Está en la página 1de 13

ASUHAN KEPERAWATAN

DASAR PROFESI PADA


TN.N DENGAN NYERI
AKUT DI RSUD DEPOK
Disusun Oleh :
Kelompok 2

Astri Candra Wiranti (201715034)


Bangkit Satrio Pamungkas (201715035)
Divia Puji Lestari (201715037)
Ike Tresia (201715041)
Rumaisha Fetriana Sabrina (201715049)
Yulia Fauziah (201715054)
BAB I
Setiap orang membutuhkan rasa nyaman dan
setiap oramg memiliki persepsi yang berbeda-
beda. Salah satu yang menyebabkan
ketidaknyamanan pasien adalah rasa nyeri.
Nyeri merupakan sensasi yang tidak
menyenangkan baik secara sensori maupun
emosional yang bersifat indiviadual, sehingga
pasien biasannya merespon rasa nyeri yang
dialaminya dengan cara yang berbeda-beda
(Asmandi, 2013).
BAB I
Berdasarkan uraian diatas menunjukan bahwa
pentingnya pemenuhan kebutuhan rasa aman
dan nyaman terutama pada pasien diabetes
melitus dengan komplikasi, perubahan fungsi
fisik, energi yang lebih lemah, maka penulis
tertarik untuk memberikan Asuhan
keperawatan pada Tn.N dengan Diabetes
Melitus agar terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu rasa aman dan nyaman pada Tn.N
diruang Kakatua RSUD Depok.
BAB II

•Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak


menyenangkan bersifat sangat subyektif karena

Definisi perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam


hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz
Alimul, 2013).

•Nyeri dapat dirasakan ketika stimulus yang berbahaya


mencapai serabut-serabut saraf nyeri. Mekanisme proses

Anatomi terjadinya nyeri terdiri dari empat proses yaitu transduksi,


transmisi, modulasi dan persepsi. Transduksi nyeri adalah
proses rangsangan yang mengganggu sehingga
menimbulkan aktifitas listrik di reseptor nyeri. Transmisi nyeri
Fisiologi melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat
transduksi melewati saraf perifer sampai ke terminal di
medulla spinalis dan jaringan neuron-neuron pemancar yang
naik dari medulla spinalis ke otak.
BAB II
•Usia
•Jenis Kelamin
Faktor yang •Budaya
•Keluarga dan support sosial
Mempengaruhi •Ansietas
•Pola Koping

Macam-Macam •Nyeri Akut


Gangguan Yang •Nyeri Kronik
•Mual
Mempengaruhi

•CT-Scan
Pemeriksan •Rontgen
•USG
Penunjang
BAB III
TINJAUAN KASUS
E:\MATER NERS\ASKEP KDP KELOMPOK 2.rtf
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian diketahui bahwa klien mengeluh
nyeri pada kaki sebelah kirinya yang disebabkan adanya luka kecil
dengan skala nyeri 7 dan timmingnya 15-20 menit. Hal tersebut
terjadi jika kakinya digerakkan. Sesuai dengan teori Price Wilson
(2006), Nyeri dapat berasal dari dalam ataupun luar sistem saraf.
Nyeri yang berasal dari luar sistem saraf dinamakan nyeri
nosiseptif. Sedangkan nyeri yang berasal dari dalam dinamakan
nyeri neurogenik atau neuropatik. Nyeri dapat dirasakan ketika
stimulus yang berbahaya mencapai serabut-serabut saraf nyeri.
Mekanisme proses terjadinya nyeri terdiri dari empat proses yaitu
transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi. Transduksi nyeri
adalah proses rangsangan yang mengganggu sehingga
menimbulkan aktifitas listrik di reseptor nyeri.
lanjutan
Nyeri pada kaki Tn. N disebabkan oleh sistem saraf luar yang disebut
nosiseftif. Melalui adanya transmisi yang dikirim oleh serabut saraf
dan sampai ke medulla spinalis dan merelokasi adanya nyeri pada
bagian kaki kiri Tn. N. Pengalaman nyeri dapat digambarkan dalam
tiga komponen: 1) sensorik, 2) emosional, dan 3) kognitif. Sensorik:
Komponen sensorik dikendalikan oleh sistem saraf kita. Jika ada
stimulasi, maka sistem saraf yang mengirimkan pesan ke otak akan
diaktifkan. Otak kemudian akan menganalisis pesan-pesan ini dan
memberitahu kita mana yang sakit dan seberapa kuat intensitasnya.
Ini merupakan sistem yang biasanya diaktifkan pada saat cedera
jaringan dan dimatikan ketika proses penyembuhan jaringan. Dengan
kata lain, nyeri yang dihasilkan merupakan akibat dari komponen
sensorik yang mengirim sinyal ketika kaki Tn. N bergerak dan
mengakibatkan rasa nyeri. Dari hasil pengalaman nyeri itu akan
terdapat bagian yang nyeri, dan intensitas nyerinya seperti yang
dirasakan Tn N skala nyeri 7, dengan intensitas timming 15-20 menit.
BAB IV
4.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang
respons manusia terhadap gangguan kesehatan atau
proses kehidupan, atau kerentanan respon terhadap
individu, keluarga kelompok, atau komunitas (NANDA,
2015). Diagnosa keperawatan yang diangkat pada klien
Tn. N yaitu nyeri akut b.d agen cidera fisik, kerusakan
integritas kulit b.d gangguan presepsi sensori, dan
gangguan pola tidur b.d agen cidera fisik.
BAB IV
4.3 Intervensi Keperawatan
Menurut UU perawat no 38 th.2014, perencanaan merupakan semua
rencana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah
keperawatan yang diberikan kepada pasien. Sedangkan menurut
NANDA, 2015 pada asuhan keperawatan Nyeri akut dengan intervensi
yang dilakukan adalah manajemen nyeri. Perencanaan yang dilakukan
untuk diagnosa yang pertama ini adalah melakukan pengkajian nyeri
komprehensif yang meliputi lokasi, frekuensi, beratnya nyeri dan
factor pencetus, memberikan informasi mengenai nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa lama nyeri dirasakan dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat prosedur, dan pemberian individu penurun
nyeri yang optimal dengan resepan analgetik (Ketrolac).
BAB IV
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan sesuai prioritas diagnosa mulai dari
Nyeri akut, Gangguan intgritas kulit, serta gangguan pola tidur.
Implementasi yang dilakukan langsung kepada klien yaitu
melakukan pengkajian nyeri dengan teknik P,Q,R,S,T serta
pemberian obat analgesik ketorolac. Sedangkan pada diagnosa
kedua implementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana
tindakan, mulai dari pengkajian kondisi luka, keadaan luka, hingga
mengganti balutan luka setiap hari. Kemudian untuk diagnosa
terkahir, dilakuan implementasi seperti menggali kebiaasaan klien
sebelum tidur, dan membantu relaksasasi otot secara non
farmakologis seperti nafas dalam untuk membantu merilekskan
pikiran dan mengurangi stres.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada Tn.N dengan
Diagnosa Medis DM tipe II di RSUD Depok, maka diperoleh 3
masalah keperawatan yang muncul jadi prioritas yaitu :
• Nyeri akut b.d Agen Cidera Fisik
• Kerusakan Integritas Kulit b.d Gangguan Sensasi
• Gangguan Pola Tidur b.d Agen Cidera Fisik
Dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan dari tanggal 19
Maret 2018 sampai 21 Maret 2018, menunjukkan hasil masalah
keperawatan Nyeri Akut b.d Agen Cidera Fisik belum teratasi,
Kerusakan Integritas Kulit b.d Gangguan Sensasi belum teratasi,
dan Gangguan Pola Tidur b.d Agen Cidera fisik sudah teratasi.
BAB V
5.2 Saran
• Bagi Mahasiswa Keperawatan
Bagi mahasiswa diharapkan bisa mengembangkan
kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan dasar
profesi secara komprehensif
• Bagi RSUD Depok
Diharapkan lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,
sehingga kebutuhan pasien baik bio-psiko-sosial-spritual dapat
terpenuhi dengan optimal.
• Bagi Perawat RSUD Depok
Diharapkan mampu meningkatkan pelayanan dan meningkatkan
kuantitas dalam memberikan asuhan keperawatan dasar dengan
diagnosa nyeri

También podría gustarte