Está en la página 1de 31

Askep penatalaksaan pasien dgn ARV,

termasuk peran perawatan dalam


meningkatkan adherence CST HIV/AIDS

Widiastuti, M.Kep
HIV : Human Immunodeviciency Virus
A : Acquired : Didapat, Bukan penyakit keturunan
I : Immune : Sistem kekebalan tubuh
D : Deficiency : Kekurangan
S : Syndrome : Kumpulan gejala-gejala penyakit
AIDS : merupakan kumpulan gejala penyakit akibat
menurunnya system kekebalan tubuh oleh virus yang
disebut HIV.
AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan
kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang
diakibatkan oleh factor luar (bukan dibawa sejak lahir )
Disebabkan oleh virus disebut Human Immunodeficiency
Virus ( HIV ) yang berupa agen viral yang dikenal dengan
retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas
yang kuat terhadap limfosit T.
Faktor resiko :
• Drug abbuse : dengan suntikan bersama - sama
• Hubungan sexual dengan penderita
• Transfusi
• Kontak dengan cairan tubuh penderita dengan
jaringan yang terbuka
TAHAPAN PERKEMBANGAN HIV MENJADI AIDS

Tahapan gejala
lanjutan (AIDS): mulai
munculnya penyakit-
penyakit yang lebih
Tahapan gejala berat, seperti: PCP,
awal: pada tahap CMV, TB, Candida,
Tahapan tanpa gejala ini, mulai muncul Sarkoma kaposi,
(HIV +): 3 – 10 tahun. penyakit-penyakit dementia complex,
Pada tahapan ini, virus ringan pada turunnya berat badan
sudah mulai penderita seperti: yang drastis.
Masa Jendela (3 – 6 berkembang, tapi Diare, demam,
bulan): Saat Virus mulai penderita masih bisa berat badan turun,
Infeksi primer:
membangun kekuatan untuk beraktifitas normal infeksi pada mulut
Virus masuk ke
menyerang. Pada tahapan seperti biasa. Dan tidak yang
tubuh
ini, virus tidak terdeteksi ada tanda-tanda berkepanjangan
namun bisa menularkan tertentu pada penderita
PEMERIKSAAN HIV
TATALAKSANA PASIEN HIV
Tujuan Terapi ARV
• Menurunkan jumlah virus dalam darah sampai tidak
terdeteksi dan mempertahankannya
• Memperbaiki kualitas hidup
• Mencegah infeksi oportunistik
• Mencegah progresi penyakit
• Mengurangi transmisi kepada yg lain
• Tercapainya tingkat kepatuhan yang tinggi
Rekomendasi Inisiasi ARV
KRITERIA KETERANGAN
HIV/AIDS stadium 3 dan 4 atau
Berdasar Jumlah CD4 ≤ 350 sel/mm3
stadium/jumlah CD4
Populasi Kunci :
Tanpa melihat PS, penasun, LSL, waria
stadium/jumlah CD4 Populasi Khusus :
pasien hepatitis, ibu hamil, pasangan
serodiskordan, pasien TB, pasien IMS, dan WBP
Populasi Umum di daerah epidemi HIV
meluas

Permenkes No 87 tahun 2014


Rasional Penggunaan ARV
• Bukti ilmiah tingkat global menunjukkan bahwa ODHA
yang mendapat ART sangat kecil kemungkinannya untuk
menularkan HIV dibanding mereka yang tidak diobati
(hasil uji HPTN 052).
• Jika viral load dapat ditekan dan tidak ada IMS, mereka
yang mendapat ART hampir tidak menularkan HIV.
• ART tidak hanya menguntungkan seseorang dalam
pengobatan, tapi juga menurunkan epidemi HIV di
masyarakat.
Cara Kerja ARV
 NRTI ( Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor )
Menghambat proses perubahan RNA HIV menjadi DNA HIV.
 NNRTI ( Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor)
Berbeda dengan NRTI meskipun bekerja menghambat proses
perubahan RNA HIV menjadi DNA HIV.
Dampak 1: HIV tidak dapat masuk tempat pembentukan sel
Dampak 2: HIV tidak dapat menjadi bagian material sel T
 PI ( Protease Inhibitor ) Menghambat enzim protease yg
memotong rantai panjang asam amino menjadi protein yg lebih
kecil.
 Dampak 1: HIV tidak dapat menyusun tubuhnya
 Dampak 2: Tidak tersusun virus2 baru
Kapan memulai ARV
Bukan sesuatu yang emergensi
* Setelah pengobatan IO akut
* Semua stadium 4 WHO
* Stadium 2 dan 3 WHO bila CD4 < 350
atau TLC < 1200
* Stadium I atau II WHO, dengan jumlah CD4 di
bawah 200
PRINSIP SEBELUM MEMULAI ARV
• Bagaimana kondisi pasien sekarang
• Seberapa cepat mereka akan memburuk
• Obat apa yang diminum sekarang
• Distribusi / ketersediaan obat
• Bagaimana adherence/ kepatuhan
• Informasi tentang ARV , manfaat & efek samping
• Pemahaman tentang adherence
• Penilaian kesiapan pasien dan keluarga
• Mengatasi masalah adiksi obat
• Pembentukan jaringan untuk menjamin layanan yang
berkesinambungan
Prinsip pemberian ARV
 Indikasi sesuai pedoman WHO
 Pilihan obat & dosis sesuai pedoman WHO
 Atasi dulu infeksi oportunistik terutama TBC, obat
ARV dpt ditunda beberapa bulan
 Hati-hati gangguan fungsi hati karena sebagian odha
juga dgn ko-infeksi hepatitis C
3 GOLONGAN ARV
NRTI : NNRTI : PI :
Zidovudin (ZDV) Nevirapin (NVP) Indinavir (IDV)
Lamivudin (3TC) Efavirenz (EFV) Nelfinavir (NFV)
Didanosin (ddl) Saquinavir (SQV)
Stavudin (d4T) Fosamprenavir
Abacavir (ABC) (FPV)
Tenofovir (TDF) Lopinavir/r
Emtricitabin (LPV/r)
(ETC) Ritonavir
ARV LINI 1 YG TERSEDIA DI INDONESIA
 ZDV/AZT/ZIDOVUDIN • CATATAN :
 3TC/LAMIVUDIN 1.HIVIRAL : LAMIVUDIN
2.REVIRAL : ZIDOVUDIN
 D4T/STAVUDIN
3.DUVIRAL : ZIDOVUDIN
 NVP/NEVIRAPINE + LAMIVUDIN
 EFV/EFAVIRENS 4.NEVIRAL :
NEVIRAPIN
Terapi ARV Lini 1
Penggunaan ARV Lini 2
PANDUAN ART LINI 3
• ETR + RAL + DRV/r
• ETR = Etravirinie, gol NNRTI; dosis 2 x 200 mg
• RAL = Raltegravir, gol Integrase Inhibitor; dosis 2 x 400
mg
• DRV = Darunavir, gol PI; dosis 2 x 600 mg
Efek Samping ARV
OBAT GEJALA
d4T Neuropati prefer
Asidosis laktat
Lipodistrofi
ZDV Anemi
NVP dan EFV Hepatitis
Ruam kulit
TDF Azotemia
EFV Toksisitas susunan saraf pusat
Protease Inhibitor Toksisitas Gastrointestinal
KEBERHASILAN TERAPI
 Viral Load turun di bawah 400 sampai tidak
terdeteksi (tapi tes ini sering tidak
tersedia)
 Jumlah CD4 naik
 Infeksi oportunistik pulih
 Berat badan naik
 Kualitas hidup meningkat
 Tenaga menjadi Kuat
KEBERHASILAN ART
 mampu mengurangi viral load secara bermakna
 memungkinkan pemulihan kekebalan
diikuti peningkatan mutu hidup
pengurangan angka kesakitan dan kematian
namun
ART tidak sempurna  Dapat terjadi kegagalan
 Berat badan mulai turun lagi
 Infeksi oportunistik kambuh
 Jumlah CD4 turun di bawah angka sebelum terapi, atau 50%
puncak setelah terapi
 Peningkatan viral load terus menerus sampai di atas 10.000
KEPATUHAN ( ADHERENCE )
• Kemampuan pasien untuk menjalani rencana pengobatan
sesuai dengan waktu dan dosis obat serta mengikuti
anjuran untuk pembatasan makanan dan obat-obatan.
• Bila kepatuhan dilanggar :
 Jumlah virus bertambah --- resisten
 Penurunan CD 4
 Munculnya IO
 Status kesehatan menurun
 Biaya pengobatan tinggi
Faktor yang mempengaruhi kepatuhan
1. Disease characteristic
2. Treatment regimen
3. Patient variables
4. Patient Provider Relation
5. Clinical setting
ADHERENCE
Menyiapkan Pasien Untuk ART:
 Mengkaji Pengertian Pasien tentang ARV
 Mengkaji minat dan motivasi pasien untuk menerima ART
 Memberikan Informasi yang lengkap tentang ART
 Menentukan apakah pasien mau dan termotivasi minum ART
 Bantu pasien untuk mendapatkan dukungan yang diperlukan
 Bantu pasien untuk menyesuaikan minum obat dengan rutinitas
sehari-hari
6 hambatan potensial untuk kepatuhan
pengobatan ARV

 kesulitan mendapat terapi ARV


 attitude /sikap negatif terhdap terapi ARV
 sulit mengintegrasikan regimen pada lifestyle
 kurangnya dukungan dari orang lain untuk menjalani
terapi ARV
 kurangnya instruksi pengobatan ARV
 kurangnya petunjuk untuk mengingat regimen dari
penyedia layanan kesehatan
PERAN PERAWAT
1. Mengkaji kesiapan pasien dalam manajemen pengobatan
2. Menilai pemahaman pasien terhadap ART
3. MENDIDIK PASIEN MENGENAI ARV
 Manfaat ART.
 ART tidak menyembuhkan HIV tapi hanya mengendalikan
 ART tidak dapat mencegah penularan HIV, sehingga anda harus lakukan sex aman / kondom
• Anda harus konsumsi obat setiap hari untuk pertahankan tingkat kandungan ART dalam darah.
• Minum obat 2 kali/ hari, tidak boleh meminum obat double bila lupa meminumnya satu (1) kali.
• Pil harus diminum dalam dosis penuh dan tepat waktu, karena kalau stop
1. PERTIMBANGAN POLA MAKAN
Penting karena ada ART yang memerlukan makanan atau asam tertentu dalam lambung untuk mencapai
penyerapan ART maksimal
PERAN PERAWAT
5. PENYIMPANAN OBAT
Semua obat disimpan dalam suhu kamar, kecuali Ritonavir ( suhu 36 – 46 ºF).
6. IDENTIFIKASI KEKUATAN DAN KELEMAHAN
Perilakuhidup ODHA.
 Dukungan keluarga dan masyarakat.
 Keadaan ekonomi dan sosial ODHA.
7. MEMBANTU PASIEN MENJALANI ARV
Kemampuan pasien untuk datang pada jadwal yang ditentukan untuk pengobatan.
Situasi rumah dan pekerjaan yang memungkin kan pasien mengkonsumsi obat setiap 12
jam.
Keluarga dan teman – teman yang mendukung.
PENGENDALIAN TERHADAP EFEK SAMPING.
Hal – hal yang perlu disampaikan perawat :
 Efek samping sebagian besar bersifat sementara
dan akan hilang beberapa minggu setelah
minum obat. Bila berlanjut cari penyebabnya.
 Perawat mencatat sejarah serangan, lama dan
kekuatan gejala.
 Beberapa efek samping memiliki batas waktu
(mimpi buruk dengan efavirenze) dan akan hilang
dengan memperpanjang pengobatan.
Mengadakan “ Hot line “ pasien dapat bercakap cakap dengan
perawat atau manajer kasus berkaitan dengan efek samping.
PANDUAN UNTUK MENGENDALIKAN GEJALA
Tanda/gejala Pertimbangan Perawatan.
Mual Konsumsi obat bersamaan dengan makan, kecuali ddl atau IDV.
Lapor dokter bila menetap dalam 2 minggu.
Sakit Kepala Beri obat paracetamol, bila ada meningitis perlu dirawat. AZT
dan EFV pastikan biasa dikonsumsi. Menetap dalam 2 minggu
lapor dokter.
Diare Perlu hidrasi berikan ORS atau IV. Bila menetap dalam 2
minggu perlu
Kelelahan Berlangsung 4 – 6 minggu, khususnya pada ZDV. Bila semakin
sering dan lama perlu perawatan lanjut.
Gelisah, mimpi buruk, Biasa terjadi pada EFV : berikan obat tsb pada malam hari,
pschosis, depresi konseling dan dukungan. Bertambah berat /pschosis
konsultasikan ke psikolog or psykiatri
Kuku menghitam/ membiru, Biasa terjadi pada zidovudin, bila terjadi pada NVP dan ABC
ruam harus nilai lebih hati-hati. Bila bertambah berat stop obat,
perawatan.
MENINGKATKAN KESETIAAN PASIEN
MENGKONSUMSI OBAT.
1. Bila pasien siap menerima ARV, diskusikan dengan tim
klinis dan buat rencana pertemuan.
2. Catat informasi yang telah diberikan pada setiap
kunjungan.
3. Kaji ulang tentang kesetiaan pasien mengkonsumsi
obat secara teratur dengan menanyakan beberapa hal
penting sehingga pasien benar-benar mengerti
pentingnya obat dan bantu mengatur stategi yang
dapat memfasilitasi kebiasaan dalam mengkonsumsi
obat.

También podría gustarte