Está en la página 1de 22

SISTEM KOLOID

Anggota :
1. Muslikhah salatsa M 6. Nadya Gita Praja 11. Sukma Maulida
2. Tri Nafaroh 7. Wati Eliana Putri
3. Maftuh Ikhsan 8. Nurul Hikmah Siyyamiatun
4. Nailil asyrifa 9. Septia Vani G
5. Farkha Nurul Safina 10. Siti Aminah
PENGERTIAN KOLOID
Koloid adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih di
mana partikel-partikel zat berukuran antara 1 hingga 1000 nm
terdispersi (tersebar) merata dalam medium zat lain. Zat yang
terdispersi sebagai partikel disebut fase terdispersi, sedangkan
zat yang menjadi medium mendispersikan partikel disebut
medium pendispersi.
fase terdispersi adalah zat yang terlarut dalam suatu koloid.
Zat pendispersi adalah zat yang melarutkan zat terlarut dalam
suatu koloid dan lebih mendominasi.
DISPERSI KOLOID
Berdasarkan ukuran diameter fasa terdispersinya (yg dilarutkan) dikenal
3 macam sistem dispersi
1. Dispersi Molekuler (Larutan) :
 Sistem dispersi yang diameter fasa terdispersinya kurang dari 10-7cm
 Jernih dan homogen dengan pengendapan atau penyaringan tak
dapat dipisahkan. Contoh : dispersi gula (fase terdispersi) di dalam air
(fase pendispersi)
2. Dispersi Kasar (Suspensi) :
 Sistem dispersi yang diameter fase terdispersinya lebih besar 10-5cm
 Keruh, dihilangkan dengan pengendapan dan dapat disaring atau di pisahkan.
Contoh : dispersi pasir (terdispersi) di dalam air (fase pendispersi )

3. Dispersi Halus (Koloid) :


 Sistem dispersi yang diameter fase terdispersdinya diantara 10-7cm sampai 10-5cm
 Keruh tapi tidak homogeny / tidak heterogenic. Contoh : dispersi susu ( fase
terdispersi) di dalam air ( fase pendispersi)
PERBANDINGAN SIFAT LARUTAN, KOLOID DAN SUSPENSI

No Larutan Koloid Suspensi


1 Satu Fase 2 Fase 2 Fase

2 Stabil Sukar Mengendap Mudah Mengendap


3 Tidak dapat disaring Dapat disaring dengan Dapat disaring
penyaring ultra
4 Homogen Tampak homogen Heterogen
5 Ukuran partikel kurang dari Ukuran partikel 1-100nm Ukuran partikel lebih dari
1nm 100nm
6 Sistem dispersi molekuler Sistem dispersi padatan halus Sistem dispersi padatan kasar
7 Contoh : larutan gula atau Contoh : susu atau santan, Contoh : air kopi dan air keruh
larutan garam tepung dalam air
MACAM-MACAM KOLOID

No Fasa terdispersi Fasa pendispersi Nama Contoh


1 gas cair Buih (busa) Busa sabun
2 gas padat Buih (busa) padat Batu apung, karet busa

3 cair cair Emulsi Susu


4 cair gas Aerosol cair Awan , kabut, hair spray

5 cair padat Emulsi padat Mutiara, mentega, keju


6 padat cair Sol Tinta, cat
7 padat gas Aerosol padat Asap debu

8 Padat Padat Sol padat Paduan logam (kuningan


perungu)
PEMBUATAN KOLOID
1. Cara kondensasi
a. Pengendapan
Pembuatan koloid melalui reaksi pengendapan dilakukan
dengan cara mencampurkan dua macam larutan elektrolit,
hingga menghasilkan endapan yang berukuran koloid, contoh
pembuatan sol AgCI.
Sol AgCI dibuat dengan cara mencampurkan larutan
AgN03 encer dengan larutan HCI encer atau NaCI encer. Reaksi
yang terjadi sebagai berikut.
AgNO3(aq) + HCl(aq)→AgCl(s) + HNO3(aq)
AgNO3(aq) + NaCI(aq) AgCI(s) + NaN03(aq)
b. Redoks
Pembuatan koloid dengan reaksi redoks selalu disertai dengan
perubahan bilangan oksidasi, misal pada pembuatan sol emas den sol
belerang.
Sol emas (Au)
Sol emas dibuat dengan mereduksi larutan garamnya menggunakan
reduktor non- elektrolit seperti formaldehid.
Reaksinya:
2AuCI3 (aq) + 3HCHO(aq) + 3H20 (ℓ) → 2Au(s)+ 6HCI (aq) + 3HCOO H(aq)
c. Reaksi pemindahan/substitusi
Contoh koloid yang dibuat dengan cara pemindahan yaitu sol As2S3. Sol
As2S3 dibuat dengan cara mengalirkan gas asam sulfida ke dalam larutan
arsen(lll) oksida. Reaksinya:
As203(aq) + 3H2S(g) →As2S3(s) + 3H20(ℓ).
d. Reaksi hidrolisis
Koloid dapat dibuat melalui reaksi hidrolisis, yaitu dengan mereaksikan
garam tertentu dengan air. Misalnya Sol Fe(OH)3. Sol Fe(OH)3 dibuat
dengan cara menambahkan larutan FeCI3 ke dalam air mendidih.
Larutan FeCI3 akan terionisasi menghasilkan ion Fe3+. Ion Fe3+ ini akan
mengalami reaksi hidrolisis menjadi Fe(OH)3. Reaksi yang terjadi:
FeCI3(aq) + 3H20(ℓ) → Fe(OH)a(s) + 3HCl(aq).
e. Penggantian pelarut
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa
terdispersi yang semulal arut setelah diganti pelarutanya menjadi
berukuran koloid. Misalnya:
untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah
larut dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air,
belarang harus terlebih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh.
Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan
sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan
menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan
belerang dalam air.
2. Cara dispersi
a. Cara Mekanik
Pembuatan koloid dengan cara mekanik dilakukan dengan cara
penggerusan zat padat hingga halus, kemudian didispersikan ke dalam
medium pendispersi. Namun, pada proses ini fase terdispersinya
kadang-kadang mengalami penggumpalan kembali sehingga perlu
ditambahkan stabilizer atau zat pemantap. Contoh pada pembuatan
mentega, tinta, dan cat.
b. Cara Busur Bredig
Pembuatan koloid dengan cara busur Bredig sering disebut juga dengan
elektrodispersi. Cara ini dilakukan untuk membuat partikel-partikel fase
terdispersi dengan menggunakan loncatan bunga api listrik. Cara ini
banyak digunakan untuk membuat sol logam. Logam yang akan
didispersikan dipasang sebagai elektrode-elektrode yang dihubungkan
dengan sumber arus listrik bertegangan tinggi. Loncatan bunga api listrik
yang muncul di antara kedua elektrode akan menguapkan sebagian
logam. Uap logam yang terbentuk di dalam medium dispersi akan
menyublim dan membentuk partikel halus. Cara busur Bredig biasa
digunakan untuk membuat sol emas dan sol platina
c. Cara Homogenisasi
Homogensasi adalah cara yang digunakan untuk membuat suatu zat
menjadi homogen dan berukuran partikel koloid. Misal untuk membuat
koloid tipe emulsi, seperti susu. Pada pembuatan susu, ukuran partikel
lemak pada susu diperkecil hingga berukuran partikel koloid. Caranya
dengan melewatkan zat tersebut melaiui lubang berpori yang
mempunyai tekanan tinggi. Apabila partikel lemak dengan ukuran
partikel koloid sudah terbentuk, zat tersebut kemudian didispersikan ke
dalam medium pendispersinya.
d. Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan jalan memecah
partikel zat yang mengendap dalam medium pendispersi air menjadi
berukuran partikel koloid. Proses ini diikuti dengan penambahan suatu
elektrolit atau dengan menghilangkan ion-ion elektrolit penyebab
pengendapan.
Cara peptisasi ini digunakan pada pembuatan sol perak iodida (Agl). Sol
perak iodida dibuat dengan cara mencampur larutan AgN03 dengan
larutan Kl berlebih. Campuran kedua larutan ini menghasilkan endapan
Agl. Endapan Agl kemudian dicuci agar mengalami peptisasi, yaitu
terbentuknya partikel koloid Agl. Pencucian mengakibatkan hilangnya
kelebihan elektrolit sehingga Agl dapat terdispersi kembali
SIFAT SIFAT KOLOID
• Efek Tyndall
Efek penghamburan bekas cahaya dalam system koloid. Berkas cahaya dalam
larutan koloid tampak jelas tapi dalam larutan sejatitidak tampak.
contoh : cahaya matahari yang masuk rumah melewati celah akan terlihat jelas.
Gerak Brown
gerak tidak beraturan dari partikel-partikel koloid akibat tumbukan antar
partikel.
Contoh : gerak partikel koloid ini dapat dilihat dengan mikroskop ultra
• Koagulasi
peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi
terpisah dari medium pendispersinya.
Contoh : tanah liat dalam air sungai akan menggumpal setelah bertemu air laut
sehingga lama kelamaan terbentuk DELTA, pengolahan karet dari lateks
• Elektroforesis
Terpengaruhnya partikel partikel koloid oleh medan listrik. Partikel koloid yang
bermuatan positif akan bergerak ke elektroda negative dan sebaliknya sehingga
partikel koloid akan menggumpal di elektroda.
Contoh : pengendapan partikel debu pada cerobong asap suatu pabrik dengan
alat COTRELL, identifikasi jenazah dengan tes DNA
• Koloid Pelindung
Kemampuan koloid untuk melindungi koloid lain dengan membentuk lapisan
bagian luar sehingga koloid tidak dapat mengendap.
Contoh : penambahan kasein pada susu, penambahan gelatin pada eskrim.
• adsorbsi
proses penyerapan suatu zat di permukaan suatu zat lain.
contoh : penjernihan air dengan tawas, penjernihan air tebu pada
pembuatan gula.
Sifat adsorpsi partikel-partikel koloid ini dapat dimanfaatkan dalam obat-
obatan. Serbuk karbon (norit), yang dibuat dalam bentuk pil atau tablet,
apabila diminum dapat menyembuhkan sakit perut dengan cara
absorpsi. Dalam usus, norit dengan air akan membentuk sistem koloid
yang mampu mengabsorpsi dan membunuh bakteri-bakteri berbahaya
yang menyebabkan sakit perut
• Dialisis
Untuk menghilangkan ion-ion pengganggu kestabilan koloid pada proses
pembuatan koloid, dilakukan penyaringan ion-ion tersebut dengan
menggunakan membran semipermeabel . Proses penghilangan ion-ion
pengganggu dengan cara menyaring menggunakan membran/selaput
semipermeabel disebut dialisis
Proses dialisis tersebut adalah sebagai berikut. Koloid dimasukkan ke dalam
sebuah kantong yang terbuat dari selaput semipermeabel. Selaput ini hanya
dapat melewatkan molekul-molekul air dan ion-ion, sedangkan partikel koloid
tidak dapat lewat. Jika kantong berisi koloid tersebut dimasukkan ke dalam
sebuah tempat berisi air yang mengalir, maka ion-ion pengganggu akan
menembus selaput bersama-sama dengan air. Prinsip dialisis ini digunakan
dalam proses pencucian darah orang yang ginjalnya (alat dialisis darah
dalam tubuh) tidak berfungsi lagi dengan alat dialisator.
selain itu, contoh lainnya adalah memisahkan ion-ion sianida dari tepung
tapioka.
PERANAN KOLOID DALAM BIDANG FARMASI
1. Kosmetik
Bahan – bahan kosmetika sangat banyak jenisnya, akan
tetapi pada prinsipnya hampir 90% dari bahan itu dibuat
dalam keadaan koloid. Hal itu disebabkan sifat koloid yang
mudah menyerap pewangi dan pewarna, lembut, mudah
dibersihkan, tidak merusak kulit dan rambutm dan sekaligus
mengandung dua macam bahan yang tidak dapat saling larut.
Macam – macam bentuk bahan kosmetik sebagai berikut :
• Bahan kosmetika yang berbentuk aerosol, misalnya parfum dan deodorant spray,
hair spray, dan penghilang bau mulut yang disemprotkan.
• Bahan kosmetika yang berbentuk sol, misalnya susu pembersih muka dan kulit,
cairan untuk masker, dan cat kuku.
• Bahan kosmetika yang berbentuk emulsi, misalnya susu pembersih muka dan kulit.
• Bahan kosmetika yang berbentuk gel, misalnya deodorant stick dan minyak rambut
(jelly).
• Bahan kosmetika yang berbentuk buih, misalnya sabun cukur dan sabun
kecantikan.
• Bahan kosmetika yang berbentuk sol padat misalnya pemerah bibir, pensil alis dan
maskara
• Bahan kosmetika yang berbentuk pasat misalnya, pasta gigi,
• Deodorant, mengandung aluminium klorida untuk mengkoagulasikan
(emengendapkan) protein dalam keringat. Endapan protein ini dapat menghalangi
kerja kelenjar keringat dan protein yang dihasilkan berkurang.
2. Dalam industri farmasi
• Minyak ikan
• Penisilin untuk suntikan
3. Dalam bidang kesehatan
• Prinsip dialisis digunakan untuk membantu pasien gagal ginjal.
4. Karbon
• Serbuk karbon (norit), yang dibuat dalam bentuk pil atau tablet, apabila
diminum dapat menyembuhkan sakit perut dengan cara absorpsi.
Dalam usus, norit dengan air akan membentuk sistem koloid yang
mampu mengabsorpsi dan membunuh bakteri-bakteri berbahaya yang
menyebabkan sakit perut

También podría gustarte