Está en la página 1de 12

LEA LESTARI LUMBANTORUAN : 1751021

MEGA ARYANTI : 1751038


FEREN SENGE : 1751008
NIA LAURENZA SITOHANG :1751027
adaptasi fisiologi adalah cara makhluk
hidup menyesuaikan diri
dengan lingkungannya melalui fungsi kerja
pada organ-organ tubuhnya, dengan tujuan
supaya dapat bertahan hidup.
.
 Berdasarkan penelitian Wang & Apgar tahun 1998, bahwa dalam keadaan
istirahat wanita hamil dan tidak hamil mempunyai frekuensi pernapasan
yang sama, namun ada sedikit peningkatan dalam volume tidal dan
konsumsi oksigen pada wanita hamil. Barangkali merupakan respon
penyesuaian meningkatnya konsumsi oksigen pada fetus. Kemudian,
dengan latihan fisik ringan, frekuensi pernapasan dan konsumsi oksigen
pada wanita hamil meningkat lebih besar. Segera setelah latihan fisik
meningkat ketingkat sedang dan berat, wanita hamil menunjukkan
penurunan frekuensi pernapasan, volume tidal dan penurunan konsumsi
oksigen maksimal. Kebutuhan oksigen yang menurun pada aktifitas yang
lebih besar menunjukkan bahwa terjadi perubahan adaptasi berlebihan
pada keadaan istirahat. Hal ini mungkin sebagian karena efek hambatan
gerakan diafragma pada uterus yang membesar pada pergerakan
diafragma
 Volume tidal, volume ventilator permenit, dan ambilan oksigen meningkat, Karena
bentuk dari rongga thorak berubah dan karena bernapas lebih cepat.
 selama kehamilan terjadi perubahan fisiologi sistem pernafasan yang disebabkan
oleh perubahan hormonal dan faktor mekanik
 Perubahan-perubahan ini diperlukan untuk mencukupi peningkatan kebutuhan
metabolik dan sirkulasi untuk pertumbuhan janin, plasenta dan uterus.
 Selama kehamilan kapasitas vital pernapasan tetap sama dengan kapasitas
sebelum hamil yaitu 3200 cc, akan tetapi terjadi peningkatan volume tidal dari 450
cc menjadi 600 cc, yang menyebabkan terjadinya peningkatan ventilasi permenit
selama kehamilan antara 19-50 %.
 Peningkatan volume tidal ini diduga disebabkan oleh efek progesteron terhadap
resistensi saluran nafas dan dengan meningkatkan sensitifitas pusat pernapasan
terhadap karbondioksida. Volume tidal yang bertambah besar ini akan
menurunkan tekanan CO2 yang menyebabkan terjadinya sesak nafas.
 Kecepatan nafas berubah sedikit selama hamil, volume tidal dan asupan oksigen
meningkat cukup besar saat kehamilan semakin tua, kebutuhan oksigen
meningkat sampai 20%, selain itu diafragma terdorong ke arah kranial sehingga
terjadi hiperventilasi dangkal (20-24 kali/menit) akibat kompliansi dada (chest
compliance) menurun.
 Dari faktor mekanis, terjadinya peningkatan diafragma terutama setelah
pertengahan kedua kehamilan akibat membesarnya janin, menyebabkan
turunnya kapasitas residu fungsional yang merupakanvolume udara yang
tidak digunakan dalam paru sebesar 20%.
 Volume tidal meningkat, volume residu paru (functional residual capacity)
menurun dan kapasitas vital menurun.
 Pada kehamilan yang normal, terjadi perubahan fisiologi yang meliputi
retensi cairan berupa bertambahnya beban volume dan curah jantung,
tahanan perifer vaskuler menurun akibat pengaruh hormon, tekanan
darah arterial menurun, curah jantung bertambah 30-50%, volume darah
maternal keseluruhan bertambah sampai 50%, volume plasma bertambah
lebih cepat pada awal kehamilan.
 Adaptasi respirasi selama kehamilan dirancang untuk mengoptimalkan
oksigenasi ibu dan janin, serta memfasilitasi perpindahan produk sisa CO2
dari janin ke ibu. Konsumsi oksigen dan ventilasi semenit meningkat
secara progresif selama masa kehamilan.
 Volume tidal dalam angka yang lebih kecil, laju pernafasan meningkat.
 Pada aterm konsumsi oksigen akan meningkat sekitar 20-50% dan
ventilasi semenit meningkat hingga 50%. PaCO2 menurun sekitar 28-
32mm Hg. Alkalosis respiratorik dihindari melalui mekanisme kompensasi
yaitu penurunan konsentrasi plasma bikarbonat.
 Hiperventilasi juga dapat meningkatkan PaO2 secara perlahan.
Peningkatan dari 2,3 difosfogliserat mengurangi efek hiperventilasi dalam
afinitas hemoglobin dengan oksigen (tekanan parsial oksigen dimana
hemoglobin mencapai setengah saturasi ketika berikatan dengan oksigen
meningkat dari 2) dari 27 ke 30 mm Hg.
 Posisi dari diafragma terdorong ke atas akibat dari pembesaran uterus dan
umumnya diikuti pembesaran dari diameter anteroposterior dan transversal
dari cavum thorax
 Gerakan respirasi diafragma meningkat dan terjadi peningkatan pelebaran
(pemekaran)iga bagian bawah (peningkatan sudut substernal dari 68 derajat
pada awal kehamilan menjai 103 derajat pada akhir kehamilan).
 Diafragma melakukan sebagian besar kerja respirasi; bernapas lebih bersifat
torakalis daripada abdominalis. Pengaruh hormon menyebabkan otot dan
tulang rawan di regio toraks melemas sehingga toraks melebar.
 Penurunan compliance dinding toraks menyebabkan dinding toraks dapat
bergerak semakin ke dalam sehingga udara yg terperangkap lebih sedikit dan
volume residual menurun.Progesteron menurunkan kepekaan kemoreseptor
perifer dan sentral untuk karbon dioksida
 Hal ini berarti dorongan pernapasan (respiratory rive) terpicu pada kadar
kardon dioksida yang lebih rendah sehingga wanita hamil bernapas lebih
dalam. Seiring dg peningkatan kadar progesteron selama kehamilan,
peningkatan responsivitas terhadap PCO2 menyebabkan tidal volume (volume
alun panas) dan, g demikian, volume per menit (minute volume) meningkat.
Oleh karena itu, hiperventilasi (peningkatan volume alun) merupakan hal
normal pada kehamilan. Konsumsi oksigen meningkat, tetapi tekanan oksigen
arteri tidak berubah.
 Progesteron memiliki efek local pada tonus otot polos
jalan napas dan pembuluh darah paru. Kapasitas difusi
adalah tingkat kemudahan gas menembus membrane
paru. Pada awal kehamilan, kapasitas difusi menurun
mungkin karena efek estrogen pada komposisi
mukopolisakarida dinding kapiler, yang meningkatkan
jarak difusi (de Swiet, 1998b). Efek ini mungkin
berlangsung selama beberapa bulan setelah persalinan.
Peningkatan retensi air di jaringan paru juga
menyebabkan penurunan kapasitas difusi.

También podría gustarte