Está en la página 1de 19

Angina Pectoris

tipe Unstable
Skenario 1

 Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke IGD RS dengan


keluhan nyeri dada.
Rumusan Masalah

 Laki-laki 65 tahun mengeluh nyeri pada dada


Anamnesis

 Nyeri sejak 1 jam yang lalu


 Nyeri baru pertama kali
 Nyeri terus menerus
 Nyeri pada pertengahan dada
 Nyeri terasa tertimpa beban berat
 Keluar keringat dingin /diaforetik (+)
 Riwayat hipertensi ( tidak rutin berobat, amlodipine 5mg 1x1)
 Perut terasa mual sejak nyeri muncul
 Perokok 20 tahun terakhir
Pemeriksaan fisik

 Compos mentis
 Tampak sakit sedang
 Ttv : nadi 80x/menit, Tensi 120/90mmHg, nafas 22x/menit, suhu
afebris
Pemeriksaan Penunjang & Lab

 EKG
 Ekokardiografi
 Lipid darah (tidak diketahui)
 Gula darah (tidak diketahui)
 CKMB ( dalam batas normal )
 Females : 40–150 U/L
 Males : 38–174 U/L
 Troponin T (normal)
 Males: < or =15 ng/L
 Females: < or =10 ng/L
Stress test

 EKG normal
 Treadmill atau sepeda ergometer
 Tujuan
 Untuk melihat nyeri berasal dari jantung atau tidak
 Menilai beratnya penyakit seperti bila kelainan terjadi pada pembuluh
darah utama akan memberi hasil positif kuat.
 Positif = depresi segmen ST sebesar 1mm atau lebih pada waktu
latihan atau sesudahnya dan timbul rasa sakit dada seperti pada
waktu serangan
 Negatif = tidak terdapat nyeri dada, tidak ada depresi segmen ST,
dan tidak ada penurunan tekanan darah
DIFFERENSIAL NYERI DADA EKG ENZIM
DIAGNOSIS JANTUNG

Diagnosa
Angina Prizmetal
Banding
• Rasa nyeri dada tiba-
tiba/mendadak
• Elevasi segmen ST Meningkat

• Terjadi pada saat istirahat/tidur

 • pectoris
Angina Nyeri dada stabil
saat aktivitas • ST depresi Troponin (+) dalam 24 jam
Angina Stabil • Menghilang saat istirahat • T inversi hingga 2 minggu
 Angina
• pectoris tidak stabil
Nyeri konstan
 Angina pectoris prinzmetal

• Lebih berat dan lama (>30) • Depresi segmen ST Meningkat minimal 2x dalam
NSTEMI • Tidak hilang dengan nitrat, • Inversi gelombang T dalam nilai normal
(Non ST Elevasi mungkin perlu opiat
Miokard Infark)
• Lebih berat dan lama (>30) • Elevasi segmen ST >0,1 mV Meningkat minimal 2x dalam
STEMI • Tidak hilang dengan nitrat, pada 2 atau lebih ekstermitas, nilai normal
(ST Elevasi mungkin perlu opiat >0,2 mV pada prekordial
Miokard Infark) • Inversi gelombang T
• Ada gelombang Q
Diagnosa kerja

 Angina pectoris tidak stabil


 Biasanya menyertai peningkatan beban kerja jantung
 Angina pectoris tidak stabil termasuk gejala infark miokard pada
sindrom coroner akut
 Pada angina pectoris tidak stabil nyeri dirasakan pada saat aktivitas
maupun istirahat.
 Durasi nyeri timbul lebih lama dari angina pectoris stabil
 Pada EKG dapat ditemukan depresi segmen ST, inversi gelombang
T, ataupun tidak ditemukannya gelombang Q.
Etiologi

 Aterosklerosis
 Spasme arteri coroner
 Anemia berat
 Hipertrofi otot jantung
 Faktor yang memperberat:
 Merokok
 Tidak berolahraga
 Hipertensi
 Kolesterol tinggi
 Diabetes mellitus
 Riwayat keluarga
Epidemiologi

 Di AS 1% tiap tahun dari laki-laki usia 30-62 tahun


 Di Irlandia 0,44% laki-laki, 0,22% perempuan pertahun pada usia 45-
54 tahun
Patofisiologi

 Sklerotik arteri koroner


 Agragasi trombosit
 Trombosis arteri koroner
 Pendarahan plak atheroma
 Spasme arteri koroner
komplikasi

 Infarkmiokard : kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat


kekurangan oksigen yang berkepanjangan.

 Aritmia : stimulasi simpatik berlebihan sebagai kompensasi jantung


akibat kekurangan oksigen dalam darah.

 Sudden death : saat jantung tidak mampu memompa darah yang


cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrien tubuh.
Disebabkan disfungsi diastolik atau sistolik.
Gejala Klinis
 Lokasi nyeri
 Pada umumnya didada, substernal
 Penjalaran nyeri
 Penjalaran nyeri dapat sampai ke leher, rahang, bahu kiri, lengan dan jaribagian ulnar,
punggung kiri dan epigastrium.

 Sifat nyeri
 rasa tertindih atau berat pada dada
 rasa desakan yang kuat dari dalam atau dari bawah diafragma
 diremas – remas
 pada keadaan berat disertai keringat dingin dan sesak napas
 Kuantitas nyeri
 tergantung berat dan lama kerja
Tatalaksana

 Non farmakologi
 Pemberian oksigen dan istirahat pada waktu datangnya serangan
angina
 Perubahan gaya hidup ( berhenti merokok)
 Penurunan berat badan
 Penyesuaian diet
 Olah raga teratur
tatalkasana
 farmakalogi
 Aspirin dosis awal 160-325 mg, 75-100 mg per hari
 Beta Blocker
 Morfin 2,5-5 mg iv
 ACE inhibitor
 Terutama diberikan bila disertai dengan hipertensi atau disfungsi
ventrikel kiri
 Nitrogliserin semprot / sublingual 5mg
 Digunakan untuk mengontrol angina
 Clopidogrel dosis loading 300 mg per oral, 75mg per hari 12 bulan
 Digunakan untuk pengganti aspirin yang terkontraindikasi mutlak
prognosis

 Dubia et malam
Kesimpulan

 Pasien tersebut terkena Angina tipe tidak stabil karena nyeri yang
dirasakan terus menerus, adanya riwayat hipertensi dan juga pasien
merupakan perokok aktif selama 20 tahun terakhir.
 Untuk tatalaksana yang diberikan dapat berupa pemberian
oksigen sebagai terapi nonfarmakologi, pemberisan obat aspirin,
beta blocker dan nitrogliserin sublingual sebagai terapi farmakologi.

También podría gustarte