Está en la página 1de 9

Pasal 9 ayat 2 dan pasal 10 ayat 1

Pasal 9 ayat 2 : “Bentuk Usaha Tetap hanya dapat melaksanakan Kegiatan Usaha
Hulu.”
Pasal 10 ayat 1 : “Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang melakukan Kegiatan
Usaha Hulu dilarang melakukan Kegiatan Usaha Hilir.”
Revisi : kedua ayat mempunyai arti yang hampir sama
Hasil koreksi :
1.) Salah satu ayat di hilangkan, atau
2.) Pasal 10 ayat 1 : “Badan Usaha yang melakukan Kegiatan Usaha Hulu dilarang
melakukan Kegiatan Usaha Hilir.”
Pasal 11 ayat 1
Kegiatan usaha hulu sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 angka 1
dilaksanakan oleh badan usaha atau bentuk usaha tetap berdasarkan
kontrak kerja sama dengan badan pelaksana.
Pasal 9 ayat 2
Bentuk usaha tetap hanya dapat melaksanakan kegiatan usaha hulu.
• Revisi:
Pasal 11 ayat 1 dihilangkan dan pasal 9 ayat 2 menjadi:
Bentuk usaha tetap hanya dapat melaksanakan kegiatan usaha hulu
berdasarkan kontrak kerja sama dengan badan pelaksanan
Pasal 11 ayat 3
• Kontrak kerja sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib memuat paling sedikit
ketentuan-ketentuan pokok yaitu :
• a.penerimaan negara
• b.Wilayah Kerja dan pengembaliannya
• c.kewajiban pengeluaran dana
• d. perpindahan kepemilikan hasil produksi atas Minyak dan Gas Bumi
• e. jangka waktu dan kondisi perpanjangan kontrak
• f. penyelesaian perselisihan
• g. kewajiban pemasokan Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi untuk kebutuhan dalam negeri
• h.berakhirnya kontrak
• i.kewajiban pacsaoperasi pertambangan
• j.keselamatan dan kesehatan kerja
• k.pengelolaan lingkungan hidup
• l.pengalihan hak dan kewajiban
• m. pelaporan yang diperlukan
• n. rencana pengembangan lapangan
• o. pengutamaan pemanfaatan barang dan jasa dalam negeri
• p. pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat
• q. pengutamaan penggunaan tenaga kerja Indonesia
• Review :
pada point h disebutkan berakhirnya kontrak sedangkan pada point e juga membahas
tentang jangka waktu dan kondisi perpanjangn kontrak. Kedua point membahas tentang
kontrak mengapa tidak digabungkan saja dalam satu point . Jadi point h dihapus dan
digabung / masuk ke point e.

• Menjadi :
e. jangka waktu, kondisi perpanjangan kontrak dan berakhirnya kontrak.
Pasal 33 ayat 4
• Bertentangan dengan ayat 3
• Dimana pada ayat 4 membolehkan kegiatan usaha minyak dan gas
bumi dapat dilakukan di daerah yang disebutkan pada ayat 3
namun harus mendapatkan izin dulu .

• saran :
• Ayat 4 dihapus
Pasal 8 ayat 2

(1) Pemerintah wajib menjamin ketersediaan dan kelancaran pendistribusian Bahan Bakar
Minyak yang merupakan komoditas vital dan menguasai hajat hidup orang banyak di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(2) Review : Minyak seharusnya merupakan komoditas strategis karena minyak termasuk
Golongan A yaitu bahan galian strategis dimana bahan galian strategis berpengaruh
untuk pertahanan dan keamanan Negara dan menjamin kestabilan ekonomi Negara.
Pengelolaannya diatur Negara dan pihak swasta yang diberi kewenangan. Bahan galian
ini juga masuk komoditas ekspor.
(3) Revisi :Pemerintah wajib menjamin ketersediaan dan kelancaran pendistribusian Bahan
Bakar Minyak yang merupakan komoditas strategis dan menguasai hajat hidup orang
banyak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 28 ayat 2

(1) Harga Bahan Bakar Minyak dan harga Gas Bumi diserahkan pada mekanisme persaingan
usaha yang sehat dan wajar.
(2) Review : karena menyangkut kepentingan yang strategis, negara seharusnya berhak
menentukan dan melakukan intervensi agar harga tidak selalu sesuai dengan harga
internasional. Selama 20 tahun terakhir, harga internasional bukanlah mencerminkan "supply
and demand" tetapi merupakan harga para spekulator keuangan yang mempermainkan
harga-harga komoditi dunia. Sebagian besar dari pembentukan harga itu adalah permainan
para spekulator, bukan hukum "supply and demand". Jika Indonesia sekedar ikut-ikutan
harga internasional, maka sebetulnya kita menyerahkan nasib kita kepada para spekulator
internasional.
(3) Revisi : negara berhak menentukan dan melakukan intervensi Harga Bahan Bakar Minyak
dan harga Gas Bumi
Pasal 27 ayat 1

(1) Menteri menetapkan rencana induk jaringan transmisi dan distribusi gas bumi
nasional.
(2) Review : Tidak ada kejelasan distribusi migas bumi itu berdasarkan apa. dan dr
sini dibutuhkan kesepakatan dr badan pengatur yang bekerja sama dengan
badan pelaksana sebagaimana kewajibannya di pasal 1 ayat 24 (kewajiban
badan pengatur).
(3) Revisi : Menteri menetapkan rencana induk jaringan transmisi dan distribusi
minyak dan gas bumi nasional berdasarkan usul dari Badan Pengatur
sebagaimana kewajibannya tercantum pada pasal 1 ayat 24.
Pasal 20 ayat 4

(1) Kerahasiaan data yang diperoleh Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap
di Wilayah Kerja berlaku selama jangka waktu yang ditentukan.
(2) Review : tidak ditentukan secara jelas jangka waktu yang ditentukannya
seharusnya diberikan kejelasan batas jangka waktu
(3) Revisi : Kerahasiaan data yang diperoleh Badan Usaha atau Bentuk
Usaha Tetap di Wilayah Kerja berlaku sampai batas kontrak berakhir.

También podría gustarte