Está en la página 1de 11

Abdhan Firdaus Nursinggih

ADHD adalah suatu kondisi yang pernah dikenal sebagai


Attention Deficit Disorder (sulit memusatkan perhatian), Minimal
Brain Disorder (kerusakan kecil di otak), Minimal Brain Damage
(kerusakan kecil pada otak), Hyperkinesis (terlalu banyak
bergerak / aktif), dan Hyperactive (Hiperaktif). Ada kira-kira 3 -
5% anak usia sekolah menderita ADHD (Permadi, 2009).
Penyebab ADHD telah banyak diteliti dan dipelajari tetapi belum
ada satu pun penyebab pasti yang tampak berlaku bagi semua
gangguan yang ada.
A. Faktor Genetika
B. Faktor Neurobiologis
• Tipe ADHD Gabungan
• Tipe ADHD kurang memerhatikan
• Tipe ADHD hiperaktif impulsive
Menurut Townsend (1998) ada beberapa tanda dan gejala yang
dapat dapat ditemukan pada anak dengan ADHD antara lain :
1. Sering kali tangan atau kaki tidak dapat diam atau duduknya
mengeliatgeliat.
2. Mengalami kesulitan untuk tetap duduk apabila diperlukan
3. Mudah bingung oleh dorongan-dorongan asing
4. Mempunyai kesulitan untuk menunggu giliran dalam suatau
permainan atau keadaan di dalam suatu kelompok
5. Seringkali menjawab dengan kata-kata yang tidak dipikirkan
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang belum selesai disampaikan
6. Mengalami kesulitan untuk mengikuti instruksi-instruksi dari orang
lain
7. Mengalami kesulitan untuk tetap bertahan memperhatikan tugas-
tugas atau aktivitas-aktivitas bermain
8. Sering berpindah-pindah dari satu kegiatan yang belum selesai ke
kegiatan lainnya
9. Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang
10. Sering berbicara secara berlebihan.
11. Sering menyela atau mengganggu orang lain
12. Sering tampaknya tidak mendengarkan terhadap apa yang
sedang dikatakan kepadanya
13. Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas-
tugas atau kegiatan-kegiatan yang berbahaya secara fisik tanpa
mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan akibatnya (misalnya
berlari-lari di jalan raya tanpa melihat-lihat).
• Pencapaian akademik kurang
• Hubungan dengan teman sebaya buruk
• IQ rendah
• Resiko kecelakaan
• Percaya diri rendah
• Pemeriksaan Tiroid
• Tes neurologist
• Tes psikologis sesuai indikasi
• Pemeriksaan diagnostic individual
• Pemeriksaan darah
Menurut Doenges, 2007
• Skrining DDTK pada ADHD
• Perawatan saat hamil
• untuk orang tua.
• Asupan nutrisi yang seimbang
• Berikan rutinitas yang terstruktur
• Manajemen perilaku
Menurut Doenges, 2007
• Terapi medis
• Pelatihan manajemen orang tua
• Intervensi pendidikan
• Merencanakan program-program bulanan
• Melakukan konseling keluarga
• Mencari kelompok pendukung
• Melakukan konseling individu
Menurut Baihaqi dan Sugiarmin (2006)
Menurut Videbeck (2008), Townsend (1998), dan Doenges (2007)
diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan pada anak yang
mengalami ADHD antara lain :
• Risiko cedera berhubungan dengan hiperaktivitas dan perilaku
impulsive.
• Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tidak
adekuatnya tingkat kepercayaan diri terhadap kemampuan
untuk melakukan koping.

También podría gustarte