Está en la página 1de 68

AGROEKOLOGI

AIR DAN BEBERAPA FUNGSI


TANAMAN

1
A. SIFAT-SIFAT AIR
Sifat kimia
 Senyawa terdiri atas satu atom oksigen dan
dua atom hidrogen yang berikatan kovalen
 Ikatan kovalen menentukan kemampuan air
dalam melarutkan unsur-unsur hara bagi
pertumbuhan tanaman
 Ikatan kovalen putus oleh radiasi sinar
matahari dalam klorofil pada fase cahaya dari
proses fotosintesa
 Proses pemecahan H2O→ 2H2 + O2 disebut fotolisa

2
Sifat fisik
 Wujud air dapat berubah karena fluktuasi
suhu cair, padat, gas (uap)
 Volume air terkecil pada suhu 4°C. Pada
suhu 0°C volume mengembang 0.091 dari
volume semula.
 Perubahan wujud air dari cair ke padat
dalam sel tanaman akan mengakibatkan
sel pecah dan rusak
 Suhu rendah juga mengakibatkan
terhentinya translokasi unsur hara dan
asimilat dalam tubuh tanaman

3
Gambar 1. Perubahan volume air pada berbagai temperatur

4
Sifat fisik (lanjutan)
 Air mempunyai panas jenis > dari benda lain.
 Kemampuan air untuk menyerap panas jauh
melebihi zat lainnya  air dapat mencegah
fluktuasi suhu udara maupun suhu pada tubuh
tanaman,
 Air dapat berfungsi sebagai penstabil suhu tanah
dan tubuh tanaman.
 Di udara uap air juga dapat menahan sebagian
radiasi matahari, terutama di daerah tropis.
Volume uap air di udara akan mempengaruhi
total energi yang tertangkap bumi. Udara yang
mengandung uap air lebih besar berarti total
energi yang diterima bumi lebih kecil bila
dibandingkan dengan kondisi udara cerah dan
kering 5
B. PENGARUH KADAR AIR TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN
Fungsi air bagi tanaman adalah:

* Merupakan unsur penting dari protoplasma,


terutama pada jaringan meristematik.
* Sebagai pelarut dalam proses fotosintesa dan
proses hidrolitik, seperti perubahan pati menjadi
gula. .
* Bagian yang esensial dalam menstabilkan turgor
sel tanaman.
* Pengatur suhu bagi tanaman, karena air
mempunyai kemampuan menyerap panas yang
baik.
* Transport bagi garam-garam, gas dan material
lainnya dalam tubuh tanaman.
6
1. Fotosintesa
 Defisit air pada saat proses fotosintesa
berlangsung akan menurunkan kecepatan
fotosintesa.
 Defisit air mengakibatkan menutupnya
stomata, meningkatnya resistensi mesofil
yang akhirnya memperkecil efisiensi
fotosintesa.

7
8
Potensial Air

9
Pengaruh potensial air
 Potensial air sebesar 4 bar akan
mengakibatkan berkurangnya perluasan
daun sampai sebesar 25% dari maksimum
yang dapat diperoleh.
 Potensial air daun 12bar mengakibatkan
terhentinya perluasan daun.
 Hasil fotosintesa per unit luas daun mulai
menurun pada potensial air daun 11 bar
(Gambar 2).

10
Gambar 2. Kisaran Perluasan Daun (Leaf Expansion) dan
Hasil Bersih Fotosintesa (Net Rate Photosynthesis) pada
Kedele yang Merupakan Fungsi dari Potensial Air Daun
(Boyer, 1970)
11
 Apabila potensial air daun melewati 18 bar laju
penurunan perluasan daun menjadi maksimum.
 Setelah melewati 19 bar sampai 40 bar
kecepatan fotosintesa menurun secara drastis
dan akhirnya terhenti.
 Kesimpulan: perluasan daun dibatasi oleh
ketersediaan air tanah sehingga menurunkan
efisiensi fotosintesa.
 Hal ini berhubungan proses biokimia, karena
fotosintesa merupakan proses hidrolisa yang
memerlukan air.
 Kisaran defisit air & potensial air
bervariasi tergantung :
-umur tnman
-posisi daun dim tajuk & kondisi
pertumbuhan.
12
 Jumlah siklus defisit (stress) yang dialami
tanaman pada kondisi yang berbeda akan
menunjukkan pengaruh yang berbeda pula.
 Contoh:
Tanaman kapas yang tumbuh pada "growth
chamber“ (terkontrol) pada potensial air daun
16 bar mengakibatkan menutupnya stomata.
Apabila tanaman yang sama ditanam pada
lapangan terbuka, hingga potensial daun
mencapai 27 bar belum menunjukkan
menutupnya stomata walaupun tanaman juga
mengalami siklus kekeringan.

13
 Stomata mempunyai mekanisme
penyesuaian terhadap perubahan
kandungan air tanah, yang dipengaruhi
oleh kapasitas tanah menyimpan air
(water holding capacity).
 Semakin tinggi kapasitas menyimpan air
tanah semakin lama waktu yang tersedia
bagi stomata untuk kembali pada keadaan
semula(non stress) (Gambar 3 ).

14
Gambar 3. Perkiraan Hubungan Air Tanaman Bagi Tanaman
yang Tumbuh pada Tanah yang Menyimpan Sebanyak
1,15 dan 30 cm Air yang Dapat Diekstrak. Pengaruh Potensial
Air Daun pada Fotosintesa dan Transpirasi Relatif (Yahya,
1988)
15
Pengaruh kelembaban relatif
 Kelembaban relatif dinyatakan dalam
persentase, ialah sejumlah uap air pada
suatu waktu dibandingkan dengan jumlah
total uap air yang dapat diikat oleh udara
pada suatu suhu.
 Kelembaban relatif terjadi karena adanya
air dalam status uap. Pada suhu tinggi
udara akan memegang uap lebih besar
dibandingkan dengan suhu rendah.
 Penutupan stomata juga dipengaruhi oleh
adanya variasi kelembaban relatif yang
terjadi di udara.

16
 Kelembaban relatif bervariasi dari satu
tempat ke tempat lain dan dari waktu ke
waktu, karena dipengaruhi oleh faktor
meteorologi dan fisiologi tanaman seperti
kegiatan transpirasi, respirasi dan
fotosintesa.
 Kelembaban berperan pada perkembangan
kutikula, mencegah hidrasi kutikula,
transpirasi yang akhirnya juga sangat
berperan dalam mengurangi adanya water
stress.
 Untuk mencegah stress air kelembaban relatif
lebih penting peranannya daripada
kelembaban mutlak.
17
 Kelembaban relatif mempengaruhi
masuknya air ke dalam jaringan tanaman
dan translokasi air dalam tubuh tanaman.
 Kelembaban relatif rendah secara
morfologis mempengaruhi endapan lilin
yang tebal. Kondisi ini secara fisiologis
mempengaruhi kecepatan transpirasi.
Lapisan lilin yang tebal menyebabkan
terhalangnya energi cahaya mencapai
klorofil. Sehingga mengurangi efisiensi
fotosintesa.

18
 Selama kelembaban dalam tubuh
tumbuhan berada di atas titik layu,
kegiatan metabolisme tak
terpengaruhi oleh kelembaban
udara.
 Kutikula
yang terhidrasi akan
meningkatkan aliran air ke daun,
karena tekanan daun berkurang.

19
Pengaruh stress air
 Stress air yang lama dapat meningkatkan
tebal dan kepadatan kutikula, menurunkan
pemasukan, pelaluan air dan metabolisme
dalam tubuh tanaman.
 Kelayuan yang berkepanjangan
mengakibatkan kutikula kurang permeable
pada air. Status ini menimbulkan kelambatan
pada pertumbuhan batang dan daun,
mengurangi kecepatan transpor ion,
menurunkan respirasi, menurunkan aktivitas
enzim, mengurangi pembelahan sel dan
mengurangi sintesa protein.

20
 Tetapi Kelayuan meningkatkan enzim
hidrolitik, penutup stomata dan
mengakibatkan penimbunan asam absisik.
 Pengaruh stress air terhadap sistem
fotosintesa bisa juga melalui pengaruh
pada kandungan dan organisasi klorofil
dalam kloroplast di dalam jaringan atau
sel yang aktif berfotosintesa.
 Stress air bisa menurunkan kandungan
klorofil daun (Gambar 4)

21
Gambar 4. Kandungan Klorofi/ (●) dan Potensia/ Air (O) pada
Keadaan Stress Kekeringan ( ) dan Tanpa Stress
( - - - - ) pada Jagung. Pemberian Air Dibentikan pada Hari 1
untuk Kelompok Stress dan Kemudian Diairi Lagi (Tanda
Panah) pada Hari 8. (dari Alberte dkk., 1977)
22
 Pada tanaman jagung dan tanaman C4 lainnya
stress air berpengaruh negatif pada sel-sel
mesofil daun.
 Pengaruh stress air pada sel-sel mesofil daun
lebih besar daripada pada sel-sel "bundle sheat”
karena :
* Sel-sel mesofil terletak lebih jauh dari jaringan
pembuluh yang mensuplai air dibandingkan
dengan sel-sel bundle sheat.
* Kloroplast mesofil lebih terpengaruh karena
mengandun,g lebih banyak "light-harvesting”
chlorophyl a/b protein (Fotosistem II) yang
nampaknya labil pada kondisi stress yang sedang
sekalipun
* Kombinasi ke dua proses di atas.

23
2. Sistem Reproduktif
 Fase reproduktif merupakan fase yang
kritis, karena itu pengaruh faktor
lingkungan seperti suhu, cahaya dan air
yang langsung terlihat pada sink.
 Keberhasilan persarian dan penyerbukan
tanaman akan menggambarkan kapasitas
sink tanaman tersebut.
 Pembungaan, pembuahan dan pengisian
biji/buah akan gagal apabila stress air
berlangsung lama.

24
 Perpanjangan rambut jagung (silk),
tangkai kepala putih (style) terhenti pada
air daun (yang menghadap tongkol
pertama) kira-kira-9 bar pada tanaman
yang mengalami stress kekeringan, dan
hanya-14 baru pada tanaman yang diairi
cukup (Gambar 5).
 Stress air (tanpa irigasi) memperlambat
munculnya bunga yang akibatnya
memperpendek periode pengisian biji,
sehingga meningkatkan pula kandungan
air dalam biji sewaktu panen (Tabel 1).

25
Gambar 5. Laju perpanjangan silk dan potensial air daun
yang diairi cukup (kontrol) dan tanaman yang mengalami
stress kekeringan
26
Tabel 1. Pengaruh Air Tanah terhadap Saat Munculnya Bunga
(Hari Sejak Tanam) dan Kandungan Air Biji Waktu Panen (%)

Kemunculan bunga jantan (tassel) dan bunga


betina (silking) diperlambat selama 4 – 5 hari
karena adanya stress air.
27
 Kekeringan yang terjadi menjelang
saat pembungaan sangat
berpengaruh pada sistem
reproduktif.
 Pada tanaman padi pengaruh ini
meningkatkan sterilitas bunga dan
menurunkan persen pengisian biji
(Tabel 2).

28
Tabel 2. Pengaruh Keringan pada Hasil dan Komponen
Hasil Padi.

29
3. Translokasi
Pertumbuhan suatu tanaman
ditentukan oleh kegiatan
– Fotosintesa (fotosintat)
– perombakan bahan kering oleh
respirasi,
– kelancaran translokasi fotosintat dan
unsur hara ke bagian sink.

30
31
32
 Bahan yang berfungsi sebagai transpor
zat-zat (fotosintat dan unsur hara) dari sel
ke sel dan dari organ ke organ adalah air.
 Translokasi melalui xylem berupa unsur
hara yang dimulai dari akar terus ke
organ-organ, seperti daun untuk diproses
dengan kegiatan fotosintesa.
 Fotosintat yang merupakan hasil
fotosintesa ditranslokasi melalui phloem
ke sink (buah,biji atau umbi) ataupun
sebelumnya ke batang(sink sementara),
bagi tanaman yang menumpukkan
fotosintatnya di batang, seperti tebu.

33
 Stress
air mempengaruhi
terhambatnya proses translokasi.
 Pengaruh tidak langsung terhadap
produksi adalah berkurangnya
penyerapan hara dari tanah.
 Adanya stress air setelah pemupukan
nitrogen menyebabkan kandungan N
daun (komponen klorofil) lebih
rendah, jauh di bawah titik kritis
(Tabel 3)

34
Tabel 3. Pengaruh pemupukan N dan Air Tanah
terbadap Kandungan Nitrogen dalam Daun (%)

35
 Rendahnya penyerapan unsur hara berarti
rendah pula laju sintesa-sintesa bahan
kering (antara lain protein).
 Secara langsung stress air menurunkan
laju translokasi fotosintat ke bagian organ
penumpukan (sink) misalnya dalam
proses pengisian biji.
 Hal ini juga berarti rendah pula hasil akhir
yang diperoleh.

36
C. MEKANISME PENYERAPAN AIR
OLEH AKAR
 Proses air masuk ke dalam tubuh tanaman
berjalan sebagai berikut:
– air dihisap oleh akar tanaman sebagian melalui
bulu-bulu akar, akar ini dihubungkan dengan
suatu penghubung yang disebut dengan
vascular system (jaringan pengangkut).
– Pada akar air bergerak melalui cortex dari
vacuola ke vacuola, yang dimulai dari dinding
luar.
– Dari dinding luar terus ke lapisan cytoplasma,
vacuola, lapisan-lapisan lain cytoplasma dan
bagian dinding sel sebelah dalam.
37
38
– Kemudian air dialirkan ke seluruh.tubuh
tanaman melalui protoplast dan dinding
sel terus ke dalam jaringan xylem
hingga sampai ke daun.
– Sesampainya air di daun, sebagian
digunakan untuk mensintesa
persenyawaan-persenyawaan organik
seperti karbohidrat, lemak, protein dan
bahan organik lainnya.
– Sebagian lainnya meninggalkan daun dan
kembali ke batang melalui phloem.

39
40
 Penyebab masuknya air ke tubuh tanaman
adalah potensial tanah dan tegangan daun.
 Potensial tanah terjadi karena adanya
perbedaan potensial air yang disebabkan oleh
perbedaan konsentrasi air antara tanah
dengan air dalam jaringan akar.
 Potensial tanah terdiri dari dua komponen,
yaitu matric potensial dan osmotic potensial.
 Ke dua tenaga ini dipengaruhi oleh kadar
kelembaban tanah.
 Kadar kelembaban tanah (soil moisture)
terjadi karena ada kegiatan akar tanaman,
yaitu active absorption (penyerapan aktif dan
passive absorption (penyerapan pasif).
41
 Penyerapan aktif terjadi karena tanaman
mengalami transpirasi secara perlahan-
lahan yang merupakan kegiatan fisiologis,
akibat tindak lanjut dari metabolisme
dalam tubuh tanaman dan tidak
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.
 Transpirasi ini menyebabkan menurunnya
potensial air pada xylem.
 Kegiatan ini menyebabkan terjadinya
akumulasi larutan di dalam xylem,
sehingga tekanan dalam xylem sap
menjadi positif.

42
 Penyerapan pasif terjadi karena tanaman
bertranspirasi secara cepat, yang
merupakan tanggapannya terhadap
perubahan lingkungan, seperti:
– Temperatur yang terlalu tinggi
– Intensitas cahaya yang sangat tinggi
– Kerenggangan udara karena kecepatan angin
meningkat yang mengakibatkan konsentrasi
larutan dalam xylem sap menjadi rendah.
– Menurunnya tekanan di dalam xylem sap
menyebabkan potensial air menjadi rendah.

43
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYERAPAN AIR OLEH AKAR
 Penyerapan air oleh akar tanaman sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan
morfologi akar.
 Faktor-faktor penting yang mempengaruhi
penyerapan air oleh akar adalah:
* Ketersediaan air tanah
* Temperatur tanah
* Sirkulasi udara tanah
* Konsentrasi larutan dalam tanah
* Sistem perakaran
44
1. Ketersediaan Air Tanah
 Tersedianya air bagi tanaman ditentukan oleh
jenis tanaman, kegiatan metabolisme dalam
jaringan tanaman yang sedang aktif dan
respon tanaman (menyangkut daya
adaptasinya terhadap penggunaan air).
 Air tanah yang dapat diisap oleh akar
tanaman berada di antara keadaan air
kapasitas lapang (field capacity) dan titik layu
permanen (permanent wilting point).
 Kondisi air tanah yang berada sedikit di
bawah kapasitas lapang merupakan
ketersediaan air yang optimum. Kondisi ini
berada antara 50% sampai 70% air tersedia
45
2. Temperatur Tanah
 Penyerapan air oleh akar tanaman akan
meningkat dengan meningkatnya suhu tanah.
 Tanaman yang hidup di daerah sedang
(temperate zones) absorpsi air dapat
berlangsung antara suhu O°C hingga 70°C.
 Tanaman yang hidup di daerah tropis absorpsi air
hanya terjadi antara suhu 5°C hingga 70°C.
 Perbedaan ini disebabkan oleh daya adaptasi
tanaman tersebut. Di atas suhu 70°C
diperkirakan laju penyerapan air diperkirakan
sama, jika faktor lingkungan di luar suhu juga
sama.

46
 Pada suhu yang ekstrim tinggi
mengakibatkan fotosintesa, respirasi dan
kegiatan enzimatis terhenti, sehingga
tidak membutuhkan air.
 Suhu tanah yang rendah akan
menurunkan laju penyerapan air oleh
akar, karena transpirasi berkurang.
 Perubahan suhu tanah yang drastis
mengakibatkan viskositas air dalam
membran sel bervariasi, sehingga
mempengaruhi kegiatan aktivitas fisiologis
sel-sel akar.
47
3. Sirkulasi Udara Tanah
 Aerasi tanah merupakan salah-satu faktor
yang menentukan absorpsi air oleh
tanaman.
 Pada umumnya tanaman akan layu ketika
aerasi tanah hampir jenuh oleh material
padat atau cairan yang pekat, misalnya
pupuk nitrogen.
 Hal yang sama juga akan terjadi apabila
aerasi tanah hanya ditempati oleh satu
jenis udara tanah saja, misalnya ruang
pori hanya diisi oleh kabondioksida.
48
 Tetapi keadaan di atas tidak berlaku bagi
tanaman yang suka hidup dalam air
tergenang (hygrophyta).
 Tanaman yang hidup di air menyerap
oksigen (berrespirasi) dapat dalam
keadaan aerob dan anaerob, seperti padi
(Oryza sativa).
 Tanaman yang tidak senang air banyak
atau tanaman yang hidup di lahan kering,
respirasinya hanya terbatas pada suasana
aerob, tidak dapat mengadakan respirasi
dalam suasana anaerob.
49
4. Konsentrasi Larutan dalam Tanah
 Penyerapan air oleh akar tanaman sangat
dipengaruhi oleh konsentrasi larutan
tanah.
 Perbedaan konsentrasi air akan
menimbulkan tekanan difusi air (diffusion
pressure of water) antara larutan tanah
dengan larutan dalam jaringan akar
tanaman.
 Bertambah besarnya perbedaan tekanan
difusi (diffusion pressure gradient) antara
larutan di luar akar dan di dalam akar
akan menyebabkan suatu aliran air.

50
 Apabila tekanan difusi air di luar akar lebih kecil
(konsentrasi air besar) daripada tekanan difusi
dalam jaringan akar (konsentrasi air kecil), maka
akan terjadi aliran air dari larutan tanah ke dalam
jaringan akar tanaman.
 Konsentrasi air dalam tanah akan berfluktuasi
sesuai dengan jumlah penambahan air oleh
curahan hujan atau penambahan air irigasi dan
juga akibat faktor cuaca.
 Akibat suhu udara yang terlalu tinggi akan
meningkatkan laju evaporasi sehingga
konsentrasi air dalam tanah akan menurun.
 Sebaliknya apabila terjadi hujan konsentrasi air
dalam tanah akan meningkat.

51
5. Sistem Perakaran
 Bentuk dan kedalaman serta penyebaran
akar akan mempengaruhi jumlah air yang
dapat diserap oleh akar tanaman.
 Akar yang kurus dan panjang mempunyai
luas permukaan yang lebih besar bila
dibandingkan dengan akar yang tebal dan
pendek, karena dapat menjelajahi sejumlah
volume yang sama.
 Penyerapan air dapat terjadi dengan
perpanjangan akar ke tempat baru yang
masih banyak air. Akibatnya laju penyerapan
dapat ditingkatkan.
52
Pertemuan ke 7
CONSUMTIVE USE (Cu)/Crop Water Requirement (CWR):
A. Definisi :
Cu Evaporasi :penguapan air lewat tanah
dan atau permukaan air
Transpirasi : air utk pembetukan
jaringan tanaman dan atau dilepas
lewat daun/permukaan tnman ke
atmosfer
Cu = Ev + Trans = Evapotranspirasi (Et)

Cu:- sejumlah air yg dipakai utk evapotranspirasi & utk


menyusun jaringan tanaman.
- adalah jumlah satuan air yg diisap per satuan
berat kering tanaman yg dibentuk atau
banyaknya air yg diperlukan utk
menghasilkan satu satuan berat kering tnman
B. Faktor2 yg mempengaruhi Et :
> temperatur udara (T) > presipitasi
> wkt musim tanam > pelaksanaan
pemberian air
Volume air yg ditranspirasikan tnman dipengaruhi :
> suhu udara sekeliling > RH
> kec angin > jenis tanaman
> intensitas & lama penyinaran matahari
> keadaan alami lingkungan
Manfaat : perencaan pemberian air irigasi
(pengolahan tanah, persemaian , pertumbuhan)
C.1. Metoda Pengukuran Cu /CWR:
LANGSUNG : a.~ lisimeter
b ~ penurunan KA tanah
c.~ percobaan lapang
d.~ keseimbangan air
e.~ integrasi
a. Lysimeter (percobaan tangki) :
~prinsip kerja : penambahan/ pengurangan
air hrs dicatat dengan teliti
~ keabsahan : tergantung dr dekatnya
peniruan keadaan alamiah
b.Penurunan/pengurangan kadar lengas
(KL)tanah :
Metode ini sangat cocok pd daerah :
~ keadaannya seragam
~ air tnhnya tak berpengaruh pd fluktuasi
KLtnh sekitar perakaran .
~ Parameter yg diukur KL tnh pada berbagai lapisan
selama masa pertumbuhan secara harian
~ Pengukuran KL : grafimetri & neutron prob
Secara grafimetri Cu dicari:

n
M 1i  M 2 i
Cu   100
Ai Di
Keterangan :i 1
~ Cu =air yg digunakan pd zona akar (mm/hari)
M 1i = prosentase KLtnh awal pengukuran lap ke I
M 2i = pros KL tnh pd peng berikutnya lap ke i
~ n = jumlah lapisan pd zona perakaran
~ A = berat volume tanah
~ D = kedalaman masing-masing lapisan tanah (mm)
c. Percobaan lapang :
~ diukur secara musiman & hasil memuaskan
~ parameternya : banyaknya air pengairan yg
diberikan , ER(Efektive Rainfal),KL tanah.

M bi  M ei
n
Cu  WR  IR  ER   Ai Di
i 1 100
Keterangan :
Cu = kebutuhan air musiman (mm)
IR = total pemberian air irigasi (mm)
ER = curah hujan efektif musiman (mm)
Mi bi= Kl tnh pd awal musim lapisa ke I
Mei=Kl tnh pd akhir musim lapisan ke I
d. Keseimbangan air (water balance):
~ sangat cocok utk daerah yg luas
~ Cu = (I+P)+(Gs-Ge)-R
I = banyaknya air irigasi yg diberikan per tahun
P= besarnya presipitasi tahunan
Gs= air waduk bawah tanah pd awal tahun
Ge= ……………………………………pd akhir tahun
R = air yg keluar dr waduk (tahun)
C.2. Pengukuran tak langsung (m. empirik):
~a. radiasi ~ Penman
~ b.Blaney-Criddle ~ Pan Evaporasi dsb.

~ Rumus Dasar : CWR=Cu=Et crop = kc x Eto


> Et crop = evapotranspirasi tanaman (mm)
> kc = koefisien tanaman
> Eto = Et potensial, yg dpt dicari dg
beberapa metoda (data iklim setempat)
a. Metode Radiasi :

Eto = c (W Rs) ….. (mm/hari)


> Rs = radiasi penyinaran matahari (m/hari)
> W = faktor koreksi ( T& tt)
> c = faktor koreksi (RH, angin)
> Rs = (0,25 + 0,5 n/N) Ra
> n = lama penyinaran matahari (jam)
> N = penyinaran maximum (jam)
> Ra = solar radiasi di atmosfer (tabel)
Metoda radiasi sangat cocok pada daerah :
~ sekitar equator
~ tempatnya tinggi ~ luasan daerah
kecil
b. Metode Blaney Criddle :
Eto = c {p(0,46 T + 8)}
> T = rerata suhu harian ( 0C)
> p = prosentase rerata lama penyinaran
terhadap total penyinaran tahunan
> c = faktor koreksi
(RH,jampenyinaran,angin)
2.Kualitas Air utk Tanaman :
Kekurangan air pd tanaman disebabkan :
- kekurangan suplai air di daerah perakaran
- permintaan air oleh daun berlebihan krn laju
evapotransi > absorpsi akar…perlu air irigsi
Kualitas air irigasi tergantung konsentrasi en
dapan unsur2 kimia&mikroba yg ada didlmnya
Sifat2 kimia air irigasi al:
-konsentrasi garam total terlarut
-Perbandingan banyaknya Na thp kation2 lain
-konsentrasi elemen2 yg bersifat fototoksit
-konsentrasi bicarbonat dg Ca dan Mg
61
>Konsentrasi grm total mrpkan kriteria dlm
penilaian kualitas air irigasi
 Kualitas dr pd tnh dipengarui oleh salinitas

air irigasi.
 Konsentrasi grm total berpengaruh thd pertum

buhan dan perkembangan tanman

62
Kandungan Na yg tinggi dlm irigasi berakibat :
-rusaknya struktur tanah krn terdispersi partikel tnh
- pH jadi tinggi & akan meracuni tnman.
-adanya unsur K & Mg dlm air dpt menmgurangi
merusaknya Na.
- penilaian bahaya Na dlm air irigasi dinyatakan dlm
bandingan absorpsi Na dg menghitung SAR (so
dium adsorption ratio)

63
Ditinjau nilai SAR air irigasi diklasifikasi 4:
S1=air berkadar Na rendah (SAR<10), air yg
dpt digunakan hampir sua jenis tnh.
S2=air kadar Na sedang (SAR : 10- 18), air ini
berbahaya bagi tnh.
S3=air kadar Na tinggi (SAR:18-26),air utk dpt
digunakan perlu pengolahan tnh khusus dan
dilkukan pencucian lebih dulu. Pada tnh yg
mengandung gips dpt mengurangi Na.
S4=air kadar Na sangat tinggi (SAR>26),air ini
tidak bai,keck utk irigasi,kecuali pd tnh dg
kandungan garam/salinitas rendah
.64
Air yg baik bagi pertumbuhan : air yg sodium rendah
tapi sulit diperoleh namun dpt dideteksi
berdasarkan konsep Residual Sodium Carbonat
(RSC), bila nilai RSC :

- kecil (kurang 1,25 m.e/l sangat baik utk


semuanya
- RSC (1,25-2,5) cocok utk tanah &tanma
tertentu
- RSC > 2,5 kadar tidak cocok utk tana
man krn kadar garamnya tinggi

65
3.Pertumbuhan tnman pd tnh salin:
Ada 3 kelompok ketanahan tnm thp kondisi
salin : rentan, toleran, dan sangat toleran
-tnaman yg rentan bila lahan bernilai konduk-
tivitas air tn h< 3 mikrombos/cm
-tanamn yg toleran & sangat toleran, bila
konduktivitas air :3 – 7 mikromhos/cm
Kadar garam tinggi pd tnh dpt dikurangi dg
pencucian,pengerokan & kombinasi drainase
dg pencucian

66
Salinitas yg tinggi menghambat :
1. pembelahan sel
2.produksi protein
3.Penambahan biomas tanaman

Penghambatan dpt berlangsung 2 cara


1. merusak sel-sel yg sedang tumbuh.
2.membatasi suplai hasil-hasil meta
bolisme esensial bagi sel melalui
pembentukan tyloses.
67
Soal Kuis Agroekologi II

1.a.Sebutkan fungsi tanah primer bagi tanaman, dan


jelaskan perbedaan textur dengan struktur tanah ?
b.Apa beda tanah mineral dengan tanah organik ?
2.a.Sebutkan fungsi air bagi tanaman ?
b. Apa yang dimaksud kapasitas penahan air (whc)
dan titik layu permanen?
3.a. Faktor apa saja yang mempengaruhi kegiatan per-
tumbuhan tanaman ?
b.Faktor apa yang mempengaruhi penyerapan air
oleh akar ?

68

También podría gustarte