Está en la página 1de 18

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA BAYI DENGAN RESIKO TINGGI

OLEH

PATMAWATI,SKp.M.Kes
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI
TETANUS NEONATORIUM
Pengertian :
-Merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh
clostodium tetani yang menghasilkan eksotoksin
yang masuk melalui luka tali pusat.
Etiologi :
-Penyebabnya adalah ibfeksi oleh C.tetani melalui
tali pusat  karena perawatan/tindakan yang tidak
memenuhi syarat  Pemotongan tali pusat dengan
bambu/gunting yang tidak steril atau perawatan tali
pusat yang tidak steril.
Patofisiologi :
-Mikroorganisme yang bersifat anaerog ini akan
mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel
darah merah, merusak leukosit dan merupakan
tetanuspasmin yaitu toksin yang neurotropik yang
dapat menyebabkan ketegangan dan spsme otot, masa
inkubasi untuk neonatus 5 sampai 14 hari.
Komplikasi :
> Bronkopneumonia
> Asfiksia
> Sianosis
> Sepsis neunatorium
Manipestasi klinik:
Bayi tiba-tiba panas
Bayi tidak dapat menetek karena trismus
Mulut bayi mencucu seperti mulut
ikan(karpermond)
Mudah dan sering terjadi kejang yang disertai
sianosis, suhu tinggi,kaku kuduk dan epistoonus
(karena ketegangan otot)
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian :
- S.pernapasan :
* Meningkatnya sekresi pada jalan nafas
* sianosis
* spasme otot faring
- S.Pencernaan:
* Anak tdk mau menetek
* Kapermond
* Trismus
- S.Muskuloskletal dan integumen:
* Epistotonus, suhu meningkat,kaku kuduk
DIAGNOSA KEPERAWATAN/ INTERVENSI
1. Resiko aspirasi b/d peningkatan
sekresi,kesukaran menelan dan spasme otot
faring.
INTRVENSI :
- Bersihkan jalan nafas dengan pengisapan
lendir (suction) dengan hati-hati.
- Pertahankan kepatenan jalan nafas,bila perlu
berikan 02
2. Resiko injury b/d aktivitas kejang.
INTERVENSI :
- Pasang pengaman tempat tidur
- Tempatkan bayi pada tempat tidur yang lembut
-Hindari hal-hal yang dapat meningkatkan
rangsangan kejang Mis : Suara,sinar yang terang dan
sentuhan.
-Hindari benda yang membahayakan
-Miringkan posisi bayi ke samping bila terjadi
aktivitas kejang,bila perlu pasang spatel.
-Catat aktifitas kejang
-Pantau pernafasan selama kejang
-Tindakan kolaboratik  Pemberian anti kejang
-Istirahatkan bayi dalam ruangan perawatan yang
tenang/khusus .
3. Resiko kurangnya volume cairan b/d intake
cairan yang kurang
INTERVENSI :
- Kaji intake dan output
- Kaji tanda-tanda dehidrasi  ubun
ubun,membran mukosa dan turgor kulit
- Berikan cairan perparentral sesuai indikasi
- Monitor berat jenis urine
4. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubuPngan dengan kesukaran menelan dan
membuka mulut dan dan adanya aktivitas kejang
INTERVENSI :
- Pertahankan intake cairan
- Berikan nutrisi perparental bila perlu
- Timbang BB sesuai protokol
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBIN
Pengertian:
-Adalah meningkatnya kadar bilirubib dalam darah
yang lebih dari normal.
Etiologi:
-Peningkatan simpanan bilirubin Berhubungan
dengan:
* Overproduksi bilirubin  Polisitemia,penurunan
umur eritrosit, hemolisis darah.
* Peningkatan reabsorbsi dari usus  Terlambatnya
pengeluaran meconium, peningkatan aktifitas
enzim,keterlambatan pemberian makanan
oral,swallow blood (penerima darah)
-Penurunan sekresi bilirubin :
@ Gangguan metabolisme  Prematuritas
menunjukka immaturitas hepar,penurunan ambilan
bilirubin oleh hepar,tidak adekuatnya perfusi
hepar,penurunan aktivitas enzim.
@ Obstruksi hepar  Atresia biliaris,cystis
fibrosis,hiperimentasi,tumor.
PATOFISIOLOGI:
Kebanyakan bilirubin yang diproduksi pada
neonatus berasal dari pemecahan sel darah merah
yang telah tua atau yang abnormal oleh enzim hepar
dan kantung empedu.Hemoglobin pada eritrosit
dipecah menjadi Fe,protein,bilirubin.
Billirubin bebas uan potensial beracun terikat
oleh albumin dan dibawah kehepar lalu
dikonyugasi Sehingga menjadi lebih aman. Dalam
bentuk terkonyugasi tidak diabsorbsi melalui
intestinum  Tapi enzim yang ada pada intestinum
neonatus bisa menkonversi kembali bilirubin
menjadi tipe yang tak terkonyugasi Yang bisa
diabsorbsi kedalam aliran drah, proses sangat
berperan dalam jumlah bilirubin dalam darah.
KOMPLIKASI:
@ Bilirubin encephalopathy
@ Kernikterus.
MANIPERTASI KLINIK:
Tampak icterus  Pada sklera,kuku,kulit dan
membran mukosa Tampak pada 24 jam pertama
Muntah,fatigue,warna urine gelap,warna tinja
pucat.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ;
Pemeriksaan bilirubin serum;
Ultrasound  untuk mngevaluasi anatomi kantong
empedu
Radioisotope  Dapat digunakan untuk membantu
membedakan hepatitis dari atresia biliary
PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK.
Fototerafi  Berfungsi untuk menurunkan
bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urine dengan
oksidasi foto pada billirubin dari biliverdin.
Fenobarbital  Mengekskrasika bilirubin dalam
hati dan memperbesar konyugasi, Meningkatkan
sintesis hepatik glukoroniltransferase
Meningkatkan bilirubin konjugasi dan clearence
hepatik.
Antibiotik  Apabila ada infeksi
Transfusi tukar Apabila sudah tidak dapat
ditangani dengan fototerafi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN / INTERVENSI

1. Resiko injuri (internal) b/d peningkatan serum


bilirubin sekunder dan gangguan ekskresi
bilirubin
INTERVENSI :
- Kaji hyperbilirubin tiap 1-4 jam dan catat
- Berikan foto terafi sesuai program
- Monitor kadar bilirubin 4-8 jam sesuai
program
- Antisipasi kebutuhan transfusi tkar
- Monitor Hb dan Ht.
2. Resiko terjadi penurunan volume cairan
b/dhilangnya air tanpa disadari sekunder dari
fototerafi.
INTERVENSI :
- Pertahankan intake cairan yang adekuat
- Berikan minum sesuai jadual
- Monitor intake dan output
- Berikan terafi infus sesuai program bila ada
indikasi Temperatur meningkat,meningkatnya
konsentrasi urine, cairan hilang yang berlebihan.
- Kaji dehidrasi  Membran mukos,ubun
ubun,turgor kulit dan mata.
3. Resiko gangguan integritas kulir b/d fototerafi
INTERVENSI :
- Inspeksi kulit setiap jam
- Gunakan sabun bayi saat dimandikan
- Merubah posisi bayi dengan sering
- Gunakan pelindung daerah genetalia
- Gunakan pengaklas tempat tidur yan lembut
4. Rersiko injuri pada mata b/d fototerafi
INTERVENSI :
- Gunakan pelindung mata saat fototerafi
- Pastikan mata sdh tertutup dan hindari
penekanan yang berlebih Kornea dpr tergores.

También podría gustarte