Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
1. SUWANTO
2. TRI YUNI P
3. WAHYUNINGSIH
4. WIDANINGSIH
5. YULIANTI
6. YUSUF EFFENDI
7. TUTUK WIZARIYAH
• B2 (Blood)
Inspeksi
Inspeksi adanya jaringan parut pada dada klien. Keluhan lokasi nyeri biasanya di
daerah substernal atau nyeri atas pericardium. Penyebaran nyeri dapat meluas
di dada. Dapat terjadi nyeri dan ketidakmampuan menggerakkan bahu dan
tangan.
Palpasi
Denyut nadi perifer melemah. Thrill pada IMA tanpa komplikasi biasanya tidak
ditemukan.
Auskultasi
Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan volume sekuncup yang
disebabkan IMA. Bunyi jantung tambahan akibat kelainan katup biasanya tidak
ditemukan pada IMA tanpa komplikasi
Perkusi
Batas jantung tidak mengalami pergeseran
LANJUTAN...
• B3 (Brain)
Kesadaran umum klien biasanya CM. Pengkajian objektif
klien, yaitu wajah meringis, menangis, merintis,
merenggang, dan menggeliat yang merupakan respons dari
adanya nyeri dada akibat infark pada miokardium. Tanda
klinis lain yang ditemukan adalah takikardia, dispnea pada
saat istirahat maupun saat beraktivitas.
• B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine dengan intake cairan
klien. Oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya
oliguria pada klien dengan IMA karena merupakan tanda
awal syok kardiogenik.
LANJUTAN...
• B5 (Bowel)
Klien biasanya mengalami mual dan muntah. Pada palpasi
abdomen ditemukan nyeri tekan pada keempat kuadran,
penurunan peristaltic usus yang merupakan tanda utama IMA.
• B6 (Bone)
Aktivitas klien biasanya mengalami perubahan. Klien sering
merasa kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup
menetap, dan jadwal olahraga teratur. perubahan postur
tubuh.
Kaji higienis personal klien dengan menanyakan apakah klien
mengalami kesulitan melakukan tugas perawatan diri.
Dx.Keperawatan
1. Nyeri yang berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan
oksigen dengan kebutuhan miokardium akibat sekunder dari
penurunan suplai darah ke miokardium, peningkatan produksi asam
laktat.
2. Gangguan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan iskemik,
kerusakan otot jantung, penyempitan / penyumbatan pembuluh darah
arteri koronaria.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen ditandai dengan kelemahan dalam
aktivitas.
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman kehilangan / kematian
ditandai dengan ketakutan, gelisah dan perilaku takut.
5. Resiko tinggi menurunnya curah jantung yang berhubungan dengan
perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal.
Intervensi Dx.Kep. 1
1. Catat karakteristk nyeri, lokasi, intensitas, lamanya, dan
penyebaran.
2. Anjurkan kepada klien untuk melaporkan nyeri dengan
segera.
3. Lakukan manajemen nyeri keperawatan :
- Istirahatkan klien
- Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal atau masker
sesuai dengan indikasi
4. Manajemen lingkungan: lingkungan tenang dan batasi
pengunjung.
5. Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam pada saat nyeri.
Intervensi Dx.Kep. 2
1. Observasi tanda-tanda vital tiap 1-4jam, status hemodinamika
2. Monitor tanda dan gejala penurunan perfusi (nyeri dada,
disritmia, takikardia, takipnea, hipotensi dan penurunan curah
jantung)
3. Monitor bunyi dan irama jantung secara kontinue, catat adanya
denyut prematur ventrikel kontraksi
4. Palpasi denyut nadi perifer guna mengkaji adanya denyutan
prematur.
5. Observasi adanya tanda dan gejala penurunan curah jantung
(pusing, pucat, diaforesis, pingsan, akral dingin)
6. Monitor tanda dan gejal gangguan perfusi renal (produksi urin <
30 ml/jam, peningkatan BUN dan kreatinin, edema perifer, tidak
adanya reaksi diuretik).
Lanjutan ...
1. Monitor tanda dan gejala yang menujukkan penurunan perfusi
jaringan (kulit dingin, pucat, lembab, berkeringat, sianosis,
denyut nadi lemah, edema perifer).
2. Atur posisi baring setiap 2 jam, menggerakkan kaki dan tangan
secara aktif dan pasif setiap 1 jam
3. Monitor tanda dan gejala yang menunjukkan penurunan perfusi
otak (gelisah, bingung, apatis, somnolen).
4. Rekam pola EKG secara periodik selama periode serangan dan
catat adanya disritmia atau perluasan iskemia atau infark
miokard.
5. Kolaborasi tim medis untuk terapi dan tindakan.
6. Pertahankan intake cairan maksimal 2000 ml/ 24 jam (bila tidak
ada edema).
Intervensi Dx.Kep. 3
1. Pantau pasien terhadap tanda intolenransi aktivitas, dan minta
pasien untuk merentang aktivitas dan yang diprogramkan.
2. Laporkan gejala-gejala curah janutng menurun atau gagal
jantung : TD menurun, ekstremitas dingin, oliguria, nadi perifer
menurun.
3. Palpasi nadi perifer pada interval sering. Waspadai
ketidakteraturan dan penurunan amplitude, yang merupakan
sinyal gagal jantung.
4. Berikan O2 dan obat-obatan sesuai program.
5. Bantu pasien melakukan latihan rentang gerak pasif atau
dibantu seperti ditentukan oleh toleransi aktivitas dan
keterbatasan aktivitas.
6. Pastikan pasien menjalani istirahat tanpa gangguan ≥90 menit
Intervensi Dx.Kep. 4
1. Identifikasi dan ketahui persepsi pasien terhadap
ancaman/situasi.
2. Catat adanya kegelisahan, menolak dan menyangkal
mengikuti program medis.
3. Mempertahankan kepercayaan.
4. Kaji tanda verbal/nonverbal kecemasan dan tinggal dengan
pasien.
5. Anjurkan pasien atau orang terdekat untuk
mengkomunikasikan dengan seseorang, berbagi
pertanyaan dan masalah.
6. Dukung keputusan tentang harapan setelah pulang
Intervensi Dx.Kep. 5
1. Ukur tekanan darah. Bandingkan tekanan darah
kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, duduk,
atau berdiri bila memungkinkan
2. Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi
3. Pantau frekuensi jantung dan irama
4. Berikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering dan
mudah dikunyah, batasi asupan kafein.
5. Kolaborasi dengan tim medis dan pemberian terapi
sesuai program
BELAJAR KASUS NON STEMI
Perempuan, 62 tahun
• Faktor Risiko PJK
Hipertensi > 10 thn, kontrol dan minum obat tidak rutin •
Menopause • Riwayat kolesterol tinggi • Diabetes •
Obesitas
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak + 3 hr terakhir mengeluhkan rasa berat di dada dan
ulu hati, hilang timbul, yang dianggap pasien sebagai
‘maag yang kambuh’ • Nyeri dada hebat disertai sesak
nafas, mual-muntah dan keringat dingin 4 jam
sebelumnya
Algoritma Pendekatan
Terhadap SKA