Está en la página 1de 43

SKIZOFREN PARANOID

Pembimbing:
dr. TendrySepta, Sp.KJ(K)

Oleh:
AnnisaMardhiyah
UlianaNur Melin

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2018

1
Ny. L, 38 tahun

Alamat: Tanjung Bintang


Ny.L adalah pasien rawat
inap di ruang Melati, Status Pekawinan: Belum Menikah
nomor rekam medis
IDENTITAS XXXXX dan dilakukan
Pendidikan Terakhir: SMA
pengambilan data dan
PASIEN pemeriksaan pada
tanggal 9 April 2018 Pekerjaan: Tidak Bekerja
pukul 09:00 WIB.
Agama : Islam

Suku: Jawa

2
Riw.
Keluhan
Penyakit
Utama
Sekarang

Riw. Peyakit Riw. Tumbuh


Sebelumnya Kembang

Diperoleh dari autoanamnesis Riw. Riw.


pada tanggal 9 April 2018 dan Pendidikan Pekerjaan
alloanamnesis dari Ny. N, Ibu
PEMERIKSAAN kandung pasien yang tinggal
satu rumah dengan pasien. Riw. Hukum
Riw.
Perkawinan/
PSIKIATRI Alloanamnesis dilakukan Psikoseksual
secara langsung pada tanggal 9
April 2018 saat keluarga Riw.Kehidup
Riw.
an
sedang menjenguk pasien. Beragama
Keluarga

Situasi
Riw. Sosial
Kehidupan
Ekonomi
Sekarang

Mimpi,
Fantasi, dan
Nilai-Nilai 3
Mendengar suara bisikan

Mengamuk
KELUHAN
UTAMA
Bicara melantur

Tertawa dan bicara sendiri


4
 Pasien datang diantar oleh Ibu pasien IGD RS Jiwa Daerah Provinsi
Lampung tanggal 2 Maret 2018 karena sering mendengar suara-suara
bisikan, mengamuk, bicara dan senyum-senyum sendiri, dan
menghancurkan barang-barang di rumah.
 Pasien mulai mengalami gangguan sejak 5 tahun yang lalu saat pasien
dipecat dari tempat kerjanya dan ditinggal oleh suaminya. Pasien
mengalami perubahan tingkah laku seperti mengamuk, sering bicara
RIWAYAT sendiri dan bicara melantur namun terkadang juga sering melamun.
Pasien merasakan bahwa sesuatu bayangan warna orange yang
PENYAKIT mengikuti pasien dimanapun pasien berada meskipun begitu pasien
tidak merasa bahwa nyawanya terancam.
SEKARANG  Pasien juga mengatakan bahwa sering mendengar bisikan - bisikan
suara yang berbeda-beda, kadang terdengar seperti suara saudara dan
tetangga pasien. Bisikan tersebut sering menghina dan memfitnah
pasien. Pasien juga pernah melihat bayangan seperti kilatan cahaya
warna putih setelah solat. Pasien mengatakan dia merasa takut dan
mengambil Al-Quran untuk menenangkannya.

5
Alloanamnesis Autoanamnesis
 Mengamuk  Bisikan - bisikan suara yang
 Linglung berbeda-beda, seperti suara
tetangga atau keluarga
 Terlihat cemas serta gelisah pasien
 Berbicara sendiri  Sering melihat bayangan
RIWAYAT  Sering melamun berwarna orange yang sering
mengikutinya pasien
PENYAKIT  Merusak barang-barang
dirumah.
dimanapun pasien berada

SEKARANG  Dia merasa kadang terdengar


bisikan yang sering menghina
dan memfitnah pasien
 Pasien juga pernah melihat
bayangan seperti kilatan
cahaya warna putih setelah
solat

6
Riwayat
Riwayat Gangguan Riwayat Penyakit
Penggunaan Zat
Psikiatri Medis Umum
Psikoaktif
• Pasien sudah • Tidak pernah • Riwayat hipertensi
memakai NAPZA, (-), asma (-),
RIWAYAT pernah dirawat 3x
di RSJ dengan minum alcohol (-), diabetes mellitus (-)
PENYAKIT keluhan yang sama. merokok (-) • Riwayat trauma
kepala (-)
SEBELUMNYA • Riwayat penurunan
kesadaran (-)
• Kejang (-)
• Gangguan
kongenital (-)

7
Periode Prenatal dan Perinatal
• Pasien adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Lahir secara
normal, cukup bulan, dengan posisi tidak sungsang, Ketika lahir
langsung menangis, proses persalinan dibantu oleh dukun beranak.

Periode Bayi dan Balita


• Pasien diasuh dan dirawat oleh ibu dan keluarganya. Menurut
RIWAYAT keluarganya, perkembangan dan pertumbuhan pasien sesuai
dengan usianya.
TUMBUH
Periode Masa Kanak-kanak (6-12 tahun)
KEMBANG
• Menurut keluarga, masa kanak-kanak pasien tidak berbeda dengan
anak-anak lainnya. Pasien dapat bergaul dengan teman-temannya
dan tergolong sopan. Pasien bahkan lebih senang bergaul dengan
orang-orang yang lebih tua usianya dari pasien.

Periode Masa Remaja (12-18 tahun)


• Pasien mengaku menempuh jenjang sekolah hingga D1, namun
keluarga pasien mengatakan bahwa pasien hanya selesai sekolah
hingga SMA.
8
 RIWAYAT PENDIDIKAN  RIWAYAT PEKERJAAN  RIWAYAT HUKUM

 Pasien mengatakan mengaku  Pasien tidak bekerja sejak 5  Keluarga mengatakan pasien
menempuh jenjang sekolah tahun yang lalu. Sebelumnya tidak pernah terkait atau
hingga D1, namun keluarga pasien bekerja sebagai buruh bermasalah dengan hukum
pasien mengatakan bahwa pabrik tambak udang di yang berlaku di Indonesia.
pasien hanya selesai sekolah Tanjung Bintang.
hingga SMA.

 RIWAYAT PERKAWINAN /  RIWAYAT KEHIDUPAN  RIWAYAT SOSIAL


PSIKOSEKSUAL BERAGAMA EKONOMI KELUARGA
 Pasien sudah menikah dan  Pasien pemeluk agama islam.  Sumber pendapatan keluarga
memiliki satu anak Pendidikan agamanya didapatkan dari ibu dan
perempuan berusia 15 tahun. didapat dari keluarga dan bapak pasien yang
Namun keluarga pasien lingkungan sekitar. merupakan petani.
mengatakan pasien telah
bercerai dengan suaminya
sejak 5 tahun yang lalu dan
anak pasien di asuh oleh
suami.
9
 Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pasien tinggal
bersama ibu dan bapak pasien. Menurut keluarga pasien, tidak ada
keluarga yang memiiki keluhan seperti pasien.

Skema Pedigree

RIWAYAT
KELUARGA

Keterangan :

Ayah Pasien

Ibu

10
 Pasien tinggal bersama bapak dan ibu pasien. Saat ini pasien tidak
bekerja. Keadaan pasien tampak mulai berubah sejak 5 tahun
yang lalu setelah pasien dipecat dari pekerjaannya, dan tidak lama
SITUASI dari kejadian itu suami pasien juga meninggalkan pasien. Menurut
keluarga sejak saat itu pasien jadi sering melamun dan sedih.
KEHIDUPAN Namun 2 tahun setelah kejadian itu, keadaan pasien semakin
SEKARANG memburuk, pasien sering bicara melantur, senyum-senyum
sendiri, berjalan mondar-mandir kesana kemari seperti orang
linglung, mengamuk, dan membenrantakan seluruh barang-
barang yang ada di rumah.

11
Mimpi, Pasien tidak memiliki
Fantasi dan cita-cita. Penilaian
Nilai-Nilai terhadap agama, nilai
sosial cukup baik.

12
STATUS MENTAL

13
Penampilan
• Seorang perempuan, berambut panjang sebahu dan
lurus, dengan rambut yang diikat mengunakan
karet. Mengenakan baju kaos biru donker list leher
merah dan celana setinggi lutut. Kulit sawo matang,
kuku tidak panjang dan memakai sandal.
DESKRIPSI Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
UMUM
• Selama wawancara pasien dalam keadaan tenang.
Kontak mata dengan pemeriksa cukup. Beberapa
kali memberikan senyuman yang tidak lepas.

Sikap terhadap Pemeriksa


• Kooperatif

14
Mood : Afek: Keserasian:
KEADAAN eutimia appropriate
luas
AFEKTIF

15
Selama wawancara, pembicaraan pasien
tidak spontan, lancar, artikulasi jelas,
PEMBICARAAN intonasi sedang, volume cukup, kualitas
baik, kuantitas cukup, kontak mata baik.

16
• visual (+),auditori (+), olfaktori
Halusinasi (+), taktil (-), gustatorik (+),

Ilusi • Tidak ditemukan


GANGGUAN
PRESEPSI
Derealisasi • Tidak ditemukan

Depersonalisasi • Tidak ditemukan

17
Proses dan Bentuk Pikir Arus Pikiran

Flight of Ideas Produktivitas: cukup

PROSES Kontinuitas: relevan

BERPIKIR
Hendaya berbahasa (-)
Isi Pikran

Waham Waham
kejar persekutorik
18
1. Taraf Kesadaran: Kompos Mentis
2. Orientasi : waktu, tempat, orang, dan situasi baik
3. Daya ingat: Jangka panjang, sedang, dan pendek baik; segera
tdak baik
4. Konsentrasi dan Perhatian: baik
PROSES 5. Kemampuan Membaca dan Menulis: baik
BERPIKIR 6. Kemampuan Visiospasial: baik
7. Kemampuan Kalkulasi: sedikit terganggu
8. Pikiran Abstrak: baik
9. Intelegensi dan Kemampuan Informasi: sesuai dengan taraf
pendidikannya

19
PENGENDALIAAN IMPULS DAYA NILAI

 Pasien dapat mengendalikan 1. Norma sosial: Baik


emosi selama wawancara.
Pasien dapat mengendalikan 2. Uji daya nilai : Baik
impuls untuk tetap 3. Penilaian realitas:
kooperatif saat wawancara. Terganggu

TILIKAN TARAF DAPAT DIPERCAYA

 Tilikan 1.  Pasien kurang dapat


dipercaya
Penyangkalan total
terhadap
penyakitnya.

20
Status Internus TTV Peeriksaan Fisik

• Keadaan umum • TD: 110/70 • Mata: tidak


baik. Fungsi • Nadi: 73x/menit ditemukan
pernafasan, • RR: 18x/menit kelainan
kardiovaskular, • Hidung :
• Suhu: 36,7 C
dan tidak ditemukan
gastrointerstinal kelainan
PEMERIKSAAN dalam batas
normal.
• Telinga :
tidak ditemukan
DIAGNOSTIK kelainan
LEBIH LANJUT • Paru Jantung :
tidak ada
kelainan
• Abdomen :
tidak ditemukan
kelainan
• Ekstremitas :
tidak ditemukan
kelainan
21
Status Neurologis
PEMERIKSAAN •Sistem sensorik,
DIAGNOSTIK
LEBIH LANJUT motorik dan fungsi
luhur dalam batas
normal.
22
 Ny. N, perempuan, 38 tahun, Islam, sudah menikah, tidak
bekerja, tinggal di Tanjung Bintang, masuk ke RS Jiwa Daerah
Provinsi Lampung pada tanggal 2 Maret 2018. Pasien diantar
IKHTISAR oleh ibu pasien. Riwayat stressor ada. Perubahan pasien
dirasakan 5 tahun yang lalu dimana pasien baru dipecat dari
PENEMUAN tempat bekerjanya sebagai buruh di pabrik tambak udang.
BERMAKNA Kemudian sang suami memutuskan pergi meninggalkan
pasien, pasien mengalami perubahan tingkah laku seperti
melamun, mengamuk, sering bicara sendiri dan bicara
melantur namun terkadang juga sering melamun. Sejak saat
itu, emosi pasien sangat labil, cenderung kurang berinteraksi
dengan orang-orang sekitar, sering berbicara sendiri.

23
 Gejala memberat sejak 1 bulan terakhir dimana pasien
menghancurkan barang-barang di rumah, dan hendak
kabur dari rumah. Pasien mendengar dan percaya
bahwa ada yang senang memfitnah pasien, serta
pasien merasa ada bayangan putih dan orange yang
mengikuti pasien.
IKHTISAR  Pasien pernah mengalami trauma kepala dan riwayat
PENEMUAN kejang. Tidak pernah mengalami penyakit organik
lainnya. Pasien tidak pernah mengonsumsi rokok,
BERMAKNA alkohol maupun menggunakan zat psikotropika. Dari
pemeriksaan status mental didapatkan penampilan
pasien baik. Mood eutimia dan afek luas. Pasien cukup
kooperatif, ketika senyum terlihat lepas dan sering
menyatukan kedua tangan. Tilikan derajat 1. Pada
status generalis tidak tampak adanya kelainan.

24
FORMULASI DIAGNOSIS

25
Menimbulkan
penderitaan
Berdasarkan dan hendaya
anamnesis & dalam
pemeriksaan kehidupan
status mental sosial
Formulasi
Diagnosis
Adanya Pasien
gangguan mengalami
persepsi & isi gangguan jiwa
pikir
Aksis IV:
Sosioekono Aksis V:
mi dan
Diagnosis Aksis I:
Aksis II: Aksis III: pemahaman GAF
(current) 70-
Multiaksial Skizofrenia
paranoid
Belum ada
diagnosis
Belum ada
diagnosis
keluarga
yang 61
(F20.0) minimal GAF HLPY
terhadap 70-61
penyakit
pasien
Pasien sudah mengalami gangguan jiwa sejak 5
tahun lalu, adanya halusinasi auditorik,halusinasi
visual, waham kejar dan waham curiga.
Hal ini menjadi dasar diagnosis skizofrenia
paranoid (F20.0) sebagai diagnosis Aksis I.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status


mental didapatkan fungsi kognitif baik,
pengetahuan baik, dan pada pasien belum
ditemukan tanda-tanda gangguan kepribadian
sehingga sampai saat ini belum ada diagnosis
aksis II.

Berdasarkan anamnesis dan


pemeriksaaan fisik tidak ditemukan
tanda-tanda kelainan ataupun kondisi
medis yang bermakna sehingga tidak ada
diagnosis aksis III
Pasien memiliki masalah Sosioekonomi
dan pemahaman keluarga yang minimal
terhadap penyakit pasien, serta tidak
didapatkan masalah pendidikan,
perumahan, dan hukum. Oleh karena itu
pada aksis IV terdapat masalah terkait
Sosioekonomi dan pemahaman
keluarga yang minimal terhadap
penyakit pasien.

Pada aksis V didapatkan


GAF saat ini (GAF current)
adalah 70-61 dan GAF
HLPY (Highest Level Past
Year) adalah 70-61
 Aksis I : Skizofrenia paranoid
 Aksis II : Belum ada diagnosis
 Aksis III : Belum ada diagnosis
 Aksis IV : Sosioekonomi dan pemahaman keluarga
EVALUASI yang minimal terhadap penyakit pasien.
MULTIAKSIAL  Aksis V : GAF (current) 70-61
GAF HLPY (Highest Level Past
Year) : 70-61

30
 Organobiologik
 Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna,
namun diduga terdapat ketidakseimbangan
neurotransmiter.

 Psikologik
DAFTAR  Pada pasien ditemukan adanya halusinasi visual,
audiotorik, olfaktori, taktil. Disertai adanya waham kejar
MASALAH dan waham persekutorik sehingga pasien
membutuhkan psikoterapi dan psikofarmaka.

 Sosiologik
 Pada pasien ditemukan adanya hendaya dalam bidang
sosial dan stigma buruk pada pasien sehingga keluarga
dan lingkungan pasien membutuhkan psikoedukasi.
31
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad functionam : Dubia ad bonam
PROGNOSIS
 Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

32
PSIKOFARMAKA PSIKOTERAPI

 Ventilasi: Memberikan kesempatan


Risperidone 2 Triheksipenidil kepada pasien untuk menceritakan
x 1 mg 2 x 2mg keluhan dan isi hati sehingga pasien
menjadi lega.
 Konseling: Memberikan pengertian
Asam folat 1 x kepada pasien tentang penyakitnya dan
Neurodex 2 x 1 memahami kondisinya lebih baik serta
1 menganjurkan untuk berobat teratur.
RENCANA Mempersiapkan diri dan
memperhitungkan apabila ingin
melanjutkan perkuliahan.
TERAPI Membiasakan diri untuk menceritakan
setiap permasalahan.
 Psikoedukasi: Memberikan penjelasan
pada pasien dan orang sekitar pasien
(Keluarga dan Tetangga) untuk
memberikan dorongan dan
menciptakan lingkungan yang kondusif.
Membiasakan untuk
memusyawarahkan apabila terdapat
permasalahan.

33
a. Terdapat 2 atau lebih dari kriteria dibawah ini,
masing-masing terjadi dalam kurun waktu yang
signifikan selama 1 bulan (atau kurang bila telah
berhasil diobati). Paling tidak salah satu harus ada
(delusi), (halusinasi), atau (bicara kacau ):
DISKUSI (1) Delusi/Waham
(2) Halusinasi
(SKIZOFRENIA (3) Bicara Kacau (sering melantur atau inkoherensi)
- DSM V) (4) Perilaku yang sangat kacau atau katatonik
(5) Gejala negatif (ekspresi emosi yang berkurang atau
kehilangan minat)

34
b. Disfungsi Sosial/Pekerjaan
DISKUSI c. Durasi : Min. 6 bulan
d. Ekslusi gangguan mood dan skizoafektif
(SKIZOFRENIA e. Eksklusi kondisi medis umum/zat
- DSM V) f. Hubungan dengan keterlambatan
perkembangan global

35
 Terdapat 1 gejala jelas atau >2 kurang jelas dari:
A
 Thouht of Echo
 Thought insertion/withdrawal Atau Min. 2 jelas dari:
• Halusiasi menetap
 Thoght broadcasting
DISKUSI • Arus pikiran yang
terputus/sisipan
B
 Delusion of control • Perilaku katatonik
• Gejala negatif
(SKIZOFRENIA 

Delusion of influence
Delussion of passivity
– PPDGJ III)  Delusional perception

 C. Halusinasi Auditorik
 D. Waham menetap jenis lain
 Berlangsung min. 1 bulan
 Ada perubahan konsisten & bermakna dari perilaku

36
• Halusinasi visual,
penciuman,
auditorik. Gejala
Poistif
• Waham kejar
• Waham
persekutorik
DISKUSI
Durasi 5 Gangguan
Skizofrenia
(ANALISA tahun isi pikir

PASIEN)

Gejala
negatif • Menarik diri

37
APG – II

Memblokade dopamine pada reseptor


pasca sinaptk neuron di otak & berafinitas
terhadap “Serotonin 5 HT2 Receptors”
DISKUSI
Efektif untuk gejala negatif dan positif
(TERAPI –
RISPERIDON
2 x 2mg) SE: Sedasi dan inhibisi psikomotor,
gangguan otonomik, dll

Dosis 2-6 mg/hari


38
Antikolinergik

Antagonis selektif resetor asetilkolin M1


muskarink & menghambat kolinergik SSP
secara parsial
DISKUSI
Sebagai konpensator efek samping APG 1
(CPZ)
(TERAPI - THP
2X2 mg)
Pasien bradikardi sehingga tidak
diberikan CPZ

Indikasi kurang tepat, dosis tepat (daily


dose 2-4 x 2mg
39
DISKUSI
Penelitian Roffman (2013): suplementasi
(TERAPI – ASA obat antipsikotik dengan folat dan B12
FOLAT & memperbaiki gejala negatif skizofrenia
NEURODEX)

40
Pada pasien ini di prognosis baik
dikarenakan onset awal terjadinya
episode psikotik terjadi pada kisaran
DISKUSI
akhir usia 20-an, lalu sebelumnya
pasien memiliki fungsi pekerjaan
(PROGNOSIS)
dan sosial yang baik, dan pasien
tidak ada riwayat keluarga yang
menderita skizofrenia.

41
DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association (APA). 2013. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder: Fifth Edition
(DSM-V). United States of America: APA.
Brown HE, et.al., 2014. Vitamin Supplementation in the Treatment of Schizophrenia. CNS Drugs.; 28(7): 611–622.
doi:10.1007/s40263-014-0172-4.

Elvira, S.D., Hadisukanto, G. 2013. Terapi Fisik dan Psikofarmaka di Bidang Psikiatri. Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2.
Jakarta: Badan Penerbit Fakulas Kedokteran Universitas Indonesia.

Kaplan, H.I., Saddock, B.J., dan Grebb, J.A. 2010. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Edisi
Ketujuh. Jakarta: Binapura Aksara.

Kusumawardhani, Husin A, Adikusumo A, Damping CE, Briliantina CE, Lubis DB, et al. 2015. Buku Ajar Psikiatri.
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Maslim, Rusdi. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III dan DSM-5. Jakarta: PT
Nuh Jaya.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia. 2011. Konsensus Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia.
Jakarta: AstraZeneca

Roffman JL, et.al., 2013. A Randomized Multi-Center Investigation of Folate Plus B12 Supplementation in
42
Schizophrenia. JAMA Psychiatry; 70(5): 481–489. doi:10.1001/jamapsychiatry.2013.900.
TERIMAKASIH

43

También podría gustarte