probabilitas yang tidak anggota populasi dalam
konstan suatu daftar (sample
• Pengambilan sampel dengan frame). Selanjutnya
pengembalian, yang berarti
sampel yang pernah terpilih dipergunakan jumlah digit
ada kemungkinan terpilih lagi. pada tabel acak dengan
Megnghasilkan nilai digit populasi.
probabilitas yang konstan
Contoh Tabel Bilangan Random
B. SYSTEMATIC RANDOM
SAMPLING
Metode pemilihan sampel secara acak sederhana meskipun mudah
dipahami, tetapi jarang digunakan dalam praktik karena relatif sulit dan
memerlukan banyak tenaga dan biaya, terutama jika jumlah elemen
populasinya banyak.
Penarikan sampel sistematis dapat dilakukan melalui tiga
tahapan:
• Mengecek keadaan daftar populasi, harus dalam
keadaan acak.
• Menetapkan jarak interval yang akan digunakan atau
menetapkan angka kelipatan (k), dimana k=N/n. Untuk
N=5.000 dan n=100, maka angka kelipatan (k) =
1.000/100 = 10
• Tentukan secara acak nomor mulai pengambilan
sampel. Misalnya hasilnya adalah nomor 3, maka sampel
berikutnya adalah kelipatan 10 yaitu 13, 23, 33, 43, 53,
dan seterusnya hingga anggota sampel yang terakhir.
C. STRATIFIED RANDOM SAMPLING
Pemilihan sampel secara acak dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
mengklasifikasi suatu populasi ke dalam sub-sub populasi berdasarkan
karakteristik tertentu dari elemen-elemen populasi (misalnya berdasarkan jenis
kelamin, jenis industri, tahun angkatan, status, dan lain-lain.
Contoh:
Seorang peneliti berkeinginan untuk mengetahi motivasi
belajar mahasiswa berdasarkan sampel 100 mahasiswa
dari kerangka sampel yang berisi 5.000 mahasiswa. Untuk
keperluan tersebut, peneliti membagi populasi ke dalam
empat strata unit sampel berdasarkan tahun angkatan
mahasiswa (I, II, III, IV). Selanjutnya dari masing-masing
strata dipilih sejumlah mahasiswa secara acak. Jumlah
subyek yang dipilih ditentukan dengan dua alternatif: (1)
secara proporsional sebesar 2% dari jumlah elemen pada
setiap unit sampel, atau (2) secara tidak proporsional
dalam jumlah yang sama tanpa mempertahikan jumlah
elemen pada setiap unit sampel. Gambar 6.3 ini
menyajikan contoh pemilihan sampel acak dengan
stratifikasi secara proporsional dan tidak proporsional.
Contoh Pemilihan Sampel Acak dengan Stratifikasi Secara
Proporsional dan Tidak Proporsional

Jumlah Subyek
Strata Jumlah Proporsional (2% Tidak
Angkatan Elemen dari Jumlah Proporsional
Elemen)
I 2,000 40 25
II 1,000 20 25
III 1,500 30 25
IV 500 10 25
Jumlah 5,000 100 100
D. CLUSTER SAMPLING (AREA SAMPLING)

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek


yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari
suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana
yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya
berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Contoh:
Indonesia memiliki 30 propinsi, dan sampelnya akan
menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15
propinsi tersebut dilakukan secara acak. Tetapi perlu
diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia memiliki
strata yang berbeda maka pengambilan sampelnya
perlu menggunakan stratified random sampling. Propinsi
di Indonesia ada yang penduduknya padat, ada pula
yang tidak. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan
sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi
itu dapat ditetapkan.
METODE PEMILIHAN SAMPEL NON-
PROBABILITAS (NON-PROBABILITY
SAMPLING)
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak member peluang/ kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. (Sugiyono, 2009:120)
Pemilihan sampel dengan metode nonprobabilitas atau
secara tidak acak, elemen-elemen populasinya tidak
mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi
sampel.

Pemilihan metode ini umumnya berdasarkan pada


pertimbangan waktu yang relatif lebih cepat dan biaya
yang relatif lebih murah dibandingkan dengan metode
pemilihan sampel probabilitas.
Sampling Quota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu hingga jumlah
(kuota) yang diinginkan.

Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui tersebut cocok dengan
sumber data.

Purposive Sampling
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi besar.

Systematic Sampling (Sampling Sistematis)


Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Pengambilan sampel
dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan
dari bilangan tertentu.
D. CLUSTER SAMPLING (AREA SAMPLING)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari
suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana
yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya
berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

Alasan : karena metode ini sesuai dengan objek pengmatan yang akan
dilakukan karena kita menentukan dari populasi kemudian dari populasi itu
kami menentukan
Sampel bedasarkan areahnya.
KESIMPULAN
Dari pengmatan yang kami lakukan, dari tiga sampel yang kami ambil ada
beberapa cara yang mereka lakukan mengenai setting fisik pada pola ruang
BTN tersebut, diantanya :

1, sampel 1 penghuni mahasiswa :memberika sekat antara ruang tamu


degan ruangan dapur dan kamar mandi menggunakan horden serta
menambahkan ruangan dapur pada bagian belakang.
2. Sampel 2 penghuni dosen: menambahkan ruangan dapur pada bagian
blakang BTN
3. Sampel 3 mahasiswi: memberikan sekat pada ruangan tamu dan dapur

También podría gustarte