Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
2
PENDAHULUAN (Cont)
Faktor
Faktor Genetik Sosioekonomi
Lingkungan
• Mutasi FLG • Edukasi • Paparan
• ↑pendapatan allergen
• Keluarga kecil • Asap rokok
• desa kota
• ↑penggunaan
antibiotik
3
Peningkatan prevalensi DA
PENDAHULUAN (Cont)
• DA masalah kesehatan utama dlm masyarakat global
6
Prevalensi DA ISAAC, Jepang
12.50%
12.00%
11.50%
10.00%
9.50% 7
2001-2002 2007-2008
Prevalensi DA
ISAAC 1995, Korea
12.00%
10.00%
8.00%
4.00%
2.00%
0.00%
1995 2000 8
PENDAHULUAN (Cont)
• DA memengaruhi kualitas hidup pasien dan
keluarga pasien
DERMATITIS
ATOPIK
TERAPI
DERMATITIS ATOPIK
11
• Prinsip : Sesuai usia, keparahan, luas lesi, dan distribusi lesi.
TERAPI 12
DASAR
TERAPI DASAR
• Hidrasi kutaneus
– Hidrasi kutaneus menahan air, meningkatkan fungsi barrier,
dan meredakan sensasi gatal
• Mandi air hangat 5-10 menit, sabun –non-irritant, hindari menggosok
13
TERAPI DASAR (Cont)
– Emollien mengurangi kejadian flare-up dan kebutuhan
penggunaan steroid topikal
• Digunakan 3 menit setelah mandi, seluruh tubuh, 2 x sehari
(250 gram per minggu)
14
TERAPI DASAR (Cont)
– Dressing basah membantu penetrasi transepidermal
topikal glukokortikoid dengan pemulihan barrier kulit,
terutama pada lesi basah akut
15
TERAPI DASAR (Cont)
• Identifikasi dan eliminasi faktor-faktor yang memperberat
– Anamnesis, pemeriksaan fisik dan tes alergi
– Basis patient-by-patient
16
PERTIMBANGAN UMUM
• Individu dengan DA memiliki kulit yang lebih sensitif
17
PERTIMBANGAN UMUM (Cont)
• Juga dianjurkan melakukan olahraga ringan untuk melepas
stress dan memakai sunblock
18
ALLERGEN SPESIFIK
• Makanan (pada anak)
– Pemeriksaan:
– tes skin-prick, IgE serum, tes radioallergosorben, tes
immunoCAP, oral food challenge (4-6 minggu bebas
allergen) double-blind placebo- controlled (Gold Standard)
19
ALLERGEN SPESIFIK (Cont)
– Terapi: menghindari allergen
– Susu sapi, telur, gandum, susu kedelai, dan kacang
dibatasi untuk anak < 5 th dengan DA sedang-berat
20
ALLERGEN SPESIFIK (Cont)
• Inhalan (meningkat seiring usia)
– Allergen: debu, tungau, pollen, bulu binatang, jamur
21
ALLERGEN SPESIFIK (Cont)
– Terapi menghindari allergen;
• membungkus bantal dan kasur, membersihkan seprai
dengan air hangat setiap minggu dan sesekali lakukan
vakum
• Meminimalisir karpet, gorden dan tirai atau hiasan
gantung
• Ventilasi cukup 22
ALLERGEN SPESIFIK (Cont)
• Kontak
– Allergen: nikel, neomycin, parfum, formaldehyde, lanolin dan
bahan karet
– Pemeriksaan: tes patch
23
ALLERGEN SPESIFIK (Cont)
• (Psikologis)
– Gangguan psikologis; kecemasan, depresi dan ADHD,
stress emosional memancing gatal dan menggaruk
– Terapi: relaksasi atau konseling, modifikasi behavioral
24
TERAPI 25
MEDIS
STANDART
TERAPI MEDIS STANDART
• Obat topikal pada DA ringan merupakan pilihan utama
perawatan gagal sistemik (cyclosporin dan
glukokortikoid sistemik jangka pendek)
26
GLUKOKORTIKOID TOPIKAL
• Terapi andalan DA (efektif mengendalikan gejala seperti gatal
dan peradangan)
• Terapi proactive
28
GLUKOKORTIKOID TOPIKAL
(Cont)
• Edukasi steroid potensi tinggi lesi parah atau likenifikasi, tidak
untuk kulit tipis (wajah atau lipatan kulit).
• Finger Tip Unit (FTU) adalah ukuran praktis jumlah salep atau krim
0,5 g 29
GLUKOKORTIKOID TOPIKAL
(Cont)
• Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas steroid topikal adalah sebagai
berikut:
– (1) Potensi, jumlah, dan vehikulum
– (2) Durasi aplikasi
– (3) Penggunaan dressing oklusif
– (4) Host jenis dan luas total lesi
– (5) Adanya infeksi atau reaksi alergi
– (6) Kepatuhan pasien terhadap terapi 30
KALSINEURIN INHIBITOR
TOPIKAL
• Imunomodulator topikal (tacrolimus dan pimecrolimus) memiliki
potensi antiinflamasi serupa kortikosteroid potensi medium
32
ANTIHISTAMIN ORAL
• Meredakan sensasi gatal yang diinduksi histamin dengan memblokir
reseptor H1.
• Ex : Staphylococcus aureus,
– Toksin S. Aureus superantigen dan mencetuskan DA sehingga
pemberian salep asam fusidic atau mupirocin sangat membantu.
34
AGEN ANTI INFEKSIUS (Cont)
Pasien dengan superinfeksi yang luas, tanpa strain S. aureus yang resisten,
sefalosporin atau penisilin (dikloksasilin, oksasilin, atau cloxasilin) efektif.
35
AGEN ANTI INFEKSIUS (Cont)
• Di antara organisme yang resisten, S. aureus yang resisten
methicillin, merupakan masalah yang berkembang pada pasien DA.
39
SIKLOSPORIN
• Imunomodulator yang terutama bekerja pada sel T
• Azathioprine
– Analog purin antiinflamasi & antiproliferatif
– Penderita dewasa & anak yang berat
– Efek samping mielosupresi 43
ANTIMETABOLIT (Cont)
• Mycophenolate mofetil
– Inhibitor biosintesis purin hidrolisis ester asam
mikofenolik (bentuk aktif)
– Penderita dewasa resisten (dosis 2 gram/hari)
– Monitor herpes retinitis & supresi sumsum tulang
44
INTERFERON-γ
45
FOTOTERAPI
• Sinar matahari bermanfaat efek samping
berkeringat & rasa gatal
– Piilihan terapi sekunder
48
TERAPI ANTI CD20
49
ANTI IgE
• Omalizumab antibodi monoclonal
berikatan & netralisasi IgE
–Beberapa mengalami perbaikan gejala,
beberapa tidak
50
TERAPI ANTI RESEPTOR IL-4
• Pitrakinra inhibitor sinyal reseptor IL-4
menghalangi ikatan IL-4 & IL-13 ke kompleks
reseptor IL-4 alpha
– Berperan dalam perbaikan gejala asma
52
TERAPI ANTI IL-5
• Mepolizumab antibodi monoklonal yang berikatan
dengan IL-5 tidak berperan dalam perbaikan
gejala, meski menurunkan kadar eosinofil darah
– Penelitian efek signifikan pemisahan glukokortikoid
pada pasien asma berat
53
TERAPI ANTI IL-6
• Tocilizumab atau atlizumab antibodi
monoklonal antagonis reseptor IL-6 terapi
RA
– Penelitian efektivitas potensial pada DA
– Efek samping lain infeksi bakteri
54
TERAPI ANTI IL-31
57
TERAPI 58
TAMBAHAN
TERAPI TAMBAHAN
• Primrose oil (gamma-linoleic acid)
• Omega-3
• Probiotik
• Suplemen Vitamin D
• Pengobatan Tradisional Tiongkok co; Korean red
ginseng
59
KESIMPULAN 60
KESIMPULAN
• Prevalensi DA terus meningkat sekitar 1% -20% dari
populasi umum.
•
KESIMPULAN (Cont)
• Pengobatan untuk DA meliputi (1) steroid topikal dan
imunomodulator topikal, (2) terapi tambahan, dan (3)
penggunaan emolien.
63
TERIMA 64
KASIH