Está en la página 1de 31

Prof Dr Suhartono Taat Putra, dr, MS

Email taatputra@yahoo.com
1. FI-PILPRES
2. FI-DISIPLIN TOPIK
3. FI-NEGARAWAN
4.
5.
FI-JATIDIRI BANGSA
FI-BHINEKA TUNGGAL IKA ALUR PIKIR
6. FI-PANCASILA
7. FI-DAERAH TERPENCIL
8. FI-JAMOE 1.Tulis Topik
9. FI-BAHAN BIO AKTIF 2.Temukan Fenomena
10. FI-MEA
11. FI-NKRI 3.Temukan Masalah
12. FI-ISIS 4.Tentukan Tujuan umum
13. FI-HAM
14. FI-EKONOMI KREATIF 5.Buatlah Kerangka
15. FI-PLURALISME Konseptual
16. FI-ENERGI TERBARUKAN
17. FI-BENDERA MERAH PUTIH
6.Buatlah Tujuan khusus
18. FI-PJKA 7.Buatlah Rumusan
19. FI-Etika Berpakaian di kampus Masalah
20. FI-Pergantian Presiden RI 2014
21. FI-Revolusi Mental Perawat 8.Buatlah Manfaat
Indonesia
9.Susunlah Judul
Insan akademik adalah manusia ciptaan Allah
yang paling sempurna, dilengkapi dengan akal
yang diberdayakan secara optimal

Ingin tahu Ingin


mendapatkan manfaat
EMPERISM
Dipelopori oleh Francis Bacon-Thomas Hobbes-John Locke-
CRITICISM
David Hume (1561-1776)
RASIONALISM
Menurut Emperism, pengetahuan bermanfaat, pasti dan benar
Dipelopori
Mencari oleh
jawab Immanuel
hanyarasa
dapat
ingin Kant
diperoleh
tahu (1724-1804),
melalui
lewatlogika yang
inderaberpikir
mengakui
Menurut Hobbes, peran
pengalaman
Dipelopori akal
Thales dan sbg
indrawi
(624-548emperis. Bilasegala
permulaan
SM)
keduanya dipadukan
pengenalan. Hanya dan
sesuatu yg difungsikan
dapat secara
ditangkap indera,
benar, Pucak
yang merupakan keemasan
artinya emperis
kebenaran. pada zaman
berfungsi menangkap
Pengetahuan intelektual
Socrates-Plato-Aristoteles
obyek dan
(rasional) yangakal berfungsi
didapat (469-322
secara SM)
mengelola
deduktif hanya
merupakan
tangkapan
Socratesobyekpenggabungan
secara
terkenal data maka
denganbenar indrawidiperoleh
belaka.
Logika-Dialektika
pengetahuan yang benar dan akurat.
Menurut John Locke, semua pengetahuan berasal dari
pengalaman. Akal ibarat kertas putih yg ditulisi
pengalaman lewat proses kerjasama antara refleksi
(pengenalan intuitif dari jiwa) dan sensasi (pengenalan
yang datang dari luar) lahir ide.
Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan
menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh
data yang berupa informasi ilmiah
dan/atau hasil pengukuran atau
pengamatan, yang berkaitan dengan
pemahaman dan pembuktian kebenaran
atau ketidakbenaran suatu asumsi
dan/atau hipotesis di bidang Ipteks serta
menarik kesimpulan ilmiah bagi
keperluan kemajuan Ipteks.
1. Informasi Ilmiah (dari penelitian
orang lain)
2. Hasil pengamatan
3. Hasil pengukuran
Ad 2-3 terbagi menjadi:
1. Data primer
2. Data sekunder
PERKEMBANGAN BERPIKIR
MANUSIA

Secara umum
Penelitian
Kedokteran
Pada tahap
ini
Tugas Filsafat Ilmu
mengikuti aliran rasionalisme
Menurut Ritchie Calder
1. Minat atau perhatian terhadap “suatu obyek”
akan memunculkan pengamatan.
2. Pengamatan yang dilandasi oleh minat atau
perhatian serius akan memunculkan kesukaran
atau MASALAH
3. Secara naluriah manusia mempunyai keinginan
untuk memecahkan masalah.
Dikritisi

PEMIKIRAN
LOGIS
(DEDUKTIF) -
METODE
ILMIAH
Alur ini sesuai dengan
urutan alur kegiatan
ilmiah (Ritchie Calder)
Fenomena merupakan “kejadian” yang menarik perhatian peneliti.
Kejadian yang menarik bagi peneliti ilmu kedokteran dasar belum
tentu menarik perhatian peneliti di ilmu kedokteran klinik dan ilmu
kedokteran masyarakat. Jadi fenomena bagi peneliti ilmu
kedokteran dasar belum tentu merupakan kejadian menarik bagi
peneliti dari paradigma lain, karena itu kejadian tsb perlu
dilengkapi dengan narasi yang menguatkan fenomena sehingga
paradigma lain dapat memahimi

Fenomena
Penularan tbc paru jarang ditemukan pada perawat
ruang inap tuberkulosis paru.

Fenomena tsb setelah dikritisi memunculkan Masalah


Sampai sejauh ini penularan tbc paru yang jarang
ditemukan pada perawat ruang inap tuberkulosis paru
belum dapat dijelaskan.
.
Paradigma dan konsep (paradigma berkonsep)
yang digunakan peneliti tampak pada
Kerangka Konsep
Kemampuan yang mengkritisi
seseorang disusun
FENOMENA
Di kedokteran untuk
terdapat menghasilkan
banyak ilmu, yang
MASALAH sangat
mengelompok menjadidipengaruhi
kedokteranoleh
dasar,
kemampuan
kedokteran ilmiahnya
klinik, dan kedokteran
masyarakat
Bila MASALAH sudah ditemukan maka
ditentukan TUJUAN, dipikirkan untuk
menyelesaikan maka disusun
KERANGKA KONSEPTUAL

Penyusunan KERANGKA KONSEPTUAL


memerlukan kemampuan abstraksi,
ekstrapolasi dan sintesis
MASALAH
Sejauh ini penularan tbc paru yang jarang ditemukan
pada perawat ruang rawat inap tuberkulosis paru
belum dapat dijelaskan.

TUJUAN UMUM
Menjelaskan penularan tbc paru yang jarang
ditemukan pada perawat ruang rawat inap
tuberkulosis paru
1 sebagai
Histiosit
Hasil Paradigma
Fagosit
Var: 1 Abstraksi dan Konsep
sehingga
2 mewarnai
Var: 2 Ektrapolasi
MbTb
Var: 3 Kerangka
Sintesis
dimatikan Konseptual
3
Masalah
Sejauh ini gangguan
motilitas usus
pada orang yang
hidup di kota metro-
politan belum jelas

Kerangka Konseptual
(2)

Paradigma
psikoneuroimunologi
berkonsep stress cell
KERANGKA KONSEPTUAL sudah terbentuk
maka kita dapat mengetahui berbagai variabel
yang berguna untuk menyusun TUJUAN
KHUSUS, RUMUSAN MASALAH dan
HIPOTESIS (bila diperlukan)

Bila ada hipotesis maka variabel tersebut


diemperikan menjadi data (kwantitatif) untuk
verifikasi hipotesis dengan METODE
PENELITIAN yang sesuai.
(Sesuai Kerangka Konseptual-1)
1.1.
Terjadi
Membuktikan
peningkatan Var 1. Apakah terjadi
1peningkatan
pada perawat
Varyang
1 pada peningkatan Var 1 pada
tidak
perawat
menderita
yang tidak
Tbc perawat yang tidak
paru
menderita Tbc paru menderita Tbc paru
2.
2. Terjadi
Membuktikan
peningkatan Var 2. Apakah terjadi
2peningkatan
pada perawat
Varyang
2 pada peningkatan Var 2 pada
tidak
perawat
menderita
yang tidak
Tbc perawat yang tidak
paru
menderita Tbc paru menderita Tbc paru
3.
3. Terjadi
Membuktikan
peningkatan Var 3. Apakah terjadi
3peningkatan
pada perawat
Varyang
3 pada peningkatan Var 3 pada
tidak
perawat
menderita
yang tidak
Tbc perawat yang tidak
paru
menderita Tbc paru menderita Tbc paru
1. Tuliskan TOPIK;
2. Menemukan FENOMENA;
3. Mengkritisi menjadi MASALAH;
4. Menetapkan TUJUAN UMUM;
5. Menyusun KERANGKA KONSEPTUAL;
6. Menyusun TUJUAN KHUSUS;
7. Menyusun RUMUSAN MASALAH;
8. Menyusun MANFAAT;
9. Membuat JUDUL.
JUDUL

PENDAHULUAN
Latar Belakang
alinea 1: Fenomena – Masalah,
alinea 2: Skala Masalah,
alinea 3: Kronologis Masalah,
alinea 4: Konsep Solusi
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat

TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA KONSEPTUAL-HIPOTESIS (bila diperlukan)

METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
1. Rencana Kegiatan
2. Rencana Pembiayaan
JUDUL

ABSTRAK

PENDAHULUAN
Latar Belakang (ada 4 alinea penting)
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat

TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA KONSEPTUAL-HIPOTESIS (Bila diperlukan)

METODE PENELITIAN

HASIL

PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN ------ Bukan sekedar hasil yang diringkas


namun merupakan narasi hasil verifikatif, yang berupa
sintesis yang naratif

DAFTAR PUSTAKA
Dosen ketika membimbing hendaknya tidak
beranggapan seperti sedang mengisi “botol kosong”.
Sebenarnya mahasiswa sudah mempunyai modal
kemauan, ilmu yang diminati (walau terbatas) dan
ide yang cukup baik. Kekurangan yang sering kita
jumpai, mahasiswa terlalu ideal sehingga kurang
memperhatikan visibelitas pelaksanaan proposal.

Pembimbing sangat diperlukan untuk melengkapi


Keterbatasan mahasiswa dengan memberi stimulus
untuk membangun persepsi dan respons yang
sesuai misi pendidikan melalui pembuatan KTI.
Seorang Pembimbing harus
memahami makna:
ing ngarso sung tulodo,
Ing madyo mangun karso,
tut wuri handayani.

Seorang Pembimbing harus


mampu mengendalikan diri dan
menghargai kemampuan mahasiswa serta tekun-
sabar melakukan pembimbingan dilandasi berpikir
ilmiah
REVELASI
Revelasi merupakan cara mencari tahu berdasar pengalaman pribadi
OTORITAS
Otoritas merupakan cara mencari tahu berdasar informasi dari yang lebih
berkuasa
INTUISI
Intuisi merupakan mencari tahu di luar rasio
COMMON SENSE
Merupakan hasil penggalian ingatan akan faktor yang pernah dialami di
masa lampau

SAIN
Mencari tahu secara rasional, bersifat probabilitas, tidak mutlak, dan
tentatif
Berpikir ilmiah merupakan berpikir yang
menggunakan logika ilmiah yang
bertujuan menarik simpulan yang
bersifat ilmiah.
Sistematis dan runtut
Sistematis mempunyai makna sesuai dengan kaidah penalaran yang sahih,
sedang runtut mempunyai makna terdapat keselarasan antar
komponen.
Obyektif
Obyektif mempunyai makna bahwa hasil berpikir ilmiah harus mengacu pada
data (teori dan atau hasil pengukuran/pengamatan) dan bukan tafsiran
yang tanpa dasar.
Skeptis
Skeptis mempunyai makna bahwa kebenaran hasil berpikir ilmiah bersifat
relatif dan tentatif serta fragmatis.
Universal
Universal mempunyai makna bahwa hasil berpikir ilmiah berlaku secara
umum dan tidak diskriminatif.

También podría gustarte