Está en la página 1de 16

AUHAN KEPERAWATAN KASUS

KEGAWATDARURATAN
PERDARAHAN HAMIL MUDA
(ABORTUS)
DEFINISI
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh
akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan
tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup diluar kandungan (Prawiroharjo,
2006).
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi yang usia
kehamilannya kurang dari 20 minggu. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan adanya amenore, tanda-tanda kehamilan,
perdarahan hebat per vagina, pengeluaran jaringan
plasenta dan kemungkinan kematian janin.
 Hal-hal yang dapat menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai berikut :
 Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
 Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin
atau cacat, kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada
hamil muda.
 Kelainan kromosom
 Kelainan yang paling sering ditemukan pada abortus spontan adalah
trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan seks
 Lingkungan kurang sempurna
 Lingkungan endometrium disekitar tempat implantasi kurang sempurna
sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu
 Pengaruh dari luar
 Radiasi, virus, obat-obatan dapat mempengaruhi hasil konsepsi maupun
lingkungan hidupnya didalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan
pengaruh teratogen.
PATOFISIOLOGI
 Pada abortus terjadi perdarahan desidualis, Pelepasan embrio parsial
atau komplit akibat perdarahan kecil didalam desidua. Ketika terjadi
kegagalan fungsi plasenta, uterus mulai berkontraksi sehingga proses
abortus mulai. Jika terjadi sebelum minggu kedelapan, embrio defektif
yang tertutup vilidan desidua cenderung dikeluarkan dalam gumpalan
yang disebut blighted ovum, walaupun sedikit konsepsi dapat
tertahan dalam uterus maupun serviks.
 Perdarahan uterus terjadi sewaktu proses pengeluaran, antara
minggu kedelapan dan ke empat belas, mekanisme diatas dapat
terjadi. Atau membran ketuban dapat ruptur sehingga mengeluarkan
janin yang cacat, tetapi gagal mengeluarkan plasenta. Plasenta ini
dapat menonjol di osteum serviks eksterna. Atau tetap melekat pada
dinding uterus. Abortus ini diikuti oleh perdarahan yang banyak.
Antara minggu ke14 dan 22 janin biasanya dikeluarkan dengan diikuti
plasenta beberapa saat kemudian. Plasenta lebih jarang tertahan.
Biasanya perdarahan tidak berat, tetapi rasa nyeri dapat hebat,
sehingga menyerupai persalinan kecil.
MANIFESTASI KLINIS

 Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu


 Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan
keluarnya jaringan hasil konsepsi
 Rasa mulas atau nyeri yang hebat karena adanya kontraksi
uterus
 Rasa kram di daerah perut atau di daerah atas simfisis
 Rasa tertekan pada punggung bagian belakang/pelvic
KLASIFIKASI ABORTUS

 Aborsi Spontan
Apabila abortus terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis
untuk mengosongkan uterus, disebabkan oleh sebab- sebab
alami.
 Abortus iminens(keguguran mengancam)
Abortus ini baru mengancam dan masih ada harapan untuk
mempertahankannya, pada abortus ini terdapat nyeri akibat
kram pada abdomen bawah atau nyeri pada punggung bawah,
tetapi bisa juga tidak.
 Abortus incipiens
Abortus ini sudah berlangsung dan tidak dapat dicegah
lagi.abortus ini terjadi ketika ada pembukaan serviks atau
ketuban pecah disertai perdarahan dan nyeri pada bagian
abdomen bawah atau pada punggung.
Lanjutan.....
 Abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap)
Sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tapi sebagian (
biasanya jaringan plasenta) masih tertinggal dalam raahim, yang
akan menyebabkan perdarahan yang bertambah parah atau
infeksi, terutama jika aborsi terjadi pada trimester ke II.
 Abortus kompletus
Keguguran lengkap
 Missed abortus ( keguguran tertunda )
Keadaan dimana janin telah mati selama 22 minggu tetapi
tertahan didalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin
mati.
 Abortus Habituali
Keguguran berulang ulang, terjadi pada wanita yang telah
mengalami abortus lebih dari tiga kali.
Lanjutan...
 Abortus infeksiosus dan abortus septic
Abortus yang disertai infeksi pada genetalia, sedang abortus septik
adalah abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman atau
toksin kedalam peredaran darah atau peritonium.
 Abortus Buatan (Provokatus)
Pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan mencapai 28 minggu
sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon
ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau
dukun beranak)
 Abortus provocatus therapeuticus
Pengguguran kehamilan, biasanya dengan alat-alat dengan alasan
bahwa kehamilan membahayakan, membawa maut bagi ibu, misalnya
karena ibu menderita penyakit berat.
 Abortus provocatus criminalis
Pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang syah dan dilarang
oleh hukum.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Tes urine untuk mengetahui kehamilan
 Pemeriksaan Dopler untuk mengetahui denyut jantung janin
 Pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui keadaan janin
 Pemeriksaan Hb
 Pemeriksaan fibrinogen pada missed abortion.

PENATALAKSANAAN
 Terapi/tindakan penanganan
 Pemberian cairan fisiologik yang disusul dengan transfusi untuk
mencegah syok yang mungkin diakibatkan oleh perdarahan yang hebat
 Setelah syok teratasi dilakukan kuretase diikuti dengan pemberian
ergometrin IM untuk mempertahankan kontraksi uterus
 Istirahat baring membuat aliran darah ke uterus bertambah dan
mengurangi rangsang mekanik
 Pemberian antibiotic pada abortus infeksiosus

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Meliputi nama, usia, alamat, agama ,bahasa, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, golongan darah, tanggal masuk rumah sakit, dan
diagnosa medis. Ibu hamil pada usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun rentang terjadi aborsi pada kandungannya. Pendidikan dan pekerjaan
yang semakin berat akan meningkatkan resiko aborsi.
2. Keluhan utama
Dalam kasus abortus masalah yang banyak dikeluhkan pasien pada
umumnya adalah rasa nyeri pada bagian abdomen. Tingkat nyeri yang
dirasakan dapat menunjukkan jenis aborsi yang terjadi.
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang dimonitor adalah riwayat kesehatan sekarang,
riwayat kesehatan dahulu(faktor pendukung terjadinya aborsi misalnya
mioma uteri) dan keluarga(faktor genetik), riwayat pembedahan ( seksio
sesaria atau tidak), riwayat penyakit yang pernah dialami(misal : hipertensi,
DM, typhoid, dll), riwayat kesehatan reproduksi, riwayat seksual, riwayat
pemakaian obat(misalnya : obat jantung), pola aktivitas sehari – hari.
Pemeriksaan fisik
a. B1 (Breath)
 RR= 18 x/menit
 Tidak ada suara nafas tambahan
 Tidak menggunakan alat bantu pernafasan
b. B2 (Blood)
1) Tekanan darah : 60/40 mmHg
2) Nadi : 50x/menit
3) Suhu : 39o C
4) Hb : 5 gr/Dl
5) Leukosit : 15.000
6) Akral dingin
7) CRT > 2 detik
c. B3 (Brain)
- Stupor, tidak mengalami gangguan tidur
d. B4 (Bladder) : -
e. B5 (Bowel)
- Nyeri di daerah perut
- Penurunan nafsu makan
- Frekuensi BAB 1 x/hari, berbau khas, konsistensi padat
f. B6 (Bone)
- Turgor kulit baik
- Pergerakan dalam batas normal
d. Psikologis
- Ansietas
e. Sosial
Hubungan dengan suami dan keluarga : baik
· Suhu pasien biasanya ≥ 39o,
hb 5 gr/dl
hipovolemik
· Pasien biasanya
mengeluarkan banyak darah
· Biasanya darah yang keluar
+ 1 liter

syok

2 S: Keguguran janin Gangguan rasa


· Biasanya pasien mengeluh nyaman : nyeri
nyeri di perut dan pasien
merintih kesakitan Rangsangan pada
O: uterus
P = Aborsi
Q = Severe pain
R = Abdomen Prostaglandin
S = (skala ± 8)
T = Current
Dilatasi serviks

nyeri
no Analisa data ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
3 S: Keguguran janin CEMAS
· px biasanya mengatakan
ketakutan tidak bisa
memberi keturunan
O:
· px akan terlihat gelisah Terganggunya psikologis
dan akralnya dingin ibu

Kecemasan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko syok hemorrhagic b.d perdarahan
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d kerusakan jaringan
intrauteri
3. Cemas b.d kurang pengetahuan
INTERVENSI KEPERAWATAN

También podría gustarte