Está en la página 1de 26

INDIVIDU/MANUSIA

Sikap-sikap dasar manusia individual Auguste


Comte melihat bahwa perilaku individu tidak
meru-pakan cerminan dari perilaku kelompok
atau masyarakat. Individu tidak merupakan
unit/satuan masyarakat.
Perbedaan individu dengan kelompok, itu lebih
disebabkan oleh adanya kecenderungan pem-
bawaan dari individu tersebut atau karena
instink, yaitu; Egoistic instinc (instink terhadap
dirinya sendiri), dan Altruistic instinc (instink
terhadap orang lain
KELUARGA
Keluarga merupakan kelompok yang
terbentuk melalui instink dan daya tarik
alamiah.
Keluarga merupakan dasar dari
kepribadian manusia dan basis semangat
sosial.
Keluarga yang menjadi jembatan antara
egoistic dan altruistic. Keluarga
merupakan kebutuhan hidup masyarakat.
Jika keadaan keluarga tidak stabil maka
akan terjadi disorganisasi sosial
MASYARAKAT

Masyarakat diumpamakannya seperti organisme.


Dalam masyarakat ada saling ketergantungan pada
setiap manusia.
Hubungan timbal balik antar keluarga adalah inti
dari interaksi dari masyarakat
NEGARA
Masyarakat yang semakin komplek akan
menciptakan pembagian kerja. Agar
pembagian kerja dapat berjalan dengan baik,
maka perlu institusi yang mengatur

Institusi tersebut adalah negara.


Fungsi negara adalah menjaga kesatuan sosial melalui
suatu kelompok politik.
Sistem yang mengatur adalah Pemerintahan.
Negara hanya bertugas mengawasi dan mengatur.
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN PIKIRAN
MANUSIA
TAHAP TEOLOGIS

Tingkat pemikiran manusia bahwa benda-


benda di dunia ini semuanya berjiwa dan
disebabkan oleh suatu kekuatan yang
berada diatas manusia.
Tahap Teologis dibagi menjadi 3 sub-ordinat, yaitu:
Fetishism/Animisme; gejala yang terjadi karena kekuatan
gaib/supernatural.
Polytheisme; gejala yang terjadi karena adanya kekuatan
para dewa.
Monotheism; gejala yang terjadi karena adanya satu Tuhan
TAHAP METAFISIS

Pada tahap ini, manusia masih percaya bahwa gejal-


gejala didunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan
yang berada diatas manusia. Manusia belum berusaha
untuk mencari sebab-sebab dan akibat-akibat gejala-
gejala tersebut

TAHAP POSITIF

Tahap dimana manusia telah sanggup untuk


berfikir secara ilmiah, dan pada tahap ini ilmu
pengetahuan berkembang.
PANDANGAN COMTE TENTANG
MASYARAKAT
masyarakat harus diteliti dengan
menyelidikinya atas dasar fakta-fakta yang
obyektif dan dia juga menekankan pentingnya
penelitian-penelitian perbandingan antara
berbagai mayarakat yang berlainan
Pengaruh norma-norma atas kehidupan keluarga,
hubungan antara lembaga-lembaga politik dengan
lembaga-lembaga keagamaan. Dimana, Unsur-unsur dari
masyarakat tadi mempunyai hubungan yang tetap dan
harmonis, serta merupakan suatu integrasi.
Manusia sebagai unit sosial.
Manusia sebagai individu bebas tetapi terikat.
Manusia dipengaruhi oleh lembaga-lembaga
yang berada disekitar manusia tersebut,
seperti: lembaga keluarga, dll.
Manusia pada dasarnya mempunyai rasa takut
untuk mati, sehingga diperlukan agama.
Hubungan sebab akibat antara individu dan
masyarakat merupakan hubungan timbal balik.
Dimana individu dapat mempengaruhi masyarakat
dan sebaliknya masyarakat dapat mempengaruhi
individu.
PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN
MANUSIA
Manusia sebagai HOMO SAPIENS :

Homo Sapiens adalah mahluk yang berpikir sehingga


merupakan mahluk yang cerdas dan bijaksana. Dengan
daya pikirnya manusia dapat berpikir apakah yang
sebaiknya dilakukan pada masa sekarang atau masa
yang akan datang berdasar kan pertimbangan masa lalu
yang merupakan pengalaman
Manusia sebagai HOMO FABER:
Homo Faber : artinya manusia dapat
membuat alat-alat dan
mempergunakannya atau disebut
sebagai manusia kerja dengan salah satu
tindakan atau wujud budayanya berupa
barang buatan manusia (artifact).

Manusia menciptakan alat-alat karena menyadari


kemampuan inderanya terbatas, sehingga
diupayakan membuat peralatan sebagai sarana
pembantu untuk mencapai tujuan
Manusia sebagai HOMO LONGUENS:

Homo Longuens: adalah manusia dapat


berbicara sehingga apa yang menjadi pemikiran
dalam otaknya dapat disampaikan melalui
bahasa kepada manusia lain. Bahasa sebagai
ekspresi dalam tingkat biasa adalah bahasa
lisan
Antara suku bangsa dengan suku bangsa lain
terdapat perbedaan bahasa. Di tingkat bangsa,
perbedaan bahasa tersebut akan semakin jauh.
Perbedaan lebih tinggi diwujudkan dalam tulisan
sehingga sebuah pemikiran dapat diterima oleh
bangsa atau generasi bangsa lain (bila tahu
mengartikannya).
Manusia sebagiai HOMO SOCIUS:
Manusia sebagai Homo Socius artinya manusia dapat
hidup bermasyarakat, bukan bergerombol seperti
binatang yang hanya mengenal hukum rimba, yaitu
yang kuat yang berkuasa. Manusia bermasyarakat
diatur dengan tata tertib demi kepentingan
bersama.
Manusia sebahai HOMO AECCONOMICUS
Artinya manusia dapat mangadakan usaha atas dasar
perhitungan ekonomi (Homo Aeconomicus). Salah satu
prinsip dalam hukum ekonomi adalah, bahwa semua
kegiatan harus atas dasar untung-rugi, untung apabila
input lebih besar daripada output, rugi sebaliknya.
Dalam tingkat sederhana manusia mencukupi
kebutuhannya sendiri, kemudian atas dasar jasa maka
dikembangkan sistem pasar sehingga hasil produksinya
dijual di pasaran. Makin luas pemasaran barang makin
banyak diperoleh keuntungan. Salah satu usaha
meningkatkan produktivitas kerja dapat dijalankan
dengan mempergunakan teknologi modern sehingga
dapat ditingkatkan produktivitas kerja manusia.
Manusia sebagai HOMO RELIGIUS:
Artinya manusia menyadari adanya kekauatan ghaib
yang memiliki kemampuan lebih hebat daripada
kemampuan manusia, sehingga menjadikan manusia
berkepercayaan atau beragama. Dalam tahap awal
lahir animisme, dinamisme, dan totenisme yang
sekarang dikategorikan sebagai kepercayaan,
kadang-kadang dikatakan sebagai agama alami.
Kemusian lahirlah kepercayaan yang disebut sebagai
agama samawi yang percaya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, percaya kepada nabiNya, dan kitab
suciNya yang dipergunakan sebagai pedoman
Tingkat hubungan manusia dengan alam:

Pertama adalah manusia yang masih sangat tergantung


dengan alam, sehingga ada kesan bahwa ia adalah bagian
dari alam. Manusia dalam tingkat demikian disebut
sebagai manusia alam (natural man). Yang hidupnya
bergantung pada pemberian alam (food gathering).

Kedua, adalah manusia yang sudah menguasai alam,


sehingga ada kesan manusia sebagai raja dunia.
Manusia pada tingkat demikian disebut sebagai
manusia budaya (cultural man) yang hidupnya
dilakukan dengan cara menghasilkan apa yang
dibutuhkan (food producing).
Rasa ingin tahu manusia berasal dari ingin mengenal dirinya
sendiri, yang akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri atas
dua unsur yaitu rohani dan jasmani. Roh diketahui ada
dalam tubuh manusia berdasarkan pengalaman dan
pengertian tentang mimpi serta kenyataan bahwa orang
akan meninggal dan tubuh akan membusuk. Manusia percaya
bahwa Roh akan abadi.

Mitos dan mitologi, mitos adalah cerita rakyat yang


dibuat-buat atau dongeng yang ada kaitanya dengan
kejadian, gejala yang terdapat di alam, seperti tokoh,
pelangi, petir, gempa bumi, dan manusia perkasa. Cerita
tersebut dimaksudkan untuk menjawab keterbatasan
pengetahuan manusia tentang alam
Tujuan manusia menciptakan MITOS :
karena pada saat itu penduduk masih dalam
tingkat mistis peradabannya. Mereka percaya akan
adanya kekuatan-kekuatan gaib yang melebihi
kekuatan manusia biasa. Dalam zaman
demikianlah, mitos dipercayai kebenarannya
karena beberapa faktor.

Pertama, karena keterbatsan pengetahuan manusia


Kedua, karena keterbatsan penalaran manusia
Ketiga, karena keingintahuan manusia untuk
sementara telah terpenuhi
Rasional adalah menerima sesuatu atas dasar
kebenaran pikiran atau rasio. Pham tersebut
bersumber pada akal manusia yang diolah dalam
otak. Dengan berpikir rasional, manusia dapat
meletakkan hubungan dari apa yang telah diketahui
dan yang sedang dihadapi.

Dalam perkembangan sejarah manusia, terdapat kesan


bahwa pada mulanya perasaan manusialah yang lebih
berperan dalam kehidupannya, sehingga timbul
kepercaayaan atau agama dan rasa sosial
Cara manusia memperolah
pengetahuan pada zaman dulu,

Sangkaan masih banyak mempergunakan


perasaan daripada pikiran dan belum ada
bukti-bukti kebenarannya. Sebagai contoh,
dugaan orang Babilonia tenatang terjadinya
hujan yang menyangka bahwa hujan turun dari
langit karena atap dunia (langit) yang bocor
Memperoleh pengetahuan dengan
intuisi,

Intuisi adalah pandangan bathiniah tanpa urutan pikiran,


dengan serta merta pandangan tersebut tembus
mengenai suatu peristiwa atau kebenaran atau dapat
disebut ilham. Intuisi tanpa diiringi proses berpikir
sebelumnya, sering dalam keadaan setengah sadar,
samar-samar, namun tiba-tiba dan pasti memunculkan
suatu keyakinan yang tepat.
Memperoleh pengetahuan dengan trial dan
error,

Trial dan error adalah cara memperoleh


pengetahuan dengan coba-coba dan berharap-
harap, mudah-mudahan dapat memperoleh
hasil yang mendatangkan keuntungan. Cara ini
jauh lebih maju dibandingkan kedua cara diatas
walaupun sering salah, namun orang sudah
melakukan percobaan seperti dalam metode
ilmiah
Memperoleh pengetahuan melalui
wahyu

Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui wahyu


merupakan pengetahuan kebenaran yang berasal dari Tuhan
yang kebenarannya bersifat mutlak. Pengetahuan tersebut
diberikan Tuhan melalui para utusannya (Nabi, Rasul,
Utusan Tuhan) dengan wahyu.

Memperoleh pengetahuan dengan metode,


Untuk mendapatkan pengetahuan yang kebenarannya
dapat diandalkan harus melalui cara-cara yang langkah-
langkahnya teratur, terkontrol dan teruji. Langkah
tersebut harus didasarkan pada sikap dan metode ilmiah
ALAM, LOGIKA DAN MANUSIA

Cara yang umum dipergunakan dalam logika adalah


silogisme

Silogisme adalah pengambilan keputusan atau


kebenaran yang disimpulkan dari dua premis.
Dikenal dua premis, yaitu mayor dan minor.
Berdasarkan premis mayor orang memperoleh
kebenaran yang sifatnya umum, sedangkan dari
premis minor seseorang memperoleh kebenaran
yang sidatnya khusus
Contohnya :
Pemis mayor : Semua orang pasti
akan mati;
Premis minor: Ahmad adalah orang;
Kesimpulan : Ahmad pasti akan mati

También podría gustarte