Está en la página 1de 13

Askep pada pasien

terminal
KELOMPOK 12
SULKIFARMAN
HIDAYATI
PENGERTIAN

Apa yang dimaksud


dengan pasien terminal?

Suatu Keadaan menurut akal


sehat tdk ada lagi harapan untuk
sembuh
ETIOLOGI

Apa penyebabnya ?

Akibat dari suatu penyakit


kronik atau faktor
kecelakaan.
Fase-Fase pasien
terminal

pengingkaran
Marah
Tawar-menawar
Depresi
Penerimaan
MANIFESTASI KLINIK
 Gerakan pengindraan mulai hilang dari ujung
tanngan dan kaki secara bertahap
 Aktifitas klien berkurang
 Reflek mulai menghilang
 Suhu klien biasanya tinggi tp terasa dingin di
bagian ujung ujung ekstremitas
 Kulit kelihatan biru dan pucat
Next….
 Nafas berbunyi, keras dan cepat ngorok.
 Penglihatan mulai kabur.
 Klien kadang-kadang kelihatan rasa nyeri
 Klien dapat tidak sadarkan diri.
Tindakan keperawatan

- Mengontrol nyeri dan gejala lain


- Memelihara kemandirian
- Mengurangi kecemasan & ketakutan
- Memberi kenyamanan & kehormatan
- Memberikan sokongan psikologis
Tindakan medis

 ANALGETIK NON NARKOTIK


 ANALGETIK NARKOTIK
 OBAT ANALGESIK ADJUVANT
Persoalan yang kontrovesial
 PEMBERIAN PERALATAN PERPANJANGAN HIDUP
contoh : ventilator, resusitasi kardiopulmoner,
pemberian nutrisi enteral atau parenteral

 EUTANASIA
 DNR ( Do Not Resusitate)
Namun tetap ada upaya  memberikan rasa
nyaman, mengurangi rasa nyeri & rasa sesak
tetap dilakukan sampai saat terakhir hidup
penderita
Jurnal
Psychological Well-Being pada Caregiver Penyakit Terminal di Kota Malang
Oleh; Nafisatul Wakhidah/11410120

Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit akut dan kronis tidak hanya
mengalami berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat
badan, gangguan aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual
yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan
pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/pengobatan
gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial
dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai
perawatan paliatif (Doyle & Mac. Donald, 2003: 5).Estimasi global menyebutkan,
pada tahun 2020 akan mengalami peningkatan menjadi 157 juta orang yang
menderita penyakit kronis yang juga termasuk dalam kategori penyakit terminal
(Partnership for solutions, 2004, dalam Lubkin dan Larsen, 2006).
Daftar pustaka
• Ahmadi, Abu. (2002). Psikologi Sosial. Rineka Cipta:
Jakarta.
• Bastaman, H.D. (1996). Meraih Hidup Bermakna: Kisah
Pribadi dengan Pengalaman Tragis. Jakarta: Paramadina
• Batuadji, Kristianto. (2009). As Mokshartham Jagadhita;
Studi Etnografis tentang well-being pada warga ashram
Gandhi etnis Bali. Yogyakarta; Tesis Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada (dipublikasikan).
• Brehm Sharon & Saul Kassin. (1991). Social Psychology;
Understanding Human Interaction. Bungin, Burhan.
(2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali
press Cahyanti, Ika yuniar. (2012). Perbedaan
Psychological well being pada penderita diabetes
NEXT….
• Chusairi, Ahmad. (2004). Health Seeking Behavior para pasien
poli perawatan paliatif; Studi eksploratif lima pasien poli
perawatan paliatif RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya: Jurnal
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
• Cresswell,J.W.(2010).Research Design Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif dan Mixed.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
• Diener, E. (1984). Subjetive well-being. Psychological Bulletin, 95,
542-575.
• Doyle, Hanks and Macdonald, (2003). Oxford Textbook of
Palliative Medicine. Oxford Medical Publications (OUP) 3 rd edn
2003
• Emmelkamp & Van Oppen, (1993). dalam positive psychology in
practice. USA : John Willey & Sons, Inc
terimah kasih

También podría gustarte